Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Percobaan

Tabel 4.1 Hasil Perolehan Pulp


Komposisi Asam Berat Pulp Kering
Run Yield Pulp (%)
Formiat (%) (gram)
I 60 11,17 44,7

II 70 10,03 40,1

III 80 12,63 50,5

Tabel 4.2 Hasil Perolehan Lignin


Komposisi Asam Berat Lignin
Run Kadar Lignin (%)
Formiat (%) Kering (gram)
I 60 0,73 12,4

II 70 0,83 15,7

III 80 0,87 19,3

4. 2 Pembahasan
4.2.1 Pemrosesan Bahan Baku

Bahan baku biomassa yang digunakan didalam praktikum adalah alang-


alang. Alang-alang atau ilalang kering mengandung abu sebesar 5,42 %, silika 3,6
%, lignin 18,12 %, pentosan 28,58 %, dan kadar alfa selulosa 44,28 %, dan juga
mempunyai derajat polimerisasi berkisar 600-1500 (Paskawati, 2010). Sebelum
tahapan fraksionasi maka alang-alang yang telah dikumpulan dan peroleh dipotong
menjadi berukuran kecil dengan tujuan untuk mempermudah proses penghalusan
bahan baku yang nantinya akan diukur kadar airnya. Disamping itu terdapat tujuan
lain yakni untuk memperluas bidang kontak biomassa dengan pelarut pada proses
fraksionasi.

Berdasarkan hasil perhitungan kadar air yang diperoleh sebesar 7,5 %, maka
bahan baku layak untuk melewati proses fraksionasi karena bahan baku yang dapat
digunakan dalam fraksionasi harus memiliki kadar air < 10 %. Jika kadar air > 10
% maka hal ini akan mempersulit pemisahan komponen utama biomassa yaitu
selulosa, hemiselulosa dan lignin.

4.2.2 Proses Fraksionasi


Pada percobaan ini biomassa yang digunakan sebanyak 25 gram dengan
kadar air sebesar 7,5%. Adapun variabel pada percobaan ini adalah komposisi asam
formiat 98%, yakni 60% pada run I, 70% pada run II dan 80% pada run III . Dari
perhitungan neraca massa, asam formiat 98% yang digunakan sebanyak 232,9 ml
pada run I, 271,75 ml pada run II dan 310,6 ml pada run III. Katalis HCl yang
digunakan sebanyak 1,366 ml dan volume airnya 83,632 ml pada run I, 82,668 ml
pada run II dan 81,744 ml pada run III. Adapun kadar pulp yang dihasilkan dapat
dilihat pada gambar 4.1 berikut.

60

50 80%, 50.5
60%, 44.7
Kadar Pulp (%)

40 70%, 40.1

30
Kadar pulp
20

10

0
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Komposisi Asam Formiat (%)

Gambar 4.1 Grafik perbandingan komposisi asam formiat dan kadar pulp

Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat dinyatakan bahwa semakin


meningkatnya konsentrasi asam formiat yang digunakan sebagai larutan pemasak
akan mempengaruhi kadar pulp yang didapat. Kadar pulp menurun seiring dengan
meningkatnya konsentrasi asam formiat. Menurut Ivan, dkk (2011), pada
konsentrasi asam asetat yang lebih besar, mengakibatkan mol asam asetat yang
bereaksi dengan lignin menjadi semakin besar sehingga lignin yang dapat
didegradasi menjadi lebih banyak. Dengan lignin yang semakin banyak didegradasi
menyebabkan sisa hasil reaksi menjadi lebih kecil. Hasil reaksi yang semakin kecil
mengakibatkan yield pulp yang didapatkan menjadi lebih rendah.
Tetapi pada hasil praktikum yang kami peroleh, kadar pulp pada konsentrasi
asam formiat 80% meningkat. Hal ini dikarenakan pemakaian larutan pemasak
yang berlebihan. Menurut Ivan, dkk (2011), pemakaian larutan pemasak yang
berlebihan tidak terlalu baik karena akan menyebabkan selulosa terdegradasi,
dengan banyaknya selulosa yang terdegradasi maka pulp yang dihasilkan akan lebih
banyak.
4.2.3 Recovery Lignin
Recovery lignin dilakukan dengan menggunakan larutan black liquor yang
merupakan filtrat hasil pemerasan alang-alang yang dimasak dengan larutan
pemasak. Untuk memeperoleh lignin maka black liquor dicampur dengan akuades
menggunakan perbandingan 1:2,5. Akuades digunakan karena lignin tidak dapat
larut didalam air. Hal ini bertujuan untuk memepermudah pemisahan lignin dari
larutan pemasak. Selanjutnya lignin di centrifuge dengan kecepatan 1500 rpm
supaya terbentuk endapan lignin yang lebih cepat. Hasil yang diperoleh dari
recovery lignin diperlihatkan pada gambar 4.2 berikut.
25

20
80%, 19.3
Kadar Lignin (%)

15 70%, 15.7

60%, 12.4
10 Kadar Lignin

0
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Komposisi Asam Formiat (%)
Gambar 4.2 Grafik perbandingan kadar lignin terhadap komposisi asam formiat

Dari gambar 4.2 di atas dapat dinyatakan bahwa perolehan lignin semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi asam formiat. Hasil percobaan
sesuai dengan pernyataan teoritis yang menyatakan bahwa semakin besar kadar
pelarut yang digunakan pada proses pemasakan maka pulp yang dihasilkan akan
semakin sedikit sedangkan kadar lignin yang dihasilkan akan semakin besar.Hal ini
terjadi karena kadar pelarut yang besar menyebabkan lignin dan hemiselulosa lebih
banyak terurai di dalam filtrat sehingga produk pulp yang dihasilkan lebih sedikit
dan lignin yang dihasilkan dari recovery lignin akan semakin besar, begitu juga
sebaliknya.
.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Variasi komposisi pelarut pada pemasakan berpengaruh terhadap
perolehan yield pulp dan lignin.
2. Yield pulp dan lignin terbaik didapatkan dengan menggunakan
konsentari asam formiat 80% pada pemasakan dengan persentase 50,5%
dan 19,3 %.
5.2 Saran
1. Praktikum harus dilakukan dengan hati-hati mengingat bahwa asam
formiat yang digunakan berkonsentrasi tinggi.
2. Harus teliti dalam menghitung neraca massa dan dalam proses
pengukuran berat maupun volume.

Anda mungkin juga menyukai