Anda di halaman 1dari 3

INFLUENZA

No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tanggalterbit :
Halaman :
UPTD DARMADI
PUSKESMAS NIP. 19721202 199303 1
SUKAMARA 011
1. Pengertian Influenza, sering dikenal dengan flu adalah penyakit menular
disebabkan oleh virus RNA yaitu virus influenza A, B dan lebih
jarang C. Virus influenza terus mengalami perubahan, sehingga
dalam beberapa waktu akan mengakibatkan wabah (pandemik) yang
parah. Virus ini menyerang saluran napas atas dan paru-paru.

2. Hasil  Keluhan
Anamnesis Keluhan yang sering muncul adalah demam, bersin, batuk, sakit
tenggorokan, hidung meler, nyeri sendi dan badan, sakit kepala,
lemah badan.
 Faktor Risiko
a. Daya tahan tubuh menurun.
b. Kepadatan hunian dan kepadatan penduduk yang tinggi.
c. Perubahan musim/cuaca.
d. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
e. Usia lanjut.

3. Hasil  Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaaan Tanda Patognomonis
a. Febris.
b. Rinore.
c. Mukosa hidung edema.

 Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
4. Penegakan  Diagnosis Klinis
Diagnosis Penegakan diagnosis influenza membutuhkan ketelitian, karena
keluhannya hampir sama dengan penyakit saluran pernapasan
lainnya.
Influenza dapat didiagnosis berdasarkan 4 kriteria berikut:
a. Terjadi tiba-tiba/akut.
b. Demam.
c. Gejala saluran pernapasan seperti batuk, tidak ada lokasi
spesifik dari keluhan yang timbul.
d. Terdapat penyakit serupa di lingkungan penderita.
Ketika terdapat kasus influenza di masyarakat, semua pasien dengan
keluhan influenza harus didiagnosis secara klinis. Pasien disarankan
kembali untuk tindak lanjut jika keluhan yang dialami bertambah
buruk atau tidak ada perbaikan dalam waktu 72 jam.
 Diagnosis Banding
a. Faringitis
b. Tonsilitis
c. Laringitis

 Komplikasi
a. Infeksi sekunder oleh bakteri.
b. Pneumonia.

5. Rencana  Penatalaksanaan
Penatalaksanaan a. Tatalaksana influenza umumnya tanpa obat (self-limited
Komprehensif disease). Hal yang perlu ditingkatkan adalah daya tahan tubuh.
(Plan) Tindakan untuk meringankan gejala flu adalah beristirahat 2-3
hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan, meningkatkan gizi
makanan dengan makanan berkalori dan protein tinggi, serta
buah-buahan yang tinggi vitamin.
b. Terapi simptomatik per oral
1. Antipiretik. Pada dewasa yaitu parasetamol 3-4 x 500
mg/hari (10-15 mg/kgBB), atau ibuprofen 3-4 x 200-400
mg/hari (5-10 mg/kgBB).
2. Dekongestan, seperti pseudoefedrin (60 mg setiap 4-6
jam)
3. Antihistamin, seperti klorfeniramin 4-6 mg sebanyak 3-4
kali/hari, atau difenhidramin, 25-50 mg setiap 4-6 jam,
atau loratadin atau cetirizine 10 mg dosis tunggal (pada
anak loratadin 0,5 mg/kgBB dan cetirizine 0,3 mg/kgBB).
4. Dapat pula diberikan antitusif atau ekspektoran bila
disertai batuk.
 Konseling dan Edukasi
a. Edukasi
1. Edukasi terutama ditujukan untuk individu dan
lingkungannya. Penyebaran penyakit ini melalui udara
sehingga lingkungan rumah harus memenuhi persyaratan
rumah sehat terutama ukuran jendela untuk pencahayaan dan
ventilasi serta kepadatan hunian. Untuk mencegah
penyebaran terhadap orang-orang terdekat perlu diberikan
juga edukasi untuk memutuskan mata rantai penularan seperti
etika batuk dan pemakaian masker.
2. Selain edukasi untuk individu, edukasi terhadap keluarga
dan orang-orang terdekat juga penting seperti peningkatan
higiene dan sanitasi lingkungan
b. Pencegahan
1. Imunisasi influenza, terutama bagi orang-orang risiko
tinggi.
2. Harus diwaspadai pasien yang baru kembali dari daerah
terjangkit epidemi influenza

 Rujukan
Bila didapatkan tanda-tanda pneumonia (panas tidak turun 5 hari
disertai batuk purulen dan sesak napas)

6. Sarana -
Prasarana
7. Prognosis Pada umumnya bonam

Anda mungkin juga menyukai