Anda di halaman 1dari 19

1.

Intervensi
INTERVENSI PRE OPERASI
DIAGNOSA
NO NOC NIC RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan
dengan agen injuri fisik  Kontrol nyeri Manajemen nyeri
Indikator : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Untuk mengetahui lokasi,
1. Tidak pernah menunjukkan manajemen komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,kualitas dan
nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, derajat nyeri sebelum
2. Jarang menunjukkan manajemen nyeri kualitas dan intensitas atau pemberian, dapat dijadikan
3. Kadang-kadang menunjukkan keparahan nyeri, dan faktor acuan untuk tindakan
manajemen nyeri presipitasinya penghilang nyeri setelah
4. Sering menunjukkan manajemen nyeri pemberian obat
5. Secara konsisten menunjukkan
manajemen nyeri
2. Observasi isyarat nonverbal 2. Untuk mengetahui tingkat
Hasil yang diharapkan 4-5 ketidaknyamanan, khususnya pada keparahan nyeri pasien yang
(manajemen nyeri pasien pada awal mereka yang tidak mampu tidak mampu berkomunikasi
pengkajian skala 1: tidak pernah berkimunikasi efektif efektif
menunjukkan)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


diharapkan nyeri pasien berkurang
kriteria hasil: 3. Berikan informasi tentang nyeri 3. Mengetahui perkembangan nyeri
1. Mengenali kapan nyeri terjadi seperti penyebab nyeri, berapa lama dan tanda-tanda nyeri sehingga
2. Menggambarkan faktor penyebab nyeri akan berkurang dan antisipasi dapat menentukan intervensi
3. Menggunakan jurnal han untuk ketidaknyamaanan prosedur selanjutnyaserta informasi yang
memonitor gejala dari waktu ke waktu tepat dan akurat membantu pasien
4. Menggunakan tindakan pencegahan dalam mengetahui tentang
5. Menggunakan tindakan pengurangan kondisinya
nyeri tanpa analgesik
6. Menggunakan analgesik yang 4. Ajarkan tentang teknik non 4. Untuk meningkatkan alveoli,
direkomendasikan farmakologi: nafas dalam memelihara prtukaran gas,
7. Melaporkan perubahan terhadap gejala mencegah atektasi paru,
nyeri pada profesional kesehatan meningkatkan efisiensi batuk,
8. Mengguankan sumber daya yang mengurangi stress fisik maupun
disediakan emosional, menurunkan intensitas
nyeri dengan merelaksasikan otot-
9. Mengenali apa yang terkait dengan otot pernafasan seperti rektus
gejala nyeri abominis, tranversus abdominis,
10. Melaporkan nyeri yang terkontrol internal abdominal oblique, dan
external abdominal oblique.

5. Ajarkan tentang teknik non 5. Massage dapat meningkatkan


farmakologi: massase area punggung vaskularisasi sehingga dapat
menimbulkan kenyamanan bagi
6. berikan pasien penurun nyeri yang pasien
optimal dengan peresepan analgesik 6. Obat analgesik dapat mengurangi
atau meringankan nyeri
Pemberian analgesik
7. Cek perintah pengobatan meliputi
obat, dosis, dan frekuensi obat 7. Menghindari terjadinya kesalahan
analgesik yang diresepkan dalam pemberian obat ke pasien dan
8. Cek adanya riwayat alergi obat perintah pemberian obat
9. Berikan kebutuhan kenyamanan dan 8. Mengetahui adanya riwayat alergi
aktivitas lain yang dapat membantu obat pasien
relaksasi untuk memfasilitasi 9. Meciptakan lingkungan yang
penurunan nyeri nyaman dengan membersihkan
tempat tidur, mengatur suhu, dan
mengurangi kebisingan.
2. Cemas berhubungan dengan NOC: Pengurangan kecemasan
akan dilaksanakan operasi.  Kontrol kecemasan diri 1. Gunakan pendekaan yang tenang 1. Dapat meringankan ansietas
1. Tidak pernah dilakukan dan meyakinkan terutama ketika pemeriksaan
2. Jarang dilkukan tersebut melibatkan pembedahan.
3. Kadang-kadang dilakukan
4. Sering dilakukan 2. Nyatakan dengan jelas harapan 2. Membatasi kelemahan, menghemat
5. Dilakukan secara konsisten terhadap perilaku pasien energi dan meningkatkan
kemampuan koping.
Hasil yang diharapkan 4-5 3. Jelaskan semua prosedur termasuk 3. Penjelasan prosedur pembedaan
(kontrol kecemasan pasien pada awal sensasi yang akan dirasakan yang (apendiktomi) dengan suara yang
pengkajian skala 1: tidak pernah dilakukan) mungkin akan dialami pasien rendah dan pasien akan merasakan
selama prosedur dilakukan sensasi seperti apa selama prosedur
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan kecemasan pasien berkurang 4. Berikan informasi faktual terkait 4. Memberikan informasi yang faktual
diagnosis, perawaan, dan prognosis dapat memberikan bayangan
Kriteria hasil: terhadap tindakan serta kondisi
1. Memantau intensitas kecemasan yang akan dialami oleh pasien
2. Mengurangi penyebab kecemasan
3. Mengurangi rangsangan lingkungan 5. Dorong keluarga untuk 5. Mengurangi kecemasan klien
ketika cemas mendampingi pasien dengan cara
4. Mencari informasi untuk mengurangi yang tepat
kecemasan
5. Merencanakan strategi koping untuk 6. Lakukan usapan pada 6. Ketakutan dapat terjadi karena
situasi yang menimbulkan stres punggung/leher dengan cara yang nyeri hebat, penting pada prosedur
6. Menggunakan strategi koping yang tepat diagnostik dan pembedahan.
efektif
7. Bantu pasien mengidentifikasi 7. Mengidentifikasi faktor yang
 Status kenyamanan : Lingkungan situasi yang memicu kecemasan membuat pasien merasa cemas
1. Sangat terganggu misalnya lingkungan yang ramai,
2. Banyak terganggu suara bising, pencahayaan, suhu
3. Cukup terganggu ruangan, bau obat-obatan)
4. Sedikit terganggu 8. Kaji tanda verbal dan nonverbal dari 8. Mengidentifikasi tanda kecemasan
5. Tidak terganggu kecemasan pasien

Hasil yang diharapkan 4-5


Kritria hasil: 9. Terapi relaksasi 9. Relaksasi dapat mereleksasi otot-
1. Suplai dan peralatan yang dibutuhkan otot pernafasan seperti muskolo
berada dalam jangkauan eksternus abdominis, dan
2. Suhu ruangan membantu melancarkan pembuluh
3. Lingkungan yang kondusif untuk tidur darah dengan cara teknik relaksasi
4. Kepusan dengan lingkungan fisik nafas dalam, atau massase/pijatan.
5. Ketertiban lingkungan
6. Kebersihan lingkungann 10. Gambarkan rasionalisasi dan 10. Lingkungan yang tenang,
7. Perangkat keselamatan digunakan dengan manfaat relaksasi serta jenis pencahayaan yang tepat, dan suhu
tepat relaksasi yang tersedia (misalnya ruangan yang stabil dapat
8. Pencahayaan ruangan kontrol terhadap musik, meditasi, nafas dalam) mengurangi kecemasan
suara ribut
9. Mengontrol bau-bauan 11. Ciptakan lingkungan yang tenang 11. Bantu pasin mendapatkan posisi
dan tanpa distraksi dengan lampu yang nyaman dan aman seperti
yang redup dan suhu lingkungan supine atau sim sesuai dengan
yang nyaman kebutuhan dan kenyamanan pasien

12. Mendemonstrasikan teknik


relaksasi (misalnya nafas dalam,
12. Dorong pasien untuk mengambil massase, distraksi, atau
posisi yang nyaman dengan pakaian mendengarkan musik)
longgar dan mata tertutup
13. Meminta pasien untuk
meredemonstrasi teknik relaksasi
13. Tunjukkan dan praktikkan teknik yang diajarkan untuk mengetahui
relaksasi pada pasien pemahaman pasien terhadap teknik
relaksasi
14. Mengetahui seberapa sering
penggunaaan koping pasien
14. Dorong pasien untuk mengulang terhadap kecemasan
teknik relaksasi
2. Implementasi

TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON TTD


09/05/2 Nyeri akut 1. Mengkaji karakteristik nyeri S: pasien mengatakan nyeri di perutnya
017 berhubungan P: nyeri karena usus buntu
11.20 dengan agen Q: nyeri sedang seperti ditusuk-tusuk
injury biologis R: abdomen kuadran kanan bawah
S: skala 5
T : nyeri terasa memberat ketika perut ditekan dan
saat tekanan dilepas.

O : terlihat menahan rasa sakit


11.22
2. Memberikan informasi penyebab nyeri S: pasien mengatakan sudah mengetahui penyebab
( penyebab nyeri karena adanya tekanan nyeri
intralumen. Tekanan yang meningkat O: pasien terlihat menjelaskan kembali penyebab nyeri
tersebut akan menghambat aliran limfe yang pada perawat
mengakibatkan bengkak, terpaparnya
bakteri, dan luka pada lapisan jaringan. Pada
saat inilah terjadi nyeri)

3. Mengajarkan teknik relaksasi : napas dalam S: pasien mengatakan nyeri berkurang setelah
11.25 (teknik nafas dalam: ambil udara dari hidung melakukan teknik nafas dalam
lagu Apendiktomian sampai 3 detik lalu O: pasien tampak memperhatikan dan
hembuskan melalui mulut dengan perlahan,
ulangi sampai 2-3x tiap kali mengalami
nyeri)

4. Menganjurkan pasien untuk S: pasien mengatakan merasa lebih rileks setelah


meredemonstrasi teknik nafas dalam melakukan teknik rileksasi napas dalam
11.30
O: pasien terlihat mampu melakukan teknik rilaksasi
napas dalam
5. Melakukan teknik distraksi dengan
mengajak pasien bercerita atau berbicara S: pasien mengatakan nyerinya berkurang dengan
dengan pasien diajak berbicara/ teknik distraksi
11.35 O: pasien tampak kooperatif selama berbicara dan
pasien tampak lebih tenang
09/05/2 Cemas 1. Kaji tanda verbal dan nonverbal dari
017 berhubungan kecemasan S: pasien mengatakan merasa takut dan sedikit tegang
12.40 dengan dengan operasi yang akan dialaminya, bisa tidur tapi
kurangnya tidak nyenyak, sukar berkonsentrasi, sedih, merasa
sumber lemah dan deg-degan sampai terkadang sesak dan
informasi merasa pusing
tentang operasi O: pasien terlihat tegang, pasien tampak gelisah. Skala
apendiktomi Hars 15 (cemas ringan)
12.41 2. Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan S: pasien mengatakan merasa lebih lega setelah
mengungkapkan perasaannya
O: pasien terlihat lebih tenang setelah menceritakan
yang dirasakanya

12.44 3. Jelaskan tentang penyakit dan prosedur


tindakannya S: pasien mengatakan merasa ingin mempersiapkan
diri setelah memperoleh penjelasan tentang operasi
O: pasien terlihat mulai mempersiapkan diri untuk
operasinya nanti

12.50 4. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik S: pasien mengatakan rasa cemasnya berkurang dan
nafas dalam merasa lebih tenang setelah nafas dalam
O: pasin tampak melakukan teknik nafas dalam dengan
benar dan berulang kali.
3. Evaluasi
TGL DIAGNOSA EVALUASI TTD
09/05/ Nyeri akut S:
2017 berhubungan dengan 1. Pasien mengatakan nyeri pada perutnya berkurang
agen injury biologis 2. Persepsi nyeri :
P: nyeri karena usus buntu/apendiksitis
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R:area abdomen kuadran kanan bawah
S: skala 4
T : nyeri terasa memberat ketika perut ditekan dan dilepas.
O:
3. Pasien terlihat sudah tidak menahan rasa sakit
4. Vital Sign:
TD : 110/88 mmHg N: 98x/menit
RR : 20 x/menit S: 36,50C
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
1. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
2. Menganjurkan pasien untuk meredemonstrasi teknik nafas dalam
3. Anjurkan teknik distraksi

09/05/ Cemas berhubungan S:


2017 dengan kurangnya pasien mengatakan rasa cemasnya berkurang serta merasa lebih tenang dan memahami tentang
sumber informasi penyakit dan tindakan operasi yang akan dilakukan
tentang operasi O:
Apendiktomi - Pasien tampak lebih tenang
- pasien terlihat mempersiapkan diri untuk operasi
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
I. Intra Operasi
A. Pengkajian
 Posisi operasi : supinasi
 Terpasang netral ESU
 Menggunakan ESU
 Pasien dilakukan spinal anestesi
 Lebar luka ±10 cm di linea mediana
 Jenis luka operasi : bersih
 Tidak ada suara ngorok
 TTV TD : 117/76 mmhg, HR : 105 x/m, RR : 22 x/m, S : 36 C, SaO2 : 98 %
B. Analisa Data
TGL DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI TTD
09/05/20 Ds : - Resiko Adanya Port
17
Do : infeksi de entry mikro
 Terdapat luka insisi selebar ±10 organisme
cm pada linea mediana akibat proses
 Dilakukannya prosedur invasif pembedahan
 Beresiko masuknya pathogen
dari luar

C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan Adanya Port de entry mikroorganisme akibat
proses pembedahan ditandai dengan:
Ds : -
Do : Terdapat luka insisi selebar ±10 cm, dilakukannya prosedur invasif, beresiko
masuknya pathogen dari luar.
D. Intervensi
INTERVENSI INTRA OPERASI
DIAGNOSA
NO NOC NIC RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi berhubungan Kontrol infeksi intraoperatif
dengan Adanya Port de entry  Kontrol risiko 1. Bersihkan debu dan permukaan 1. Tempat operasi pasien harus
mikroorganisme akibat proses Indikator : mendatar dengan pencahyaan di ruang dibersihkan dari debu untuk
pembedahan 1. Tidak pernah menunjukkan operasi mengurangi faktor risiko infeksi
2. Jarang menunjukkan 2. Suhu ruangan yang dingin dapat
3. Kadang-kadang menunjukkan 2. Memonitor dan jaga suhu ruangan mencegah terjadinya
4. Sering menunjukkan antara 200 dan 240C perkembangan mikroorganisme
5. Secara knsisten menunjukkan
3. Area operasi yang lembab dapat
Hasil yang diharapkan 4-5 3. Memonitor dan jaga kelembaban mencegah perkembangan
(manajemen nyeri pasien pada awal relatifantara 20% dan 60% mikroba
pengkajian skala 1: tidak pernah 4. Membatasi aktivitas selama
menunjukkan) 4. Batasi dan kontrol lalu lalang operasi dapat mengurangi
pengunjung potensi terkontaminasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan bakteri/mikroorganisme dari
diharapkan nyeri pasien berkurang luar
kriteria hasil:
1. Mmengidentifikasi faktor risiko 5. Verifikasi saat melakukan time
2. Menenali faktor risiko di 5. Verifikasi bahwa antibiotik profilaksis out bahwa antibiotik apa yang
lingkungan telah diberikan dengan tepat sudah diberikan
3. Memonitor faktor risiko individu 6. Mengenakan jas operasi yang
4. Mengembangkan strategiyang 6. Pastikan bahwa personil yang akan sesuai dengan jumlah personil
efektif dalam mengontrol risiko melakukan tindakan operasi dan sesuai dengan ukuran
mengenakan pakaian yang sesuai pengguna

7. Teknik aseptik dalam


7. Buka persediaan peralatan steril meenggunakan alat steril sangat
dengan menggunakan teknik aseptik penting agar alat yang
digunakan tetap terjaga dan
dapat mengurangi invasi bakteri
8. Gunakan perhitungan sikat,
juah,dan sarung tangan yang
8. Sediakan sikat, jubah, dan sarung sesuai dengan kebutuhan dan
tangan sesuai kebijakan institusi kebijakan institusi
9. Untuk meminimalkan risko
infeksi dan risiko injuri pada
9. Bantu mengenakan pakaian pasien, pasien
memastikan perlindungan mata, dan
meminimalkan tekanan terhadap 10. Pemisahan alat steril dan
bagian-bagian tubuh tertentu nosteril untuk menjaga
10. Pisahkan alat-alat steril dan nonsteril terkontaminasinya
kuman/bakteri pada alat yang
akan di invasi ketubuh pasien
11. Untuk mengetahui adakah
perubahan kulit dalam proses
11. Periksa kulit dan jaringan disekitar pembedahan
lokasi pembedahan 12. Untuk menjaga kelembaban dan
membantu proses penyembuhan
12. Oleskan salep antimikroba pada lokasi luka dengan pemakaian yang
pembedahan sesuai kebijakan tepat.

E. Implementasi
TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON TTD
09/05/2017 Resiko infeksi berhubungan S :
dengan Adanya Port de entry 1. Membuka persediaan peralatan steril O : perawat melakukan scrubing glowning dan gloving
mikroorganisme akibat proses dengan menggunakan teknik aseptik dengan teknik aseptik, serta penataan instrumen dilakukan
pembedahan dengan tetap menjaga teknik aseptik

2. Memonitor dan jaga suhu ruangan S:


antara 200 dan 240C O : suhu ruangan 210C

3. Membatasi dan kontrol lalu lalang S:


pengunjung O : perawat sirkuler memberikan instruksi agar max 8
orang yang melihat proses operasi agar mengurangi risiko
infeksi
-maksimal keluar masuk ruangan hanya 10 kali
4. Memverifikasi bahwa antibiotik S:
profilaksis telah diberikan dengan tepat O: ambecin 1 gr sudah diberikan
5. Mempertahankan tehnik steril saat S:
proses pembedahan O : perawat assiten dan scrub nurse menjaga agar
instrumen, benang dan kassa dalam keadaan steril

6. Pisahkan alat-alat steril dan nonsteril S:


O : alat steril ditempatkan pada meja instrumen dan meja
mayo

F. Evaluasi
TGL DIAGNOSA EVALUASI TTD
09/05/ Resiko infeksi berhubungan S :-
2017 dengan Adanya Port de entry O : Perawat telah melakukan scrubing glowning dan gloving dengan benar sesuai prosedur termasuk
mikroorganisme akibat proses mendesinfeksi area operasi dan instrumen steril tetap terjaga dan dipisahkan dengan alat/instrumen
pembedahan nonsteril.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
1. Membatasi dan kontrol lalu lalang pengunjung
2. Pertahankan tehnik steril saat proses pembedahan
3. Pisahkan alat-alat steril dan nonsteril
II. Pasca Operasi
A. Pengkajian
1. Nilai bromage skor in room : 0
2. Nilai bromage skor out room : 1
3. Pasien mengatakan pusing dan mengantuk
4. Pandangan mata pasien tampak kosong
5. Tingkat risiko jatuh tinggi
6. Tidak merasa nyeri pada luka operasi
7. TTV : TD : 110/80 mmHg, frekuensi nadi : 82x/menit, frekuensi nafas : 22 x/m,
Suhu : 360C

B. Analisa Data
TGL DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI TTD
09/05/20 Ds : pasien mengatakan pusing dan Resiko jatuh Pengaruh obat
17
mengantuk setelah operasi spinal anestesi
Do :
 Pasien pasca spinal anestesi
 Nilai bromage skor 1
 Pasien tampak mengantuk

C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko jatuh berhubungan dengan pengaruh obat spinal anestesi ditandai dengan :
Ds : pasien mengatakan pusing dan mengantuk setelah tindakan operasi
apendiktomi
Do :
 Pasien pasca spinal anestesi
 Pandangan mata pasien tampak kosong
 Pasien mengatakan pusing dan mengantuk
INTERVENSI POST OPERASI
No Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Risiko cedera berhubungan  Tingkat delirium Pencegahan jatuh
dengan spinal anestesi 1. Berat 1. Identifikasi perilaku dan faktor yang 1. Mengetahui faktor yang
2. Cukup berat mempengaruhi risiko jatuh mempengaruhi risiko jatuh (misalnya
3. Sedang tidak terasangna side railtempat tidur,
4. Ringan tingkat kesadran menurun)
5. Tidak ada 2. Identifikasi karakteristik dari 2. Mengetahui faktor lingkungan yang
lingkungan yang mungkin mempengaruhi terjadinya risiko jatuh
Hasil yang diharapkan 4-5 meningkatkan potensi jatuh (misalnya, lantai licin, dan tangga
Kriteria hasil: terbuka)
1. Disorientasi waktu 3. Kunci tempat tidur selama 3. Membantu menjaga pasien dari risiko
2. Disorientasi tempat melakukan pemindahan pasien terjatuh selama pemindahan pasien
3. Disorientasi orang
4. Kesulitan mengikuti perintah 4. Instruksikan pada pasien untuk 4. Mengetahui pergerakkan pasien yang
yang kompleks memanggil bantuan terkait membutuhkan pertolongan dari
5. Perubahan tingkat ksadaran pergerakkan petugas kesehatan
5. Gunakan teknik yang tepat untuk 5. Teknik pemidahan non emergency
 Kejadian jatuh memindahkan pasien dari dan ke yaitu pengangkatan dan pemindahan
1. 10 dan lebih tempat tidur secara langsung oleh 2 atau 3 petugas,
2. 7-9 pemindahan dan pengangkatan
3. 4-6 memakai sprei).
4. 1-3 6. Sediakan matras tempat tidur dengan 6. Matras dengan pinggrian lururs akan
5. Tidak ada pinggiran lurus untuk memudahkan mengurangi beban saat pemindahan
pemindahan pasein
Hasil yang diharapkan 4-5 7. Gunakan pegangan tangan dengan 7. Pegangan tangan/ side rail dengan
Kriteria hasil: panjang dan tinggi yang tepat untuk ukuran yang tepat dapat membatasi
1. Jatuh saat berdiri mencegah jatuh dari tempat tidur gerakkan pasien agar tidak mudah
2. Jatuh saat berjalan jatuh.
3. Jatuh saat duduk
4. Jatuh dari tempat tidur
5. Jatuh saat dipindahkan
D. Implementasi
TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON TTD
09/05/ Resiko jatuh 1. Gunakan teknik yang tepat untuk S :-
2017 berhubungan dengan memindahkan pasien dari dan ke tempat tidur O : perawat memindahkan pasien dari meja operasi ke
spinal anestesi brankar dengan benar dan aman dengan pemindahan
menggunakan sprei dibantu oleh 3 orang

2. Kunci tempat tidur selama melakukan


pemindahan pasien S:-
O : brankar telah terkunci dengan baik
3. Identifikasi karakteristik dari lingkungan
yang mungkin meningkatkan potensi jatuh S :-
O : perawat menyingkirkan barang-barang disekitar bed
4. Gunakan pegangan tangan dengan panjang pasien yang dapat menimbulkan risiko jatuh
dan tinggi yang tepat untuk mencegah jatuh
dari tempat tidur S:-
O : side rail brankar sudah terpasang dengan baik untuk
menjaga pasien agar tetap dalam kondisi yang aman

E. Evaluasi
TGL DIAGNOSA EVALUASI TTD
09/05/2017 Resiko jatuh berhubungan S : pasien mengatakan pusing dan mengantuk
dengan spinal anestesi O : Perawat telah memindahkan pasien dengan aman dari meja operasi ke brankar kemudian
memasang bedsidel pengaman bed dan mengatur barang-barang agar dalam jangkauan yang jauh
untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien.
A : Masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi berikut ini hingga pasein dipindahkan ke ruangan:
1. Gunakan teknik yang tepat untuk memindahkan pasien dari dan ke tempat tidur
2. Kunci tempat tidur selama melakukan pemindahan pasien
3. Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang mungkin meningkatkan potensi jatuh
4. Gunakan pegangan tangan dengan panjang dan tinggi yang tepat untuk jatuh dari tempat tidur.
LANGKAH-LANGKAH PEMBEDAHAN

1. Nama Pasien : Tn.T


2. Umur /Tgl lahir : 17 tahun 8 bulan
3. No rekam Medis : 624537
4. Alamat :
5. Diagnosa : Apendiksitis akut
6. Tindakan Operatif : Apendiktomi
7. Waktu Tindakan : Tgl 9/5/’17 Jam Mulai 13.00 Jam Selesai 13.34
8. Jenis Anestesi : Regional (Spinal)
9. Posisi Pasien : Supinasi
10. Persiapan Alat/Bahan Pakai Habis
a. Anestesi :
Ringer laktat, spuit 5 cc 2, spuit 10 cc 1, spuit 3 cc 1, bupivacaine, damaben, ephedrine,
ketorolac, sedacum, tramadol.

b. Bedah :
suction 1, under pad 1, nurse cup 1, kassa 20, NaCl 0,9% 2, bisturi no.21, darem kassa 2,
pinset apendiks 1, spatle 1, cutter 1, canul dan suction 1, povidone iodine 10% 2, kom
betadine 1, kocher 5, linen besar 3, nierbeken 1, linen kecil 2, duk klem 6, scaple no.4,
bisturi no.21, hak sedang 2, cutter 1, klem besar bengkok 3,klem kecil bengkok 7, klem
lurus 5, gunting jaringan 2, gunting benang 1, benang silk 0, PGA no.1, plain no.1, silk
no.2/0, ilk no. 3/0.
11. Langkah – langkah tindakan yang dilakukan

No Alat/Bahan yang jumlah


digunakan, jumlah Tindakan yang dilakukan
pre intra post

1 Sign In Konfirmasi:
 Nama pasien
 Gelang identitas
 Prosedur operasi
 Perseujuan operasi
 Persetujuan anestesi
 Pemberian tanda lokasi operasi
 Pengecekan mesin dan obat
anestesi
 Pemasangan bedside monitor
dan berfungsi (pulse oximeter)
 Tidak ada riwaya alergi
 Tidak ada kesulitan
bernafas/risiko aspirasi
 Resiko kehilangan darah : Tidak
2 Skort 4 4 4
3 Sepatu 2 2 2 APD
4 gogle 4 2 1
5 Masker 4 4 4
6 Chlorhexidine 4% Srubbing
7 Sikat/brush 4 4 4
8 Sapu tangan 4 4 4 Gowning & Gloving
9 Jas operasi 4 4 4
10 Sarung tangan steril 4 4 4
11 Povidone iodine 3 1 3 Desinfeksi dengan menggunakan
10% povidone iodine 10% yang telah
12 Kom betadine 1 1 1 tersedia dalam kom betadine dan
13 Kocher 5 1 5 mengambil kassa dengan menggunakan
14 Kassa 30 2 30 kocher untuk mendesinfeksi kulit area
insisi/di abdomen dengan teknik
desinfeksi dari dalam ke luar searah
jarum jam
15 Linen besar 3 3 Drapping
16 Linen kecil 2 2 2
17 Duk klem 6 6 6
18 Lembar Surgical 1 1 1 Time out
Ceklist Konfirmasi :
Pena 1 1 1 Nama pasien : Tn.T
Nama operator: dr.K
Nama anestesi : dr.T-dr.J
Nama asisten : A
Nama perawat instrumen: R
Nama perawat sirkuler: H
Lokasi operasi : Mc.Burney
Prosedur operasi : Apendiktomi
Antibiotik profilaksis yang sudah
diberikan : Ambacime 1 gr jam 12.00
Bidang bedah
Kemungkinan timbul kesulitan dalam
operasi: tidak ada
Tindakan alternatif : tidak ada
Estimasi lama operasi: 1 jam
Antisipasi kehilangan darah: tidak ada
Bidang anestesi
masalah spesifik pada pasien: tidak ada
Bidang keperawatan
Persiapan semua alat operasi yang
steril: semua alat steril sudah disiapkan
Persiapan alat khusus : tidak ada
19 Scaple no.4 1 1 1 Operator melakukan insisi di pada kulit
20 Bisturi no.21 1 1 1 dengan bisturi no.21
21 Cutter 1 1 1 Insisi pada subcutis menggunakan cutter
22 Insisi fasia dengan cutter
23 2 1 2 Splitting otot kemudian buka otot
Gunting jaringan menggunakan gunting jaringan
24 Insisi peritoneum dengan gunting
jaringan
25 Hak sedang 2 2 2 Muskulo oblikus abdominis eksternus
terbuka, muskulo abdominis internus
ditarik dengan hak sedang hingga
terlihat peritoneum.
26 Identifikasi apendiks Identifikasi apendiks
27 Klem besar bengkok 3 3 3 Apendiks dipisahkan dengan miso
apendiks dan pangkal apendiks di klem
dengan klem besar bengkok
28 Gunting jaringan 2 1 2 Apendiksitis dipotong dengan gunting
Silk no.0 1 1 1 jaringan, diberi povidone iodine dan di
heacting dengan silk no.0
29 Silk no.2/0 1 1 1 Miso apendiks di heacting dengan silk
30 Needle holder 2 2 2 no.2/0
31 Pinset chirugi 1 1 1
32 Gunting benang 1 1 1
33 Klem arteri 6 2 6 Rawat perdarahan dengan klem atau
cutter
34 NaCl 0,9% 3 1 3 Bersihkan area insisi dengan NaCl 0,9%
35 Sign out Konirmasi dengan tim bedah tentang
prosedur tindakan
Jumlah kelengkapan
 Instrumen lengkap
 Sponge lengkap
 Jarum lengkap
 Tidak ada masalah dengan
peralatan selama operasi
 Pemberian label pada specimen :
tidak ada
36 Plain 2/0 1 1 1 Peritonium di heacting dengan Plain 2/0
dengan teknik interlocking
37 Cromik 0 1 1 1 Otot di heacting dengan cromik 0
dengan teknik sederhana
38 PGA 1 1 1 1 Fasia di heacting dengan PGA 1 dengan
teknik kontinyu
39 Plain 1 1 1 1 Subkutis di heacting dengan plain 1
dengan teknik sederhana
40 Silk 3/0 1 1 1 Kulit di heacting dengan benang silk
no.3/0 dengan teknik tunggal
41 Nacl 0,9% 3 1 3 Luka insisi dibersihkan dengan NaCl
0,9%
42 Hipafix 1 1 1 Luka ditutup dengan kassa steril dan
hipafix

Anda mungkin juga menyukai