Anda di halaman 1dari 5

ASMABRONCHIAL

1. pengertian

Asma bronchial adalah kondisi medis yang menyebabkan jalan napas


paru-paru membengkak dan menyempit. Karena pembengkakan ini, jalur
udara menghasilkan lendir yang berlebihan sehingga sulit untuk bernapas,
yang menyebabkan batuk, napas pendek, dan mengi.

Penyakit ini kronis dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Asma


bronkial dapat disembuhkan dan inhaler membantu mengatasi serangan
asma. Asma bronkial dapat memengaruhi usia atau jenis kelamin apa pun
dan tergantung pada faktor lingkungan dan keturunan secara luas. Ketika
diabaikan, penyakit terbukti mematikan dalam banyak kasus. Sesuai survei
terbaru, lebih dari 1 juta kasus dilaporkan setiap tahun di India.

Setiap orang dengan asma akan memiliki tingkat keparahan yang


berbeda gejala dan pemicu yang berbeda. Beberapa orang dengan asma
dapat tidak bergejala, namun terdapat fase ketika gejala memburuk yang
disebut dengan serangan asma. Namun ada pula yang mungkin memiliki
gejala asma setiap hari. Selain itu, beberapa orang dengan asma mungkin
hanya mengalami asma ketika berolahraga atau terlalu lelah, atau ketika
terserang infeksi seperti pilek.

Serangan asma ringan umumnya lebih sering terjadi. Biasanya, saluran


udara yang menyempit akan terbuka dalam beberapa menit sampai
beberapa jam. Serangan berat adalah ketika saluran napas menyempit lebih
lama dan memerlukan bantuan medis segera. Cara mencegah serangan
parah adalah dengan menjaga asma di bawah kontrol yang lebih baik.

2. Etiologi

 Faktor ekstrinsik :reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen


(debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang).
 Faktor intrinsik; infeksi : para influenza virus,
pneumonia,Mycoplasma..Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan
temperatur. Iritan; kimia.Polusi udara ( CO, asap rokok, parfum ).
Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga
dapat menjadi faktor pencetus.
3. Gejala

Secara umum, tanda-tanda ini tidak cukup parah untuk menghentikan


pasien beraktivitas dalam kegiatan sehari-hari. Tapi, dengan mengenali
tanda-tanda ini, penderita dapat menghentikan serangan asma atau
mencegah agar tidak semakin buruk. Tanda-tanda ini dapat menjadi
peringatan dini yang meliputi:

 Sering batuk, terutama pada malam hari


 Sulit bernapas atau sesak napas
 Merasa sangat lelah atau lemah saat berolahraga
 Mengi atau batuk setelah latihan
 Merasa mudah lelah, kesal, atau murung

4. Patofisiologi

Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus


menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul ( immunoglobulin E atau
IgE ) dengan adanya alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan
akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan zat
mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.
Respon asma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang
ditandai dengan bronkokontriksi ( 1-2 jam ); tahap delayed dimana
brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam
lebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.
Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan
udara dingin.
Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan
peningkatan sekresi mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas
menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat
menimbulkan distres pernafasan.

5. KOMPLIKASI

 Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal


nafas
 Chronik persistent bronchitis
 Bronchiolitis
 Pneumonia
 Emphysema

6. MANIFESTASI KLINIS

 Auskultasi :Wheezing, ronkhi kering musikal, ronki basah sedang.


 Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori
pernafasan, cuping hidung, retraksi dada,dan stridor.
 Batuk kering ( tidak produktif ) karena sekret kental dan lumen
jalan nafas sempit.
 Tachypnea, orthopnea.
 Diaphoresis
 Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan.
 Fatigue
 Tidak toleransi terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan,
bahkan bicara
 Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran.
 Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest)
akibat ekshalasi yang sulit karena udem bronkus sehingga kalau
diperkusi hipersonor.
 Serangan yang tiba-tiba atau berangsur.
 Bila serangan hebat : gelisah, berduduk, berkeringat, mungkin
sianosis.
 X foto dada : atelektasis tersebar, “Hyperserated”

7. Pemeriksaan Diagnostik

 Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik


 Foto rontgen
 Pemeriksaan fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital,
eosinofil biasanya meningkat dalam darah dan sputum
 Pemeriksaan alergi
 Pulse oximetri
 Analisa gas darah.
8. Penatalaksanaan

Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.


Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat
diulang setiap 20 menit sampai 3 kali.
Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini ( per
oral ) :
Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
Efedrin : 0,5 – 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam

Efeknya tachycardia, palpitasi, pusing, kepala, mual, disritmia,


tremor, hipertensi dan insomnia, . Intervensi keperawatan jelaskan
pada orang tua tentang efek samping obat dan monitor efek
samping obat.
Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi
bronkospasme dan meningkatkan bersihan jalan nafas.
Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Teofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
DAFTAR PUSTAKA

Panitia Media Farmasi dan Terapi. (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi
LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
SurabayaSoetjningsih. (1998). Tumbuh kembang anak . Cetakan kedua. EGC.
JakartaStaff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak.
Percetakan Infomedika Jakarta.
Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1 Penerbit
CV Sagung Seto Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai