Anda di halaman 1dari 12

306

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

PERSEPSI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN


DIABETES MELLITUS DI DESA SAWAH KUWUNG KARANG ANYAR

Endah Sri Wahyuni 1), Hermawati2)


1,2)
STIKES ‘Aisyiyah Surakarta
email: esw_ns@yahoo.com

ABSTRACT

Diabetes Mellitus (DM) is a case with the increasing patients number almost every year. One of the
supporting factors that can stabilize the blood sugar is DM management known as the four main pillars
standing for education, diet, physical exercise and pharmacological management. The study purpose is to
determine the perception of the nutritional needs fulfillment in Diabetes Mellitus patients. Research
methods; Qualitative method with phenomenology approach with purposive sampling method. Population in
this research is patient of Diabetes Mellitus in region “Suruh Tani”. Samples in qualitative research are
also called participants. This study used 8 participants. The results showed that the management of
nutritional diets in DM patients will be successful if the patient has good adherence in the diet, for that
DM patients need good motivation. The results showed that the nutritional diets management in DM
patients will be successful if the patient has a good devotion on running the diet, therefore good motivation
will help DM patients to keep running on their diet program. Motivation will turn out well if the DM
patients get high support from their family and also access for a good health care. Respondents who have
good family support then have good adherence while respondents who have poor family support then have no
compliance. The conclusion after the research will be like respondents who have good family support and
devotion while in the other side respondents who have poor family support then do not have any
conformation.

Keywords: Diabetes Mellitus, Nutritional Fulfillment, Perception

ABSTRAK

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kejadian dengan jumlah penderita semakin meningkat
tiap tahunnya. Salah satu faktor pendukung yang dapat menstabilkan gula darah adalah
penatalaksanaan DM yang dikenal dengan empat pilar utama meliputi edukasi, diet, latihan
jasmani dan pengelolaan farmakologis. Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada penderita Diabetes Mellitus. Metode Penelitian;
metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan metode pengambilan sampel
purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus di wilayah
Suruh Tani. Sampel pada penelitian kualitatif disebut juga partisipan. Penelitian ini
menggunakan 8 partisipan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan diet nutrisi
pada pasien DM tersebut akan berhasil apabila penderita memiliki kepatuhan yang baik
307

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

dalam menjalankan diet, untuk itu penderita DM membutuhkan motivasi yang baik.
Motivasi akan berkembang dengan baik apabila seorang penderita DM mendapatkan
dukungan keluarga dan akses pelayanan kesehatan yang baik. Responden yang memiliki
dukungan keluarga yang baik maka memiliki kepatuhan yang baik sedangkan responden
yang mendapat dukungan keluarga yang kurang baik maka tidak memiliki kepatuhan.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Pemenuhan Nutrisi, Persepsi

PENDAHULUAN latihan jasmani dan pengelolaan


Diabetes Mellitus (DM) merupakan farmakologis.
kejadian dengan jumlah penderita
semakin meningkat tiap tahunnya. DM Kebutuhan nutrisi pada penderita DM
merupakan penyakit dengan kadar merupakan kebutuhan fisiologis yang
glukosa darah yang melebihi normal, mendasar. Pola pemenuhan nutrisi yang
yakni kadar gula darah sewaktu sama atau tidak baik menyebabkan kontrol gula
lebih dari 200 mg/dl dan kadar gula darah yang tidak stabil.
darah puasa 126 mg/dl (Guyton & Hall,
2008). DM ini merupakan sekelompok METODE PENELITIAN
kelainan dari heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glokusa dalam darah Rancangan Penelitian
atau hiperglikemia (Smeltzer, 2008). Salah
Penelitian ini menggunakan metode
satu faktor pendukung menstabilkan gula
darah adalah adanya pengetahuan yang kualitatif dengan pendekatan
baik mengenai diet Diabetes Mellitus. fenomenologi. Proses metodologi
deskriptif mencakup 4 langkah, yakni:
Diabetes melitus memiliki dampak yang
serius pada pasien dan keluarga pasien. bracketing intuiting, analyzing dan describing
Dampak lain yang timbul adalah (Polit & Beck, 2012). Bracketing adalah
perubahan peran pada keluarga, gangguan
menyimpan dan mensupresi berbagai
psikologis, masalah ekonomi, perubahan
kebiasaan sosial, produktivitas dan asumsi, keyakinan dan pengetahuan yang
perubahan gaya hidup (Lewis et al, 2011). dimiliki peneliti tentang fenomena yang
Pengelolaan yang baik dalam akan diteliti. Langkah kedua adalah
penatalaksanaan DM akan meningkatkan
kualitas hidup pasien DM menurut intuiting. Peneliti menggali secara
konsensus PERKENI (Perkumpulan mendalam sesuai apa yang disampaikan
Endokrinologi Indonesia, 2011). dan dirasakan partisipan tanpa adanya
Penatalaksanaan DM dikenal dengan
pengaruh dari peneliti sehingga data yang
empat pilar utama meliputi edukasi, diet,
diperoleh murni berasal dari sudut
308

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

pandang partisipan (Streubert & note),alat perekam suara untuk


Carpenter, 2003).Langkah ketiga adalah mempermudah mendokumentasikan hasil
analyzing. Peneliti mengidentifikasi kata- wawancara yang dilakukan
kata kunci yang selanjutnya disusun untuk
membentuk tema-tema. Tema-tema yang
HASIL
terbentuk menggambarkan persepsi
Karakteristik partisipan meliputi data
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
demografi berupa usia, jenis kelamin,
penderita Diabetes Mellitus.
pendidikan, agama, pekerjaan, lama
Langkah terakhir yakni describing. terdiagnosa DM dan pendidikan.
Penelitian ini menjelaskan dan Berdasarkan demografi partisipan
mendiskripsikan makna yang timbul tersebut, diketahui bahwa paling banyak
tentang persepsi pemenuhan kebutuhan berpendidikan SMP, bekerja sebagai
nutrisi pada penderita Diabetes Mellitus petani dan rata-rata terdiagnosa Diabetes
di wilayah Suruh Tani. Populasi dalam Mellitus sudah 5 tahun.
penelitian ini adalah penderita Diabetes
Mellitus di wilayah Suruh Tani. Penelitian
Tema Hasil Analisis Data Penelitian
ini menggunakan metode pengambilan
sampel purposive sampling. Kriteria inklusi 1. Kepatuhan terhadap diet dapat
dalam penelitian ini adalah : 1) Penderita mengontrol gula darah
Diabetes Mellitus Tipe 2 kurang ≥3 Kepatuhan merupakan suatu bentuk
tahun; 2) tidak memiliki gangguan perilaku seseorang untuk memenuhi
kognitif (nilai MMSE >24);3) Tidak perintah orang lain. Dalam aspek
sedang mengalami rawat inap di rumah kesehatan, kepatuhan dimaksudkan
sakit dalam 1 bulan terakhir; individu rela melakukan pengobatan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan atau terapi sesuai aturan tenaga
8 partisipan. kesehatan. Kesadaran diri, kepribadian
dan pemahaman menjadi komponan
Penelitian dilakukan di daerah Suruh Tani
penting dalam kepatuhan.
kelurahan Suruh Kalang Jateng
Sebagian besar partisipan mengatakan
Karanganyar bulan Januari-April 2017.
kepatuhan terhadap diet dengan
Instrumen dengan menggunakan lembar
wawancara, catatan lapangan (field
309

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

mengontrol gula darah, hal tersebut masih terbatas.Intepretasi ini


tergambar dalam ungkapan” didapatkan dari pertanyaan “Hal apa
“Kepatuhan makan menjadi factor utama yang Anda rasakan risi sebagai
biar sehat mbak, sebenarnya tahu, tapi penderita DM selama ini?’. Hampir
kadang males untuk patuh, karena bosan” seluruh partisipan menyatakan mereka
P2 takut mengkonsumsi gula dan
“Pemenuhan pola makan DM kalau patuh cenderung menghindari makanan
terhadap aturan akan bagus, gulanya manis karena takut kadar gula akan
terkendali, gak naik-naik” P4 naik. Hal ini tergambar dalam
“Pemenuhan kebutuhan nutrisi DM itu ungkapan:
yang penting patuh, gula kan man” P6 “menderita kencing manis itu yang harus
2. Hambatan dalam pemenuhan dihindari gula, makanan yang manis-manis
kebutuhan nutrisi pada penderita mbak. Kalau kita makan manis-manis
DM pasti kadar gula saya naik, mending saya
Sub tema 1 Perasaan takut tidak makan manis, takut mbak”. P2
mengkonsumsi gula “ saya paling takut makan makanan yang
Perasaan takut merupakan tanggapan manis-manis mbak…minum teh ya tanpa
emosi terhadap ancaman. Takut adalah gula, buah-buahan ya yang tidak manis.
mekanisme pertahanan hidup dasar Karena takut nanti tinggi gulanya..takut
akibat adanya stimulus. Perasaan takut dirawat di RS lagi”. P5
dapat menghalangi upaya seseorang “makanan orang kencing manis ya tidak
dalam mencapai sesuatu yang posiif boleh yang manis, kalau makan yang manis-
dalam kehidupan. Perasaaan takut manis gulanya bisa naik. Takut ngedrop
mengkonsumsi gula timbul karena saya mbak” P7
anggapan bahwa mengkonsumsi gula
Sub tema 2 Diet yang sudah
dapat menaikkan kadar gula darah,
ditentukan tidak sesuai selera
sehingga penderita DM cenderung
menghindari gula. Persepsi tersebut Selera merupakan konsep yang

timbul karena sebagian besar diasumsikan adanya pilihan-pilihan

partisipan kurang memahami tentang berdasarkan kesenangan, kegunaan

konsep diet pada penderita DM. dan pemenuhan pada situasi tertentu.

Pengetahuan mereka tentang DM Selera seseorang akan mempengaruhi


310

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

perilaku dalam kehidupan sehari-hari. “Bosan banget mbak…menu yang


Diet yang tidak sesuai selera dianjurkan sama..gak enak” P7
menyebabkan penderita DM tidak
patuh terhadap diet. Hal tersebut 3. Faktor pendukung dalam
menyebabkan kadar gula yang tidak pemenuhan kebutuhan nutrisi
terkontrol dengan baik. pada penderita DM

Berikut beberapa ungkapan partisipan Sub tema 1 Keinginan gula darah


yang menyatakan diet pada penderita dapat terkontrol
DM tidak sesuai selera:
Penderita DM berharap gula darah
“Sebenarnya tahu mbak kudu makan apa, dapat terkontrol dengan baik.Motivasi
tapi gak sesuai keinginan, jadi g selera tersebut muncul dari dalam diri
makan”. P1 penderita DM. Mereka mengetahui
“gak selera mau makan mbak…gak akibat gula darah yang tidak terkontrol
enak..lha gak manis..hambar rasanya” P5 dengan baik akan menyebabkan
komplikasi yang buruk. Hal tersebut
Sub tema 3 Bosan dengan menu
merupakan faktor pendukung utama
diet DM
bagi penderita DM untuk dapat patuh
Bosan merupakan suatu bentuk emosi
terhadap diet DM.
yang menyebabkan berkurangnya
Pernyataan tersebut terdapat dalam
minat terhadap suatu hal. Perasaan
ungkapan:
bosan terjadi karena adanya sering
datang. Sebagian besar partisipan “ Hal utama supaya patuh terhadap menu
makanan ya keinginan bisa mengontrol
mengatakan bosan dengan menu
gula darah mbak…supaya
makanan DM, karena kurang variasi.
sehat..takut..ngeri kalau tahu
Hal tersebut terungkap dalam
komplikasinya” P1
pernyataan :
“ Motivasi dalam diri untuk bisa sembuh,
“ Saya bosan mbak makan menu DM, lha
gula darah gak naik, itu yang mendorong
itu-itu saja, gak bervariasi” P2
mau makan sesuai aturan, hehe” P6
“Gimana mau patuh mbak, lha bosen
“ Kalau ingat akibat gula darah tinggi ya
makanannya gak bervariasi” P4
takut, jadi harus patuh, makannya sesuai
aturan, biar gulanya gak naik” P7
311

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Sub tema 2 Dukungan dari “Keluarga dan bu bidan perawat yang ada
keluarga dan pelayanan di kelurahan selalu memotivasi supaya
kesehatan semangat..patuh makan biar g naik
Dukungan merupakan segala sesuatu gulanya. Sering memberikan informasi juga
yang mendorong seseorang untuk tentang DM” P6
melakukan sesuatu. Dalam penelitia
ini menunjukkan adanya dukungan PEMBAHASAN
keluarga dan pelayanan kesehatan Kepatuhan terhadap diet dapat
berpengaruh terhadap pemenuhan mengontrol gula darah
diet penderita DM. Peran keluarga Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi
dalam mengingatkan, memantau dan dan perencanaan makan merupakan salah
menyediakan menu berpengaruh satu kendala pada pasien diabetes
dalam kepatuhan diet. Pelayanan mellitus. Tujuan utama penatalaksanaan
kesehatan di wilayah kelurahan pasien dengan diabetes mellitus adalah
memberikan pengaruh yang positif. untuk mengatur gula darah dan mencegah
Adanya pelayanan 24 jam bagi warga timbulnya komplikasi akut dan kronis.
dan tes gula darah secara berkala Jika pasien berhasil mengatasi diabetes
setiap bulan sekali dapat mellitus yang dideritanya, maka pasien
dimanfaatkan warga. Dukungan dari tersebut akan terhindar dari hiperglikemi
keluarga dan pelayanan kesehatan dan hipoglikemi (Mustofa, 2012).
mendorong kepatuhan diet DM
tergambar dalam ungkapan : Penalatalaksanaan diabetes mellitus
“Selalu diingatkan dan dimotivasi oleh tergantung pada ketepatan interaksi dari
keluarga untuk manut, makan sesuai tiga faktor, yaitu 1) aktivitas fisik. Pasien
aturan, ingat suami dan anak-anak diabetes mellitus dianjurkan latihan fisik
membuat semangat mbak. Meski bosan ya ringan, teratur setiap hari satu atau
jadi mau makan sesuai aturan” P3 setengah jam sesudah makan, termasuk
“Keluarga yang selalu mendampingi mbak, klien yang dirawat di RS; 2) diet;
saat males, putus asa, mereka selalu 3) intervensi farmakologi dengan preparat
menyemangati. Pengen selalu bersama hipoglikemis oral atau insulin.
mereka, itu yang membuat pengen
berusaha sehat. “P5
312

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Hambatan dalam pemenuhan perencanaan pola makan untuk menjaga


kebutuhan nutrisi pada penderita DM kadar gula dalam darahnya. Seperti yang
Sub tema 1 Perasaan takut telah dijelaskan sebelumnya, Carbohydrate
mengkonsumsi gula; Counting merupakan cara yang tepat
karena dapat memenuhi perencanaan
Banyak penderita DM dan keluarga
makan penderita Diabetes Mellitus agar
mengira bahwa sumber kenaikan kadar
bisa memperoleh asupan sesuai
gula karena pengaruh konsumsi yang
kebutuhan dengan memperhitungkan
manis-manis, padahal dilaporkan bahwa
penggunaan insulin (Mustofa dkk, 2012).
sebanyak 90% penderita DM dipengaruhi
Pengendalian rasa takut pasien DM dalam
oleh pola hidup yang tidak sehat terutama
mengkonsumsi makanan dapat
karena mengkonsumsi karbohidarat
dikendalikan dengan meningkatkan
berlebih. Hasil wawancara menyatakan
pemahaman atau pengetahuan tentang
bahwa hampir seluruh partisipan
pola makan. Manusia mengembangkan
menyatakan mereka takut mengkonsumsi
pengetahuannya untuk mengatasai
gula dan cenderung menghindari
kebutuhan kelangsungan hidupnya
makanan manis karena takut kadar gula
(Beaver, Wilson, Alam, 2011).
akan naik.

Carbohydrate Counting adalah salah satu


alternatif untuk perencanaan makan para Sub tema 2; Diet yang sudah
penderita Diabetes Mellitus ditentukan tidak sesuai selera dan
ini.Carbohydarate counting merupakan suatu Sub tema 3; Bosan dengan Menu Diet
cara alternatif untuk perencanaan DM
makanan penderita DM ini. Carbohydrate Diet yang bersifat membatasi akan
counting merupakan suatu cara merubah gaya hidup dan dirasakan pasien
perencanaan makan penderita Diabetes sebagai gangguan serta tidak disukai bagi
Mellitus dengan terapi insulin agar banyak penderita DM karena makanan
memperoleh jumlah asupan makan dan minuman merupakan aspek penting
optimal sesuai kebutuhan. (Hartono, dalam sosialisasi, pasien sering merasa
2012). Ketika seseorang terdiagnosis disingkirkan ketika berada bersama orang
Diabetes Mellitus maka ia harus membuat lain karena hanya ada beberapa pilihan
313

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

makanan saja yang tersedia dan tidak prosedur atau saran ahli medis. Dalam hal
sesuai selera sehingga hal ini dirasakan ini termasuk kepatuhan pasien dalam
membosankan (Brunner, Suddarth, menjalankan terapi farmakologi dan
Smeltzer, 2008). Hasil wawancara pada pemeriksaan kadar gula darah secara
penelitian ini menyatakan bahwa sebagian rutin. Modifikasi perilaku sehat sangat
partisipan mengatakan dietnya tidak diperlukan untuk pasien dengan DM
sesuai selera dan merasa bosan dengan diantaranya adalah tentang bagaimana
menu makanan yang DM dikarenakan cara untuk menghindari dari komplikasi
kurang variasi. Hal ini dapat diatasi lebih lanjut apabila sudah menderita
dengan prinsip pengaturan makanan pada diabetes. Modifikasi gaya hidup dan
diebetisi yang hampir sama dengan kontrol secara teratur atau minum obat
anjuran makan untuk orang sehat dan sangat diperlukan bagi pasien diabetes.
masyarakat umum, yaitu makanan yang Sebuah penelitian menyatakan bahwa
beragam, bergizi dan berimbang atau ketidakpatuhan penderita DM dalam
lebih dikenal dengan gizi seimbang pengelolaan diet dapat menyebabkan
maksudnya adalah sesuai dengan penderita mengalami tindakan amputasi
kebutuhan kalori dan zat gizi masing- (Narayan, Norris, Engelgau, 2006).
masing individu. Hal yang sangat penting Penelitian lain yang dilakukan oleh Butler
ditekankan adalah pola makan yang (2007) menunjukkan bahwa 51
disiplin dalam hal jadwal makan, jenis dan responden memiliki motivasi rendah
jumlah makanan atau terkenal dengan dalam menjalankan program diet serta
istilah 3 J. 56,9% responden tidak patuh dalam
menjalankan program diet. Penelitian
yang dilakukan Widiyaningsih & Herlena
Faktor pendukung dalam pemenuhan (2013) yaitu hasil anamnesa gizi pada saat
kebutuhan nutrisi pada penderita DM konsultasi yang ke-2 menunjukkan
ternyata kepatuhan pasien dalam
Sub tema 1 Keinginan gula darah
menjalankan dietnya hanya di lakukan
dapat terkontrol
pada saat pasien tinggi kadar gula darah
Kepatuhan dapat diartikan sebagai nya. Sedangkan pasien yang sudah turun
tingkatan yang menunjukan perilaku kadar gula darahnya dan kondisi
pasien dalam mentaati atau mengikuti
314

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

badannya sudah merasa baik, maka pasien peranan penting karena motivasi
tidak lagi menjalankan diet. berisikan perilaku, artinya dalam konteks
perubahan pola makan bagi pasien DM
Perilaku kesehatan individu juga didasarkan pada keinginan pasien untuk
dipengaruhi oleh motivasi diri individu sembuh dan mengurangi kecatatan akibat
untuk berperilaku yang sehat dan menderita DM sehingga mereka
menjaga kesehatannya. Menurut Suyono termotivasi untuk mengikuti program diet
(2004) dalam Gustina (2014) bahwa yang dianjurkan oleh tim kesehatan.
motivasi merupakan suatu proses Sub tema 2 Dukungan dari keluarga
psikologis yang mencerminkan interaksi dan pelayanan kesehatan
antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan
Hasil wawancara pada penelitian ini
keputusan yang terjadi pada diri
menunjukkan bahwa sebagian besar
seseorang. Kepatuhan adalah derajat
responden menyatakan bahwa dukungan
dimana pasien mengikuti anjuran klinis
dari keluarga dan pelayanan kesehatan
dari dokter yang mengobatinya. Menurut
mendorong kepatuhan diet penderita
Waspadji (2007) kepatuhan adalah sejauh
DM. Penjelasan pada sub tema
mana perilaku pasien sesuai dengan
sebelumnya bahwa kepatuhan sangat
ketentuan yang diberikan oleh profesional
berkaitan erat dengan adanya motivasi
kesehatan.Kepatuhan sangat berkaitan
pada diri penderita DM khususnya, untuk
erat dengan motivasi dalam diri
menumbuhkan motivasi tersebut maka
seseorang, karena motivasi merupakan
dibutuhkan dukungan keluarga dan akses
dorongan, baik dari dalam maupun dari
pelayanan kesehatan yang baik. Suyono
luar diri manusia untuk menggerakkan
(2007), menyatakan bahwa fungsi dasar
dan mendorong sikap dan perubahan
keluarga antara lain adalah fungsi efektif,
perilakunya. Motivasi ini didasarkan dari
yaitu fungsi internal keluarga untuk
faktor internal individu yang bersifat
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling
psikologis dan sebagai akibat dari
mengasuh dan memberikan cinta kasih,
internalisasi dari informasi dan hasil
serta saling menerima dan mendukung.
pengamatan suatu objek yang melahirkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
persepsi sehingga individu dapat
penelitian Nasrul (2011) yang menyatakan
terdorong untuk berbuat atau melakukan
bahwa dukungan keluarga dapat
sesuatu. Motivasi ini yang memegang
315

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

meningkatkan kepatuhan diet DM pada keluarga yang baik maka memiliki


pasien DM. Penelitian Syamsiah (2011) kepatuhan yang baik sedangkan
menyatakan bahwa responden yang responden yang mendapat dukungan
memiliki dukungan keluarga yang baik keluarga yang kurang baik maka tidak
maka memiliki kepatuhan yang baik memiliki kepatuhan.
sedangkan responden yang mendapat
dukungan keluarga yang kurang baik Kepatuhan memegang peranan penting
maka tidak memiliki kepatuhan. Hasil uji karena berisikan motivasi, sedangkan
statistik menunjukkan bahwa terdapat motivasi sendiri memuat perilaku, artinya
hubungan yang bermakna antara dalam konteks perubahan pola makan
dukungan keluarga dengan kepatuhan. bagi pasien DM didasarkan pada
Kepatuhan juga sangat didukung oleh keinginan pasien untuk sembuh dan
akses pelayanan kesehatan, dalam hal ini mengurangi kecatatan akibat menderita
komunikasi dengan pasien adalah DM sehingga mereka termotivasi untuk
komponen penting dari perawatan, mengikuti program diet yang dianjurkan
sehingga pemberi pelayanan kesehatan oleh tim kesehatan.
harus mempunyai waktu yang cukup
untuk berbagi dengan pasien dalam Saran
diskusi tentang perilaku mereka dan Peningkatan kepatuhan pengelolaan diet
motivasi untuk perawatan diri. nutrisi pada penderita DM, hendaknya
juga mempertimbangkan hasil analisis food
KESIMPULAN recall, sehingga dapat diketahui unsur-
Pengelolaan diet nutrisi pada pasien DM unsur gizi yang berlebihan ataupun yang
tersebut akan berhasil apabila penderita kekurangan pada penderita DM.
memiliki kepatuhan yang baik dalam
menjalankan diet, untuk itu penderita REFERENSI
DM membutuhkan motivasi yang baik. Beaver, K., Wilson, C., Alam, R., Latif, S.,
Motivasi akan berkembang dengan baik (2011). Patient Access To Healthcare
apabila seorang penderita DM Services And Optimisation Of Self-
mendapatkan dukungan keluarga dan Management For Ethnic Minority
akses pelayanan kesehatan yang baik. Populations Living With Diabetes : a
Responden yang memiliki dukungan
316

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

Systematic review. University of PERKENI. (2011). Pengelolaan dan


Manchester.UK Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. Perkumpulan
Brunner, L.S.,Suddarth, D.S., Smeltzer,
Endokrinologi Indonesia
S.C., Bare, B.G. (2008). Textbook
of medical surgical nursing. 9th Polit & Hungler. (1999). Principles &
edition. Philadelphia: Lippincot. Methods Nursing Research. Sixth edition
Philadelphia : Lippincott Williams
Butler, H.A., (2007). Motivation: The role in
& Wilkins.
diabetes self-management in olderadults.
Diunduh dari Smeltzer, Suzzanne C.(2001).Buku Ajar
http://proquest.umi.com/pqdwe Keperawatan Medikal Bedah. .Jakarta:
b. EGC.

Gustina, Suratun, Heryati, (2014). Faktor- Streubert, HJ & Carpenter, DR. (2003).
faktor yang berhubungan dengan Qualitative Research in Nursing :
Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Advancing the Humanistic
pada pasien DM. Kemenkes Jakarta Imperative.Third Edition. Philadelphia
III. : Lippincott Williams &Wilkins.

Guyton, A & Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Syamsiah, N. (2011). Faktor-Faktor yang
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien
EGC: Jakarta CKD yang Menjalani Hemodialisa di
RSPAU Dr. Esnawan Antariksa
Hartono, (2012). Basic Carbohydrat
Halim Perdana Kusuma
Counting bagi diabetisi RS. Panti
Jakarta.Tesis. Universitas
Rapih. Yogyakarta.
Indonesia.
Lewis L.S, Dirksen R.S, Heitkemper,
Waspadji,S., (2007). Penatalaksanaan
Bucher, Camera. (2011). Medical
Diabetes Mellitus Terpadu, Jakarta:
Surgical Nursing: Assesment and
Fakultas Kedokteran Universitas
Management of Clinical Problems,
Indonesia
Eight Edition, (6). Elsevier Mosby:
Widiyaningsih, Herlena, (2013). Hubungan
USA
antara pengetahuan dan sikap
317

Jurnal Care Vol .5, No2,Tahun 2017

penderita DM dengan Kepatuhan Diet


DM di RSUD AM. Parikesit
Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai