Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TETAP SATUAN PROSES 2

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
KELAS 4 KIB

Anisa Nabillah (NIM 061740421854)


Anisah Luthfiyah (NIM 061740421855)
Della Yuspita Sari (NIM 061740421858)
Intania Sarayya (NIM 061740421860)
M. Ridho Triadi (NIM 061740421863)
Muhammad Rivaldo Hanitama (NIM 061740421866)

DOSEN PEMBIMBING: Ir. M. Zaman, M.Si., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2018
PEMBUATAN SENYAWA ALKANA

I. TUJUAN
 Mengetahui cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh
(alkana).
 Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan.
 Menuliskan reaksi dan mekanismenya.

II. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang digunakan :
- Bunsen - Penjepit
- Tabung reaksi + rak tabung reaksi - Corong
- Kapas - Mortar dan pistil
- Sendok makan
 Bahan yang digunakan :
- NaOH
- Natrium Benzoat (C6H5COONa)
- Natrium Asetat

III. DASAR TEORI


a. Pengertian

Alkana merupakan kelompok hidrokarbon yang paling


sederhana yaitu senyawa -senyawa yang hanya mengandung karbon dan
hidrogen. Alkana hanya mengandung ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C.
Rumus umum senyawa alkana adalah C2H 2n+2
Alkana disebut juga golongan paraffin: afinitas kecil(=sedikit gaya
gabung). Alkana mempunyai berbagai wujud berdasarkan jumlah atom
karbon yang ada dalam molekulnya :
1. C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas
2. C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair
3. > C18 : pada t dan p normal adalah padat
Sifat-Sifat Fisik
1. Titik Didih
a. Fakta-Fakta

Titik-titik didih yang ditunjukkan pada gambar di atas semuanya


adalah titik didih untuk isomer-isomer "rantai lurus" dimana terdapat lebih
dari satu atom karbon. Perhatikan bahwa empat alkana pertama di atas
berbentuk gas pada suhu kamar. Wujud padat baru bisa terbentuk mulai
dari struktur C17H36. Alkana dengan atom karbon kurang dari 17 sulit
diamati dalam wujud padat karena masing-masing isomer memiliki titik
lebur dan titik didih yang berbeda. Jika ada 17 atom karbon dalam alkana,
maka sangat banyak isomer yang bisa terbentuk. Sikloalkana memiliki
titik didih yang sekitar 10 - 20 K lebih tinggi dibanding alkana rantai lurus
yang sebanding.

b. Penjelasan-Penjelasan
Perbedaan keelektronegatifan antara karbon dan hidrogen tidak
terlalu besar, sehingga terdapat polaritas ikatan yang sangat tinggi.
Molekul-molekul sendiri memiliki polaritas yang sangat kecil. Bahkan
sebuah molekul yang simetris penuh seperti metana tidak polar sama
sekali.
Ini berarti bahwa satu-satunya gaya tarik antara satu molekul
dengan molekul tetangganya adalah gaya dispersi Van der Waals. Gaya ini
sangat kecil untuk sebuah molekul seperti metana, tapi akan meningkat
apabila molekul bertambah lebih besar. Itulah sebabnya mengapa titik
didih alkana semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran
molekul. Semakin bercabang rantai suatu isomer, maka titik didihnya akan
cenderung semakin rendah. Gaya dispersi Van der Waals lebih kecil untuk
molekul-molekul yang berantai lebih pendek, dan hanya berpengaruh pada
jarak yang sangat dekat antara satu molekul dengan molekul tetangganya.
Molekul dengan banyak cabang tapi berantai pendek lebih sulit
berdberdekatan satu sama lain dibanding molekul yang sebagai contoh,
titik didih tiga isomer dari C5H12.
Titik didih yang sedikit lebih tinggi untuk sikloalkana
kemungkinan diakibatkan karena molekul-molekul bisa saling mendekati
akibat struktur cincin yang membuatnya lebih rapi dan kurang "mengerut".

2. Kelarutan
a. Fakta-fakta
Kelarutan alkana tidak berbeda dengan kelarutan sikloalkana.
Alkana hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut
organik. Alkana dalam bentuk cair merupakan pelarut yang baik untuk
berbagai senyawa kovalen yang lain.
b. Penjelasan-penjelasan
1.Kelarutan dalam air
Apabila sebuah zat molekular larut dalam air, maka terjadi hal-hal
berikut:
- Gaya tarik antar-molekul dalam zat menjadi hilang. Untuk alkana, gaya
tarik tersebut adalah gaya dispersi Van der Waals.
- Gaya tarik antar-molekul dalam air menjadi hilang sehingga zat bisa
bercampur dengan molekul-molekul air.Dalam air, gaya tarik antar-
molekul yang utama adalah ikatan hidrogen.
2.Kelarutan dalam pelarut-pelarut organik
Pada kebanyakan pelarut organik, gaya tarik utama antara molekul-
molekul pelarut adalah gaya Van der Waals - baik gaya dispersi maupun
gaya tarik dipol-dipol.
Ini berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut
organik, maka gaya tarik Van der Waals terputus dan diganti dengan gaya
Van der Waals yang baru. Pemutusan gaya tarik yang lama dan
pembentukan gaya tarik yang baru saling menghapuskan satu sama lain
dari segi energi sehingga tidak ada kendala bagi kelarutannya.

3. Kereaktifan kimiawi Alkana


Alkana mengandung ikatan tunggal C-C yang kuat dan ikatan C-H
yang juga kuat. Ikatan C-H memiliki polaritas yang sangat rendah
sehingga tidak ada molekulnya yang membawa jumlah ion positif atau
negatif yang signifikan untuk menarik molekul lainnya.Olehnya itu
alkana-alkana memiliki reaksi yang cukup terbatas.
Beberapa hal yang bisa dilakukan pada alkana:
· alkana bisa dibakar, yakni memusnahkan seluruh molekulnya;
· alkana bisa direaksikan dengan beberapa halogen yakni memutus ikatan
C-H;
· alkana bisa dipecah, yakni dengan memutus ikatan C-C.

b. PembuatanAlkana
Pemecahan (cracking)
Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk
menguraikan molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi
molekulmolekul yang lebih kecil dan lebih bermanfaat.
Pemecahan (cracking) terbagi menjadi 2 cara:
a. Pemecahan katalisis
Pemecahan moderen menggunakan zeolit sebagai katalis.
b. Pemecahan termal
Pada pemecahan termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya
antara 450°C sampai 750°C) and tekanan tinggi (sampai sekitar 70
atmosfir) untuk menguraikan hidrokarbon-hidrokarbon yang besar menjadi
hidrokarbon yang lebih kecil.

c. Reaksi pada alkana


1. Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan H2O
(uap air), sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas
CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon).
2.Substitusi atau pergantian
Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya
golongan halogen. Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain
disebut reaksi substitusi.Salah satu reaksi substitusi terpenting dari
alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan
atom halogen, khususnya klorin (klorinasi).Klorinasi dapat terjadi
jika alkana direaksikan dengan klorin.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Percobaan pertama
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menumbuk satu sendok makan NaOH dengan menggunakan mortar dan
pistil.
3) Mengambil satu sendok makan bubuk yang telah halus ke dalam tabung
reaksi dengan menggunakan corong.
4) Menutup tabung reaksi dengan kapas.
5) Memanaskan tabung reaksi di atas bunsen sampai keluar gelembung.
6) Mengamati cairan yang terbentuk dan bau yang dihasilkan dari
pembakaran.
7) DiulangidenganmenggantiNaOHmenjadi Natrium Benzoat.
2. Percobaan kedua
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menumbuk satu sendok makan NaOH dan satu sendok makan Natrium
Benzoat dengan menggunakan mortar dan pistil.
3) Mengambil satu sendok makan campuran yang telah halus ke dalam tabung
reaksi dengan menggunakan corong.
4) Menutup tabung reaksi dengan kapas.
5) Memanaskan tabung reaksi di atas bunsen sampai keluar gelembung.
6) Mengamati cairan yang terbentuk dan bau yang dihasilkan dari
pembakaran.

V. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)


VI. DATA PENGAMATAN
 NaOH + C6H5COONa
Perlakuan Pengamatan

- Menggerus NaOH dan Natrium Campuran NaOH dan Natrium benzoat


benzoat dengan mortar dan menjadi serbuk halus berwarna putih
penggerus
- Memasukkan bahan ke dalam 3 Campuran bahan mulai melembut
tabung reaksi dan menutup
dengan kapas
- Memanaskan campuran bahan Pada waktu pemanasan 1 menit 25
NaOH dengan Natrium benzoate detik terdapat gelembung. Larutan
diatas api Bunsen pada tabung menjadi mendidih dan berwarna putih.
reaksi 1 Larutan memadat kembali setelah tidak
ada pemanasan
- Memanaskan campuran bahan Pada waktu pemanasan 1 menit 22
pada tabung reaksi 2 diatas api detik terdapat gelembung. Larutan
bunsen mendidih dan berwarna putih keruh
serta mengeluarkan asap
- Memanaskan campuran bahan Pada waktu pemanasan 1 menit 35
pada tabung reaksi 3 diatas api detik terdapat gelembung. Larutan
bunsen mendidih dan berwarna putih, terdapat
endapan kuning dan berasap.

 NaOH + CH3COONa
Perlakuan Pengamatan

- Menggerus NaOH dan Natrium Campuran NaOH dan Natrium asetat


asetat dengan mortar dan menjadi serbuk halus berwarna putih.
penggerus
- Memasukkan bahan ke dalam 3 Campuran bahan mulai melembut
tabung reaksi dan menutup
dengan kapas

- Memanaskan campuran bahan Pada waktu pemanasan 2 menit


NaOH dengan Natrium asetat terdapat gelembung. Larutan mencair
diatas api Bunsen pada tabung dan berwarna putih. Mengeluarkan
reaksi 1 asap
- Memanaskan campuran bahan Pada waktu pemanasan 50 detik
pada tabung reaksi 2 diatas api terdapat gelembung. Larutan mencair
bunsen dan berwarna putih pekat.
Mengeluarkan asap
- Memanaskan campuran bahan Pada waktu pemanasan 42 detik
pada tabung reaksi 3 diatas api terdapat gelembung. Larutan mencair
bunsen dan berwarna putih keruh.
Mengeluarkan asap

VII. PERHITUNGAN
- C6H5COONa 1 gr - NaOH 1 gr
n = gr/BM n = gr/BM
= 1 gr/ 144 gr/mol = 1 gr/ 40 gr/mol
= 0,0069 mol = 0,025 mol

- CH3COONa
n = gr/BM
= 1 gr/ 82 gr/mol
= 0,0121 mol

 Reaksi antara NaOH dengan C6H5COONa


C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6
M: 0,0069 0,025 - -
B: 0,0069 0,0069 0,0069 0,0069
S: - 0,0181 0,0069 0,0069
Neraca Massa
Komponen Input output
mol gr mol gr
C6H5COONa 0,0069 1 - -
NaOH 0,025 1 0,0181 0,724
Na2CO3 - - 0,0069 0,7314
C6H6 - - 0,0069 0,5382

Jumlah 2 2

 Reaksi antara NaOH dengan CH3COONa


CH3COONa + NaOH → CH4 + Na2CO3
M: 0,0121 0,025 - -
B: 0,0121 0,0121 0,0121 0,0121
S: - 0,0129 0,0121 0,0121

Neraca Massa

Komponen Input output


mol gr mol gr
CH3COONa 0,0121 1 - -
NaOH 0,025 1 0,0129 0,516
CH4 - - 0,0121 0,1936
Na2CO3 - - 0,0121 1,2826

Jumlah 2 2
VIII. ANALISA PERCOBAAN

Berdasarkan percobaan Pembuatan Senyawa Alkana yang telah


dilakukan dapat dianalisa bahwasebagai hidrokarbon jenuh, alkana
memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin
(dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa
lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas,
karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.
Pada percobaan kali ini kami melakukan pembuatan senyawa
alkana atau senyawa jika direaksikan dengan senyawa lain akan
membentuk senyawa alkana. Pada percobaan ini kami melibatkan
campuran antara NaOH dan Natrium Benzoat.
Percobaan yang pertama kami memanaskanNaOH 1 sendok
makan, sebelum mencampurkan kedua bahan tersebut kami menghaluskan
NaOH karena bentuknya yang mengkristal. Selanjutnya campuran bahan
tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi dan menutupnya dengan kapas
dengan tujuan agar bau yang dihasilkan setelah proses pemanasan tidak
begitu menyengat. Setelah proses pemanasan, bahan tersebut berubah dari
padatan menjadi cairan berwarna putih keruh, mendidih dan kemudian
menggumpal. Setelah dijauhkan dari Bunsen larutan tersebut meleleh
kembali.Selanjutnya, kami mengganti NaOH menjadi Natrium Benzoat.
Padawaktu 2 menit, bubuk meleleh dan pada bagian bawah memebentuk
cairan kecoklatan dan lama kelamaan cairan menggumpal menjadi
berwarna kecoklatan.

Percobaan kedua, kami melakukan metode yang sama seperti pada


percobaan pertama hanya saja menggunakancampuran 2 bahanyaitu,
NaOH dan Natrium Benzoat. Dari percobaan ini diamati bahwa campuran
bahan tersebut berubah dari padatan menjadi larutan dengan warna putih
keruhyang menghasilkan gelembung yang menyebabkan terbentuknya
kerak pada dinding tabung. Hal itu karena adanya reaksi pembakaran atau
oksidasi yang menghasilkan CO2 dan H2O.

Dalam percobaan ini, kami tidak berhasil karena tidak


menghasilkan senyawa alkana, sesuai dengan tujuan pada percobaan ini
tetapi menghasilkan senyawa Benzena.
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. PadapemanasanNaOH, bahan tersebut
berubahdaripadatanmenjadicairanberwarnaputihkeruh,
mendidihdankemudianmenggumpal. Setelahdijauhkandari Bunsen
larutantersebutmelelehkembali.
2. PadaPemanasan Natrium Benzoat, padawaktu 2 menit,
bubukmelelehdanpadabagianbawahmemebentukcairankecoklatandan
lama kelamaancairanmenggumpalmenjadiberwarnakecoklatan.
3. Pada percobaan pemanasancampuranNaOH dan Natrium Benzoatkami
tidak berhasil menghasilkan senyawa alkana, tetapi menghasilkan
senyawa benzena, denganreaksi :
C6H5COONa + NaOH → Na2CO3 + C6H6
DAFTAR PUSTAKA

KasihLaboratoriumSatuanOperasi2 . 2016.PembuatanSenyawaAlkana.
Palembang : PoliteknikNegeriSriwijaya.

http://yuniethafafa.blogspot.com/2012/04/pembuatan-alkana.html
GAMBAR ALAT

Bunsen Tabung Reaksi PenjepitKayu

Spatula Morta
GAMBAR PROSES

Proses PemanasanNaOH

Proses Pemanasan Natrium Benzoat

PemanasanNaOH + Natrium Benzoat

Anda mungkin juga menyukai