Pbab I
Pbab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia perkembangan kebidanan tidak begitu pesat, hal ini
dapat dilihat sejak dimulainya pelayanan kebidanan pada tahun 1853
sampai saat ini perkembangan pelayanan belum dapat mencapai tingkat
yang professional. Pelayanan kebidanan yang diberikan lebih banyak
ditujukan pada kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan fisik maupun
psikologisnya. Ibu dan anak ini berada didalam suatu keluarga yang ada
didalam suatu masyarakat. Bidan sebagai pelaksana utama yang
memberikan pelayanan kebidanan, diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Bidan juga
tinggal didalam suatu masyarakat dikomunitas tertentu oleh karena itu
dalam memberikan pelayanan tidak hanya memandang ibu dan anak
sebagai individu tetapi juga mempertimbangkan factor lingkungan dimana
ibu tinggal. Lingkungan ini dapat berupa social, politik, dan keadaan
ekonomi. Disini terlihat jelas bahwa kebidanan komunitas sangat
diperlukan, agar bidan dapat mengenal kehidupan social dari ibu dan anak
yang dapat mempengaruhi status kesehatannya.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu
dan anak di keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian
pelayanan kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan bidan
komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu
wilayah tertentu.
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat sehingga
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi ruang lingkup kebidanan komunitas.
b. Mengidentifikasi Asuhan Kebidanan Keluarga
c. Mengidentifikasi pelayanan kebidanan dikomunitas pada keluarga
dengan prioritas
d. Mengidentifikasi pendampingan keluarga
e. Mengidentifikasi PPGDON, skrining, dan rujukan
f. Mengidentifikasi Pendokumentasian asuhan kebidanan komunitas
g. Mengidentifikasi Pencataan dan pelaporan
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
Komposisi Keluarga :
Status Imunisasi Status
No. Nama Hubungan Umur Pend.
BCG DPT POLIO Hep B Campak Kesehatan
1. Ny. SH Ibu P 44 SD Sehat
2. An. Z Anak L 17 SMA Sehat
3. An. M Anak L 7 SD Sehat
Genogram
Keterangan :
8
B T
7m
K. Mandi
Mushollah Kamar R. Tamu
WC
S
14 m
Karakteristik rumah ventilasi cukup, sanitasi baik, air untuk minum
dan masak beli serta untuk mencuci dan mandi dari sumur.
14. Karakteristik lingkungan sekitar
- Luas rumah 14 x 7 m terdiri dari 3 kamar, ukurannya masing-
masing 3,5 m x 4 m kamar mandi dan WC di dalam rumah, lantai
rumah berkeramik, mushollah 1 x 2,5 m, ruang tamu 4 x 7 m.
Setiap ruang di dalam rumah terdapat jendela yang setiap pagi
sampai sore dibuka terdapat 2 genting dari kaca sehingga sinar
matahari dapat masuk ke dalam rumah.
- Perabotan rumah yang dimiliki cukup untuk melakukan aktifitas
sehari lingkungan rumah cukup bersih, ventilasi cukup.
- Penyimpanan makanan di atas meja dalam kondisi tertutup dan di
dalam lemari makanan.
- Pembuangan sampah di belakang rumah yang kemudian dibakar.
- BAB seluruh keluarga di WC
- Keluarga tidak mempunyai hewan peliharaan.
9
10
Mata
Subyektif : ibu mengatakan mata tidak berkunang-kunang dan pandangan
tidak kabur
Obyektif : konjungtiva merah muda,sclera putih,
Mulut
Subyektif : ibu mengatakan tidak kering dan tidak sariawan
Obyektif : simetris,warna merah muda,bibir lembab,tidak pecah-pecah,tidak
ada lesi
Leher
Subyektif: tidak mengeluh nyeri telan,tidak nyeri saat di gerakkan
14
Leher
Subyektif: tidak mengeluh nyeri telan,tidak nyeri saat di gerakkan
Obyektif: tidak ada bendungan v. jugularis,t/ ada pembesaran vena
jugularis, t/ ada pembesaran kelenj. tiroid
Dada
Subyektif: bpk. mengatakan tidak sesak dan tidak ada keluhan lain
Obyektif: Simetris, , tidak ada suara tambahan ronkhi/ wheezing, suara
jantung normal
Perut
Subyektif: bpk mengatakan tidak ada keluhan
Obyektif: tidak teraba pembesaran perut , t/ nyeri tekan ,tidak terdapat suara
hypertympani,
Genetalia
Subyektif:bpk. mengatakan tidak ada keluhan
Obyektif: tidak terkaji
Ekstremitas atas dan bawah
Subyektif: ibu megatakan tidak kram dan tidak kesemutan
Obyektif : Simetris, pergerakan tangan dan kaki bebas, akral hangat, turgor
baik
Total skor 4
Rencana Tindakan
1. Jelaskan kepada keluarga tentang kondisinya keluarga saat ini
R/informasi yang adekuat dapat mengurangi kecemasan keluarga
2. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab & penanganan efek samnping KB
R/informasi yang adekuat dapat mengurangi kecemasan keluarga
3. Anjurkan pada keluarga untuk mengambil keputusan terhadap penanganan efek
samping
R/Keluarga bisa mengambil tindakan yang tepat
Prioritas 2
Tujuan jangka pendek:
Setelah dilakukan ASKEB selama 30 mnt,diharapkan keluarga mengerti
tentang PHBS , dampak merokok didalam rumah & cara untuk berhenti
merokok kriteria hasil:
- Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang :
* Pentingnya PHBS bagi keluarga
* Dampak merokok bagi diri sendiri & orang disekitar
* Cara untuk berhenti merokok secara bertahap
Tujuan jangka panjang
Setelah dilakukan ASKEB selama kurang lebih 3 hari,diharapkan keluarga
dapat merubah perilaku untuk mengurangi jumlah rokok/ berhenti dari kebiasaan
merokok riteria hasil:
- Rumah bebas asap rokok
- Keluarga Tn. S tidak merokok/ tiap hari jumlah rokok berkurang yang dihisap
21
Rencana Tindakan
1. Jelaskan pada keluarga tentang PHBS & pentingnya berperilaku hidup
bersih dan sehat
R/ membantu merubah pemikiran keluarga tentang hidup sehat
2. Jelaskan pada keluarga tentang dampak merokok
R/ merubah perilaku keluarga
3. Jelaskan pada keluarga cara berhenti merokok
R/upaya untuk berhenti dari kebiasaan yg tidak sehat
2. Menjelaskan pada keluarga bahwa dampak merokok bagi diri sendiri &
orang lain disekitarnya bisa menyebabkan gangguan pernafasan, penyakit
jantung, kanker paru, infertile dll. Perokok pasif lebih berbahaya dari pada
perokok aktif, merokok selain mendolimi diri sendiri juga orang yang ada
disekitarnya.
3. Menjelaskan pada keluarga cara untuk berhenti merokok adalah
- Kuatkan niat untuk berhenti merokok
- Kurangi jumlah rokok tiap hari sampai bisa tidak merokok sama sekali
- Jauhi orang-orang yang merokok
- Ganti rokok dengan makan permen
Pemberi asuhan
( )
23
3. Mekanisme Rujukan
a. Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu
dan puskesmas.
1) Pada tingkat Kader
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri
maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
karena mereka belum dapat menetapkan tingkat
kegawatdaruratan.
2) Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat
kegawatdaruratan kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya mereka harus menentukan kasus mana
yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
27
2. Sumber Data
Data sasaran sebaiknya berasal dari hasil pendataan setempat.
Bila angkatersebut tak tersedia, atau diragukan, maka perkiraan jumlah
sasaran dapat dihitung menurut rumus. Data pelayanan umumnya
berasal dari :
a. Register kohort ibu dan bayi.
b. Laporan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dan dukun
bayi.
c. Laporan dari dokter /bidan praktek swasta.
d. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang berada
diwilayah puskesmas.
4. Tujuan khusus :
a. Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai
kebutuhansecara benar, berkelanjutan dan teratur.
b. Terlapornya data ke jenjang administrasi berikutnya sesuai
kebutuhandengan menggunakan format yang telah di tetapkan
secara benar berkelanjutan dan teratur.
c. Menciptakan kondisi yang efektif dan efisien sehingga tidak
terjaditumpang tindi dan kesenjangan.
5. Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang
dikumpulkan, di catat, di laporkan puskesmas. Jenis data
tersebutmencangkup:
a. Data umum dan demografi
b. Data sarana fisik
c. Data ketenagaan
d. Data kegiatan pokok yang di lakukan di dalam dan di luar gedung.
6. Macam-macam pencatatan
Model naratif atau narasi sering di sebut tehnik pencatatan yang
berorientasi pada sumber data .
a. Keuntungan:
1) Sudah di kenal
2) Sudah di kombinasikan dengan cara dokumentasi lain
3) Jika di tulis dengan tepat bisa mencakup seluruh keadaan
pasien
4) Sudah di tulis
b. Kekurangan:
1) Tidak terstruktur dan simpangsiur datanya
2) Perlu banyak waktu
3) Terbatas dengan kemampuan pelayanan kesehatan
4) Informasi sulit untuk jangka panjang
Naratif adalah model paling lama, tradisional dan paling fleksibel
sistem pencatatan naratif cara penulisannya mengikuti dengan urutan
35
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral
darisystem pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan
ibu, anakdan Keluarga Berencana.Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu
dan anak balita yang beradadalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukandiluar rumah sakit. Kebidanan komunitas
dapat juga merupakan bagian ataukelanjutan pelayanan kebidanan yang
diberikan di rumah sakit. Pelayanankesehatan ibu dan anak di lingkungan
keluarga merupakan kegiatankebidanan komunitas.Kelompok komunitas
terkecil adalah keluarga individu yang dilayaniadalah bagian dari keluarga
atau komunitas.
B. Saran
Kami sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan maka dari itu kami mengharapkan saran dan
keritiknya, untuk pembuatan makalah kami kepadanya agar menjadi lebih
baik lagi kami harap maakalah yang kami buat ini dapat memberikan
manfaat bagi para penbaca yakni dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas mengenai asuhan kebidanan komunitas.
36
DAFTAR PUSTAKA
Catzel, Pincus, dan Ian, Robert. 1998. Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid
I. Jakarta : Media Aesculapis.
Depkes RI. 1998. Keluarga Dalam Masyarakat. Jakarta : Depkes RI.
Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publisher, London S:1997
(BA-1).
Depkes RI, 1999. Bidan di Masyrakat, Jakarta (BA-3).
Handajani, Dewi. 2006. Makanan Pendamping ASI. 12-25 Juli 2006. Jakarta :
Ayah Bunda.
Hardinge. 2002. Kiat Keluarga Sehat. Bandung : ISBN.
Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.
Salvician, Ceilis. 1989. Keluarga dan Komponennya. Jakarta : Pustaka Ilmu.
Syahlan, J.H, 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan, Jakarta.
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta.
Walsh, Linda V. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta
37