“MENINGOKEL”
DISUSUN
2. NURVIAH
KEMENTERIAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES PALU
2018/2019
A. PENGERTIAN
meninges yang berupa dura mater dan araknoid keluar kanalis vettebralis,
biruan atau ditutup sama sekali oleh kulit yang dapat menunjukan
tidak utuh dan teraba sebagai benjolan berisi cairan dibawah kulit. Spina
(vettebra) yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra
otak dan isi kepala keluar melalui lubang pada tengkorak atau tulang
terjadi didaerah servikal atau daerah toraks atas (Astuti, et al., 2011).
B. ETIOLOGI
1. Adanya defek pada penutupan spina bifida yang erhubungan dengan
1. Gangguan persarafan
2. Kelainan mental
medula spinalis dan radiks saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki
kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh medula spinalis dan radiks
medula spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak besar dan merah.
sampai bawah pada bayi baru lahir. Jika disinari kantong tersebut
4. Gejala spina bifida okulta, adalah seberkas rambut pada daerah sakral
hanya berisi selaput otak, sedangkan medula tetap berada dalam duta
D. PATOFISIOLOGi
Ada dua jenis kegagalan penyatuan lamina vertebra dan kolumna
penonjolan yang terdiri dari meninges dan sebuah kantong berisi cairan
semua anak yang menderita spina bifida (85% sampai 90%), kira-kira 60%
ada bukti bahwa defek ini merupakan akibat dari pemisahan tubaneural
E. PENATALAKSANA
1. Sebelum operasi, masukkan bayi kedalam inkubator dengan kondisi
tanpa baju.
2. Bayi dalam posisi telungkup atau tidur jika kantongnya besar untuk
mencegah infekis.
ahli bedah, ahli ortopedi, dan ahli urologi, terutama untuk tindakan
menonjol).
5. Selain itu, perhatikan pula banyak tidaknya gerakan tungkai dan kaki,
clubbed feet, retensi urine, dan kerusakan kulit akibat iritasi urine dan
feses.