PEMBAHASAN
Pengkajian dimulai dengan mengetahui identitas klien mulai dari nama,
usia, alamat, keluhan utama saat pengkajian serta dilakukan pemeriksaan fisik
lengkap.
Hasil pengkajian kasus pada Ny. W (77 tahun) dengan diagnosis medis
Osteoatritis. Pasien mengeluh nyeri pada lutut sebelah kiri. Riwayat sekarang
pasien datang ke PSTW Blitar ± 6 bulan yang lalu dibawa oleh pegawai kantor
trenggalek, pasien berada di wisma flamboyan, dan setelah beberapa bulan pasien
dipindah di wisma anggrek. Pasien datang tidak mengalami keluhan sakit lutut
maupun sendi-sendi. Dan saat ini pasien mengeluh nyeri lutut sebelah kiri karena
± 1 minggu ini pasien jatuh sudah 2x dan lutut sebelah kiri pasien tampak
bengkak.. Dari hasil pengkajian didapatkan : pasien tidak merokok, tidak suka
makan asin ataupun manis namun terkadang suka mengkonsumsi makanan tinggi
purin. Klien tidak pernah mengkonsumsi obat tanpa resep, serta tidak memiliki
alergi terhadap obat, ataupun makanan.klien juga tidak memahami tentang sakit
yang dialaminya, namun harapan klien saat dipanti yaitu agar hidup damai.
40
yaitu resiko tinggi jatuh. Untuk kebutuhan nutrisi metabolik tidak didapatkan
permaslahan yang spesifik. Saat ini klien untuk BAB 2 hari 1x dan terakhir BAB
pada tanggal 13 April 2019, BAK sehari bisa sampai 5x/hari dengan jumlah ± 900
cc/hari dan pada saat malam hari klien suka berkemih dengan warna urine kuning
jernih dan klien pun sering mengompol/tidak bisa menahan kencing sampai kamar
mandi. Untuk kebutuhan tidur klien klien pada malam hari yaitu 8 jam tetapi
klien tidak nyenyak dalam tidur, karena adanya masalah yaitunyeri/tidak nyaman.
Dari data yang didapatkan maka diagnosa keperawatan pada Ny. W yang
sesuai dengan teori yang muncul pada lansia adalah:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis d.d lutut sebelah
kiri tampak bengkak dan pasien mengeluh nyeri dengan skala 5.
Ny. W mengalami nyeri pada kaki sebelah kiri akibat dari terjatuh. Hal
tersebut menyebabkan Ny. W mengalami nyeri sudah 1 minggu. Hal ini jga
berakibat pada pola tidur yang terganggu, klien sering terbangun pada malam
hari karena rasa sakitnya. Sesuai dengan teori pada konsep asuhan keperawatan
pada lansia dengan riwayat jatuh atau ganguan pada tulang akibat dari trauma
maupun aging maka diangkat diagnosis keperawan nyeri akut dan gangguan
pola tidur.
41
Kelemhan fisik yang dialami Ny W berakibat gangguan mobilitas
yang dilakukan, pada penurunan kontraksi otot kandung kemih yang dirasa,
kurangnya perhatian Ny W pada perawatan dirinya yang brerakibat pada
defisit perawatan diri. Serta resiko jatuh yang biasanya terjadi pada lansia
Hal ini sering terjadi pada lansia dikarenakan aging yang terjadi.
Tindakan yang sudah dilakukan Ny W untuk mengatasi masalah
keperawatan yang dialami salah satunya dalam mengatasi pola tidur dan
nyeri yaitu mengkaji secara komprehensif nyeri yang dirasa secara verbal
maupun non verbal, mengulik kembali alasan terjadinya nyeri mengajarkan
teknik-teknik non farmakologi untuk emngatasi nyeri seperti teknik nafas
dalam kemudian massase pada daerah yang nyeri, memberikan posisi yang
tepat dan nyaman juga dapat mengatasi nyri yang dirasa sehingga klien dapat
tidur dengan nyaman. Jika nyeri datang pada malam hari lebih tekankan pada
nafas dalam., jangan lupa mengajarkan doa serta mematikan lampu ketika
mau tidur.
Dalam mengatasi kelemahan fisik khususnya eliminasi urine., sudah
dilakukan penilaian kandung kemih serta memantau input dan output yang
didapat klien sehingga dapat menghitung output normal yang keluar. Serta
sudah diaajarkan senam kegel agar otot-otot kembali terangsan sehingga
dapat merasakan kembali sensasi ingin berkemih. Untuk mengatasi defisit
perawatan diri yang terganggu hal-hal yang sudah dilakukan antara lain
Bantu klien dalam memenuhi perawatan rambut (keramas), mengajarkan
cara mencebok agar bersih dan tidak berbau, menganjurkan untuk segera
mencuci pakaian apabila terkena rembesan air kencing, Beri tahu klien untuk
segera melapor apabila rambut sudah dirasa kotor/berbau.
Dalam mengatasi resiko cidera yang mungkin terjadi pada klien, hal
yang dilakukan antara lain Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM
aktif untuk mempertahankan kekuatan dan ketahanan otot, Dorong pasien
mempertahankan posisi postur tubuh yang benar, Awasi seluruh kegiatan
mobilitas dan bantu pasien jika diperlukan, Identifikasi karakteristik
lingkungan yang dapat meningkatkan terjadinya resiko jatuh (lantai licin).
42