Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
G. ANALISIS DATA
a. Tabung 1 (4 gram phenol : 4 gram air)
Dik : m air = 4 gram
m fenol = 4 gram
Mr air = 18 g/mol
Mr fenol = 94 g/mol
Dit : x air dan x fenol = …… ?
Peny :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,222 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,042 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
= 0,22 𝑚𝑜𝑙 + 0,04 𝑚𝑜𝑙
= 0,264 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,222 𝑚𝑜𝑙
=
0,264 𝑚𝑜𝑙
= 0,841
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,042 𝑚𝑜𝑙
=
0,264 𝑚𝑜𝑙
= 0,159
b. Tabung 2 (4 gram phenol : 5 gram air)
Dik : m air = 5 gram
m fenol = 4 gram
Mr air = 18 g/mol
Mr fenol = 94 g/mol
Dit : x air dan x fenol = …… ?
Peny :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,277 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,042 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
= 0,277 𝑚𝑜𝑙 + 0,042 𝑚𝑜𝑙
= 0,319 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,277 𝑚𝑜𝑙
=
0,319 𝑚𝑜𝑙
= 0,869
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,042 𝑚𝑜𝑙
=
0,319 𝑚𝑜𝑙
= 0,131
c. Tabung 3 (4 gram phenol : 6 gram air)
Dik : m air = 6 gram
m fenol = 4 gram
Mr air = 18 g/mol
Mr fenol = 94 g/mol
Dit : x air dan x fenol = …… ?
Peny :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
6 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,333 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,042 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
= 0,333 𝑚𝑜𝑙 + 0,042 𝑚𝑜𝑙
= 0,375 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,333𝑚𝑜𝑙
=
0,375 𝑚𝑜𝑙
= 0,888
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,042 𝑚𝑜𝑙
=
0,375 𝑚𝑜𝑙
= 0,112
d. Tabung 4 (4 gram phenol : 8 gram air)
Dik : m air = 8 gram
m fenol = 4 gram
Mr air = 18 g/mol
Mr fenol = 94 g/mol
Dit : x air dan x fenol = …… ?
Peny :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
8 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,444 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,042 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
= 0,44 𝑚𝑜𝑙 + 0,04 𝑚𝑜𝑙
= 0,486 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,444 𝑚𝑜𝑙
=
0,486 𝑚𝑜𝑙
= 0,914
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,042 𝑚𝑜𝑙
=
0,486 𝑚𝑜𝑙
= 0,086
e. Tabung 5 (4 gram phenol : 10 gram air)
Dik : m air = 10 gram
m fenol = 4 gram
Mr air = 18 g/mol
Mr fenol = 94 g/mol
Dit : x air dan x fenol = …… ?
Peny :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
10 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,556 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,042 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
= 0,556 𝑚𝑜𝑙 + 0,042 𝑚𝑜𝑙
= 0,598 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,556 𝑚𝑜𝑙
=
0,598 𝑚𝑜𝑙
= 0,930
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,042 𝑚𝑜𝑙
=
0,598 𝑚𝑜𝑙
= 0,070
f. Tabung 6 (2 gram phenol : 6,5 gram air)
Dik : m air = 6,5 gram
m fenol = 2 gram
Mr air = 18 g/mol
Mr fenol = 94 g/mol
Dit : x air dan x fenol = …… ?
Peny :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
6,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,361 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
2 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,021 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
= 0,361 𝑚𝑜𝑙 + 0,021 𝑚𝑜𝑙
= 0,382 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,361 𝑚𝑜𝑙
=
0,382 𝑚𝑜𝑙
= 0,946
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,021 𝑚𝑜𝑙
=
0,382 𝑚𝑜𝑙
= 0,054
g. Tabung 7 (2 gram phenol : 8,5 gram air)
Dik : m air = 8,5 gram
m fenol = 2 gram
Mr air = 18 g/mol
Mr fenol = 94 g/mol
Dit : x air dan x fenol = …… ?
Peny :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
8,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,472 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
2 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,021 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
= 0,472 𝑚𝑜𝑙 + 0,021 𝑚𝑜𝑙
= 0,493 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,472 𝑚𝑜𝑙
=
0,493 𝑚𝑜𝑙
= 0,957
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,021 𝑚𝑜𝑙
=
0,493 𝑚𝑜𝑙
= 0,043
h. Tabung 8 (2 gram phenol : 10 gram air)
Dik : m air = 10 gram
m fenol = 2 gram
Mr air = 18 g/mol
Mr fenol = 94 g/mol
Dit : x air dan x fenol = …… ?
Peny :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
10 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,556 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
2 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,021 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
= 0,556 𝑚𝑜𝑙 + 0,021 𝑚𝑜𝑙
= 0,577 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,556 𝑚𝑜𝑙
=
0,577 𝑚𝑜𝑙
= 0,964
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,021 𝑚𝑜𝑙
=
0,577 𝑚𝑜𝑙
= 0,036
i. Tabung 9
Perbandingan phenol, air dan NaCl (4 : 6 : 6)
Diketahui : m fenol = 4 gram
m air = 6 gram
m NaCl =xV
= 2,16 g/ml x 6 ml
= 12,96 gram
Mr fenol = 94 g/mol
Mr air = 18 g/mol
Mr NaCl = 58,4 g/mol
Ditanyakan : x air, x phenol dan x NaCl ?
Penyelesaian :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
6 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,333 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,042 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑁𝑎𝐶𝑙 =
𝑀𝑟
12,96 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
58,4 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,221 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 + n NaCl
= 0,333 𝑚𝑜𝑙 + 0,042 𝑚𝑜𝑙 + 0,221 mol
= 0,596 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,333 𝑚𝑜𝑙
=
0,596 𝑚𝑜𝑙
= 0,558
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,042 𝑚𝑜𝑙
=
0,596 𝑚𝑜𝑙
= 0,070
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙
𝑥 𝑁𝑎𝐶𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,221 𝑚𝑜𝑙
=
0,596 𝑚𝑜𝑙
= 0,37
j. Tabung 10
Perbandingan phenol, air dan metanol (4 : 6 : 6)
Diketahui : m fenol = 4 gram
m air = 6 gram
m CH3OH = x V
= 0,792 g/ml x 6 ml
= 4,752 gram
Mr fenol = 94 g/mol
Mr air = 18 g/mol
Mr NaCl = 32 g/mol
Ditanyakan : x air, x phenol dan x NaCl ?
Penyelesaian :
𝑚
𝑛 𝑎𝑖𝑟 =
𝑀𝑟
6 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,333 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
4 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
94 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,042 𝑚𝑜𝑙
𝑚
𝑛 CH3OH =
𝑀𝑟
4,752 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
32 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,1485 𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑛 𝑎𝑖𝑟 + 𝑛 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 + n metanol
= 0,333 𝑚𝑜𝑙 + 0,042 𝑚𝑜𝑙 + 0,1485 mol
= 0,5244 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑖𝑟
𝑥 𝑎𝑖𝑟 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,333 𝑚𝑜𝑙
=
0,5244 𝑚𝑜𝑙
= 0,6355
𝑚𝑜𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
𝑥 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,042 𝑚𝑜𝑙
=
0,5244 𝑚𝑜𝑙
= 0,0812
𝑚𝑜𝑙 CH3OH
𝑥 metanol =
𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,1485 𝑚𝑜𝑙
=
0,5244 𝑚𝑜𝑙
= 0,2832
Grafik antara hubungan suhu dengan fraksi mol
NaCL
100
90 Fenol
80 CH3O
70 H
60
Suhu
50
40
30
20
10
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Fraksi Mol
H. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan (mencari) suhu kelarutan kritis
(titik konsulat) sistem biner air- phenol yang ditandai dengan larutan menjadi jernih
atau menjadi satu fasa. Sistem biner atau biasa disebut sistem dua komponen adalah
sistem yang memiliki jumlah komponen dua (C = 2) sehingga aturan fasanya (f =
C-p=2) menjadi f = 4-p (Rohman, 2004 : 170). Adapun menurut teori (Chang, 2004:
390) bahwa suhu kritis atau titik kritis konsulat merupakan suhu tertinggi dimana
suatu zat dapat berada dalam keadaan cair.
Prinsip dasar percobaan ini adalah penentuan suhu kelarutan kritis melalui
kurva hubungan antara suhu dan fraksi mol dalam suatu diagram fasa yang ditandai
dengan larutan menjadi jernih. Prinsip kerja percobaan ini adalah penimbangan,
pencampuran, pengocokan, pemanasan, pendinginan dan pengukuran suhu
(penentuan suhu kelarutan kritis).
Percobaan ini dilakukan dengan
mencampurkan fenol dan air dalam tabung
reaksi dengan perbandingan massa yang
berbeda-beda. Perbandingan ini bertujuan
untuk mengetahui pada perbandingan massa
yang mana diperoleh suhu kelarutan kritis air-
fenol. Pada pencampuran air dan fenol
terbentuk dua lapisan, di mana lapisan atas merupakan air dan lapisan bawah
merupakan fenol. Hal ini terjadi karena perbedaan massa jenis dari kedua larutan,
dimana massa jenis air sebesar 1g/mL (MSDS) sedangkan massa jenis dari phenol
sebesar 1,07 g/mL (MSDS) sehingga campuran tidak saling bercampur yang
menandakan kedua campuran berada dalam keadaan dua fasa. Hal yang
mempengaruhi keadaan dua fasa ini karena kedua campuran ini memiliki perbedaan
kepolaran, dimana air bersifat polar dan phenol bersifat non polar. Adapun menurut
teori dari (Chang, 2005) bahwa air bersifat polar karena adanya dua pasang elektron
menyendiribermuatan negatif terkonsentrasi pada atom oksigen dan ikatan O-H
bersifat polar karena daerah bermuatan negatif berpusat pada atom oksigen yang
menyebabkan molekul air mempunyai momen dipol yang kuat. Sedangkan fenol
bersifat non-polar karena merupakan senyawa aromatik yang memiliki gugus
hidroksil.
Campuran dalam tabung reaksi dipanaskan diimana
sebelumnya dilakukan pengocokan terlebih dahulu agar air
dan phenol dapat bercampur sempurna . kemudian
dilakukan pembacaan skala termometer ketika larutan
menjadi jernihatau satu fasa. Perubahan larutan menjadi
jernih ini karena kelarutan masing-masing komponennya
meningkat seiring dengan meningkatnya suhu sehingga
menyebabkan daerah dua fasa menjadi semakin sempit dan akhirnya bertemu dalam
satu titik yang disebut titik kritis. Larutan
menjadi jernih kemudian didinginkan pada
suhu kamar hingga larutan keruh kembali
dan terbentuknya dua fasa yang kemudian
dibaca skala termometer. Berdasarkan hasil
pengamatan diperoleh suhu yang bervariasi.
Ini dikarenakan perbandingan komposisi air
dan phenol berbeda-beda. Temperatur pada saat air-phenol larut dalam satu fasa
disebut titik konsulat/titik kritis. Untuk mengetahui temperatur pelarutan digunakan
termometer yang telah dilengkapi dengan sumbat gabus, dimana sumbat gabus
berfungsi agar uap larutan tidak mempengaruhi fraksi mol dalam larutan.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh suhu campuran air dan phenol rata-ratanya
secara berurutan adalah 63°C, 84,5°C, 80°C, 77,5°C, 85,5°C, 71°C, 74°C dan 83°C.
Suhu campuran kritis dari air phenol yaitu sebesar 85,5°C pada komposisi 4 gram
phenol : 10 mL air. Hal ini dikarenakan suhu maksimum kelarutan fenol-air yakni
63°C. Hal ini tidak sesuai dengan teori menurut (Soebagio, 2003) yang mengatakan
bahwa titik konsulat air-phenol adalah 65,85.
Percobaan selanjutnya adalah untuk mengetahui
pengaruh kelarutan terhadap penambahan NaCl dan
CH3OH. Perbandingan komposisi air-phenol sama dengan
tabing 3 yaitu perbandingan 4 gram phenol dan 6 mL air.
Masing-masing campuran fenol-air-NaCl dan fenol-air-
CH3OH di panaskan hingga larutan menjadi jernih (satu
fasa). Campuran kemudian didinginkan hingga larutan menjadi keruh. Hasil
pengamatan menunjukkan suhu larutan ketika menjadi jernih pada penambahan
NaCl sebesar 97°C dan penambahan CH3OH sebesar 95°C dan suhu rata-rata
menunjukkan 84°C dan 77°C. Hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang
mengatakan penambahan NaCl dapat menaikkan suhu kritis camputan air-phenol,
hal ini disebabkan oleh NaCl yang larut dalam air dan tidak larut dalam phenol,
sedangkan CH3OH ini bersifat semi polar yakni CH3OH ini dapat larut dalam air
dan dapat pula larut dalam phenol. Akibatnay kelarutan phenol dalam air bertambah
sehingga suhu yang diperlukan agar sistem biner air-phenol menjadi satu fasa tidak
terlalu tinggi. Berdasarkan percobaan ini diperoleh bahwa semakin tinggi suhu,
persentase volume air semakin air semakin meningkat, karena apabila temperatur
ditingkatkan, kelarutan juga akan berubah.
I. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa titik konsulat
(suhu kelarutan kritis) pada sistem biner air-phenil adalah 85,5oC pada kompisisi 4
gram phenol dan 10 mL air pada penambahan NaCl titik konsulatnya yaitu 84,5 oC
dan pada penambahan metanol titik konsulatnya yaitu 72 oC .
2. Saran
Kepada praktikum selanjutnya untuk lebih memperhatikan termometer pada
tabung dimana termometer harus menyentuh campuran agar suhu yang diperoleh
lebih telitih.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Dogra dan Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Universitas Indonesia.
Rohman, Ijang dan Sri M. 2004. Kimia Fisika I. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Slamet., Setijo Bismo., Rita Arbianti dan Zulaina Sari. 2006. Penyisihan fenol
dengan Kombinasi Proses Adsorpsi dan Fotokatalisis Menggunakan Karbon
Aktif dan TiO2. Jurnal Teknologi. Edisi No. 4.
Tim Dosen Kimia Fisik. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. Makassar:
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar.
Jawaban Pertanyaan
b. Tabung 2
T1 = 101 OC, T2 = 68 OC
𝑇1+𝑇2 101+68
T3 = = = 84,5 OC
2 2
c. Tabung 3
T1 = 94 OC, T2 = 67 OC
𝑇1+𝑇2 94+67
T3 = = = 80,5OC
2 2
d. Tabung 4
T1 = 92 OC, T2 = 63 OC
𝑇1+𝑇2 92+63
T3 = = = 77 OC
2 2
e. Tabung 5
T1 = 102 OC, T2 = 69 OC
𝑇1+𝑇2 102+69
T3 = = = 85,5OC
2 2
f. Tabung 6
T1 = 82 OC, T2 = 60 OC
𝑇1+𝑇2 82+60
T3 = = = 71OC
2 2
g. Tabung 7
T1 = 97 OC, T2 = 51 OC
𝑇1+𝑇2 97+51
T3 = = = 74OC
2 2
h. Tabung 8
T1 = 99 OC, T2 = 67 OC
𝑇1+𝑇2 99+67
T3 = = = 83 OC
2 2
50
40
30
20
10
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Fraksi Mol