Anda di halaman 1dari 171

ASUHAN KEBIDANAN

KOMPREHENSIFKEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS


DAN BAYIBARU LAHIR PADA NY.C G2P1A0DI
PUSKESMAS TEMPURAN TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D III Kebidanan Universitas
Singaperbangsa Karawang

DISUSUN OLEH :
NAMA : WAFA NAZHOFA
NPM : 1610630100062

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS


ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA KARAWANG 2018/2019
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN,


PERSALINAN, NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY.C
G2P1A0DI PUSKESMAS TEMPURAN TAHUN 2019

TELAH DISETUJUI OLEH PEMBIMBING LTA


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

Menyetujui
Pembimbing

(Irma Hamdayani, SST., M.Keb)

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Kebidanan

(Irma Yanti, S.SiT., M.Kes)


LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN,


PERSALINAN, NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR PADA NY.C
G2P1A0DI PUSKESMAS TEMPURAN TAHUN 2019

NAMA : Wafa Nazhofa


NPM : 1610630100062

Mengesahkan Tanda Tangan Tanggal

1. Ketua Penguji,

...................................... .......................... ....................


2. Penguji 1,

...................................... .......................... ....................


3. Penguji 2,

...................................... .......................... ....................

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Koordinator Prodi Kebidanan

Prof. Dr. H.M Wahyudin Zarkasyi, CPA Irma Yanti, S.SiT., M.Kes
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kami limpahkan

kepada Nabi Muhamad saw yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi

Baru Lahir Pada Ny.C G2P1A0 Di Puskesmas Tempuran Tahun 2019”

Dalam melakukan penyusunan laporan komprehensif praktek klinik

kebidanan III (PKK III), penulis menyadari dengan segala kekurangan

dan keterbatasan yang ada, namun penulis banyak mendapat

dukungan, bimbingan dan bantuan yang sangat berharga dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Moch. Wahyudin Zarkasyi, SE, MS, AK, CPA. Selaku Rektor

dan dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa

Karawang.
2. Irma Yanti s.SiT., M. Kes. Selaku Koor. Prodi D III Kebidanan Unsika.
3. Irma Hamdayani Pasaribu, M.Keb Selaku Pembimbing yang telah

memberi masukan dalam penulisan laporan PKK III ini.


4. Seluruh dosen dan staf pegawai Program Studi DIII Kebidanan

Universitas Singaperbangsa Karawang yang turut membantu dalam

proses penyusunan laporan Komprehensif Praktek Klinik Kebidanan III

(PKK III).
i
5. Hj. Yeti, SST. Selaku bidan kordinator Puskesmas Tempuran
6. Pihak puskesmas tempuran yang telah memberi bimbingan selama

praktek.
7. Ny. C dan seluruh keluarga yang telah terbuka dan bersedia untuk

menerima Asuhan Kebidanan Komprehensif yang dilakukan oleh

penulis.
8. Kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang yang telah

memberikan semangat dan dukungan serta doa yang selalu teriringi

yang begitu berarti dalam penyusunan laporan Komprehensif Praktek

Klinik Kebidanan III (PKK III)


9. Kepada kakak dan adik tersayang yang telahmemberikan semangat

membangun dalam penyusunan laporan Komprehensif Praktek Klinik

Kebidanan III (PKK III)


10. Seluruh Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan Unsika dan seluruh

rekan angkatan XII (Dua Belas) yang selalu membantu memberikan

baik moril, materil dan spiritual besar.


11. Nur Aprilianti Adzizah, Devita Anggraeni, dan Rusi Rodeni atas

kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari dalam pembuatan laporan tugas akhir (LTA) laporan

ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang dapat membangun untuk penyempurnaan

pembuatan laporan tugas akhir (LTA). Dan pada akhirnya penulis

berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Karawang, 25 Maret 2019

ii
` Penulis

iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent

Lampiran 2. Partograf

Lampiran 3. Daftar Tilik

Lampiran 4. Lembar Konsultasi

Lampiran 5. Halaman Persetujuan

Lampiran 6. Kumpulan Referensi

Lampiran 7. Riwayat Hidup


ABSTRAK
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu

keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan

keadaan tersebut dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat

menyebabkan kematian. Indikator derajat kesehatan dapat dinilai dari

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).(Depkes RI,

2016).

Berdasarkan World Health Organitation (WHO), pada tahun 2015

angka kematian ibu mencapai 216/100.000 kelahiran hidup, disebabkan

karena beberapa faktor diantaranya adalah perdarahan, infeksi,

hipertensi, komplikasi saat persalinan dan aborsi tidak aman. Penyebab

lainnya yaitu malaria dan AIDS pada kehamilan. Sedangkan angka

kematian bayi pada tahun 2015 yaitu 32/1000 kelahiran hidup yang

sebagian besar disebabkan oleh asfiksia (WHO, 2015).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2016, angka kematian ibu sebesar 305/100.000, angka kematian bayi

sebesar 22,23/1000 kelahiran hidup. Sebanyak tiga perempat dari

semua kematian bayi terjadi dalam tahun pertama kehidupan bayi dan

mayoritas kematian bayi terjadi saat neonatus. Penyebab tingginya

1
3

angka kematian pada ibu dipengaruhi status kesehatan dan gizi

rendah, sekitar 28,8% ibu hamil menderita hipertensi, 32,9% ibu hamil

mengalami obesitas dan 37,1% menderita anemia dikarenakan faktor

gizi dan asupan makanan yang kurang, selain itu tingginya penyebab

kematian bayi baru lahir adalah asfiksia dan infeksi (Profil Kesehatan

RI, 2016).

Sesuai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah pada tahun 2016 ratio

kematian ibu dibawah capaian target, yaitu target yang harus dicapai

sebesar 89/100.000 KH, dengan realisasi sebesar 86,97/100.000 KH.

Jumlah kematian ibu pada tahun 2016 sebanyak 797 jiwa, sebab

kematian ibu diantaranya pendarahan sebesar 206 (25.85%), hipertensi

dalam kehamilan sebesar 254 (31.87%), infeksi sebesar 33 (4.14%),

gangguan sistem peredaran darah (jantung, Stroke, dll) sebesar 129

(16,18%). Ratio kematian bayi tahun 2016 4,01/1000 KH, jumlah kematian

bayi pada tahun 2016 sebanyak 3730 bayi. Penyebab kematian neonatal

pada tahun 2016 diakibatkan oleh BBLR sejumlah 1298 bayi, asfiksia

sejumlah 781 bayi, sepsis sejumlah 127 bayi, pnemonia sejumlah 143

bayi, diare sejumlah 65 bayi, kelainan saluran cerna sejumlah 26 bayi,

kelainan saraf sejumlah 10 bayi dan lain-lain sejumlah 445 bayi. (Profil

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2016)

Menurut dinas kesehatan Kabupaten Karawang jumlah kematian

ibu pada tahun 2017 di Kabupaten Karawang sebanyak 59 kasus,

penyebab kematian tersebut adalah perdarahan 12 kasus (20%),


4

Preeklampsia Berat 19 kasus (32%), infeksi/sepsis 1 kasus (2%).

Decompensasi Cordis (DC) 8 kasus (14%) dan lainnya 19 kasus (32%).

Jumlah kematian bayi pada tahun 2017 sebanyak 173 kasus, penyebab

kematian tersebut adalah BBLR 70 kasus (40%), asfiksia 51 kasus (30%),

sepsis 6 kasus (6%), kelainan bawaan 16 kasus, pneumonia 6 kasus

(3%), diare 3 kaus (2%), kelianan saluran cerna 1 kasus (1%), dan

lainnya 20 kasus (12%). (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

Tahun 2017)

Pada tahun 2018 data jumlah kelahiran terdapat 45 kelahiran dan

tidak ada kematian ibu dan bayi. (Laporan Puskesmas Tempuran

Karawang, 2018)

Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian

Kesehatan sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood

initiative, sebuah program yang memastikan semua wanita mendapatkan

perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama

kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan program

Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia.

Program ini melibatkan sektor lain di luar kesehatan. Salah satu program

utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu yaitu

penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan

untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke
4

masyarakat. Upaya lain yang juga telah dilakukan yaitu strategi Making

Pregnancy Safer yang dicanangkan pada tahun 2000. (Profil Kesehatan

RI, 2016)

Pedoman Manajemen Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Komprehensif 24 jam di tingkat Kabupaten atau Kota, merupakan

kebijakan DepKes tahun 2005 sebagai kelanjutan dari Making Pregnancy

Safer (MPS) yang bertujuan untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB

melalui pengembangan Puskesmas PONED dan Rumah Sakit, PONEK

24 jam (Prawrihardjo, 2016).

Sebagai salah satu upaya untuk menjamin pelayanan kesehatan

bagi ibu yang sedang melahirkan dan bayi yang baru lahir, Pemerintah

Kabupaten Karawang meluncurkan Si Jari Emas, atau Sistem Informasi

Jejaring Rujukan Gawat Darurat Ibu dan Bayi Baru Lahir dengan

peluncuran sistem yang bekerja online 24 jam, selain itu pemerintah juga

membuat program BPJS Kesehatan, Kartu Indonesia Sehat (KIS),

Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). Peran bidan sebagai

tenaga profesi kesehatan sangat penting dalam melakukan

pengawasan.Bidan harus meningkatkan kompetensinya baik melalui

seminar, pelatihan ataupun pendidikan formal serta fasilitas yang tersedia

harus memadai, nyaman dan aman untuk ibu.

Program ini akan memberikan kontribusi positif terhadap

pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Karawang, khususnya

dalam upaya menekan angka kematian bayi dan angka kematian ibu di
5

Kabupaten serta program ini merupakan kerjasama dari Pemerintah

Kabupaten Karawang, Dinas Kesehatan, RSUD Karawang, serta

organisasi nirlaba USAID. Keberadaan program ini dimaksudkan untuk

mengurangi AKI dan AKB yang cukup tinggi di Jawa Barat.

Dalam penyusunan laporan komprehensif Ny C bersedia untuk

menjadi klien dan juga bersedia menerima pelayanan dari mulai

kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir yang telah di berikan oleh

penulis serta pasien dengan kooperatif, karena hal tersebut penulis

tertarik untuk mengambil kasus Ny.C dengan pertimbangan dapat

mempermudah penulis dalam mengambil informasi yang dibutuhkan, dan

alasan pengambilan kasus di Puskesmas Tempuran.

Berdasarkan latar belakang diatas, selain memenuhi salah satu

persyaratan dari pendidikan, penulis juga berusaha untuk

mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan yang berkesiambungan

pada Ny.C yang dimulai pada masa kehamilan, persalinan, nifas da bayi

baru lahir dalam bentuk laporan Komprehensif dengan judul “Asuhan

Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi

Baru Lahir Pada Ny.C G2P1A0 Di Puskesmas Tempuran Tahun 2019”

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Mampu melakukan manajemen Asuhan Kebidanan

Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir

Pada Ny.C G2P1A0 Di Puskesmas Tempuran Tahun 2019. Dengan


6

melakukan pendekatan pada klien sesuai dengan manajemen

kebidanan dan didokumentasikan secara SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data dasar dalam bentuk

subjektif maupun objektif Asuhan Kebidanan Komprehensif

Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny.C

G2P1A0 Di Puskesmas Tempuran Tahun 2019.


b. Mampu menginterpretasi data dasar Asuhan Kebidanan

Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru

Lahir Pada Ny.C G2P1A0 Di Puskesmas Tempuran Tahun 2019.


c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas

Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny.C G 2P1A0 Di Puskesmas

Tempuran Tahun 2019.


d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera

selama Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan,

Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny.C G 2P1A0 Di

Puskesmas Tempuran Tahun 2019.


e. Mampu menyusun perencanaan Asuhan Kebidanan

Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru

Lahir Pada Ny.C G2P1A0 Di Puskesmas Tempuran Tahun 2019.


7

f. Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif

Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny.C

G2P1A0 Di Puskesmas Tempuran Tahun 2019.


g. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan

Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas

Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny.C G 2P1A0 Di Puskesmas

Tempuran Tahun 2019.


h. Mampu melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP

pada Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan,

Nifas Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny.C G 2P1A0 Di Puskesmas

Tempuran Tahun 2019.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan ini diharap dapat memberikan tambahan pemikiran

yang cukup signifikan yang dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran dan juga masukan oleh sebagian mahasiswa

khususnya mengenai laporan komprehensif yang dilakukan pada

masa kehamilan, persainan, nifas, dan bbl.


2. Manfaat Praktis
a) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengembangan materi

yang telah diberikan baik dalam proses perkuliahan maupun

praktik lapangan agar mampu menerapkan secara langsung dan


8

berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru

lahir dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan.


b) Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan.
Untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan

berkompeten sesuai teori yang diterapkan pada institusi dengan

kebijakan.
c) Bagi Klien
Sebagai informasi dan motivasi bagi klien, bahwa melakukan

pemeriksaan dan pemantauan kesehatan sangat

pentingkhususnya asuhan kebidanan pada ibu bersalin, nifas,

dan bayi baru ahir.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan proses nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung pada waktu 40 minggu atau

10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung

sampai 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13

hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28

hingga ke-40). (Prawirohardjo, 2016).

2. Perubahan Fisiologis pada Masa Kehamilan

a. Perubahan Pada Sistem Reproduksi.

1) Uterus

Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan

isi konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan

hiperplasi jaringan, hormon progesteron berperan untuk

9
11

elastisitas/kelenturan uterus. Taksiran kasar pembesaran

uterus pada perabaan tinggi fundus:

a) Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

b) Kehamilan 8 minggu : telur bebek

c) Kehamilan 12 minggu : telur angsa

d) Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat

e) Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

f) Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

g) Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

h) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

i) minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Uterus mengalami peningkatan sampai pada akhir kehamilan

(40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg).

Gambar 2.1 Pembesaran uterus menurut umur kehamilan.


(Tyastuti, 2016)

2) Vagina / vulva.

Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasi menimbulkan

warna merah ungu kebiruan yang disebut tanda chadwick.

Vagina ibu hamil berubah menjadi lebihh asan, keasaman


12

(pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan

wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina terutama

infeksi jamur.

3) Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh

plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan

estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat.

Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru,

tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.

b. Perubahan Pada Payudara.

Pada ibu hamil payudara membesar dan tegang, terjadi

hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery,

terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor,

puting susu membesar dan menonjol. Puting susu akan

mengeluarkan kholostrum yaitu cairan sebelum menjadi susu

yang berwarna putih kekuningan pada trimester ketiga.

c. Perubahan Pada Sistem Endokrin.

1) Progesteron

Kadar hormon ini meningkat selama hamil dan menjelang

persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum

diperkirakan 250 mg/hari.


12

2) Estrogen

Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah

Ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh

plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat, out put

estrogen maksimum 30 – 40 mg/hari.Kadar terus meningkat

menjelang aterm.

Aktivitas estrogen adalah :

a) Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus

b) Bersama dengan progesterone memicu pertumbuhan

payudara

c) Merubah konsitusi kimiawi jaringan ikat sehingga lebih

lentur dan menyebabkan servik elastic, kapsul

persendian melunak, mobilitas persendian meningkat.

d) Retensi air

e) Menurunkan sekresi natrium.

3) Kortisol.

Kortisol merangsang peningkatan produksi insulin dan

meningkatkan resistensi perifer ibu pada insulin, hal ini

mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak

insulin.

4) Human Chorionic gonadotropin (HCG).

Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan. Pada hamil

muda hormon ini diproduksi oleh trofoblas dan selanjutnya


9

dihasilkan oleh plasenta. HCG dapat mendeteksi kehamilan

dengan darah ibu hamil pada 11 hari setelah pembuahan

dan mendeteksi pada urine ibu hamil pada 12–14 hari

setelah kehamilan.

5) Human Placental Lactogen.

Kadar HPL atau Chorionic somatotropin ini terus meningkat

seiring dengan pertumbuhan plasenta selama kehamilan.

Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis

insulin. HPL juga bersifat diabetogenik sehingga

menyebabkan kebutuhan insulin padawanita hamil

meningkat.

6) Relaxin.

Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama

kehamilan, kadar tertinggi dicapai pada trimester pertama.

Peran fisiologis belum jelas, diduga berperan penting dalam

maturasi servik.

7) Hormon Hipofisis.

Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama

kehamilan, namun kadar prolaktin meningkat yang

berfungsi untuk menghasilkan kholostrum. Pada saat

persalinan setelah plasenta lahir maka kadar prolaktin

menurun, penurunan ini berlangsung terus sampai pada

saat ibu menyusui. Pada saat ibu menyusui prolaktin


10

dapatdihasilkan dengan rangsangan pada puting saat bayi

mengisap puting susu ibu untuk memproduksi ASI.

d. Perubahan Pada Sistem Pernapasan.

Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya

terjadi pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini

disebabkan karena uterus yang semakin membesar. (Tyastuti,

2016)

3. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan

a. Trimester I

1) Mual Muntah Pada Pagi Hari.

Beberapa anggapan bahwa mual muntah dapat disebabkan

oleh beberapa hal diantaranya yaitu, perubahan hormonal,

adaptasi psikologia/faktor emosional, faktor neurologis,gula

darah rendah mungkin tidak makan dalam beberapa jam,

kelebihan asam lambung

2) Gatal Dan Kaku Pada Jari.

Faktor penyebab :

a) Penyebab gatal–gatal ini belum diketahui secara pasti,

kemungkinan penyebabnya adalah hypersensitive

terhadap antigen placenta.

b) Perubahan gaya berat yang disebabkan karena

pembesaran rahim membuat berubahnya postur wanita

dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal


11

ini untuk menyeimbangkan lengkungan punggung dan

berat tubuh yang cenderung condong ke depan.

3) Hidung Tersumbat Atau Berdarah.

Beberapa faktor penyebab hidung tersumbat pada ibu hamil

adalah, peningkatan kadar hormon estrogen pada kehamilan

yang mengakibatkan hidung mengeluarkan cairan

berlebihan.

4) Pica Atau Ngidam.

Pica atau ngidam sering terjadi pada ibu hamil trimester I

tetapi bisa juga dialami oleh ibu hamil sampai akhir

kehamilan. Faktor penyebab mengidam :

a) Mengidam berkaitan dengan persepsi atau anggapan

individu wanita hamil tentang sesuatu yang menurutnya

bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Jadi keinginan

ibu hamil yang satu dengan yang lain bisa berbeda –

beda.

b) Pada ibu hamil indra pengecap menjadi lebih tumpul

atau kurang perasa sehingga selalu mencari – cari

makanan yang merangsang.

5) Kelelahan Atau Fatique.

Ibu hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga

kadang-kadang mengganggu aktifitas sehari–hari, penyebab

yang pasti sampai saat ini belum diketahui. Diduga hal ini
12

berkaitan dengan faktor metabolisme yang rata-rata

menurun pada ibu hamil.

6) Keputihan / Leukorrea.

Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina

yang lebih banyak, penyebab utama adalah meningkatnya

kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I.

7) Keringat Bertambah.

Keringat yang banyak menyebabkan rasa tidak nyaman,

faktor penyebab bertambahnya keringat yaitu

a) Karena perubahan hormon pada kehamilan sehingga

meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.

b) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel

rambut meningkat.

c) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya

metabolism pada ibu hamil.

8) Ptyalism ( Air Ludah / Saliva Berlebihan).

Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari

biasa, beberapa faktor penyebab adalah keasaman mulut

atau meningkatnya asupan pati sehingga menstimulasi

(merangsang) kelenjar saliva (kelenjar ludah) untuk

meningkatkan sekresi.
13

9) Sakit Kepala.

Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa

dirasakan ibu hamil baik trimester I, trimester II maupun

trimester III. Faktor yang menjadi penyebab adalah,

kelelahan atau keletihan, spasme/ketegangan otot,

ketegangan pada otot mata. (tyastuti, 2016)

b. Trimester II
1) Edema
Dikarenakan adanya perubahan hormonal yang menyebabkan

retensi cairan. Dapat menyarankan pada ibu untuk tidak

terlalu lama berjalan dan berdiri, meninggikan kaki dengan

mengganjal kaki menggunakan bantal ketika tidur, juga

menyarankan ibu untuk tidak memakai sandal/sepatu yang

berhak tinggi.
2) Tampak garis-garis diperut biasanya terasa gatal
Menjelaskan pada ibu bahwa ini adalah normal pada wanita

hamil, dan ibu disarankan untuk menggaruk karena akan

berbekas.
3) Konstipasi (sembelit)
Disebabkan karena progesterone dan usus yang terdesak

oleh rahim yang membesar atau bisa juga dikarenakan efek

terapi tablet zat besi. Menganjurkan pada ibu untuk

mengkonsumsi makanan bergizi dan mengandung serat.

Seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Membiasakan BAB

secara teratur, dan BAB segera setelah ada dorongan.


4) Keram pada kaki
14

Untuk ini penyebab masih tidak jelas bisa dikarenakan

kebutuhan akan kalsium (kadarnya rendah dalam tubuh)

atauh perubahan sirkulasi darah, tekanan pada syaraf dan

kaki, menganjurkan pada ibu untuk merendam kaki dalam air

hangat, mengurangi kegiatan ibu yang membuat ibu berdiri

terlalu lama. (tyastuti, 2016)


c. Trimester III
1) Edema
Penyebabnya yaitu perubahan hormonal yang menyebabkan

retensi cairan dapat menyarankan pada ibu untuk tidak terlalu

lama berjalan dan berdiri, meninggikan kaki dengan,

mengganjal bantal ketika tidur, juga menyarankan ibu untuk

tidak memakai sandal/sepatu yang berhak tinggi.


2) Sering BAK
Menjelaskan kepada ibu bahwa ini hal yang normal, karena

kepala janin mulai mencari jalan lahir dan menekan kandung

kemih, dan menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih

pada siang hari, menghindari minum yang mengandung

kafein. (tyastuti, 2016)

4. Diagnosa kehamilan

Tanda Tanda dan Gejala Kehamilan

a) Tanda tidak pasti kehamilan

Berikut adalah tanda-tanda dugaan adanya kehamilan :

1) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi

menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan


15

ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir,

dapat ditentukan perkiraan persalinan.


2) Mual dan muntah (Emesis). Pengaruh estrogen dan

progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang

berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari

disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis,

keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu

makan berkurang
3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan

tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.


4) Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke

daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan

saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.

Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 mingguu.


5) Payudara tegang. Pengaruh estrogen-progesteron dan

somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan

garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.

Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada

hamil pertama.
6) Sering miksi. Desakan rahim kedepan menyebabkan

kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada

trimester II, gejala ini sudah mulai menghilang.


7) Konstipasi atau obstipasi. Pengaruh progesteron dapat

menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk

buang air besar.


8) Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating

hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit


16

disekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut

(striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam) dan

sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting,

susu makin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol,

pembuluh darah manifes sekitar payudara).


9) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena

pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang

mempunyai bakat.

b) Tanda dugaan kehamilan

1) Rahim membesar, sesuai dengan usia kehamilan.


2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda

Chadwicks, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks dan

teraba ballotement. Pemeriksaan tes biologis kehamilan

positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu.

c) Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin dalam rahim


2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.
3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec,

alat kardiotokografi, alat Doppler dan dapat dilihat dengan

ultrasonografi. ( Yulizawati, et al, 2017)

Pemerikasaan Diagnostik Kehamilan

a. Rontgenografi
17

Gambaran tulang tulang janin tampak setelah minggu ke-12

sampai 14. Pemeriksaan ini hanya boleh dikerjakan bila

terdapat keraguan dalam siagnosis kehamilan dan atas indikasi

yang mendesak.

b. Ultrasonografi (USG)

Alat ini menjadi sangat penting dalam diagnosis kehamilan dan

kelainan-kelainannya. Pada minggu ke-6, sudah terlihat adanya

gestasional sac atau kantung kehamilan.

c. Fetal Electro Cardio Grafi (ECG)

Dapat direkam pada minggu ke-12.

d. Tes Labolatorium

Test ini bertujuan mendeteksi adanya HCG dalam urin.

(Kusmiyati, Heni, & Sujiyatini. 2009)

5. Standar Pelayanan pada Masa Kehamilan

Antenatal care adalah asuhan yang diberikan pada ibu

sebelum persalinan, dan prenatal care. Antenatal care merupakan

pelayanan yang di berikan pada ibu hamil untuk memonitor,

mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil

normal atau bermasalah. (Rukiyah, 2009)


18

a. Tujuan asuhan kehamilan

Secara umum tujuan asuhan kehamilan ,adalah sebagai

berikut :

1) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan

kesejahtraan ibu dan tumbuh kembang janin.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik

,mental dan sosial ibu dan bayi.

3) Menemukan secara dini adanya masalah /gangguan dan

kemungkinan komplikasi yang terjadi selama kehamilan

4) Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan

selamat bagi ibu dan bayi dengan trauma yang seminimal

mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI

eksklusif dapat berjalan normal.

6) Mempersiapkan ibu dan keluarga untuk dapat berperan

dengan baik dalam memelihara bayi agar tumbuh dan

berkembang secara normal. (Fatimah & Nuryaningih

2017)

b. Standar Minimal dalam Asuhan Kehamilan

Setiap wanita hamil memerlukan minimal empat (4) kali

kunjungan selama periode antenatal;

1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum

14 minggu)
19

2) Satu kali kunjungan selama trimester dua (antara minggu

14-28)
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara

28-36 minggu)
(Kusmiyati, Heni, & Sujiyatini. 2009)

c. Asuhan Antenatal minimal dengan “10 T” yaitu:

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, Bila tinggi

badan < 145cm, maka faktor risiko panggul sempit,

kemungkinan sulit melahirkan secara normal.

Penimbangan berat badan setiap kali periksa, Sejak

bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.

2) Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah

lebih besar atau sama dengan 140/90mmHg, ada faktor

risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

3) Pengukuran lingkar lengan atas

Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang

Energi Kronis (Ibu hamil KEK) dan berisiko melahirkan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

4) Pengukuran tinggi rahim


20

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat

pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia

kehamilan.

5) Penentuan letak janin dan penghitungan denyut jantung

janin

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala

atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada

kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung

janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160 kali/

menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera rujuk.

6) Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan

mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran

petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada Ibu

dan Bayi.

Tabel 2.1 Tabel pemberian imunisasi TT dan lama perlindungannya


Imunisasi TT Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
Langkah awal
Pada kunjungan antenatal pembentukan kekebalan
TT 1
pertama tubuh terhadap penyakit
tetanus
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 >25 tahun
(Kemenkes RI, 2018)

7) Pemberian Tablet tambah darah


21

ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah

darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah

darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa

mual.

8) Test laboratorium

a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor

bagi ibu hamil bila diperlukan.

b) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu

kekurangan darah (Anemia).

c) Tes pemeriksaan urine (air kencing).

d) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan

Sifilis, sementara pemeriksaan malaria dilakukan di

daerah endemis.

9) Konseling atau penjelasan

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai

perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan,

persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD), nifas,

perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga

Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini

diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu

hamil.

10) Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan


22

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat

hamil. (Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2018)

6. Pemeriksaan Kehamilan

Tujuan dari pemeriksaan fisik dan test laboratorium adalah

unutuk mendeteksi komplikasi kehamilan.

a. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan fisik umum seperti Tinggi badan, berat badan,

tekanan darah, denyut nadi

2) Kepala dan leher, yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan

yaitu, edema diwajah, ikterus pada mata, mulut pucat, leher

meliputi pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan

kelenjar tiroid

3) Tangan dan kaki, yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan

yaitu, edema di jari tangan, kuku jari pucat, varices vena,

reflek – reflek.

4) Payudara, yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan yaitu,

ukuran, simetris, puting payudara menonjol / masuk,

keluarnya kolostrum atau cairan lain, retraksi , dimpling,

massa, nodul Axilla

5) Abdomen, yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan yaitu,

luka bekas operasi, tinggi fundus uteri ( jika > 12 minggu ),

letak , presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36

minggu), DJJ ( jika > 18 minggu )


23

6) Palpasi Abdomen

a) Leopold I

Tujuan: untuk menentukan tinggi fundus uteri (tusia

kehamilan) dan bagian janin yang terdapat di fundus uteri

(bagian atas perut ibu).

Gambar 2.2 Leopold I


(Fatimah & Nuryaningsih, 2017)

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Secara tradisional perkiraan tinggi fundus uteri (TFU)

dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya

dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis,

umbilikus dan prosesus sifoideus. Cara tersebut dilakukan

tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu, hasil yang

dilaporkan masih bervariasi.


24

Gambar 2.6 Tinggi Fundus Uteri dan usia kehamilan


(Fatimah & Nuryaningsih, 2017)

b) Leopold II

Tujuan : Untuk menentukan dimana punggung anak dan

dimana letak bagian-bagian kecil.

Gambar 2.3 Leopold II


(Fatimah & Nuryaningsih, 2017)

c) Leopold III

Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau

bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta

apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas

panggul (PAP).

Gambar 2.4 Leopold III


(Fatimah & Nuryaningsih, 2017)
25

d) Leopold IV

Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa

yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk

mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah

memasuki pintu atas panggul. (Fatimah & Nuryaningsih,

2017)

Gambar 2.5 Leopold IV


(Fatimah & Nuryaningsih, 2017)

7) Genital luar (externa), yang perlu diperhatikan saat

pemeriksaan yaitu, varises, perdarahan, luka, cairan yang

keluar, pengeluaran dari uretra, kelenjar bartholin bengkak

(massa).

8) Genital dalam (interna), yang perlu diperhatikan saat

pemeriksaan yaitu, servik meliputi cairan yang keluar, luka

(lesi), kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup atau membuka,

vagina meliputi cairan yang keluar , luka , darah, ukuran

Adneksa, bentuk , posisi, nyeri,kelunakan,massa (pada

trimester pertama), uerus meliputi ukuran, bentuk, posisi,


26

mobilitas, kelunakan, massa (pada trimester pertama)

(Fatimah & Nuryaningsih, 2017)

b. Tes Laboratorium

Pada seting/tempat yang berbeda pemeriksaan laboratorium

yang dilakukan pada wanita hamil berbeda. Dibanyak tempat di

Indonesia wanita didperiksa urinnya untuk mengetahui kadar

protein dan glukosanya, diperiksa darahnya untuk mengetahui

faktor rhesus , golongan darah, Hb, HBsAg dan rubelanya.

(Fatimah & Nuryaningsih, 2017)

c. Menghitung Usia Kehamilan

Rumus Naegle: hari pertama haid pertama terakhir + 7 hari – 3

bulan= tanggal persalinan. Rumus naegle ini bisa dipakai hanya

kalu haid ibu teratur. Rumus ini tidak bisa digunakan kalau;

1) Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak

haid ( amenoirhoe )

2) Ibu sudah hamil saat masih menyusui dan belum pernah

haid lagi sesudah melahirkan .

3) ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan

belum haid lagi. Kalu salah satu dari situasi di atas terjadi,

perkiraan tanggal persalinan dilakukan secara

klinis( misalnya: dengan melihat besarnya uterus) atau

dengan menggunakan ultrasound. (Fatimah &

Nuryaningsih, 2017.)
27

d. Menghitung Taksiran Berat Janin

Taksiran berat janin ini berguna untuk:

a. Memprediksi kesehatan janin.


b. Memprediksi adanya kelainan mayor pada janin.
c. Memprediksi kemampuan janin dan ibu dalam proses

persalinan apakah bisa diproses dengan normal, spontan

per vaginam atau seksio sesaria


d. Memprediksi kondisi ibu selama dan setelah proses

kehamilan dan melahirkan.

Taksiran berat janin dapat dihitung dari rumus Johnson Toshack

(Johnson Toshack Estimated Fetal Weight) yang diambil dari

tinggi fundus uteri.

JEFW (gram) = (FH (Fundal Height cm) – n) x 155 (konstanta)

n = 11 bila kepala di bawah spina ischiadica

n = 12 bila kepala di atas spina ischiadica

n = 13 bila kepala belum masuk pintu atas panggul (Tyastuty,

2016)

7. Mikronutrien dan Vitamin yang diperlukan pada Kehamilan

Mineral yang berperan besar selama kehamilan yaitu Ca,

Cu, Fe, Mg, Sn, Zn. Kekurangan mineral ini dihubungkan pada

kesempurnaan kehamilan,persalinan dan perkembangan janin.

a. Ca, berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi bayi.

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari.

(Kusmiati, Wahyuningsih, dan Sujiyatini. 2009)


28

b. Cu, berperan dalam angiogenesis (pembentukan pembuluh

darah) dan transpor oksigen. Cu baik untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Cu merupakan bagian dari cytochrome

kompleks yang terlibat dalam metabolisme energi. (Yulizawati,

et al, 2017)
c. Iodine 75% tersimpan didalam kelenjar tiroid, berperan untuk

pembentukan hormon tiroksin dan tri-iodithyrone yang terlibat

dalam metabolisme tubuh, metabolisme sel dan integritas

jaringan penghubung. (Yulizawati, et al, 2017)


d. Fe, pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi

secara rutin berguna untuk membangun cadangan besi,

sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot, pemberian

Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.(Kusmiati,

Wahyuningsih, dan Sujiyatini. 2009)


e. Mg, 50% ditemukan ditulang dan 40% di otot dan jaringan-

jaringan lunak. Hanya 1% Mg ditemukan dalam darah. Mg

berperan dalam pembentukan skeletal (rangka). (Yulizawati,

et al, 2017)
f. Sn, 30% dalam hati, 15% dalam ginjal, 30% dalam otot dan

10% dalam plasma darah. Sn penting untuk metabolisme

hormon tiroid. (Yulizawati, et al, 2017)


g. Zn, Zn berperan dalam kesuksesan sintesis RNA dan respon

hormon. (Yulizawati, et al, 2017)


h. Asam Folat, asam folat berguna untuk membantu produksi sel

darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan

plasenta. Minimal pemberian asam folat dimulai dari 2 bulan


29

sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama

kehamilan. (Kusmiati, Wahyuningsih, dan Sujiyatini. 2009)


Kekurangan hormon-hormon tersebut selama kehamilan

menyebabkan disfungsi sistem imun, gangguan otak dan

perkembangan sistem saraf, perkembangan dan fungsi otot rangka,

masalah pencernaan dan metabolisme tulang. Penyebab utama

defisiensi mineral-mineral ini adalah asupan nutisi yang buruk

khususnya untuk vegetarian, orang-orang dengan sosial ekonomi

rendah dan orang-orang di negara berkembang. (Yulizawati, et al,

2017)

B. Persalinan
1. Pengertian persalinan

Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan

serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan,

disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh

ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). (Kurniarum,

2016)

2. Etiologi Terjadinya Persalinan

Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas.

Banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama

sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan

adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan


30

otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori

yang menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut :

a) Penurunan Kadar Progesteron

Progesteron menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya

estrogen meningkatkan kerentanan otot rahim. Selama

kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron

dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar

progesteron menurun sehingga timbul his. Proses penuaan

plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana

terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone

mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitiv

terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi

setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

b) Teori Oxitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi

kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron

menurun sehingga oxitosin bertambah dan meningkatkan

aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi

sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.


31

c) Keregangan Otot-otot.

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan

Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang

bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.

d) Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan

karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari

biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian

kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi

(mulainya) persalinan.

e) Teori Prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin dapat

dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga

didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik

dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil,

sebelum melahirkan atau selama persalinan. (Kurniarum, 2016)

3. Tahap Persalinan

(a) Kala I

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10


32

cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi

menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.

1) Fase laten persalinan

(a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan servix secara bertahap

(b) Pembukaan servix kurang dari 4 cm

(c) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam

2) Fase aktif persalinan

(a) Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi,

dilatasi maximal, dan deselerasi

(b) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya

meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika

terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih

(c) Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan

kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan

lengkap (10 cm)

(d) Terjadi penurunan bagian terendah janin (Kurniarum,

2016)

(b) Kala II

Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari

serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini


33

berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Tanda-

tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:

1) Ibu ingin meneran

2) Perineum menonjol

3) Vulva vagina dan sphincter anus membuka

4) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat

5) His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.

Pembukaan lengkap (10 cm)

6) Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan

multipara rata-rata 0.5 jam

7) Pemantauan (Kurniarum, 2016)

(c) Kala III

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban Berlangsung

tidak lebih dari 30 menit, disebut dengan kala uri atau kala

pengeluaran plasenta, peregangan Tali pusat Terkendali (PTT)

dilanjutkan pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan

mengurangi perdarahan (Kurniarum, 2016)

(d) Kala IV

Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah itu, pada kala ini dilakukan pemantauan 15 menit pada

jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit

pada jam kedua setelah persalinan,


34

4. Asuhan Persalinan Normal 60 Langkah

1. Melihat tanda dan gejala persalinàn kala dua


a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum

dan vagina
c. Perineum menonjol
d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial

siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam

partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku,

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/pribadi yang bersih.


5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril)

dan meletakkan kembali di partus set/wadah desinfeksi

tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung

suntik).
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan

hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan

kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat

tinggi. Jika mulut vagina, perieneum, atau anus

terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan


35

seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.

Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam

wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika

terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangsn tersebut

dengan benar di dalam larutan terkontaminasi)


8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan

pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan

serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah,

sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.


9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan yang kotor ke

dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya

dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan


10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) Setelah kontraksi

berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal

(120 - 160 ×/menit).


11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman

sesuai dengan keinginannya.


a. Menunggu hingga ibumempunyai keinginan untuk

meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan

kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman

persalinan aktif dan dekontaminasikan temuan-temuan.


36

b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana

mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada

ibu saat ibu mulai meneran.


12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu

untuk meneran.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran.


a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai

keinginan untuk meneran.


b. Mendukung dan memberi semangan atas usaha ibu untuk

meneran.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

dengan pilihannya
d. Manganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.


f. Menilai DJJ setiap lima menit
g. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan

terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran

untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam ) untuk ibu

multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai

keinginan untuk meneran


h. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau

mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin

meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai

meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan

beristirahat di antara kontraksi.


37

i. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan

terjadi segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu

dengan segera.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 -6

cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk

mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian, di

bawah bokong ibu


16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,

letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekana

yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,

mwmbiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan

ibu unutk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat

kepala lahir.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi

dengan kain atau kasa yang bersih.


20. Memeriksa lilitan talu pusat dan mengambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, kemuadian meneruskan segera

proses kelahiran bayi.


a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan

lewat bagian atas kepala bayi.


b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di

dua tempat dan memotongnya.


21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan outaran paksi luar

secara spontan.
38

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan

kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi.

Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.

Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar

hungga bahu anterior muncul di bawah arcus pubis dan

kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah

luar untuk melahirkan bahu posterior.


23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,

membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangam

tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat

melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk

menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan

anterior untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi

saat keduanya lahir.


24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangannyang

ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi

dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.


25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian

meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi

sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu

pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan)

Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan resusitasi


39

26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk

dan biarkan kontak kulit ibu -bayi. Lakukan penyuntikan

oksitosin /i.m
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem

ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem

pertama
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi

dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem

tersebut.
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan

kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat

terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil

tindakan yang sesuai.


30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkna ibu

untuk memeluk bayinya dengan memulai pemberian ASI jika

ibu menghendakinya.
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntuk.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan

suntukan oksitosin 10 unit i.m di gluteus atau 1/3 atas paha

kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih

dahulu.
34. Memindahkan klem pada tali pusat.
40

35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,

tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini

untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilakn uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain


36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus dengan cara menekan uterus ke atas dan belakang

(dorsokranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30

-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu

hingga kontraksi berikut mulai.


a. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seotang

anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting

susu.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk menetan

sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke

arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan

tekanan berlawanan arah pada uterus.


a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5 -10 c, dari vulva.


b. Jika plasenya tidak lepas setelah melakukan penegangan

tali pusat selama 15 menit :


1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit i.m
2) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi

kanding kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika

perlu
41

3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.


4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit

berikutnya
5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam wakti 30

menit sejak kelahiran bayi.


38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan

kelahiran plaenta dengan menggunakan kedua tangan.

Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-

hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.

Dengan lembut perlahah melahirkan selaput ketuban

tersebut.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, melakukan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan

lembut hingga uterus berkontraksi.


40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan

plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.


41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum

dan sgera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan

aktif.
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi

dengan baik
43. Mencelupkan kedua tangannyang memakai sarung tangan

ke larutan klorin 0,5 % membilas kedua tangan yang masih

bersarung tangan tersebut dengan air desinfeksi tingkat


42

tinggi dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan

kering.
44. Menempatkannklem tali pusat desinfeksi tingkat tinggi atau

steril atau mengikatkan tali desinfeksi tingkat tinggi dengan

simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.


45. Mengikatkan satu lagi simpul mati di bagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama.


46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam

larutan klorin 0,5%.


47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanha.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kerinh.


48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri


e. Jika ditemukannlaserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjahitan dengan anastesi lokal dan

menggunakan teknik yang sesuai.


50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan

masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.


51. Mengevaluasi kehilangan darah
52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung

kemih setiap 15 menit selamam satu jam pertama

pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua

pascapersalinan
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama

dua jam pertama pascapersalinan.


43

b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal.
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi selama 10 menit. Mencuci dan

membilas peralatan setelah dekontaminasi.


54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam

tempat sampah yang sesuai


55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi

tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan

darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan

kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman

dan makanan yang diinginkan.


57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.


58. Mencelupkan sarung tanganbkotor ke dalam larutan klorin

0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.


59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. Melengkapi partograf. (Prawirohardjo, 2016)

C. Nifas
1. Pengertian Nifas

masa nifas adalah dimulai setelah persalinan selesai dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu. (Wahyuningsih,

2018)
44

2. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4

kali kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan

bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani

masalah-masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut.

a. 6-8 jam persalinan

1) Mencegah pendarahan pada masa nifas karena antonia

uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk

bila pendarahan berlanjut.

3) Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagai mana mencegah pendarahan pada masa

nifas karena antonia uteri.

4) Pemberian asi awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Mencaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

b. 6 hari setelah persalinan

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada

pendarahan abnormal, tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan

pendarahan abnormal.
45

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan

istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi

dan tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat

bayi sehari-hari.

c. 2 minggu setelah persalinan

Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur

dan meraba bagian rahim.

d. 6 minggu setelah persalinan

1) Menanyakan tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini. (Dewi &

Sunarsih, 2011)

3. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus

Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi

adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan

sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera

setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos

uterus. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai


46

kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Dalam beberapa hari

kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat.

Tabel 2.3 Involusi uteri


Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1.000
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350
6 minggu Bertambah kecil 50-60
8 minggu Sebesar normal 30
(Dewi & Sunarsih, 2011)

2) Involusi Tempat Plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan

tempat dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira

sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil,

pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada

akhir nifas 1-2 cm.

3) Perubahan Ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia

yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin

lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.

4) Perubahan pada Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.

Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks

postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga


47

seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang

dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak

berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara

korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna

serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh

pembuluh darah.

5) Lokia

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas

Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan

warnanya di antaranya sebagai berikut

(a) Lokia rubra/merah, lokia ini muncul pada hari pertama

sampai hari ketiga masa postpartum

(b) Lokia sanguinolenta, lokia ini berwama merah kuning

berisi darah dan lendir karena pengeluaran plasma

darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum.

(c) Lokia serosa, lokia ini muncul pada hari ke5-9

postpartum. Warnanya biasanya kekuningan atau

kecokelatan.

(d) Lokia alba, lokia ini muncul lebih dari hari ke-10

postpartum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan.


48

6) Perubahan pada Vagina dan Perineum

Vagina yang semula sangat teregang akan kembali

secara bertahap pada ukuran sebelum hamil selama 6-8

minggu setelah bayi lahir.

b. Perubahan Tanda-Tanda Vital

1) Suhu badan

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit

(37,5-38°C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,

kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabih keadaan normal,

suhu badan menjadi biasa.

2) Nadi

Denyut nadi norma pada orang dewasa 60-80 x/menit.

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih

cepat.

3) Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan

rendah setelah melahirkan karena ada pendarahan. Tekanan

darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya

preeklamsia postpartum.

4) Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan

suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal,


49

pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali apabih ada

gangguan khusus pada saluran napas.

c. Perubahan Sistem Kardiovaskular

1) Volume Darah

Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor,

misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan

mobilisasi, serta pengeluaran cairan ekstravaskular (edema

isiologis), Kehilangan darah merupakan akibat penurunan

volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Pada minggu

ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir volume darah biasanya

menurun Sampai mencapai volume darah sebelum hamil.

2) Curah Jantung

Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini meningkat

bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit.

3) Perubahan Sistem Hematologi

Selama minggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen dan

plasma, serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat.

Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma

akan sedikit menurun. Penurunan volume dan peningkatan

sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan

hematokrit dan hemoglobin pada hari ke-3 sampai ke-7

postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu

postpartum.
50

d. Sistem Pencernaan pada Masa Nifas

1) Nafsu Makan

Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan

sehingga ia boleh mengonsumsi makanan ringan.

2) Pengosongan Usus

Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua

sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa

disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses

persalinan dan pada awal masa postpartum, diare sebelum

persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, atau

dehidrasi.

e. Perubahan Sistem Perkemihan

Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus

kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai

tujuh hari setelah bayi lahir. (Dewi & Sunarsih, 2011)

4. Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas

Pengalaman menjadi orang tua khususnya menjadi seorang

ibu tidaklah selalu merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi

setiap wanita atau pasangan suami istri. Realisasi tanggung jawab

sebagai seorang ibu setelah melahirkan bayi sering kali

menimbulkan konflik dalam diri seorang wanita dan merupakan

faktor pemicu munculnya gangguan emosi, intelektual, dan tingkah


51

laku pada seorang wanita. Dalam menjalani adaptasi setelah

melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut.

1) Fase takingin

Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung

pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada

saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.

Pengalaman selama proses persalinan berulang kali

diceritakannya. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif

terhadap lingkungannya.

Gangguan psikologis Yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini

adalah sebagai berikut.

(a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang

diinginkan tentang bayinya misalkan: jenis kelamin

tertentu, warna kulit, dan sebagainya.

(b) Ketidaknyamanan akibat dari perubahan fisik yang dialami

ibu misalnya rasa mules akibat dari kontraksi rahim,

payudara bengkak, akibat luka jahitan, dan sebagainya.

(c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

(d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara

merawat bayinya dan cenderung melihat saja tanpa

membantu.
52

2) Fase taking hold

Fase taking hold adalah fase/periode yang berlangsung

antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu

merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa

tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu memiliki

perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung

dan gampang marah sehingga kita perlu berhati-hati dalam

berkomunikasi dengan ibu.

3) Fase letting go

Fase lettinggo merupakan fase menerima tanggung jawab akan

peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah

melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri

dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat.

5. Perubahan Psikologis Masa Nifas

a. Postpartum Blues

Postpartum blues atau sering juga disebut maternity

blues atau sindrom ibu baru, dimengerti sebagai suatu sindrom

gangguan efek ringan pada minggu pertama setelah persalinan

dengan ditandai gejala-gejala berikut ini yaitu Reaksi

depresi/sedih/disforia, sering menangis, mudah tersinggung,

cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri,

gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Puncak dari


53

postpartum blues ini 3-5 hari setelah melahirkan dan

berlangsung dari beberapa hari sampai 2 minggu.

b. Kesedihan Dan Dukacita/Depresi

Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada

beberapa kasus terjadi selama l tahun pertama kehidupan bayi.

Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit

yang muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang

kompleks lainnya. Beberapa gejala-gejala depresi berat adalah

sebagai berikut.

1) Perubahan pada mood.

2) Gangguan pada pola tidur dan pola makan.

3) Perubahan mental dan libido.

4) Dapat pula muncul fobia, serta ketakutan akan menyakiti

dirinya sendiri dan bayinya. (Dewi & Sunarsih, 2011)

6. Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda-tanda bahaya postpartum, adalah sebagai berikut.

a. Perdarahan Postpartum

Perdarahan postpartum dapat dibedakan menjadi sebagai

berikut.

1) Perdarahan postpartum primer (Early Postpartum

Hemorrhage) adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml

dalam masa 24 jam setelah anak lahir, atau perdarahan

dengan volume seberapapun tetapi terjadi perubahan


54

keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital sudah

menunjukkan analisa adanya perdarahan. Penyebab

utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta

dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.

2) Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum

Hemorrhage) adalah perdarahan dengan konsep

pengertian yang sama seperti perdarahan postpartum

primer namun terjadi setelah 24 jam postpartum hingga

masa nifas selesai. Perdarahan postpartum sekunder

yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke

5 sampai 15 postpartum. Penyebab utama adalah

robekan jalan lahir dan sisa placenta

b. Infeksi Pada Masa Postpartum

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah

persalinan, Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab

utama morbiditas dan mortalitas ibu.

c. Pengeluaran Lochea Lebih Lama.

Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang

disebutkan di atas kemungkinan dapat disebabkan oleh hal-

hal sebagai berikut.

1) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi

uterus yang kurang baik.


55

2) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea

rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.

3) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik

sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea

berbau anyir atau amis.

4) Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri

perut bagian bawah kemungkinan analisa diagnosisnya

adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus setelah

persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar

kematian ibu.

d. Sub involusi uterus (Pengecilan uterus yang terganggu)

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim

dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin,

menjadi 40-60 mg pada 6 minggu kemudian. Faktor penyebab

sub involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,

endometritis, adanya mioma uteri.

e. Nyeri pada perut dan pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat merupakan tanda

dan gejala komplikasi nifas seperti Peritonitis. Peritonitis

adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat

menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena

infeksi.
56

f. Pusing dan lemas yang berlebihan, sakit kepala, nyeri

epigastrik, dan penglihatan kabur.

pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada nifas. Pusing

bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Sistol ≥140 mmHg

dan distolnya ≥90 mmHg). Pusing yang berlebihan juga perlu

diwaspadai adanya keadaan preeklampsi/eklampsi

npostpartum. Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-

tanda bahaya, dimana keadaan lemas dapat disebabkan oleh

kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu

kelihatan pucat, tekanan darah rendah.

g. Suhu Tubuh Ibu > 38 0C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu

sedikit meningkat antara 37,2°C-37,8°C. Namun apabila

terjadi peningkatan melebihi 380C berturut-turut selama 2 hari

kemungkinan terjadi infeksi.

h. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa

sakit.

Keadaan ini dapat disebabkan oleh payudara yang tidak

disusu secara adekuat, puting susu yang lecet, BH yang

terlalu ketat, ibu dengan diet yang kurang baik, kurang

istirahat, serta anemia. Keadaan ini juga dapat merupakan

tanda dan gejala adanya komplikasi dan penyulit pada proses


57

laktasi, misalnya pembengkakan payudara, bendungan ASI,

mastitis dan abses payudara.

i. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat

mempengaruhi nafsu makan, sehingga terkadang ibu tidak

ingin makan sampai kelelahan itu hilang.

j. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di wajah

maupun ekstremitas.

Pembengkakan ini dapat terjadi karena keadaan udema yang

merupakan tanda klinis adanya preeklampsi/eklampsi.

k. Demam, muntah, dan rasa sakit waktu berkemih.

Pada masa nifas awal sensitifitas kandung kemih terhadap

tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat

trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal.

(Wahyuningsih, 2018)

7. Pemeriksaan Fisik Masa Nifas

Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dan

terutama berfokus pada masa nifas, yaitu sebagai berikut.

a. Keadaan umum, kesadaran

b. Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan.

c. Payudara: pembesaran, puting susu (menonjol/mendatar,

adakah nyeri dan lecet pada puting), ASI sudah keluar, adakah

pembengkakakn, radang, atau benjolan abnormal.


58

d. Abdomen; tinggi fundus uteri, kontraksi uteri.

e. Kandung kemih kosong/penuh.

f. Genetalia dan perineum: pengeluaran lochea (jenis, warna,

jumlah, bau), edema, peradangan, keadaan jahitan, tanda-

tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan perineum, dan

hemoroid pada anus.

g. Ekstremitas bawah: pergerakan, gumpalan darah pada otot

kaki yang menyebabkan nyeri, edema, varises.

h. Pengkajian psikologis dan pengetahuan ibu. (dewi & Sunarsih,

2011)

D. Bayi Baru Lahir


1. Pengertian

Neonatus atau bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir

normal dengan berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan,

lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat

bawaan) yang berat (Kumalasari, 2015).

Tanda bayi baru lahir sehat seperti, bayi lahir langsung

menangis, tubuh bayi kemerahan, bayi bergerak aktif, berat lahir

2500 sampai 4000 gram, bayi menyusu dari payudara ibu dengan

kuat (Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2018)


59

2. Perubahan yang Segera Terjadi Sesudah Kelahiran

a. Perubahan Sistem Pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam

waktu 30 detik pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali

untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya

surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran

napas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam.

Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi.

Pada persalinan, bayi melaui jalan lahir yang menyebabkan 1/3

cairan terperas keluar dari paru-paru. Pada beberapa kali

tarikan napas pertama setelah lahir, udara ruangan memenuhi

trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di dalam paru-

paru dikeluarkan dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

Semua alveol akan berkembang terisi udara dan pernapasan

bayi tergantung sepenuhnya pada paru-parunya sendiri.

(Kurniarum, 2016)

b. Perubahan pada sistem peredaran darah

Setelah lahir, darah bayi harus melewati paru untuk mengambil

oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna

mengantarkan oksigen ke jaringan. Ada 2 perubahan besar

yang harus terjadi dalam sistem sirkulasi:

1) Penutupan foramen ovale atrium jantung


60

a) Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik

meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Hal ini

membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit

mengalir ke paru-paru untuk proses oksigenisasi ulang

b) Pernapasan pertama, resistensi pembuluh turun,

tekanan atrium kanan naik. Oksigen mengalir ke dalam

paru, dan menurunkan tekanan atrium kiri. Akibatnya

foramen ovale menutup secara fungsional

2) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan

aorta

a) Dengan adanya pernapasan kadar oksigen darah

meningkat, sehingga duktus arteriosus mengalami

kontriksi dan menutup

b) Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan

fungsinya sendiri

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan darah

pada seluruh sistem pembuluh tubuh. (Kurniarum, 2016)

c. Perubahan Pengaturan Suhu

Suhu tubuh bayi baru lahir harus dipertahankan antara 36,5 oC

dan 37 oC. Hipotermia pada bayi baru lahir didefinisikan

sebagai suhu kurang dari 35 oC. Bayi baru lahir belum dapat

mengatur suhu tubuhnya, suhu dikendalikan dari pusat penurun

panas dan pusat peningkatan panas di hipotalamus, area otak


61

di dekat kelenjar hipofisis, sehingga bayi akan mengalami

stress dengan adanya perubahan perubahan lingkungan.

a) Mekanisme Kehilangan Panas

Panas hilang selama kelahiran, resusitasi dan transportasi

(1) Evaporasi

Kehilangan panas akibat bayi tidak segera dikeringkan.

Akibatnya cairan ketuban pada permukaan tubuh

menguap.

(2) Konduksi

Kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh

bayi dengan permukaan yang dingin.

(3) Konveksi

Kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara

sekitar yang lebih dingin.

(4) Radiasi

Kehilangan panas akibat bayi ditempatkan di dekat

benda yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur

tubuh bayi.

b) Upaya Mencegah Kehilangan Panas

(1) Keringkan bayi secara seksama

(2) Lakukan IMD

(3) Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat

(4) Tutupi kepala bayi


62

(5) Anjurkan ibu memeluk dan memberikan ASI

(6) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Kurniarum, 2016)

d. Perubahan Metabolisme Glukosa

Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi

oleh ibu. Saat bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi harus

mempertahankan kadar glukosanya sendiri. Kadar glukosa bayi

akan turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran) yang

sebagian digunakan untuk menghasilkan panas dan mencegah

hipotermia. Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa

dalam jumlah tertentu. Jika cadangan glukosa tubuh habis

digunakan, sementara bayi tidak mendapat asupan dari luar,

beresiko terjadinya hipoglisemia dengan gejala kejang,

sianosis, apnoe, tangis lemah, letargi dan menolak makan.

Akibat jangka panjang dapat merusak sel-sel otak. (Kurniarum,

2016)

e. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan

menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah

terbentuk baik pada saat lahir. Pengaturan makanan yang

diatur bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

(Kurniarum, 2016)
63

f. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh/Imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan

alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan

kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri

dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau

meminimalkan infeksi. (Kurniarum, 2016)

3. Penilaian Bayi

a. Mengkaji Nilai APGAR


1) Observasi tampilan bayi, misalnya apakah seluruh tubuh

bayi berwarna merah muda (2); apakah tubuhnya berwarna

merah muda, tetapi ektremitasnya biru (1); atau seluruh

tubuh bayi pucat atau biru (0).


2) Hitung frekuensi jantung dengan memalpasi umbilikus atau

meraba bagian atas dada bayi dibagian apeks 2 jari. Hidung

denyutan selama 6 detik, kemudian dikalikan 10. Tentukan

apakah frekuensi jantung >100 (10 denyut atau > pada

periode 6 detik ke 2) (2); <100 (kurang 10 denyut dalam 6

detik) (1); atau tidak ada denyut (0);. Bayi yang berwarna

merah muda, aktif, dan bernafas cenderung memiliki

frekuensi jantung >100.


3) Respon bayi terhadap stumulus juga harus di periksa, yautiu

respon terhadap rasa haus atau sentuhan. Pada bayi yang

sedang diresusitasi, dapat berupa respon terhadap

penggunaan kateteroksigen atau penghisapan. Tentukan


64

apakah bayi menangis sebagai respon terhadap stimulus (2);

apakah bayi mencoba untuk menangis tetapi hanya dapat

merintih (1); atau tidak ada respon sama sekali (0);.


4) Observasi otot bayi dengan mengobservasi jumlah aktifitas

dan tingkat fleksi ektremitas. Adakah gerakan aktif yang

menggunakan fleksi ektremitas yang baik (2); apakah fleksi

ektremitas (1); atau apakah bayi lemas (0);.


5) Observasi upaya bernafas yang dilakukan bayi. Apakah baik

dan kuat, biasanya diliat dari tingkah bayi (2); apakah

pernafasn bayi lambat atau tidak teratur (1); atau tidak ada

pernafasan sama sekali (0). (Sondakh, 2013)

Tabel 2.4 Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR

0 1 2
Warna Kulit Pucat Badan merah Seluruh tubuh

ektremitas biru kemerah-merahan


Frekuensi Nadi Tidak ada <100 >100
Reaksi Rangsang Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin

mimik
Tonus Otot Tidak ada Ekstremitas dalam Gerakan aktif

sedikit fleksi
Pernafasan Tidak ada Lemah/ tidak Baik/menangis

teratur
65

(Sondakh, 2013)

4. IMD

Segera setelah dilahirkan, bayi diletakkan di dada atau perut

atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan

pada bayi untuk mencari dan menemukan puting ibunya. Manfaat

IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pemapasan,

mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan

inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan

mencegah infeksi nosokomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat

normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat

menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir.

Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang

sehingga didapat pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian,

berat badan bayi cepat meningkat dan lebih cepat ke luar dari

rumah sakit. Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran

hormon oksitosin, prolaktin, dan secara psikologis dapat

menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. (Prawirohardjo, 2016)

5. Tanda Bahaya pada Bayi

Tanyakan kepada Bidan/Perawat/Dokter untuk penjelasan lebih

lanjut terkait perawatan bayi baru lahir Jika ditemukan 1 (satu) atau

lebih tanda bahaya di bawah ini, bayi segera dibawa ke fasilitas

kesehatan.

a) Tidak mau menyusu


66

b) Kejang-kejang

c) Lemah

d) Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit),

tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam

e) Bayi merintih atau menangis terus menerus

f) Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau

bernanah

g) Demam/panas tinggi

h) Mata bayi bernanah

i) Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari

j) Kulit dan mata bayi kuning

k) Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat (Buku KIA,

2018)

6. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/

melebar adanya caput succedaneum, cepal hematoma,

kraniotabes.
b. Mata: pemeriksaan terhadap pendarahan, subkonjungtiva,

tanda – tanda infeksi (pus).


c. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labio skisis,

labiopalatoskisis dan refleks isap


d. Telinga: pemeriksaan terhadap preaurical tog, kelainan

daun/bentuk telinga
e. Leher: pemeriksaan terhadap hematom sternocleidomastoideus,

ductus thyroglossalis, hygroma coli


67

f. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,

pernafasan, retraksi intercostal, subcostal sifoif, merintih,

pernafasan cuping hidung, serta bunyi paru paru.


g. Jantung: pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi

jantung, kelaian bunyi jantung.


h. Abdomen: pemeriksaan terhadap membucit (pembesaran hati,

limpa, tumor, aster) scaphoid (kemungkinan bayi menderita

diafragmatika atau atresia esofagus tanpa fistula)


i. Tali pusat: pemeriksaan terhadap pendarahan, jumlah darah tali

pusat. Warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau

selengkapnya.
j. Alat kelamin: pemeriksaan terhadap testis apakah berada

dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi laki –

laki), vagina berlubang, apakah labia mayora menutupi labia

minora (Pada bayi perempuan).


k. Lain – lain: mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lair,

bila tidak, harus waspada terhadap atresia ani atau obstruksi

usus. Selain itu, urin juga harus keluar dalam 24 jam, maka

harus diperhatikan kemungkinan adanya obstruksi saluran

kemih. (Sondakh, 2013)

7. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak

ia terpapar pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Tujuan

imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada


68

seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok

masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit

tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar. (Jamil, Sukma,

Hamidah, 2017)

Jadwal Imunisasi

1) 0-24 jam : HB 0

2) 1 Bulan : BCG, Polio 1

3) 2 Bulan : DPT-HB-HIB 1, Polio 2

4) 3 Bulan : DPT-HB-HIB 2, Polio 3

5) 4 Bulan : DPT-HB-HIB 3, Polio 4, IPV

6) 9 Bulan : Campak

7) 18 Bulan : DPT-HB-HIB lanjutan dan Campak lanjutan

Gambar 2.7 Catatan Imunisasi Anak

(Kemenkes RI, 2016)


69

E. Pendokumentasian
1. Manajemen Kebidanan

Menurut Vaney (1997), proses penyelesaian masalah

merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan dalam

manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa dalam

melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki

kemampuan berpikir secara kritis untuk meneggakkan diagnosis

atau masalah potensial kebidanan. Selain itu, diperlukan pula

kemampuan kolaborasi atau kerja sama. Hal ini dapat digunakan

sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya.

Langkah-langkah dalam proses manajemen adalah sebagai

berikut.

Lima langkah asuhan kebidanan:

a) Pengkajian data asuhan kebidanan

Dalam tahap ini data/fakta yang dikumpulkan adalah data

subjektif dan/atau data objektif dari pasien. Bidan dapat

mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum

didokumentasikan.

1) Data subjektif

Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang

diperoleh dari hasil wawancara Iangsung kepada

pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga

kesehatan (alto anamnesis).


70

2) Data objektif

Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik,

pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang; hasil

laboratorium seperti VRDL, HIV, pemeriksaan

radiodiagnostik, ataupun USG yang dilakukan sesuai dengan

beratnya masalah.

Data yang telah lerkumpul diolah, disesuaikan dengan

kebutuhan pasien kemudian dilakukan pangolahan data,

yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu

dengan yang lainnya sehingga menunjukkan fakta. Tujuan

dari pengolahan data adalah untuk menunjukkan fakta

berdasarkan kumpulan data. Data yang telah diolah

dianalisis dan hasilnya didokumentasikan.

b) Penentuan diagnosis kebidanan

Selelah menentukan masalah dan masalah utama

selanjutnya bidan memutuskan dalam suatu pernyataan yang

mencakup kondisi, masalah, penyebab, dan prediksi terhadap

kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud mencakup masalah

potensial dan prognosis hasil dari perumusan masalah yang

merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan disebut

dengan diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis

kebidanan, pengetahuan keprofesian bidan sangat diperlukan.

Penentuan diagnosis bidan mencakup hal-hal berikut.


71

1) Kondisi pasien terkait dan masalahnya.

2) Masalah utama dan penyebab utamanya lerhadap risiko.

3) Masalah potensial.

4) Prognosis

Tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan

adalah sebagai berikut.

1) Diagnosis kebidanan yang sama dengan diagnosis medis

seperti anemia ibu hamil, retensio plasenta, plasenta previa,

dan lainlain.

2) Masalah diidentiflkasi berdasarkan masalah yang ditemukan

dengan didukung oleh data subjektif dan objeklif seperti

cemas, potensial atonia uteri, dan lain sebagainya.

3) kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu

misalnya penyuluhan gizi pada ibu hamil.

c) Perencanaan

Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam

mencatat rencana kegiatannya, maka rencana kegiatan

mencakup tujuan dan Iangkah-langkah yang akan dilakukan

bidan dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahkan

masalah termasuk rencana evaluasi. Berdasarkan hasil

tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah

sebagai berikut.

1) Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan


72

2) Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai di

dalam rujukan tersebut.

3) Mencatat langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah

dan tujuan yang akan dicapai.

4) Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan.

Dalam rencana kegiatan juga dicatat kriteria evaluasi

dan kabarhasilan tindakan. Kriteria avaluasi dan hasil tindakan

perlu dicatat untuk mengukur keberhasilan dari pelaksanaan

asuhan yang dilakukan. Bila kegiatan asuhan mengikuti kriteria

dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, maka masalah telah

dapat diatasi dan apabila terjadi kesenjangan atau

ketidaksesuaian, maka bidan harus kembali ke langkah

pertama.

d) Pelaksanaan

Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidan, bidan

harus bertindak sesuai rencana yang sudah ditentukan.

Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan

kasus-kasus yang memerlukan tindakan di luar wewenang

bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau

rujukan. Selain itu, pengawasan dan monitor kemajuan

kesehatan pasien juga perlu dicatat.

e) Evaluasi
73

Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah

mencatat proses manajemen kebidanan. Evaluasi diperoleh

dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.

Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan

dengan langkahlangkah manajemen lainnya. Hasil evaluasi

dapat dijadikan identifikasi/analisis masalah selanjutnya bila

diperlukan. (Wildan & Hidayat, 2008)

2. Metode Pendokumentasian SOAP

Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah

data objektif, A adalah analysis, P adalah planning. Metode ini

merupakan dokumentasi yang sederhana akan tetapi

mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan

dalam asuhan kebidanan. Prinsip dari metode SOAP adalah

sama dengan metode dokumntasi yang lain seperti yang telah

dijelaskan diatas.

1) Data Subjektif

Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung

atauringkasan yang akan berhubungan langsung dengan

diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara, dibagian

data dibagian data dibelakang hruf “S”, diberi tanda huruf “O”

atau ”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah


74

penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan

menguatkan diagnosis yang akan disusun.

2) Data Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi

yang jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan

laboratorium Catatan medik dan informasi dari keluarga atau

orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai

data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis

klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

3) Analysis

Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini

merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi

(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan

klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan

ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data

objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat

dinamis. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data

yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah

kebidanan, dan kebutuhan.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan


75

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraanya. (Handayani & Mulyati,

2017)
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


1. Studi Dokumentasi Penulis dari Buku Kesehatan Ibu Dan

Anak

Mendapatkan data dari dalam buku KIA. Dengan uraian

sebagai berikut, Hari/ Tanggal Kunjungan Kamis, 20 September

2018. Tempat periksa kehamilan pertama kali di Praktek Bidan

Mandiri (PBM), biodata pasien yaitu Nama pasien Ny. C usia 28

tahun, agama islam, pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai ibu

rumah tangga. Nama suami Tn. C, usia 36 tahun , agama islam,

pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai Buruh. Alamat Dusun

tempuran 2 RT/Rw 06/02, kecamatan tempuran, kabupaten

karawang.

HPHT 30 Juni 2019 dan TP 6 April 2019. Hamil ke 2, jumlah

persalinan 1, jumlah keguguran 0: G2P1A0. Pemeriksaan ANC

dilakukan sebanyak sebelas kali yaitu trimester I sebanyak 2 kali,

trimester II sebanyak 3 kali dan trimester III sebanyak 5 kali.

Penulis mendapatkan gambaran asuhan kebidanan pada

kehamilan yang diberikan pada Ny.C di dalam buku kesehatan ibu

dan anak (KIA) dengan uraian sebagai berikut.

76
77

a. Trimester I (0-12 minggu)

1) Tanggal 20 September 2018, Tempat BPM

Ibu mengatakan mual. Tekanan darah 110/70 mmHg,

berat badan 50 kg, TFU 2 jari diatas simpisis, teraba

ballotement, tidak ada bengkak pada kaki, usia kehamilan 11

minggu, tindakan yang dilakukan bidan yaitu bidan

memberikan Fe 1x1 dan Asam Folat 1x1. Asuhan kebidanan

yang diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu untuk melakukan

USG, dan menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang satu bulan kemudian.

2) Tanggal 22 September 2018, Tempat BPM

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tekanan darah

108/70 mmHg, berat badan 49 kg, TFU 3 jari diatas simpisis,

didapat dari hasil USG yaitu presentasi kepala, TBJ 100 gram,

ketuban cukup, plasenta berada di corpus, TP 4 April 2019,

gerakan aktif, tidak ada bengkak pada kaki, usia kehamilan 13

minggu,. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu bidan

menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan

istirahat, dan melakukan kunjungan ulang pada tanggal 27

Oktober 2018.
78

b. Trimester II (13-27 minggu)

1) Tanggal 26 Oktober 2018

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tekanan darah

90/70 mmHg, berat badan 51 kg, TFU pertengahan simpisis

pusat, teraba ballotement, DJJ (+), tidak ada bengkak pada

kaki, usia kehamilan 17 minggu, tindakan yang dilakukan

bidan yaitu bidan memberikan Fe 1x1 dan Kalk 1x1. Asuhan

kebidanan yang diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu untuk

membaca buku KIA halaman 1–9 , dan menganjurkan ibu untuk

melakukan kunjungan ulang satu bulan kemudian.

2) Tanggal 4 November 2018

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tekanan darah

100/70 mmHg, berat badan 53 kg, TFU 2 jari dibawah pusat,

teraba ballotement, DJJ (+), tidak ada bengkak pada kaki, usia

kehamilan 19 minggu, tindakan yang dilakukan bidan yaitu

bidan memberikan memberikan Fe 1x1 dan Kalk 1x1. Asuhan

kebidanan yang diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu untuk

melakukan cek lab, dan menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang yaitu pada tanggal 2 Desember 2018.

3) Tanggal 1 Desember 2018

Ibu mengatakan tidakada keluhan. Tekanan darah

90/60 mmHg, berat badan 55 kg, TFU 20 cm, presentasi

kepala, DJJ 142 kali/menit, tidak ada bengkak pada kaki, HB


79

14,2 gr%, protein urin (-) negatif, reduksi urin (-) negatif,

HIV (-) negatif, Golongan darah (A). Usia kehamilan 23

minggu, tindakan yang dilakukan bidan yaitu bidan

memberikan Fe 1x1 dan Kalk 1x1. Asuhan kebidanan yang

diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu memenuhi kebutuhan

nutrisi dan istirahat, dan menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang pada tanggal 3 Januari 2019.

c. Trimester III (28 minggu – 40 minggu)

1) Tanggal 4 Januari 2019

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tekanan darah

100/80 mmHg,berat badan 56 kg, TFU 24 cm, presentasi

kepala, DJJ 138 kali/menit, tidak ada bengkak pada kaki, usia

kehamilan 27 minggu, tindakan yang dilakukan bidan yaitu

bidan memberikan Fe 1x1 dan Kalk 1x1. Asuhan kebidanan

yang diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu untk melakkan

USG, dan menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang dua minggu kemudian.

2) Tanggal 4 Februari 2019

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tekanan darah

110/70 mmHg, berat badan 58 kg, TFU 27 cm, presentasi

kepala, DJJ 139 kali/menit, tidak ada bengkak pada kaki, usia

kehamilan 31-32 minggu, tindakan yang dilakukan bidan yaitu

bidan memberikan imunisasi TT3 dan memberikan Fe 1x1 dan


80

Kalk 1x1 diberikan sebanyak. Asuhan kebidanan yang

diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu untuk membaca buku

KIA halaman 1–9, dan menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang pada 3 maret 2019.

3) Tanggal 11 Februari 2019

Ibu mengatakan tidakada keluhan. Tekanan darah

100/80 mmHg, berat badan 58 kg, TFU 28 cm, presentasi

kepala, DJJ 140 kali/menit, tidak ada bengkak pada kaki, usia

kehamilan 32 minggu, tindakan yang dilakukan bidan yaitu

bidan memberikan Fe 1x1 dan kalk 1x1. Asuhan kebidanan

yang diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi dan istirahat , dan menganjurkan ibu untuk

melakukan kunjungan ulang dua minggu kemudian.

4) Tanggal 18 Februari 2019

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tekanan darah

90/70 mmHg, berat badan 60 kg, TFU 29 cm, presentasi

kepala, DJJ 143 kali/menit, tidak ada bengkak pada kaki, usia

kehamilan 34 minggu, tindakan yang dilakukan bidan yaitu

bidan memberikan Fe 1x1 dan Kalk 1x1. Asuhan kebidanan

yang diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu untuk cek lab ,

dan menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dua

minggu kemudian.
81

5) Tanggal 28 Februari 2019

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Tekanan darah

95/65 mmHg, berat badan 63 kg, TFU 31 cm, didapat dari

hasil USG bahwa presentasi kepala, TBJ 3040 gram, jenis

kelamin laki-laki, ketuban bagus, TP 20 Maret 2019, tidak ada

bengkak pada kaki, usia kehamilan 37 minggu,. Asuhan

kebidanan yang diberikan yaitu bidan menganjurkan ibu untuk

tidur miring kiri, dan menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang satu minggu kemudian.

6) Tanggal 18 Maret 2019

Ibu mengatakan tidakada keluhan. Tekanan darah

100/80 mmHg, berat badan 65 kg, TFU 33 cm, presentasi

kepala, DJJ 143 kali/menit, tidak ada bengkak pada kaki, HB

16,1 gr%, protein urin (-) negatif, reduksi urin (-) negatif, HIV

(-) negatif. Usia kehamilan 38 minggu, tindakan yang

dilakukan bidan yaitu bidan memberikan tablet Fe 1x1 dan

Kalk 1x1. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu bidan

menganjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahat ,

dan menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri, dan

menganjurkan untuk melakukan kunjungan ulang satu minggu

kemudian.
82

2. Kontak pertama/ Kunjungan langsung.

penulis melakukan kontak langsung dengan pasien yaitu

sebanyak 6 kali yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali, teimester II 1

kali, dan trimester 3 sebanyak 4 kali, maka dapat diuraikan sebagai

berikut;

a. Trimester I (0-12 minggu)

1) Tanggal 23 September 2018


a) Data Subjektif (S)

Hasil pengkajian data subjektif pada Hari Minggu,

Tanggal 23 September 2018 Pukul 14.30 WIB. Biodata

pasien yaitu Nama Pasien Ny. C usia 28 tahun, agama

islam, pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai ibu rumah

tangga. Nama suami Tn. C, usia 36 tahun , agama islam,

pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai Buruh. Alamat

Dusun tempuran 2 RT/Rw 06/02, kecamatan tempuran,

kabupaten karawang.

Kontak pertama dilakukan dirumah Ny.C dengan

alasan ingin memeriksakan kehamilannya dan ini

merupakan kunjungan pertama penulis dengan Ny.C, tidak

ada keluhan. HPHT 31 Juni 2018 dan TP 6 April 2109. Ibu

mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua dan

belum pernah keguguran. Ibu sudah memeriksakan

kehamilannya sekali pada bidan. Riwayat Imunisasi

Tetanus Toxoid (TT), ibu mengatakan sudah mendapatkan


83

imunisasi yang kedua, TT 1 dan TT2 didapat saat kehamilan

pertama.

Ibu mengatakan menikah pertama usia 23 tahun,

lamanya 5 tahun, status pernikahan sah. Ibu mengatakan

pertama kali haid usia 12 tahun, lama haid 7 hari, siklus 28

hari, ganti pembalut 3 kali, disminore tidak ada, flour albus

ada. Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang macamnya

nasi, ikan, telur dan sayuran, tidak ada keluhan dan tidak

ada pantangan makan, Minum ±2 liter sehari, macamnya

air mineral. BAB 1 kali sehari, BAK ±7 kali sehari, keluhan

tidak ada. Aktifitas sehari-hari mengerjakan pekerjaan

rumah seperti menyapu, ngepel dan mencuci dilakukan

secara seimbang antara duduk dan berdiri.

Istirahat siang 1 jam, malam ±8 jam dari jam 21.00 –

05.00 WIB tidak ada keluhan. Hubungan seksual terakhir 2

bulan yang lalu, tidak ada keluhan. Mandi 2 kali sehari

menggunakan sabun, gosok gigi 2 kali sehari.

Membersihkan organ kewanitaan saat mandi, BAK dan

BAB dari depan kebelakang, mengganti celana dalam 2 kali

sehari. Riwayat kontrasepsi KB suntik 3 bulan, ibu memakai

alat kontrasepsi pada tahun 2015 di BPM dan berhenti

pada tahun 2018 oleh bidan diBPM dikarenakan hamil.


84

Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan belum

pernah keguguran. Riwayat persalinan, nifas, BBL yang

lalu. Anak pertama lahir pada 21 Desember 2014 dengan

berat badan 3400 gram, usia kehamilan aterm, melahirkan

dibidan secara spontan, jenis kelamin laki-laki, diberikan

ASI, tidak ada masalah pada ibu dan bayinya.

Ibu tidak mempunyai penyakit sistemik seperti

jantung, hipertensi, diabetes melitus, TBC dan lain-lain. dan

keturunan kembar, dan keluarga tidak ada yang memiliki

penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, TBC dan

lain-lain dan keturunan kembar. Keadaan psikososial

spiritual ibu dan suami merasa senang dengan kehamilan

ini, pengetahuan tentang kehamilan dan keadaan sekarang

ibu mengetahui hal yang harus dihindari selama hamil yaitu

ibu tidak boleh kerja berat, merokok, minum obat tanpa

resep dokter. Ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan

seperti perdarahan, keluar air-air sebelum waktunya, mual

muntah yang berlebihan. Penerimaan kehamilan saat ini

keluarga merespon sangat baik.

b) Data Objektif (O)

Data objektif didapatkan dari pemeriksaan umum

dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa keadaan

umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan emosional


85

stabil.LILA: 26 cm. TD 110/80 mmHg, nadi 83 kali/menit,

respirasi 22 kali/menit, suhu 36,4 ℃. Kepala bersih, tidak

ada luka dikulit kepala, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih, tidak

ada benjolan. Telinga bersih, simetris. Bibir bersih, lembab

tidak pecah-pecah. Payudara puting menonjol, tampak

hiperpigmentasi pada areola.

abdomen tidak ada luka bekas operasi, TFU 3 jari

diatas simpisis. Teraba ballotement. Ekstremitas atas

simetris, tidak kelainan. Ekstremitas bawah simetris, tidak

oedema, tidak ada varises, reflek patella (+) positif.

Genetalia tidak dikaji. Anus tidak dikaji. CVAT tidak dikaji.

Pemeriksaan penunjang HB 13,2 gr%, protein urin negatif

(-) .

c) Analisa (A)

Ny.C usia 28 tahun G2P1A0, hamil 12 minggu 2 hari

fisiologis, Janin tunggal hidup intra uterin. Keadaan ibu dan

janin baik untuk saat ini. Masalah :Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan

ibu baik untuk saat ini dan usia kehamilan ibu 12 minggu 2

hari. Ibu mengetahui keadaannya bahwa ibu dalam


86

keadaan baik dan ibu merasa senang. Memberitahu dan

menjelaskan tanda – tanda bahaya pada kehamilan seperti

perdarahan pervaginam, sakit kepala hebat, bengkak

diwajah dan kaki, penglihatan kabur dan jika terdapat salah

satu dari tanda-tanda tersebut dianjurkan ibu untuk segera

datang kebidan. Ibu mengerti penjelasan bidan, bahwa jika

ada perdarahan, bengkak pada kaki, ibu akan

memeriksakan ke bidan.

Memberikan KIE tentang makanan yang bergizi

seimbang, menganjurkan ibu untuk makan makanan yang

cukup karbohidrat, protein, serat, seperti nasi, ikan, kacang-

kacangan, sayuran, serta buah-buahan, menganjurkan ibu

untuk memperbanyak minum sehari > 8 gelas, ibu mengerti

dan akan melakukan sesuai dengan anjuran bidan.

Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur

malam 6-7 jam dan usahakan siangnya untuk tidur 1-2 jam.

Ibu mengerti yang dijelaskan dan akan istirahat cukup.

Menyarankan ibu untuk melakukan cek lab di

puskesmas. Ibu akan kepuskesmas dan melakukan cek

lab. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi TT. Ibu

akan melakukan imunisasi. Memberitahu ibu untuk

meminum Fe dan Asam Folat yang diberikan bidan sehari

satu kali, dan menganjurkan meminum dimalam hari agar


87

tidak mual. Ibu mengerti dan akan meminum vitamin yang

telah diberikan. Menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang satu bulan kemudian atau bila ada

keluhan. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan

bukan depan untuk melakukan pemeriksaan.

b. Trimester II (13-27 minggu)

1) Tanggal 24 Oktober 2018


a) Data Subjektif (S)

Hasil pengkajian data subjektif pada Hari Rabu,

Tanggal 24 oktober 2018 Pukul 15.30 WIB. Ibu mengatan

tidak ada keluhan, ini merupakan kunjungan kedua yang

dilakukan penulis dan ibu sudah melakukan kunjungan ke

nakes sebanyak 2 kali. Makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang macamnya nasi, ayam, sayur tidak ada keluhan,

Minum ±8 gelas sehari, macamnya air mineral. BAB 1 kali

sehari biasanya dipagi hari, BAK ±6 kali sehari, keluhan

tidak ada. Aktifitas sehari-hari mengerjakan pekerjaan

rumah seperti menyapu, ngepel dan mencuci pada saat

beraktifitas tidak ada keluhan.

Istirahat siang ±1 jam, malam ±8 jam. Ibu

mengatakan belum berhubungan seksual semenjak

kehamilan. Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, gosok

gigi 2 kali sehari. Membersihkan organ kewanitaan saat

mandi, BAK dan BAB dari depan kebelakang.


88

b) Data Objektif (O)

Data objektif didapatkan dari pemeriksaan umum

dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa keadaan

umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan

emosional stabil. TD 100/80 mmHg, nadi 91 kali/menit,

respirasi 26 kali/menit, suhu 36,6 ℃. Kepala bersih, tidak

ada luka dikulit kepala, tidak ada benjolan dan nyeri

tekan. Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih.

Telinga bersih, simetris. Bibir bersih, lembab tidak pecah-

pecah. Payudara tidak dikaji.

Abdomen tidak ada luka bekas operasi, TFU

pertengahan pusat dan simpisis. Teraba ballotement.

Ekstremitas atas simetris, tidak kelainan. Ekstremitas

bawah simetris, tidak oedema, tidak ada varises.

Genetalia tidak dikaji. Anus tidak dikaji. CVAT tidak dikaji.

c) Analisa (A)

Ny.C usia 28 tahun G2P1A0, hamil 16 minggu 4

hari fisiologis, Janin tunggal hidup intra uterin. Keadaan

ibu dan janin baik untuk saat ini. Masalah :Tidak ada.
89

d) Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik untuk saat ini dan usia kehamilan ibu

16 minggu 4 hari. Ibu mengetahui keadaannya bahwa

ibu dalam keadaan baik dan ibu merasa senang.

Menjelaskan tanda bahaya kehamilan pada trimester II

yaitu bengkak diwajah dan kaki, keluar air air seperti air

kencing dan jika terdapat salah satu dari tanda-tanda

tersebut dianjurkan ibu untuk segera datang kebidan. Ibu

mengerti penjelasan bidan, bahwa jika ada bengkak

pada kaki, dan keluar air air ibu akan memeriksakan ke

bidan.

Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi TT.

Ibu akan melakukan imunisasi. Memberitahu ibu untuk

meminum Fe dan Kalk yang diberikan bidan sehari satu

kali, untuk Fe diminum pada malam hari dan untuk Kalk

diminum pada pagi hari. Ibu mengerti dan akan

meminum vitamin yang telah diberikan. Menganjurkan

ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu bulan

kemudian atau bila ada keluhan. Ibu mengerti dan akan

melakukan kunjungan bukan depan untuk melakukan

pemeriksaan.
90

c. Trimester III (28 minggu – 40 minggu)

1) Tanggal 21 Januari 2019


a) Data Subjektif (S)

Hasil pengkajian data subjektif pada Hari Senin,

Tanggal 21Januari 2019 Pukul 16.00 WIB. Ibu mengatan

tidak ada keluhan. ini merupakan kunjungan ketiga yang

dilakukan penulis dan ibu sudah melakukan kunjungan ke

nakes sebanyak 6 kali. Makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang macamnya nasi, sayur, telur, tempe, tahu, tidak ada

keluhan, Minum ±7 gelas sehari, macamnya air mineral.

BAB 1 kali sehari biasanya dipagi hari, BAK ±5 kali sehari,

keluhan tidak ada. Aktifitas sehari-hari mengerjakan

pekerjaan rumah seperti menyapu, ngepel dan mencuci,

menyetrika.

Istirahat siang ±1 jam, malam ±7 jam. Berhubungan

seksual terakhir 3 minggu yang lalu. Mandi 2 kali sehari

menggunakan sabun, gosok gigi 2 kali sehari.

Membersihkan organ kewanitaan saat mandi, BAK dan

BAB dari depan kebelakang.


91

b) Data Objektif (O)

Data objektif didapatkan dari pemeriksaan umum

dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa keadaan

umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan

emosional stabil. TD 100/80 mmHg, nadi 98 kali/menit,

respirasi 24 kali/menit, suhu 36,7℃. Kepala bersih, tidak

ada luka dikulit kepala, tidak ada benjolan dan nyeri

tekan. Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih.

Telinga bersih, simetris. Bibir bersih, lembab tidak pecah-

pecah. Payudara tidak dikaji.

Abdomen tidak ada luka bekas operasi, perut

sesuai dengan usia kehamilan, TFU 25 cm. Leopold I

bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong) Leopold II bagian kiri perut ibu teraba kecil-kecil

seperti jari-jari janin (ekstremitas) dan dibagian sebelah

kanan ibu teraba satu bagian keras memanjang seperti

papan (punggung/puka) Leopold III teraba satu bagian

keras bulat tidak melenting (kepala). Belum masuk PAP.

Taksiran berat janin (TBJ) (25-12)x155= 2.015 gram dan

gerakan janin aktif. DJJ punctum maksimum sebelah

kanan perut ibu dibawah pusat frekuensi 141 kali/menit


92

jelas, teratur, kuat. Ekstremitas bawah simetris, tidak

oedema, tidak ada varises. Genetalia tidak dikaji. Anus

tidak dikaji. CVAT tidak dikaji.

c) Analisa (A)

Ny.C usia 28 tahun G2P1A0, hamil 29 minggu 2

hari fisiologis, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi

kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.

Masalah :Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik untuk saat ini dan usia kehamilan ibu

29 minggu 2 hari. Ibu mengetahui keadaannya bahwa

ibu dalam keadaan baik dan ibu merasa senang.

Memberitahu ibu tanda bahaya pada trimester III yaitu

seperti keluarnya darah dari jalan lahir. Ibu mengerti

penjelasan bidan, bahwa jika ada pendarahanibu akan

memeriksakan ke bidan.

Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi TT.

Ibu mengerti dan akan ke bidan untuk melakukan

imunisasi TT. Memberitahu ibu untuk meminum Fe dan

Kalk yang diberikan bidan sehari satu kali, untuk Fe

diminum pada malam hari dan untuk Kalk diminum pada

pagi hari. Ibu mengerti dan akan meminum obat yang


93

telah diberikan. Menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang satu bulan kemudian atau bila ada

keluhan. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan

bulan depan untuk melakukan pemeriksaan.

2) Tanggal 8 Februari 2019


a) Data Subjektif (S)

Hasil pengkajian data subjektif pada Hari Jumat,

Tanggal 08 Februari 2019 Pukul 15.30 WIB. Ibu mengatan

tidak ada keluhan. ini merupakan kunjungan keempat yang

dilakukan penulis dan ibu sudah melakukan kunjungan ke

nakes sebanyak 7 kali. Makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang macamnya nasi, sayur, tempe, tahu. Minum ±8

gelas sehari. BAB 1 kali sehari, BAK ±9 kali sehari. Aktifitas

sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu,

ngepel mencuci dan menyetrika.

Istirahat siang ±1 jam, malam ±6 jam. Berhubungan

seksual terakhir 2 minggu yang lalu. Mandi 2 kali sehari

menggunakan sabun, gosok gigi 2 kali sehari.

Membersihkan organ kewanitaan saat mandi, BAK dan

BAB dari depan kebelakang.

b) Data Objektif (O)

Data objektif didapatkan dari pemeriksaan umum

dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa keadaan

umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan


94

emosional stabil. TD 90/80 mmHg, nadi 94 kali/menit,

respirasi 21 kali/menit, suhu 36,3℃. Kepala bersih,

tidak ada luka dikulit kepala, tidak ada benjolan dan

nyeri tekan. Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata

simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung

bersih. Telinga bersih, simetris. Bibir bersih, lembab

tidak pecah-pecah. Payudara puting susu menonjol,

pengeluaran asi tidak ada, tampak hiperpigmentasi

pada aerola.

Abdomen tidak ada luka bekas operasi, perut

sesuai dengan usia kehamilan, TFU 27 cm. Leopold I

bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong) Leopold II bagian kiri perut ibu

teraba kecil-kecil seperti jari-jari janin (ekstremitas) dan

dibagian sebelah kanan ibu teraba satu bagian keras

memanjang seperti papan (punggung/puka) Leopold III

teraba satu bagian keras bulat tidak melenting (kepala).

Belum masuk PAP. Taksiran berat janin (TBJ) (27-

12)x155= 2.325 gram dan gerakan janin aktif. DJJ

punctum maksimum sebelah kanan perut ibu dibawah

pusat frekuensi 139 kali/menit jelas, teratur, kuat.

Ekstremitas bawah simetris, tidak oedema, tidak ada


95

varises. Genetalia tidak dikaji. Anus tidak dikaji. CVAT

tidak dikaji.

c) Analisa (A)

Ny.C usia 28 tahun G2P1A0, hamil 31 minggu 6

hari fisiologis, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi

kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat

ini.Masalah :Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik untuk saat ini dan usia kehamilan ibu

31 minggu 6 hari. Ibu mengetahui keadaannya bahwa

ibu dalam keadaan baik dan ibu merasa senang.

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup kurang

lebih 8 jam perhari. Ibu mengerti yang disarankan.

Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

dengan makan makanan yang bergizi seperti sayur,

buah, ikan, daging. Ibu mengerti yang dijelaskan.

Memberitahu ibu untuk meminum Fe dan Kalk yang

diberikan bidan sehari satu kali, untuk Fe diminum pada

malam hari dan untuk Kalk diminum pada pagi hari. Ibu

mengerti dan akan meminum obat yang telah diberikan.

Munganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dua

minggu kemudian atau bila ada keluhan. Ibu mengerti


96

dan akan melakukan kunjungan dua minggu kemudian

untuk melakukan pemeriksaan.

3) Tanggal 26 Februari 2019


a) Data Subjektif (S)

Hasil pengkajian data subjektif pada Hari Selasa,

Tanggal 26 Februari 2019 Pukul 16.30 WIB. Ibu mengatan

tidak ada keluhan. ini merupakan kunjungan kelima yang

dilakukan penulis dan ibu sudah melakukan kunjungan ke

nakes sebanyak 9 kali. Makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang macamnya nasi, ayam, sayur, tahu, tempe, buah,

Minum ±8 gelas sehari. BAB 1 kali sehari biasanya pada

sore hari atau malam hari, BAK ±9 kali sehari, keluhan tidak

ada. Aktifitas sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah

seperti menyapu, ngepel dan mencuci.

Istirahat siang ±1 jam, malam ±8 jam. Ibu

mengatakan sudah tidak berhubungan selama satu bulan.

Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, gosok gigi 2 kali

sehari. Membersihkan organ kewanitaan saat mandi, BAK

dan BAB dari depan kebelakang dengan air mengalir.

b) Data Objektif (O)

Data objektif didapatkan dari pemeriksaan umum

dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa keadaan

umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan

emosional stabil. TD 100/80 mmHg, nadi 97 kali/menit,


97

respirasi 23 kali/menit, suhu 36,5℃. Kepala bersih, tidak

ada luka dikulit kepala, tidak ada benjolan dan nyeri

tekan. Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih.

Telinga bersih, simetris. Bibir bersih, lembab tidak pecah-

pecah. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar getah

bening, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

peningkatan vena jugularis. Payudara tidak dikaji.

Abdomen tidak ada luka bekas operasi, perut

sesuai dengan usia kehamilan, TFU 31 cm. Leopold I

bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong) Leopold II bagian kiri perut ibu teraba kecil-kecil

seperti jari-jari janin (ekstremitas) dan dibagian sebelah

kanan ibu teraba satu bagian keras memanjang seperti

papan (punggung/puka) Leopold III teraba satu bagian

keras bulat tidak melenting (kepala). Belum masuk PAP.

Taksiran berat janin (TBJ) (31-12)x155= 2.945 gram dan

gerakan janin aktif. DJJ punctum maksimum sebelah

kanan perut ibu dibawah pusat frekuensi 143 kali/menit

jelas, teratur, kuat. Ekstremitas bawah simetris, tidak

oedema, tidak ada varises. Genetalia tidak dikaji. Anus

tidak dikaji. CVAT tidak dikaji.

c) Analisa (A)
98

Ny.C usia 28 tahun G2P1A0, hamil 34 minggu 3

hari fisiologis, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi

kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.

Masalah :Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik untuk saat ini dan usia kehamilan ibu

34 minggu 3 hari. Ibu mengetahui keadaannya bahwa

ibu dalam keadaan baik dan ibu merasa

senang.Menganjurkan ibu untuk melakukan USG. Ibu

akan melakukan USG minggu depan. Memberitahu ibu

untuk meminum obat yang diberikanbidan. Ibu mengerti

dan akan meminum Fe dan Kalk yang diberikan bidan

sehari satu kali, untuk Fe diminum pada malam hari dan

untuk Kalk diminum pada pagi hari. Munganjurkan ibu

untuk melakukan kunjungan ulang dua minggu kemudian

atau bila ada keluhan. Ibu mengerti dan akan melakukan

kunjungan dua minggu kemudian untuk melakukan

pemeriksaan.

4) Tanggal 11 Maret 2019


a) Data Subjektif (S)

Hasil pengkajian data subjektif pada Hari Senin,

Tanggal 11 Maret 2019 Pukul 15.30 WIB. Ibu mengatan


99

tidak ada keluhan. ini merupakan kunjungan keenam yang

dilakukan penulis dan ibu sudah melakukan kunjungan ke

nakes sebanyak 10 kali. Makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang. Minum ±8 gelas sehari, macamnya air mineral.

BAB 1 kali sehari. BAK ±9 kali sehari, keluhan tidak ada.

Aktifitas sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah seperti

menyapu, ngepel, ibu tidak melakukan aktifitas berat

seperti mengangkat benda berat.

Istirahat siang ±1 jam, malam ±7 jam. Ibu

mengatakan belum berhubungan seksual semenjak

kehamilan. Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, gosok

gigi 2 kali sehari. Membersihkan organ kewanitaan saat

mandi, BAK dan BAB dari depan kebelakang menggunakan

air mengalir.

b) Data Objektif (O)

Data objektif didapatkan dari pemeriksaan umum

dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa keadaan

umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan

emosional stabil. TD 110/80 mmHg, nadi 96 kali/menit,

respirasi 26 kali/menit, suhu 36,6℃. Kepala bersih, tidak

ada luka dikulit kepala, tidak ada benjolan dan nyeri

tekan. Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih.


100

Telinga bersih, simetris. Bibir bersih, lembab tidak pecah-

pecah. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar getah

bening, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

peningkatan vena jugularis. Payudara tidak dikaji.

Abdomen tidak ada luka bekas operasi, perut

sesuai dengan usia kehamilan, TFU 32 cm. Leopold I

bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong) Leopold II bagian kiri perut ibu teraba kecil-kecil

seperti jari-jari janin (ekstremitas) dan dibagian sebelah

kanan ibu teraba satu bagian keras memanjang seperti

papan (punggung/puka) Leopold III teraba satu bagian

keras bulat tidak melenting (kepala). Belum masuk PAP.

Taksiran berat janin (TBJ) (32-12)x155= 3.100 gram dan

gerakan janin aktif. DJJ punctum maksimum sebelah

kanan perut ibu dibawah pusat frekuensi 144 kali/menit

jelas, teratur, kuat. Ekstremitas bawah simetris, tidak

oedema, tidak ada varises. Genetalia tidak dikaji. Anus

tidak dikaji. CVAT tidak dikaji. Pemeriksaan penunjang

Hb 13,4 gr%, protein urin (-)

c) Analisa (A)

Ny.C usia 28 tahun G2P1A0, hamil 36 minggu 2

hari fisiologis, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi


101

kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.

Masalah :Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik untuk saat ini dan usia kehamilan ibu

31 minggu 6 hari. Ibu mengetahui keadaannya bahwa

ibu dalam keadaan baik dan ibu merasa

senang.Memjelaskan tanda tanda persalinan seperti

mulas mulas yang timbl semakin lama semakin sering

dan keluarnya lender bercampur darah dari jalan ahir.

Ibu mengerti akan tanda tanda persainan. Menganjurkan

ibu untuk berjalan pagi. Ibu mengerti yang di anjurkan.

Menganjurkan ibu untuk berjalan kaki setiap pagi untuk

meregangkan otot-otot panggul. Ibu mengerti dan akan

melakukan nya.

Memberitahu ibu untuk meminum Fe dan Kalk

yang diberikan bidan sehari satu kali, untuk Fe diminum

pada malam hari dan untuk Kalk diminum pada pagi hari.

Ibu mengerti dan akan meminum obat yang telah

diberikan. Munganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang dua minggu kemudian atau bila ada keluhan. Ibu

mengerti dan akan melakukan kunjungan dua minggu

kemudian untuk melakukan pemeriksaan.


102

5) Tanggal 18 Maret 2019


e) Data Subjektif (S)

Hasil pengkajian data subjektif pada Hari Senin,

Tanggal 18 Maret 2019 Pukul 16.30 WIB. Ibu mengatan

tidak ada keluhan. ini merupakan kunjungan ketujuh yang

dilakukan penulis dan ibu sudah melakukan kunjungan ke

nakes sebanyak 11 kali. Makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang. Minum ±8 gelas sehari. BAB 1 kali sehari biasanya

pagi hari. BAK ±10 kali sehari, keluhan tidak ada. Aktifitas

sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu,

ngepel, ibu tidak melakukan aktifitas berat seperti

mengangkat benda berat. Istirahat siang ±1 jam, malam ±7

jam mulai jam 10 sampai jam 5.

f) Data Objektif (O)

Data objektif didapatkan dari pemeriksaan umum

dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa keadaan

umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan

emosional stabil. TD 110/80 mmHg, nadi 97 kali/menit,

respirasi 23 kali/menit, suhu 36,7℃. Kepala bersih, tidak

ada luka dikulit kepala, tidak ada benjolan dan nyeri

tekan. Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih.

Telinga bersih, simetris. Bibir bersih, lembab tidak pecah-

pecah. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar getah


103

bening, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

peningkatan vena jugularis. Payudara puting susu

menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada pengeluaran

ASI.

Abdomen tidak ada luka bekas operasi, perut

sesuai dengan usia kehamilan, TFU 33 cm. Leopold I

bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong) Leopold II bagian kiri perut ibu teraba kecil-kecil

seperti jari-jari janin (ekstremitas) dan dibagian sebelah

kanan ibu teraba satu bagian keras memanjang seperti

papan (punggung/puka) Leopold III teraba satu bagian

keras bulat tidak melenting (kepala). Belum masuk PAP.

Taksiran berat janin (TBJ) (33-12)x155= 3.255 gram dan

gerakan janin aktif. DJJ punctum maksimum sebelah

kanan perut ibu dibawah pusat frekuensi 139 kali/menit

jelas, teratur, kuat. Ekstremitas bawah simetris, tidak

oedema, tidak ada varises. Genetalia tidak dikaji. Anus

tidak dikaji. CVAT tidak dikaji.

g) Analisa (A)

Ny.C usia 28 tahun G2P1A0, hamil 37 minggu 2

hari fisiologis, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi

kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.

Masalah :Tidak ada.


104

h) Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik untuk saat ini dan usia kehamilan ibu

37 minggu 2 hari. Ibu mengetahui keadaannya bahwa

ibu dalam keadaan baik . memberitahu ibu apabila

merasa mulas yang makin lama semakin sering diharap

ibu datang ke puskesmas. Ibu mengerti yang dijelaskan

Memberitahu ibu untuk meminum Fe dan Kalk

yang diberikan bidan sehari satu kali, untuk Fe diminum

pada malam hari dan untuk Kalk diminum pada pagi hari.

Ibu mengerti dan akan meminum obat yang telah

diberikan. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang sat minggu kemudian atau bila ada keluhan. Ibu

mengerti dan akan melakukan kunjungan dua minggu

kemudian untuk melakukan pemeriksaan.

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

1. Kala I Tanggal Fase Laten 25 Mei 2019, Pukul 07.00WIB

a. Data Subjektif (S)

Ny.C datang ke puskesmas pukul 06.50 WIB, datang

dengan suami dan keluarga, mengeluh perutnya terasa mulas

sejak pukul 02.30 WIB, dan sudah keluar air-air sejak pukul

03.00. Gerakan janin terakhir kali dirasakan 5 menit yang lalu.


105

HPHT: 30-06-2018 TP: 06-04-2019. Ini merupakan kehamilan

yang kedua. Ibu mengatakan makan terakhir pada pukul 06.00

WIB dan minum terakhir 15 menit yang lalu. BAB terakhir pada

pukul 00.00WIB dan BAK terakhir 5 menit yang lalu. Ibu

mengatakan istirahat terakhir pukul 20.00 WIB.

b. Data Objektif (O)

Keadaan umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan

emosional stabil, Tekanan darah 110/90 mmHg, Nadi 98

kali/menit, Respirasi 24 kali/menit, Suhu 36,7°C, BB 67. Hasil

pemeriksaan head to toe didapatkan kepala bersih tidak ada

benjolan, tidak ada oedema pada muka, tidak pucat. mata

simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih

tidak ada polip. mulut lembab tidak pucat gigi tidak caries. telinga

simetris bersih tidak ada pengeluaran cairan. leher tidak ada

pembengkakan kelenjar getah bening, peningkatan vena

jugularis dan pembesaran kelenjar tyroid.

Colostrum belum keluar. Abdomen bersih, tampak linea

gravidarum dan tidak ada bekas luka. TFU Mc Donald 30 cm.

Leopold I bagian atas teraba lunak, bundar tidak melenting

(bokong). Leopold II sebelah kanan teraba keras memanjang

seperti papan (punggung/puka) sebelah kiri teraba bagian-

bagian kecil janin (ekstremitas). Leopold III teraba bulat keras

(kepala) belum masuk PAP. Leopold IV Konvergen, perabaan 4/5


106

bagian. TBJ = (30-11)x155 = 2.945 gram. His 3 kali dalam 10

menit lamanya 35 detik intensitas sedang. DJJ punctum

maksimum sebelah kanan ibu frekuensi 138 kali/menit kuat,

teratur. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema dan tidak

tampak varises. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam Vulva

Vagina tidak ada kelainan, porsio tebal, pembukaan 2cm,

ketuban sudah pecah, selaput ketuba masih ada, presentasi

kepala, UUK kanan depan, tidak ada molase, penurunan kepala

hodge I.

c. Analisa (A)

Ny. C usia 28 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu 2 hari

inpartu kala I fase laten. Janin tunggal hidup intra uterin

presentasi belakang kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk

saat ini.

d. Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan bahwa sudah ada pembukaan, untuk saat ini

pembukaan sudah 2 cm. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat

ini. Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu

sudah masuk pembukaan 2. Memberikan support kepada ibu

agar ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan dan

menganjurkan keluarga untuk mendukung ibu supaya ibu bisa

melewati persalinannya disertai dengan doa dari ibu dan


107

keluarga. Keluarga mendampingu ibu dan memberi semangat

dan ibu menjadi lebih tenang untuk melewati persalinan.

Menganjurkan makan dan minum bila tidak ada mulas. Ibu

mengikuti anjuran bidan.

Mengajarkan teknik relaksasi yaitu dengan cara menarik

nafas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut secara

perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk jangan mengedan

terlebih dahulu. Ibu mengikuti anjuran bidan, dan sudah mengerti

teknik relaksasi dan bisa menerapkannya. Memberitahu ibu

untuk tidak mengedan apabila ibu merasa mulas, ibu dapat

melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri, atau

keluarga dapat membantu mengurangi rasa sakit dengan

masase pada bagian pinggang ibu. Ibu dan keluarga mengerti

dan keluarga melakukan masasse pada bagian pinggang ibu.

Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK, karena

kandung kemih yang penuh akan menghambat penurunan

kepala janin dan meningkatkan resiko perdarahan setelah

persalinan. Ibu mengerti, dan tidak akan menahan BAB dan

BAK. Mempersiapkan peralatan ibu dan janin serta alat partus

set. Perlengkapan ibu dan janin serta partus set sudah

disiapkan.Mengobservasi keadaan umum ibu, his, DJJ, tanda-

tanda vital dan kemajuan persalinan. Terlampir dalam partograf.


108

2. Kala I Tanggal Fase Laten 25 Mei 2019, Pukul 08.00WIB

a. Data Subjektif (S)

Didapatkan data subjektif bahwa ibu mengatakan

mulesnya semakin sering.

b. Data Objektif (O)

Keadaan umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan

emosional stabil, Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 99

kali/menit, Respirasi 24 kali/menit. Hasil pemeriksaan Leopold I

bagian atas teraba lunak, bundar tidak melenting (bokong).

Leopold II sebelah kanan teraba keras memanjang seperti papan

(punggung/puka) sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin

(ekstremitas). Leopold III teraba bulat keras (kepala) belum

masuk PAP. Leopold IV Konvergen, perabaan 3/5 bagian. His 3

kali dalam 10 menit lamanya 36 detik intensitas sedang. DJJ

punctum maksimum sebelah kanan ibu frekuensi 145 kali/menit

kuat, teratur. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam Vulva

Vagina tidak ada kelainan, porsio tipis, pembukaan 5 cm,

ketuban sudah pecah, selaput ketuba masih ada, presentasi

kepala, UUK kanan depan, tidak ada molase, penurunan kepala

hodge II.

c. Analisa (A)

Ny. C usia 28 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu 2 hari

inpartu kala I fase aktif. Janin tunggal hidup intra uterin


109

presentasi belakang kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk

saat ini.

d. Penatalaksanaan (P)

Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan bahwa sudah ada pembukaan, untuk saat ini

pembukaan sudah 5 cm. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat

ini. Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu

sudah masuk pembukaan 5. Menganjurkan makan dan minum

bila tidak ada mulas. Ibu mengikuti anjuran bidan. Mengajarkan

teknik relaksasi yaitu dengan cara menarik nafas dari hidung dan

mengeluarkannya dari mulut secara perlahan-lahan,

menganjurkan ibu untuk jangan mengedan terlebih dahulu. Ibu

mengikuti anjuran bidan, dan sudah mengerti teknik relaksasi

dan bisa menerapkannya. Mengobservasi keadaan umum ibu,

his, DJJ, tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan. Terlampir

dalam partograf.

3. Kala II Tanggal 25 Maret 2019 Pukul 10.00 WIB

a. Data Subjektif (S)

Didapatkan data subjektif bahwa ibu mengatakan

mulesnya semakin kuat dan seperti ingin BAB yang tak

tertahankan.
110

b. Data Objektif (O)

Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

kesadaran Composmentis, keadaan emosional stabil. Tanda-

tanda vital TD 110/80 mmHg. Nadi 101 kali/menit. His 5 kali

dalam 10 menit lamanya 48 detik. DJJ punctum maksimum

sebelah kanan ibu frekuensi 134 kali/menit, terdengar jelas, kuat

dan teratur. Genetalia terlihat adanya tanda dan gejala kala II

yaitu adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,

perineum menonjol, vulva membuka. Pada pemeriksaan dalam,

vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan

serviks lengkap (10 cm), ketuban jernih, presentasi kepala, UUK

kanan depan, tidak ada molase, penurunan kepala hodge III+.

c. Analisa (A)

Ny. C usia 28 tahun G2P1A0 hamil 38, minggu 2 hari

inpartu kala II fisiologis. Janin tunggal hidup intra uterin

presentasi belakang kepala. Keadaan Ibu dan janin baik untuk

saat ini. Masalah tidak ada.

d. Penatalaksanaan (P)

Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah

lengkap dan ibu akan segera melahirkan dan diperbolehkan

untuk meneran apabila ada mulas. Ibu mengetahui bahwa akan

segara melahirkan. Menjaga privasi ibu dengan menutup tirai


111

dan pintu. Ruang bersalin sudah tetutup. Mengatur posisi sesuai

dengan keinginan ibu dan menganjurkan keluarga untuk

membantu posisi ibu senyaman mungkin. Ibu ingin posisi

berbaring. Memberi suport kepada ibu dan menganjurkan

keluarga untuk terus mendukung ibu agar dapat melalui proses

persalinan dengan tenang. Keluarga mensupport ibu. Penolong

menggunakan APD lengkap. APD telah digunakan.

Memimpin ibu untuk mengedan ketika ada mulas dengan

cara pandangan melihat keperut dan kedua tangan menarik

kedua kaki lalu membukanya, menarik nafas dari hidung dan

mengedan tanpa ada suara seperti sedang BAB. Ibu siap

mengedan ketika ada mulas. Melakukan stenen ritgen saat

kepala bayi berada di depan vulva 5-6 cm dan kain sudah

terpasang dibawah bokong ibu, melakukan stenen ridgen.

Kepala bayi lahir. Mengecek lilitan tali pusat. Tidak ada lilitan tali

pusat.

Menunggu hingga kepala bayi memutar dengan

sendirinya. Kepala bayi memutar dengan sendirinya. Melakukan

biparietal kebawah unutk mengelurkan bahu atas dan keatas

untuk mengeluarkan bahu belakang. Bahu sudah lahir.

Melakukan sanggah susur. Bayi lahir spontan pukul 10.45 WIB,

jenis kelamin perempuan, menangis kuat gerakan aktif warna

kulit kemerahan. Meletakanbayi diperut ibu. Bayi telah diletakan


112

diperut ibu. Mengeringkan dan membersihkan jalan nafas. Bayi

sudah dikeringkan.

4. Kala III Tanggal 25 Maret 2019 Pukul 10.45WIB

a. Data Subjektif (S)


Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan

perutnya masih terasa mulas

b. Data Objektif (O)


Data objektif didapat dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik bahwa Keadaan umum baik dan tampak lelah,

kesadaran Composmentis, Tinggi fundus uteri setinggi pusat,

kontraksi uterus baik, uterus teraba keras tidak ada janin kedua,

kandung kemih kosong. Tali pusat tampak di vulva dan sudah

ada tanda-tanda pelepasan plasenta seperti semburan darah

tiba-tiba, uterus globuler, tali pusat memanjang.

c. Analisa (A)
Ny. C usia 28 tahun P2A0 partus kala III fisiologis. Masalah:

Tidak ada.

d. Penatalaksanaan (P)
Menjelaskan kepada ibu bahwa bayi sudah lahir, namum

ari ari belum. Ibu senang dengan kelahiran bayi. Mengecek janin

kedua. Tidak ada janin kedua. Memberitahu ibu bahwa ibu akan

disuntik oxytocin. Ibbu mengetahui dan bersedia untuk disuntik.

Melakukan manajemen kala III. Memberikan injeksi oksitosin 10

IU secara IM dipaha kanan ibu segara I menit setelah lahir untuk


113

merangsang fundus uteri berkontraksi dengan baik. Ibu sudah

diberikan injeksi oksitosin. Menjepit tali pusat dengan umbilical

klem 3 cm diatas pusat bayi, letakan klem 2 cm diatas umbilical

klem dan potong tali pusat. Tali pusat sudah dipotong.

Melakukan IMD. IMD dilakukan ± 20 menit.

Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta. ada semburan

darah tiba-tiba dan tampak tali pusat memanjang. Memindahkan

klem tali pusat didepan vulva, klem sudah dipindahkan.

Melakukan PTT saat ada kontraksi yaitu dengan cara tangan kiri

melakukan dorso cranial dan tangan kanan melakukan

penegangan tali pusat secara terkendali. plasenta sudah lepas.

Mengeluarkan plasenta dengan memutar searah jarum jam.

Plasenta lahir spontan pukul 10.55 WIB. Mengecek kelengkapan

plasenta. Plasenta lahir lengkap. Melakukan massase pada perut

ibu selama 15 detik untuk mengatur kontraksi. Kontraksi baik..

5. Kala IV Tanggal 25 Maret 2019 Pukul 10.55WIB

a. Data Subjektif (S)

Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan sedikit

lelah dan pegal-pegal dan senang atas kelahirannya.

b. Dta Objektif (O)

Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa ibu tampak kelelahan,

keadaan emosional stabil, kesadaran Composmenthis, tanda-


114

tanda vital TD 100/80 mmHg, nadi 96 kali/menit, pernafasan 24

kali/menit, suhu 36,6. Tinggi fundus 2 jari dibawah pusat,

kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan ±100

cc. Genetalia terdapat laserasi pada grade 1 yaitu kulit

peeineum.

c. Analisa (A)

Ny. C usia 28 tahun P2A0 partus kala IV fisiologis

Masalah : Tidak ada

d. Penatalaksanaan(P)

Memberitahu ibu bahwa persalinan sudah selesai dan

terdapat robekan jalan lahir, sehingga akan dilakukan penjahitan.

Ibu mengerti dengan informasi yang disampaikan dan ibu

bersedia untuk dilakukan penjahitan Menyiapkan alat dan bahan

untuk melakukan tindakan penjahitan. alat dan bahan telah siap

digunakan.

Melakukan penjahitan dengan teknik jelujur. luka/ robekan

telah dijahit sehingga menutup bagian yang luka. Membersihkan

seluruh tubuh ibu dari kotoran dan cairan lainnya, evaluasi ibu

sudah bersih. Mengajari ibu untuk mengenali kontraksi yang baik

dengan melakukan Massase, ibu mengerti dengan yang

diajarkan.Mengobservasi kandung kemih dan memberitahu ibu

agar tidak menahan BAK. Ibu mengerti penjelasan bidan dan

tidak akan menahan BAK.Membersihkan dan merapihkan ibu


115

setelah tindakan selesai dengan air DTT. Ibu sudah rapih dan

bersih. Manganjurkan ibu untuk makan dan minu. Ibu mengikuti

anjuran bidan.

Menganjurkan ibu untuk makan, minum, dan istirahat. ibu

mengikuti anjuran bidan. Membereskan peralatan yang telah

digunakan dan membuang bahan yang habis pakai ke tempat

sampah yang sesuai.Peralatan akan di dekontaminasi dan

bahan telah dibuang ke tempat sampah yang sesuai.

Melakukan cuci bilas alat, dekontaminasi dan melakukan

sterilisasi alat. Alat sudah disterilkan. Memberitahu ibu tentang

tanda bahaya pada nifas yaitu; sakit kepala yang berlebihan,

pandangan mata berkunang-kunang, keluarnya darah yang

berlebihan, bengkak pada tangan dan kaki, payudara bengkak

dan nyeri, dan muntah mual yang berlebihan. Ibu mengerti

dengan informasi yang disampaikan.

Memberitahu cara membersihkan genetalia dengan benar

seperti membersihkan kemaluan dari arah depan sampai

kebelakang dengan menggunakan air mengalir dan tidak

menggunakan air hangat. Ibu akan mengerti anjuran yang telah

disampaikan.Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air

besar dan buang air kecil. Ibu mengerti dengan anjuran yang

diberikan.
116

Memberikan obat amoxilin 3x1 , Asam Mefenamat2x1,

Vit.A 1x1 pada ibu. Ibu akan meminumnya setelah ibu makan.

Memberitahu ibu tanda bahaya kala IV yaitu uterus lembek,

perdarahan keluar terus menerus. Ibu mengerti tanda bahaya

setelah melahirkan,. Akan dilakukan pemantauan selama 2 jam

yaitu selama 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam

kedua. Terlampir dalam patograf.

C. Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas

1. Kunjungan I Tanggal 25 Maret 2019 Puku 17.00 WIB di

Puskesmas Tempuran(6 jam post partum)

a. Data Subjektif (S)

Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan masih

merasa mulas, 1 jam post partum ibu sudah mencoba miring kiri

dan miring kanan, 4 jam post partum ibu sudah bisa miring kiri,

miring kanan dan duduk, 6 jam post partum ibu sudah bisa turun

dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Ibu baru makan 1

kali macamnya nasi, sayuran, dan tempe dan sayur, ibu baru

minum 3 gelas. Ibu mengatakan belum sempat istirahat. Aktifitas

ibu hanya menyusui bayinya. Personal hygine ibu belum mandi,

dan sudah membersihkan genetalia sehabis BAK mengganti

pembalut 1 kali atau apabila sudah penuh. Ibu mengatakan

sudah pernah menyusui. Keadaan psikososial spriritual ibu

mengatakan sangat bahagia atas kelahiran anak yang kedua ini.


117

b. Data Objektif (O)

Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum ibu baik,

kesadaran Composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan

darah 110/80 mmHg, respirasi 24 kali/menit, suhu 36,6oC, nadi

98 kali/menit. Mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera

putih, wajah tidak ada oedema, tidak pucat. Hidung bersih,

simetris, tidak ada polip, mulut bibir merah muda, lembab, bersih,

tidak ada caries, telinga simetris, bersih, leher tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan vena

jugularis, payudara simetris, bersih tidak ada benjolan, puting

susu menonjol, ASI sudah keluar, Abdomen bersih, tidak ada

bekas luka, kandung kemih kosong, TFU 2 jari dibawah pusat,

diastasi recti 4/5. Genetalia terdapat luka jahitan, luka jahitan

masih basah dan tidak ada tanda infeksi pada luka jahitan yaitu

tidak ada pembengkakan dan kemerahan, perdarahan normal,

pengeluaran lochea rubra. Ekstremitas tidak ada oedema dan

tidak ada varices.

c. Analisa (A)

Ny. C usia 28 tahun P2A0 post partum 6 jam fisiologis.

Masalah : tidak ada


118

d. Penatalaksnaan (P)

Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu

dalam keadaan baik. Ibu mengetahui bahwa ibu dalam keadaan

baik. Menganjurkan ibu untuk memenuhi keebutuhan nutrisi yang

mengandung banyak protein. Ibu akan mengikuti anjuran bidan

dan akan memenuhi kebutuhan nutrisinya. Mengecek

perdarahan. Perdarahan normal, pengeluaran lochea rubra.

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang

kurang lebih 2 jam dan tidur malam 8 jam. Ibu mengerti dan

akan mengikuti anjuran bidan. Memberitahu kepada ibu tanda-

tanda bahaya masa nifas yaitu mudah lelah, demam, nyeri atau

terasa panas saat BAK, payudara terasa sakit saat disentuh atau

bengkak, pandangan kabur, bengkak disekitar wajah, kaki, dan

tangan. Panas yang tinggi selama 2 hari berturut-turut,

pengeluaran dari kemaluan berbau busuk dan banyak. Ibu

mengerti dan mengethaui tanda-tanda nahaya nifas.

Memberitahu ibu untuk jangan takut BAB dan BAK. Ibu

mengerti dan ibu tidak takut untuk BAK karena ibu sudah BAK.

Memberitahu ibu cara perawatan luka perineum yaitu jangan

membersihkan genetalia dengan air hangat, perbanyak makan

makanan yang kaya protein, rajin membersihkan genetalia,

perbanyak gerak. Ibu mengerti yang di jelaskan. Mengingatkan

ibu untuk meminum obat yang diberikan yaitu amoxilin 3x1,


119

asam mefenamat 2x1, Vit A 1x1 d. Ibu telah meminum obat yang

diberikan. Memberitahu ibu bahwa pada hari ke 3 yaitu pada

tanggal 27-03-2019 akan dilakukan kunjungan kerumah ibu Ibu

mengerti dan bersedia untuk dilakukan kunjungan.

2. Kunjungan II Tanggal 27 Maret 2019 Pukul 16.00 WIB di Rumah

pasien (3 hari post partum)

a. Data Subjektif (S)

Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan tidak

ada keluhan. Ibu mengatakan air susu banyak. Makan 3 kali

sehari porsi sedang, jenis sayuran, telur, tempe. Minum ±8

gelas sehari. BAB sudah 2 kali setelah melahirkan. BAK ±5

kali. Aktifas sehari hari lebih banyak menghabiskan waktu

mengurusi bayi. Istirahat siang ±1 jam, malam ±6 jam.

b. Data Objektif (O)


Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

kesadaran Composmentis, TD: 110/70 mmHg, R:25

kali/menit, S: 36,4oC, N: 98 kali/menit, Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih, wajah tidak ada

oedema, tidak pucat. Hidung bersih, simetris, tidak ada polip,

mulut bibir merah muda, lembab, bersih,tidak ada caries,

telinga simetris, bersih, leher tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid, tidak ada peningkatan vena jugularis, payudara


120

simetris, bersih tidak ada benjolan, ASI sudah keluar,

Abdomen bersih, tidak ada bekas luka, tinggi fundus uteri 3

jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih

teraba kosong, diastasi recti 4/5. Genetalia terdapat luka

jahitan, luka jahitan masih basah dan tidak ada tanda infeksi.

Pengeluaran pervaginam berwarna merah (lochea rubra),

tidak berbau. Ekstremitas tidak oedema.

c. Analisa (A)
Ny. C usia 28 tahun P2A0 post partum hari ke 3.

Masalah : Tidak ada.

d. Penatalaksanaan (P)
Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa

keadaannya baik. Ibu mengetahui bahwa ibu dalam keadaan

baik. Mengajarkan senam nifas. Ibu dapat melakukannya.

Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi, dan

jangan ada pantangan. Ibu mengerti dan ibu sudah cukup

memenuhi kebutuhan nutrisinya, dan tidak ada pantangan.

Merencanakan kunjungan ulang pada tanggal 29 maret 2019

atau apabila ada keluhan. Ibu bersedia melakukan kunjungan

ulang pada tanggal yang ditentukan dan apabila ada keluhan.


121

3. Kunjungan III Tanggal 29 Maret 2019 Pukul 13.00 WIB di

Puskesmas Tempuran (5 hari post partum)

a) Data Subjektif (S)

Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan tidak

ada keluhan. Makan 3 kali sehari porsi sedang, jenis nasi,

sayur, tempe, telur, ayam. Minum ±5 gelas sehari. BAB sudah

2 hari sekali, konsistensi lembek, padat, bau khas. BAK ±5,

tidak ada keluhan, warna kuning, bau khas kali. Aktifas sehari

lebih sering beraktifitas dengan posisi duduk. Istirahat siang

±1 jam, malam ±8 jam.

b) Data Objektif (O)

Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

kesadaran Composmentis, TD: 130/90 mmHg, R:26

kali/menit, S: 36,4oC, N: 92 kali/menit, Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih, wajah tidak ada

oedema, tidak pucat. Hidung bersih, simetris, tidak ada polip,

mulut bibir merah muda, lembab, bersih,tidak ada caries,

telinga simetris, bersih, leher tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid, tidak ada peningkatan vena jugularis, payudara

simetris, bersih tidak ada benjolan, ASI sudah keluar,

Abdomen bersih, tidak ada bekas luka, tinggi fundus uteri 3

jari diatas simpisis, kontraksi uterus baik, kandung kemih


122

teraba kosong, diastasi recti 3/5. Genetalia terdapat luka

jahitan, luka jahitan tampak kering dan tidak ada tanda

infeksi. Pengeluaran pervaginam lochea sanguinolenta, tidak

berbau. Ekstremitas tidak oedema.

c) Analisa (A)

Ny. C usia 28 tahun P2A0 post partum hari ke 5.

Masalah : Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa

keadaannya baik. Ibu mengetahui bahwa ibu dalam keadaan

baik. Melakukan manajemen laktasi, memastikan posisi

menyusui benar dan mengajarkan cara menyusui. Ibu dapat

melakukan sesuai anjuran. Mengajarkan ibu cara perawatan

payudara, ibu dapat melakukan sesuai dengan contoh yang

diberikan. Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan

istirahatnya minimal 8 jam sehari. Ibu mengerti dan akan

istirahat cukup. Mengingatkankan kembali untuk tetap

memberi ASI selama 6 bulan tanpa memberi tambahan

mkanan apapun. ibu mengerti dan akan memberikan asi

selama 6 bulan tanpa tambahan makanan. Merencanakan

kunjungan ulang pada tanggal 31 maret 2019 atau apabila

ada keluhan. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada

tanggal yang ditentukan dan apabila ada keluhan.


123

4. Kunjungan IV Tanggal 31 Maret 2019 Pukul 16.00 WIB di

Rumah pasien (7 hari post partum)

a) Data Subjektif (S)

Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan

tidak ada keluhan. Makan 3 kali sehari porsi sedang, jenis

nasi, sayur, tempe, telur, ayam. Minum ±9 gelas sehari. BAB

sudah 1 kali sehari. BAK ±7 kali. Aktifas sehari hari

mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel,

menyuci, memasak. Istirahat siang ±1 jam, malam ±8 jam.

b) Data Objektif (O)

Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

kesadaran Composmentis, TD: 110/80 mmHg, R:22

kali/menit, S: 36,2oC, N: 92 kali/menit, Mata simetris,

konjungtiva merah muda, sklera putih, wajah tidak ada

oedema, tidak pucat. Hidung bersih, simetris, tidak ada polip,

mulut bibir merah muda, lembab, bersih,tidak ada caries,

telinga simetris, bersih, ASI banyak, Abdomen bersih, tidak

ada bekas luka, tinggi fundus uteri 2 jari diatas simpisis,

kontraksi uterus baik, kandung kemih teraba kosong, diastasi

recti 2/5. Genetalia terdapat luka jahitan, luka jahitan tampak

kering dan tidak ada tanda infeksi. Pengeluaran pervaginam

lochea serosa, tidak berbau. Ekstremitas tidak oedema.


124

c) Analisa (A)

Ny. C usia 28 tahun P2A0 post partum hari ke 7.

Masalah : Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa

keadaannya baik. Ibu mengetahui bahwa ibu dalam keadaan

baik. Mengajak ibu untuk melakukan senam nifas hari ketujuh.

Ibu dapat mengikuti. Merencanakan kunjungan ulang pada

tanggal 29 maret 2019 atau apabila ada keluhan. Ibu bersedia

melakukan kunjungan ulang pada tanggal yang ditentukan

dan apabila ada keluhan.

5. Kunjungan V Tanggal 07 April 2019 Pukul 16.00 WIB di Rumah

pasien (14 hari post partum)

a) Data Subjektif (S)

Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan tidak

ada keluhan. Makan 3 kali sehari porsi sedang, minum ±8 gelas

sehari. BAB sudah 1 kali sehari. BAK ±6 kali. Aktifas sehari hari

mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel,

menyuci, memasak. Istirahat siang ±1 jam, malam ±8 jam.

b) Data Objektif (O)

Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

kesadaran Composmentis, TD: 100/80 mmHg, R:24 kali/menit,


125

S: 36,6oC, N: 98 kali/menit, Mata simetris, konjungtiva merah

muda, sklera putih, wajah tidak ada oedema, tidak pucat.

Hidung bersih, simetris, tidak ada polip, mulut bibir merah

muda, lembab, bersih,tidak ada caries, telinga simetris, bersih,

ASI banyak, Abdomen bersih, tidak ada bekas luka, tinggi

fundus sudah tidak teraba, kandung kemih teraba kosong.

Genetalia terdapat luka jahitan, luka jahitan tampak kering dan

tidak ada tanda infeksi. Pengeluaran pervaginam lochea alba,

tidak berbau. Ekstremitas tidak oedema.

c) Analisa (A)

Ny. Cusia 28 tahun P2A0 post partum hari ke 14.

Masalah : Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa

keadaannya baik. Ibu mengetahui bahwa ibu dalam keadaan

baik. Memberitahu ibu metode KB yang dapat digunakan pada

ibu menyusui yaitu Kb alamiah seperti MAL, selain itu ibu dapat

menggunakan KB Pil atau KB Suntik 3 bulan. Ibu akan

menggunakan KB suntik 3 bulan . Merencanakan kunjungan

ulang pada tanggal 29 maret 2019 atau apabila ada keluhan.

Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal yang

ditentukan dan apabila ada keluhan.


126

6. Kunjungan VI Tanggal 29 April 2019 Pukul 16.30 WIB di Rumah

pasien (36 hari post partum)

a) Data Subjektif (S)

Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan tidak

ada keluhan. Makan 3 kali sehari porsi sedang, minum ±8 gelas

sehari. BAB sudah 1 kali sehari. BAK ±7 kali. Aktifas sehari hari

mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel,

menyuci, memasak. Istirahat siang ±1 jam, malam ±8 jam.

b) Data Objektif (O)

Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

kesadaran Composmentis, TD: 110/80 mmHg, R:23 kali/menit,

S: 36,4oC, N: 95 kali/menit, wajah tidak ada oedema, Mata

simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak pucat.

Hidung bersih, simetris, tidak ada polip, mulut bibir merah

muda, lembab, bersih,tidak ada caries, telinga simetris, bersih,

ASI banyak, Abdomen bersih, tidak ada bekas luka, tinggi

fundus sudah tidak teraba, kandung kemih teraba kosong.

Genetalia terdapat luka jahitan, luka jahitan tampak bersih dan

kering dan tidak ada tanda infeksi. Pengeluaran pervaginam

lochea alba, tidak berbau. Ekstremitas tidak oedema.


127

c) Analisa (A)

Ny. C usia 28 tahun P2A0 post partum hari ke 36.

Masalah : Tidak ada.

d) Penatalaksanaan (P)

Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa

keadaannya baik. Ibu mengetahui bahwa ibu dalam keadaan

baik. Mengingatkan ibu untuk melakukan KB. Ibu akan

melakukan KB pada bulai Mei . Memberitahu ibu apabila ada

keluhan atau masalah diharap untuk segera datang ke tenaga

kesehatan. Ibu mengerti yang dianjurkan

D. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

1. Kunjungan I Tanggal 25 Maret 2019 Pukul 12.00 WIB (1 Jam)

a. Data Subjektif (S)


Didapat dari data subjektif bahwa bayi Ny. C lahir pada

tanggal 25 Maret 2019, jenis kelamin Laki-laki jam 10.45 WIB,

lahir spontan, sigtuna bayi menangis kuat, pernafasan teratur,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan. tidak ada kelainan

bawaan, melakukan rangsangan dan penghisap lender. Bayi

sudah BAB dan sudah BAK. Ibu mengatakan senang karena

bayi sudah lahir dengan selamat

b. Data Objktif (O)


Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik


128

dan menengis kuat. Denyut Jantung 138 kali/menit, suhu

36,6oC, respirasi 43 kali/menit. Bentuk kepala normal, Ubun-

ubun datar, tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephal

hematoma, wajah bersih, warna kulit kemerahan, mata

simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, mata bayi

tampak mengedip (reflek glabela), hidung bersih, bibir simetris

tidak ada polip tidak ada cuping hidung, mulut bersih, tidak

tampak bibir sumbing,bayi terlihat mencari puting susu dan

menelan saat menyusu (reflek rooting dan sucking), telinga

simetris, leher tidak ada benjolan, tidak ada fraktur klavikula,

dada simetris, bunyi jantung dan paru-paru normal, putting

susu simetris.

Abdomen tali pusat masih basah dan tidak ada tanda-

tanda perdarahan. Ekstermitas simetris, jari kanan lengkap,

jari kiri jumlahnya lengkap, ekstremitas bawah simetris, jari

kaki lengkap. Bayi terlihat dapat menggenggam (reflek graps).

Skrotum sudah turun, penis berlubang, uretra berlubang. Anus

berlubang. Punggung tidak ada pembengkakan atau

cekungan, tidak ada spina bifida. BB bayi 3500 gram, Panjang

Badan 49 cm, Lingkar Kepala 34 cm, Lingkar Dada 33 cm,

lingkar perut 30 cm, Lingkar Lengan Atas 10 cm.


129

c. Analisa (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1

jam Fisiologis. Masalah : tidak ada.

d. Penatalaksanaan (P)
Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa

hasil pemeriksaan keadaan bayi ibu saat ini baik . Evaluasi :

Ibu merasa senang mendengar informasi dari bidan.

Menginformasikan kepada ibu agar bayi mendapatkan ASI,

dan harus diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan

memberikan support kepada ibu agar tetap berusaha

menyusui bayinya.Evaluasi : ibu akan mencoba anjuran bidan

Memberikan Vit K (phytomenadione) dengan dosis 10

mg diberikan sebanyak 1 ml dan salep mata (Chloramphenicol

1%) kepada bayi. Evaluasi :sudah diberikan. Memfasilitasi

kontak dini antara ibu dan bayi (bonding attacment).

Evaluasi :bonding attacment sudah di lakukan.

Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk

mempertahankan suhu tubuh bayi agar bayi tetap merasa

hangat. Evaluasi :ibu meminta keluarga untuk menyelimuti

bayinya

Memberitahu kepada ibu untuk selalu menjaga

kebersihan tali pusat hingga tali pusat puput, agar tidak terjadi

infeksi pada tali pusat. Evaluasi : Mengajari ibu bagaimana

cara mengganti kasa tali pusat Memberitahu ibu bayi akan di


130

imunisasi Hb0 ketika akan pulang kerumah. Evaluasi : Ibu

mengerti, dan bersedia bayinya disuntik.

2. Kunjungan II Tanggal 25 Maret 2019 Pukul 17.00 WIB (6 Jam)

a. Data Subjektif (S)


Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan bayi

terlihat tenang dan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan bayi

menyusu setiap 2 jam sekali, BAK 2 kali, dan sudah BAB.

b. Data Objektif (O)


Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

bayi tampak sehat, gerakan aktif, respirasi 39 kali/menit, suhu

36,5ºC, denyut jantung 141 kali/menit. Wajah tidak ikterik,

mata simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, terdapat

reflek grabeller, hidung bersih, mulut bersih terdapat reflek

rooting dan sucking, tidak tampak bibir sumbing, telinga

simetris, dada tidak ada benjolan, bunyi jantung dan paru

normal, abdomen tidak kembung, tali pusat masih basah, tidak

ada tanda infeksi. Ekstremitas simetris, tidak ada kelainan, jari

lengkap, terdapat reflek grasping dan baby sky pada kaki,

pergerakan aktif, skroktum sudah turun, ada lubang uretra,

terdapat lubang anus, kulit kemerahan.

c. Analisa (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6

jam fisiologis. Masalah : Tidak ada.


131

d. Penatalaksanaan (P)
Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa

hasil pemeriksaan keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengerti

dan mengetahui bahwa bayi dalam keadaan sehat.

Memberitahu ibu bahwa bayi akan disuntik Hb0. Ibu bersedia

bayinya akan disuntik Hb0. Menyiapkan Hb0. Hb0 sudah

disiapkan. Menyuntikkan Hb0 secara IM dipaha kanan dengan

dosis 0,5 ml. Hb0 sudah diberikan.

Memberitahu ibu untuk menyususi bayi minimal 2 jam

sekali. Ibu akan menyusui bayi miniml 2 jam sekali.

Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti demam

tinggi, tidak BAK selama 24 jam dan BAB selama 3 hari. Ibu

mengerti akan tanda bahaya pada bayi. Memberitahu ibu akan

dilakukan kunjungan ulang pada hari berikutnya pada tanggal

27 Maret 2019. Ibu mengerti akan dilakukan kunjungan ulang

dihari berikutnya.

3. Kunjungan III Tanggal 27 Maret 2019 Pukul 16.30 WIB di Rumah

pasien (3 hari)

a. Data Subjektif (S)


Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan bayi

dalam keadaan sehat. Ibu mengatakan bayi menyusu banyak,

menyusu setiap 1 jam sekali, BAK ± 10 kali, dan BAB ± 2 kali.


132

b. Data Objektif (O)


Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

bayi tampak sehat, gerakan aktif, respirasi 38 kali/menit, suhu

36,6ºC, denyut jantung 134 kali/menit, Wajah tidak ikterik,

mata simetris, sklera putih, tidak ada pus terdapat reflek

grabeller, mulut bersih terdapat reflek rooting dan sucking,

puting susu sejajar, bunyi jantung dan paru normal, abdomen

tali pusat sudah kering, tidak ada tanda infeksi, tali pusat

belum puput. Ekstremitas simetris, tidak ada kelainan, jari

lengkap, pergerakan aktif terdafat reflek grasping dan baby

sky pada telapak kaki, skroktum sudah turun, ada lubang

uretra, terdapat lubang anus, kulit kemerahan.

c. Analisa (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 3

hari fisiologis. Masalah : Tidak ada.

d. Penatalaksanaan (P)
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu

bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahui bahwa bayi

dalam keadaan baik. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap

menjaga kebersihan bayi seperti segera mengganti popok

apabila basah. Ibu akan melakukan anjuran bidan.

Menjelaskan kembali tanda bahaya pada bayi seperti demam,

kejang, kulit kuning, perdarahan tali pusat, dan tidak mau


133

menyusu. Ibu mengerti tanda bahaya pada bayi. Memberitahu

ibu jika ada keluhan pada bayi untuk segera ketenaga

kesehatan. Ibu akan segera membawa bayinya jika ada

keluhan. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan

kembali pada tanggal 29 Maret 2019. Ibu mengerti dan

bersedia untuk di lakukan kunjungan ulang.

4. Kunjungan IV Tanggal 29 Maret 2019 Pukul 14.00 WIB di

Puskesmas Tempuran (5 hari)

a. Data Subjektif (S)


Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan bayi

dalam keadaan sehat. Ibu mengatakan bayi menyusu banyak,

menyusu setiap 1 jam sekali, BAK ± 10 kali, dan BAB ± 3 kali.

b. Data Objektif (O)


Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik

dan menengis kuat. Denyut Jantung 136 kali/menit, suhu

37,0oC, respirasi 44 kali/menit. Bentuk kepala normal, Ubun-

ubun datar, tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephal

hematoma, wajah bersih, warna kulit kemerahan, mata

simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, mata bayi

tampak mengedip (reflek glabela), hidung bersih, bibir simetris

tidak ada polip tidak ada cuping hidung, mulut bersih, tidak

tampak bibir sumbing,bayi terlihat mencari puting susu dan

menelan saat menyusu (reflek rooting dan sucking), telinga


134

simetris, leher tidak ada benjolan, tidak ada fraktur klavikula,

dada simetris, bunyi jantung dan paru-paru normal, putting

susu simetris.

Abdomen tali pusat kering dan tidak ada tanda-tanda

perdarahan. Ekstermitas simetris, jari kanan lengkap, jari kiri

jumlahnya lengkap, ekstremitas bawah simetris, jari kaki

lengkap. Bayi terlihat dapat menggenggam (reflek graps).

Skrotum sudah turun, penis berlubang, uretra berlubang. Anus

berlubang. Punggung tidak ada pembengkakan atau

cekungan, tidak ada spina bifida. BB bayi 4000 gram, Panjang

Badan 50 cm, Lingkar Kepala 35 cm, Lingkar Dada 34 cm,

lingkar perut 34 cm, Lingkar Lengan Atas 10 cm.

c. Analisa (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 5

hari fisiologis. Masalah : Tidak ada.

d. Penatalaksanaan (P)
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu

bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahui bahwa bayi

dalam keadaan baik. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap

memberikan ASI kepada bayi, tidak memberikan makanan

tambahan apapun minimal sampai bayi berusia 6

bulan,dengan cara susui secara on demand. Ibu akan

melakukan anjuran bidan dan akan tetap memberikan asi

selama 6 bulan.
135

Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga

kebersihan bayi seperti segera mengganti popok apabila

basah. Ibu akan melakukan anjuran bidan. Menjelaskan

kembali tanda bahaya pada bayi seperti demam, kejang, kulit

kuning, perdarahan tali pusat, dan tidak mau menyusu. Ibu

mengerti tanda bahaya pada bayi. Memberitahu ibu jika ada

keluhan pada bayi untuk segera ketenaga kesehatan. Ibu

akan segera membawa bayinya jika ada keluhan.

Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan kembali

pada tanggal 31 Maret 2019. Ibu mengerti dan bersedia untuk

di lakukan kunjungan ulang.

5. Kunjungan V Tanggal 31 Maret 2019 Pukul 16.00 WIB di Rumah

pasien (7 hari)

a. Data Subjektif (S)


Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan tidak

ada keluhan pada bayi. bayi menyusu setiap 2 jam sekali,

BAK ± 10 kali, dan BAB ± 3 kali.

b. Data Objektif (O)


Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

bayi tampak sehat, gerakan aktif, respirasi 42 kali/menit, suhu

37,1ºC, denyut jantung 137 kali/menit, Wajah tidak ikterik,

mata simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, terdapat

reflek grabeller, hidung bersih, mulut bersih terdapat reflek


136

rooting dan sucking, tidak tampak bibir sumbing, telinga

simetris, dada tidak terdapat dada burung, bunyi jantung dan

paru normal, abdomen tidak kembung, tali pusat sudah puput.

Ekstremitas simetris, tidak ada kelainan, jari lengkap, terdapat

reflek grasping dan baby sky pada kaki, pergerakan aktif,

skroktum sudah turun, ada lubang uretra, terdapat lubang

anus, kulit kemerahan.

c. Analisa (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 7

hari fisiologis. Masalah : Tidak ada.

d. Penatalaksanaan (P)
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu

bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahui bahwa bayi

dalam keadaan baik. Mangingatkan kembali untuk

memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa makanan

tambahan. Ibu mengerti dan akan memberi asi selama 6

bulan tanpa makanan tambahan. Memberitahu ibu jika ada

keluhan pada bayi untuk segera ketenaga kesehatan. Ibu

akan segera membawa bayinya jika ada keluhan.

Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan kembali

pada tanggal 7 April 2019. Ibu mengerti dan bersedia untuk di

lakukan kunjungan ulang.


137

6. Kunjungan VI Tanggal 7 April 2019 Pukul 16.00 WIB di Rumah

pasien (14 hari)

a. Data Subjektif (S)


Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan bayi

dalam keadaan sehat. Ibu mengatakan bayi menyusu setiap 1

jam sekali, BAK ± 9 kali, dan BAB ± 2 kali.

b. Data Objektif (O)


Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

bayi tampak sehat, gerakan aktif, respirasi 46 kali/menit, suhu

36,8ºC, denyut jantung 139 kali/menit, Wajah tidak ikterik,

mata simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, terdapat

reflek grabeller, hidung bersih, mulut bersih terdapat reflek

rooting dan sucking, telinga simetris, dada tidak terdapat dada

burung, bunyi jantung dan paru normal, abdomen tidak

kembung. Ekstremitas simetris, tidak ada kelainan, jari

lengkap, terdapat reflek grasping dan baby sky pada kaki,

pergerakan aktif, skroktum sudah turun, ada lubang uretra,

terdapat lubang anus, kulit kemerahan.Analisa (A)

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 14

hari fisiologis. Masalah : Tidak ada.

c. Penatalaksanaan (P)
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu

bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahui bahwa bayi
138

dalam keadaan baik. Memberitahu ibu untuk melakukan

imunisasi BCG pada 26 April 2019. Ibu akan melakukan

imunisasi. Memberitahu ibu jika ada keluhan pada bayi untuk

segera ketenaga kesehatan. Ibu akan segera membawa

bayinya jika ada keluhan.

7. Kunjungan VII Tanggal 29 April 2019 Pukul 16.30 WIB di Rumah

pasien (36 hari)

a. Data Subjektif (S)


Didapat dari data subjektif bahwa ibu mengatakan bayi

dalam keadaan sehat. Ibu mengatakan bayi menyusu setiap 2

jam sekali, BAK ± 9 kali, dan BAB ± 2 kali. Ibu mengatakan

bayi sudah mendapat imunisasi BCG.

b. Data Objektif (O)


Mendapat data objektif dari pemeriksaan umum dan

pemirikasaan fisik didapat hasil bahwa keadaan umum baik,

bayi tampak sehat, gerakan aktif, respirasi 48 kali/menit, suhu

36,8ºC, denyut jantung 137 kali/menit, Wajah tidak ikterik,

mata simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, terdapat

reflek grabeller, hidung bersih, mulut bersih terdapat reflek

rooting dan sucking, telinga simetris, dada tidak terdapat dada

burung, bunyi jantung dan paru normal, abdomen tidak

kembung. Ekstremitas simetris, tidak ada kelainan, jari

lengkap, terdapat reflek grasping dan baby sky pada kaki,


139

pergerakan aktif, skroktum sudah turun, ada lubang uretra,

terdapat lubang anus, kulit kemerahan

c. .Analisa (A)

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 36

hari fisiologis. Masalah : Tidak ada.

d. Penatalaksanaan (P)

Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu

bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahui bahwa bayi

dalam keadaan baik. Memberitahu ibu untuk melakukan

imunisasi DPT dan Polio pada bulan depan. Ibu akan

melakukan imunisasi. Memberitahu ibu jika ada keluhan pada

bayi untuk segera ketenaga kesehatan. Ibu akan segera

membawa bayinya jika ada keluhan.


140

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kehamilan

1. Asuhan Antenatal Berdasarkan “10 T”

Sesuai buku Kesehatan Ibu dan Anak (2018), asuhan

Antenatal minimal dengan “10 T” yaitu, pengukuran tinggi

badan cukup satu kali, penimbangan berat badan setiap kali

pemeriksaan. Namun pada kenyataan penulis tidak menimbang

berat badan setiap kali kunjungan dikarenakan keterbatasan

alat. Dapat disimpulkan bahwa terjadi kesenjangan antara teori

dengan kenyataan, karena pada kasus Ny. C, tidak dilakukan

penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan.

2. Pemeriksaan Fisik

Menurut Fatimah & Nuryaningsih (2017), pemeriksaan

fisik ibu hamil meliputi pemeriksaan kepala, leher, tangan, kaki,

payudara, abdomen, genetalia, dan anus. Pada kasus Ny. C,

tidak dilakukan pemeriksaan genetalia dan anus dikarenakan

pasien tidak bersedia. Dapat disimpulkan bahwa terjadi

kesenjangan antara teori dengan kenyataan, karena pada

kasus Ny. C, tidak dilakukan pemeriksaan payudara dan

genetalia.
141

3. Imunisasi TT

Berdasarkan buku KIA (2018) imunisasi dilakukan

sebanyak lima kali dengan selang waktu dan lama

perlindungan yang tertera dalam tabel.

Tabel 4.1 Tabel pemberian imunisasi TT dan lama perlindungannya


Imunisasi TT Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
Langkah awal
Pada kunjungan antenatal pembentukan kekebalan
TT 1
pertama tubuh terhadap penyakit
tetanus
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 >25 tahun
(kemenkes RI, 2018)

Pada kasus Ny. C, TT 1 dan TT 2 dilakukan dikehamilan

pertama dan TT 3 dilakukan saat usia kehamilan 32 minggu.

Maka terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan bahwa

pemberian imunisasi TT yang dilakukan Ny. C sudah melewati

masa perlindungan.

4. Cara pengisian buku KIA

Berdasarkan Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA

(2018) dituliskan pada kolam tindakan: Terapi: tindakan atau

obat-obatan yang diberikan. TT: Imunisasi TT1, TT2, TT3, TT4,

TT5 yang diberikan. Kalau tidak diberikan tidak perlu ditulis.

Fe: Jumlah dan dosis tablet tambah darah yang diberikan.

Rujukan : tulis rujuk dan nama tempat rujukan yang dituju.

Umpan balik: Tulis umpan balik yang disampaikan dari hasil


142

rujukan, atau dilampirkan keterangan rujukan di halaman 25.

Pada kasus Ny. C cara penulisan tindakan pada buku KIA tidak

dituliskan secara lengkap, hanya ditulis nama obat dan dosis

saja, tidak ditulis berapa jumlah yang diberikan. Maka terdapat

kesenjangan antara teori dan kenyataan pada penulisan buku

KIA.

5. Pemeriksaan Lab

Menurut Fatimah & Nuryaningsih (2017), dibanyak tempat di

Indonesia wanita didperiksa urinnya untuk mengetahui kadar

protein dan glukosanya, diperiksa darahnya untuk mengetahui

faktor rhesus , golongan darah, Hb, HBsAg dan rubelanya.

Namun pada kasus Ny, C tidak dilakukan pemeriksaan glukosa

dikarenakan keterbatasan alat. Maka terjadi kesenjangan

antara teori dan kenyataan pada pemeriksaan lab.

6. Pemberian Asam Folat

Menurut kusmiati (2009), pemberian asam folat dimulai dari 2

bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama

kehamilan.yang berguna untuk membantu produksi sel darah

merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta.

Pada kasus Ny, C pemberian Asam Folat di berikan pada usia

kehamilan 12 minggu.
143

B. Persalinan.

1. Vulva Hygiene

Sesuai langkah APN yang ke-7 yaitu Membersihkan vulva

dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke

belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah

dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Manfaat dilakukannya vulva

hygine yaitu dapat menjaga kebersihan perineum dan vulva,

mencegah terjadinya infeksi pada vulva, perineum, maupun

uterus. Pada kasus Ny. C, tidak dilakukan Vulva Hygine

dikarenakan ketidak sengajaan penulis yang tidak mengikuti

langkah APN. Dapat disimpulkan bahwa terjadi kesenjangan

antara teori dengan kenyataan, karena pada kasus Ny. C, tidak

dilakukan Vulva Higiene.

2. Membersihkan badan ibu dengan air DTT

Pada langkah APN ke-55 yaitu Membersihkan ibu dengan

menggunakan air desinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan

ketuban, lendir, dan darah. Membantu ibu memakai pakaian

yang bersih dan kering. Pada kasus Ny. C, membersihkan ibu

hanya menggunakan air biasa dikarenakan di Puskesmas sudah

terbiasa tidak menggunakan air DTT. Dapat disimpulkan bahwa

terjadi kesenjangan antara teori dengan kenyataan, karena pada

pada saat membersihkan ibu dari cairan ketuban, lendir, dan

darah penulis tidak menggunakan air DTT.


144

3. APD

Menurut Sursilah (2010) Perlengkapan pelindung pribadi

mencegah petugas terpapar mikroorganisme penyebab infeksi

dengan cara menghalangi atau membatasi petugas dari cairan

tubuh. Peralatan pelindung diri pribadi meliputi sarung tangan,

masker/respirator, pelindung mata, kap, gaun, dan barang lain.

Akan tetapi pada saat melakukan pertolongan persalinan Ny. C

penulis hanya menggunakan sarung tangan, apron dan sepatu

pelindung. Pentingnya memakai APD lengkap yaitu untuk

terhindar dari virus dan penyakit serta untuk mengurangi resiko

terkena infeksi oleh individu. Maka dari itu ada kesenjangan

antara teori dan kasus, dikarenakan perlengkapan APD yang

terbatas, serta penulis tidak mempersiapkan perlengkapan APD

terlebih dahulu

C. Nifas

1. Senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari

pertama melahirkan setiap hari sampai hari ke sepuluh, terdiri

dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk

mempercepat pemulihan keadaan ibu. (Suherni Fitramaya.

2010). Pada kenyataannya senam nifas dilakukan pada saat

hari ke-3. Penulis mulai melakukan senam nifas bada hari ke-3

sampai hari ke-10.


145

D. Bayi Baru Lahir

1. IMD

Menurut Prawirohardjo (2016) Segera setelah dilahirkan,

bayi diletakkan di dada atau perut atas ibu selama paling sedikit

satu jam untuk memberi kesempatan pada bayi untuk mencari

dan menemukan puting ibunya. Namun pada kasus Ny. C telah

dilakukan IMD namun tidak dilakukan selama satu jam. Maka

terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena pada

By. Ny. C hanya dilakukan IMD selama ± 20 Menit


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan secaara

komprehensif pada Ny C dimulai dari Kehamilan, persalinan, nifas dan

bayi baru lahir, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai

berikut :
1. Pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil, bersalin, nifas

dan BBL telah dilakukan dari tanggal 23 September 2018 sampai

29 April 2019.
2. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Ny C, diagnosa

selama kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dalam

keadaan normal serta tidak ditemukan adanya masalah karena

tidak ada tanda-tanda bahaya atau komplikasi pada saat hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir. Tetapi dilihat dari data sekunder buku

KIA terdapat ketidaknyamanan pada trimester I terdapat masalah

pada Ny. C yaitu mual.


3. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan diagnosa dan atau masalah

potensial pada ibu masa persalinan nifas dan bayi baru lahir. Tetapi

Ny. C mengalami masalah ketidaknyamanan pada kehamilan

146
147

4. Tidak terdapat kebutuhan tindakan segera pada nifas dan bayi baru

lahir, pada persalinan dibutuhkan tindakan segera yaitu penjahitan

perineum agar tidak terjadi perdarahan.


5. Rencana yang dilakukan pada Ny C telah dibuat saat kehamilan,

persalinan, nifas dengan melihat data hasil anamnesa tindakan dan

observasi
6. Pelaksanaan rencana asuhan yang diberikan pada Ny C telah

dilaksanakan dengan baik, sikap ibu yang kooperatif memudahkan

penulis dalam melaksanakan perencanaan yang telah dibuat,

meskipun ada kesenjangan antara teori dengan kasus.


7. Dari pelaksanaan asuhan kebidanan secara langsung didapatkan

evaluasi asuhan kebidanan yang diberikan selama kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang dapat diterima oleh klien.

Semua tindakan bisa dilaksanakan sesuai harapan.


8. Dokumentasi kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi

baru lahir ditulis dengan metode SOAP. Penulis melakukan

pendokumentasian setiap kegiatan asuhan yang dikerjakan. Agar

dapat mengatasi kesenjangan antara teori dan masalah yang ada

dalam praktik nyata, dapat menerapkan ilmu yang didapat dan agar

lebih terampil serta tanggap dalam melakukan manajemen asuhan

kebidanan yang komprehensif.


148

A. Saran

1. Bagi Institusi

Diharapkan institusi dapat terus meningkatkan mutu

pendidikan dalam hal pemberian materi perkuliahan oleh tenaga

pengajaran yang professional dan kompeten dibidangnya

masing-masing, memberikan kesempatan berupa sarana dan

tempat untuk dapat mempraktikan teori yang didapat serta

memberikan masukan-masukan kepada mahasiswi dan

bimbingan untuk lebih baik dalam melakukan pembuatan laporan

tugas akhir.

2. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan agar dapat lebih meningkatkan mutu

pelayanannya, terutama dalam pelayanan kebidanan dengan

cara selalu mengupdate perkembangan ilmu kesehatan

khususnya mengenai asuhan kebidanan agar sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan sehingga dapat membantu

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya

kesehatan ibu dan anak.

3. Bagi Penulis

Diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan lebih

baik lagi terutama dalam anamnesa untuk lebih detail,

melakukan pendekatan sesuai dengan karakter pasien, melatih


149

kemampuan komunikasi yang efektif serta meningkatkan kembali

pengetahuan agar lebih menguasai teori sehingga dapat lebih

maksimal dalam memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan

klien.

4. Bagi Masyarakat

Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya dengan

teratur sehingga dapat terdeteksi secara dini adanya komplikasi

selama kehamilan dan ibu bersalin dan sebaiknya melakukan

persalinan oleh tenaga kesehatan untuk membantu menurunkan

angka kematian ibu dan bayi.


150

DAFTAR PUSTAKA

Depkes Jawa Barat. (2016). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Bandung Departemen Kesehtan

Depkes RI, (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta:

Departemen Kesehatan.

Dewi, V.N.L., dan Tri Surasih. (2011). Assuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

Jakarta: Salemba Medika.

Dinkes Kab. Karawang. (2016). Profil Kesehatan Karawang 2016.

Karawang: Dinas Kesehatan.

Fatimah., dan Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiah Jakarta

Handayani, S.R., dan Triwik, S.M. (2017). Dokumentasi Kebidanan.

Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Jamil, S.N., Sukma., dan Hamidah. (2017). Asuhan Kebidanan ada

Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Muhamadiah Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Petunjuk Teknis Penggunaan Buku

Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Yogyakarta: Firamaya.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI 2018.

Kurniarum, Ari. (2010). Auhan Kebidanan Perssalinan dan Bayi Baru

Lahir. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


151

Kusmiyati, Y., Heni. P.W., dan Sujiyatini. (2009). Perawatan ibu Hamil.

Yogyakarta: Fitramaya.

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Rosyati, Heri. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta:

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiah Jakarta.

Sursilah, Ilah. (2010). Pencegahan Infeksi dalam Pelayanan Kebidanan.

Yogyakarta: Dee Publish

Tyastuti, Siti. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

Wahyuningsih, H.P. (2018). Asuhan Kebidanan NIfas dan Menyusui.

Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Wildan Moh & A. Aziz (2008)

WHO. Worrld Health Stastics 2015: World Health Orgenization; 2015

Yulizawati. et al. (2017) Buku Ajar Asuhan Kebidanan ppada Kehamilan.

Padang: Rumah Kayu Pustaka Utama.

LEMBAR KONSUL

Nama : Wafa Nazhofa

NIM : 1610630100062

Judul:Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan

Bayi Baru Lahir Pada Ny.C G2P1A0di Puskesmas

Tempuran Tahun 2019

Pembimbing : Irma Hamdayani, SST., M.Keb


152

No Hari/Tanggal Bahan Konsultasi Saran Paraf


153

RIWAYAT HIDUP

Nama : Wafa Nazhofa

NIM : 1610630100062

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 20 November 1997

Alamat : Perum Grand Mutiara Gading blok A8 12a


Rt/Rw 001/012, Desa Telajunng, Kecamatan
Cikarang Barat - Bekasi

Riwayat pendidikan : TK Nusa Indah : Thn 2002-2003

SDN 04 Cakung Timur : Thn 2003-2009

SMP Tashfia : Thn 2009-2012

SMAN 1 Setu : Thn 2012-2015

D-III Kebidanan Unsika :Thn 2016-sekarang

Pekerjaan : Mahasiswi

Satatus : Belum Menikah

Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia


154

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Studi Kasus Kompehensif yang

berjudul“Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan,

Nifas Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny.C G2P1A0di Puskesmas Tempuran

Tahun 2019” ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di

dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Karawang, April 2019


Yang membuat pernyataan

(Wafa Nazhofa)
155

LEMBAR INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ny. C

Umur : 28 Tahun

Alamat : Dusun Tempuran 2 Rt/Rw 06/02

Dengan ini menyatakan setuju dan bersedia dijadikan pasien

Laporan Tugas Akhir dari pemeriksaan kehamilan sampai kunjungan

masa nifas oleh mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Unsika.

Karawang, September 2018

Mahasiswa Prodi Kebidanan Unsika Yang menyatakan

(Wafa Nazhofa) (Ny. C)

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Praktek

(Irma Hamdayani, SST., M.Keb) (Bd. Hj. Yeti, SST)


156

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS


SINGAPERBANGSA KARAWANG Jl. HS RONGGOWALUYO
TELUKJAMBE KARAWANG TLP (0267) 641177
KARAWANG 41361

Anda mungkin juga menyukai