Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Hidayatul Isna

Nim : 70100116098
Kelas : Farmasi B

TUGAS MANDIRI FITOKIMIA


1. Jelaskan metode dan cara pengujian antikanker ?
Jawab :
A. LDH (laktatdehidrogenase)
Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir
semua sel yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung,
otot rangka, hati, ginjal, otak dan sel darah merah. Peningkatan kadar LDH ditemukan
pada infark miokard akut, CVA, kanker (paru, tulang, hati, usus, payudara, serviks, testis,
ginjal, lambung, melanoma kulit), leukimia akut, infark pulmonal akut, anemia, defisiensi
asam folat, dan hepatitis akut serta akibat pemakaian obat jenis narkotik (kodein, morfin,
meperidin). Laktat dehidrogenase mengkatalisis proses reduksi piruvat menjadi laktat
dan menghasilkan NADH. Reaksi ini berlangsung di sitosol.7 Aktivitas LDH dapat
diperiksa dengan menggunakan metode flourometer dan kolorimeter dengan
menggunakan spektrofotometer. Pada metode kolorimeter yang diukur adalah jumlah
perubahan konsentrasi NADH. Hasil pengukuran dinyatakan dengan U/L yang setara
dengan (mol/menit dari reaksi NADH per liter sampel yang diukur).
B. MTT
Antikanker dapat dilakukan dengan uji MTT yang merupakan salah satu
metode yang digunakan dalam uji sitotoksik.Metode MTT (Microculture Tetrazolium)
banyak dimanfaatkan untuk menyelidiki mekanisme aktivasi sel dan kerusakan sel yang
mana pengujiannya secara kolorimetri dan didasarkan pada bioreduction garam
tetrazolium ke formazan. Dalam penelitian ini digunakan uji. MTT karena memiliki
kelebihan yaitu relatif cepat, sensitif, digunakan untuk mengukur sampel dalam jumlah
besar dan hasilnya bisa untuk memprediksi sifat sitotoksik suatu bahan (Goodwin, dkk.,
1995).
Metode ini merupakan metode kolorimetri, dimana pereaksi atau reagen MTT (3-
(4,5-dimetiltiazol-2-yl)-2,5-difeniltetrazolium bromide) ini merupakan garam tetrazolium
yang diadsorbsi dan dipecah menjadi kristal formazan oleh sistem suksinat tetrazolium
reduktase yang terdapat dalam jalur respirasi sel pada mitokondria yang aktif pada sel
yang masih hidup. Kristal formazan ini memberi warna ungu yang dapat dibaca
absorbansinya (Pamilih, 2009).Absorbansi larutan berwarna ini kemudian dapat diukur
menggunakan Enzyme-linked Immunosorbent, Assay (ELISA) reader pada panjang
gelombang antara 500 dan 600 nm, yang mana semakin besar absorbansi menunjukkan
semakin banyak jumlah sel yang hidup.
Uji sitotoksik ini digunakan untuk menentukan nilai IC50 (Inhibitory Concentration).
Nilai IC50 menunjukkan nilai konsentrasi yang menghasilkan hambatan proliferasi sel
50% dan menunjukkan potensi ketoksikan suatu senyawa terhadap sel. Nilai ini
merupakan patokan untuk melakukan uji pengamatan kinetika sel. Nilai
IC50menunjukkan potensi suatu senyawa sebagai sitostatik. Semakin besar harga
IC50maka senyawa tersebut semakin tidak toksik (Meiyanto, dkk., 1999, dan Padmi,
2008).
B. Protein assay
Kadar protein kapang KT30 dilakukan dengan menggunakan bicinchoninic acid
(BCA) protein assay kit. Larutan standar bovine serum albumin (BSA) dengan
konsentrasi 20-2000 µg/mL dibuat sebagai tahap persiapan. Pembuatan larutan standar
BSA dengan konsentrasi 20-2000 µg/mL. Working reagent dibuat dengan
mencampurkan reagent A dan B (50:1). Protein kapang KT30 sebanyak 0,1 mL
ditambahkan 2 mL working reagent yang dibuat sebelumnya, dan diinkubasi pada suhu
37oC selama 30 menit. Absorbansi sampel protein kapang KT30 di ukur pada panjang
gelombang 562 nm.
C. Neutral red assay
Sel yang hidup menyerap neutral red yang terkonsentrasi di dalam lisosom sel.
Sehingga protein assay adalah cara pengukuran viabilitas sel secara tidak langsung
karena ia mengukur kandungan protein dari sel-sel hidup yang tersisa setelah pencucian
wadah yang digunakan untuk percobaan. Assay neutral red adalah pemeriksaan
kolorimetrik yang pewarnaan lisosom fungsional (Fotakis & Timbrell, 2005).
2. Jenis sel kanker yang untuk pengujian kanker leukimia, payudara, serviks, kolon, Dan
nasofaring ?
jawab :
A. Leukimia
• Leukemia myeloid akut (AML): kanker sel darah myeloid yang belum leukemia
yang paling umum terjadi pada orang dewasa. Tingkat pertumbuhan sel kanker ini
biasanya cepat dan memengaruhi produksi sel darah normal pada awalnya. Pasien
biasanya akan mengalami gejala rendahnya jumlah sel darah (misalnya anemia,
infeksi karena jumlah sel darah putih yang rendah, pendarahan abnormal karena
jumlah trombosit yang rendah).
•Leukemia Limfoblastik Akut (ALL): kanker sel limfoid yang belum dewasa.
Lebih sering terjadi pada anak-anak dan merupakan leukemia yang paling umum
diderita oleh anak-anak. Presentasinya mirip dengan AML.
•Leukemia myeloid kronis (CML): kanker sel myeloid dewasa yang terkait
dengan kehadiran kromosom Philadelphia. Jenis leukemia ini kebanyakan
terdeteksi pada orang dewasa. Sel kanker berkembang pada tingkatan yang relatif
lambat, penyakit di stadium awal mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun.
Pada stadium selanjutnya, pembesaran limpa bisa menyebabkan sakit perut.
Produksi sel darah normal juga bisa terpengaruh, dan memunculkan gejala-gejala
yang tercantum di atas.
•Leukemia Limfositik Kronis (CLL): kanker sel limfoid dewasa. Sebagian besar
diderita oleh individu yang berusia lanjut (>60 tahun). Jenis ini jarang terjadi pada
anak-anak. Sel kanker ini juga ditandai dengan laju pertumbuhan yang lambat.
Penyakit di stadium awal biasanya bersifat asimtomati
B. Payudara
Sel T47D memiliki karakteristik ER (Estrogen Reseptor)/PRb(Progesteron
Reseptor) positif. Secaranmolekular sel mengalami mutasi pada p53, sehingga sel
kehilangan kontrol pada regulasi cell cyclenya Sel Vero pertama kali diambil dari
ginjal Africann Green Monkey dewasa pada tanggal 27 Maret 1967 oleh T.
Yasamura dan T. Kawalata Kawalata dari Universitas Chiba, Chiba Jepang .
C. Serviks
Nuclei adalah bagian penting dari sel yang menunjukkan perubahan
signifikan ketika sel terkena penyakit.Perubahan bentuk secara umum ini
merupakan kriteria awal untuk menemukan kelainan yang terjadi pada daerah
leher rahim/ serviks oleh Dokter Spesialis Patologi Anatomi.Dokter Spesialis.
Patologi Anatomi membuat keputusan dengan inspeksi visual dari sejumlah besar
sel dan fitur diagnostik seperti rasio ukuran nuclei dengan ukuran sitoplasma atau
bentuk nuclei di setiap sel.
Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari
leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Interpretasi visual citra
Pap smear secara manual banyak keterbatasan, membutuhkan waktu yang lama,
dan rawan kesalahan prosedur.Oleh karena itu analisis secara otomatis berbantuan
komputer sangat dibutuhkan untuk membantu memudahkan proses interpretasi
tersebut.
D. Kolon
Sel WiDr merupakan sel kanker kolon manusia yang diisolasi dari kolon
seorang wanita berusia 78 tahun. Sel WiDr merupakan turunan sel kanker kolon
yang lain yakni sel HT-29 (Chen et al., 1987). Sel WiDr memproduksi antigen
karsinoembrionik dan memerlukan rentang waktu sekitar 15 jam untuk dapat
menyelesaikan 1 daur sel. Salah satu karakteristik dari sel WiDr ini adalah
ekspresi sikolooksigenase-2 (COX-2) yang tinggi yang memacu proliferasi sel
WiDr (Palozza et al., 2005). Pada sel WiDr, terjadi mutasi p53 GA pada posisi
273 sehingga terjadi perubahan residu arginin menjadi histidin (Noguchi et al.,
1979). Namun, p21 pada sel WiDr yang masih normal memungkinkan untuk
terjadinya penghentian daur sel (Liu et al., 2006). Apoptosis pada sel WiDr dapat
terjadi melalui jalur independent p53, di antaranya meWiDr merupakan salah satu
sel yang memiliki sensitivitas yang rendah terhadap perlakuan dengan 5-
fluorouracil (5-FU), agen kemoterapi golongan antimetabolit. Transfeksi WiDr
dengan p53 normal pun tidak menyebabkan peningkatan sensitivitasnya terhadap
5-FU (Giovannetti et al., 2007).
E. Nasofaring
Penyebab pasti kanker nasofaring (karsinoma nasofaring) masih belum
diketahui secara pasti. Namun, dokter menduga bahwa kondisi ini memiliki
hubungan dengan virus Epstein-Barr (EBV). EBV umumnya terdapat pada air liur
dan dapat ditularkan melalui kontak langsung ke orang atau benda yang
terkontaminasi. Kanker nasofaring diduga muncul karena adanya kontaminasi
EBV dalam sel nasofaring penderitanya. Sel yang telah terkontaminasi
menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal.EBV menjadi penyebab
beberapa penyakit, seperti mononukleosis. Namun pada kebanyakan kasus, EBV
tidak menyebabkan permasalahan infeksi yang berkepanjangan. Keterkaitan EBV
dengan kanker nasofaring masih terus diteliti.

3. Medium yang digunakan until menumbuhkan sell kanker tersebut (no.2) Dan cara
pembuatannya?
Jawab :
a. Uji leukemia : Sel persediaan dibiakkan dalam formula medium Eaglel’s MEM.
Formula dibuat dengan cara berikut: 4.7 g medium Eagle’s MEM dilarutkan dalam 475
ml air (Larutan A). Kemudian 1.3 g NaHCO3 (E Merck) dilarutkan dalam 50 ml air, lalu
0.3 glutamin (Nissui) ditambahkan ke dalam larutan tersebut (Larutan B). Sebanyak 25
ml larutan B ditambahkan ke dalam larutan A, maka diperoleh 500 ml medium. Medium
disaring dengan kertas saring milipore dan disimpan di lemari es. Untuk keperluan
bioasai, 15 ml serum foetal (Flow Laboratories) ditambahkan ke dalam 85 ml medium.
Medium yang telah mengandung serum digunakan untuk membiakkan sel leukemia
L1210.
b. Uji kanker payudara : Pembuatan media biakan RPMI 1640 dan M199 adalah
dengan melarutkan serbuk RPMI (Rosewell Park Memorial Institute) 1640 dan M199
untuk satu liter masing-masing ke dalam aquabidestilata kira-kira 800 ml, ditambah
natrium bikarbonat 2,0 gram dan HEPES 2,0 gram, ditambahkan aquabidestilata sampai 1
liter. Larutan diaduk dengan pengaduk magnetik sekitar 10 menit hingga homogen, lalu
didapar dengan HCl 1 N hingga pH 7,2–7,4.
c. Uji kanker serviks : Sel lestari HeLa pada konsentrasi 5000 sel ditumbuhkan
dalam 100 µl media pembunuh sel Dulbecco’s Eagle’s Medium (D-MEM) dengan
penambahan 10% Fetal Bovine Serum (FBS), 100 µ ml-1penicillin dan 100 µg ml-
1streptomycin. Ekstrak tumbuhan obat pada konsentrasi 25, 50, 100, 200 dan 500 µg ml-
1d itambahkan setelah sel mencapai konfluen 50% (24 jam).
d. Uji kanker kolon : dengan menggunakan propolis.
e. Sel kanker nasofaring : Sel raji adalah sel yang berasal dari kultur cell line
lymphoblastaid yang diturnkan dari lymphoma burkit. Burkit merupakan sejenis kanker
yang terdapat pada system limpa khususnya pada limfosit B

4. Parameter yang menandakan bahwa senyawa hasil pengujian memiliki aktivitas


antikanker
Jawab :
Pada Pengujian Standardisasi Spesifik meliputi : Identitas tanaman yang akan dibuat
ekstrak, uji organoleptik ekstrak, senyawa larut dalam air dan etanol, uji kandungan
kimia ekstrak.

Anda mungkin juga menyukai