Anda di halaman 1dari 27

PENDEKATAN SETS

(SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY)


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
BIOLOGI MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
KELAS X-2 DI SMAN 1 ....... TAHUN AJARAN 2012/2013
PENELITIAN

Disusun Oleh:
............................

PEMERINTAH KABUPATEN .......


KECAMATAN .......
SMA NEGERI 1 .......
Jl. Bence ....... Kabupaten ....... .......
ABSTRAK

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang


berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan
hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Karakteristik pengetahuan sistem ekskresi pada manusia
memungkinkan peserta didik berpikir kritis dan komprehensip jika
pembelajarannya menggunakan pendekatan SETS (Science, Environment,
Technology, and Society). Melalui pendekatan ini peserta didik diharapkan dapat
memahami keterkaitan antara struktur, fungsi dan pro ses serta kelainan / penyakit
yang terjadi pada sistem ekskresi dengan menerapkan konsepkonsep yang dimiliki
dari berbagai ilmu terkait.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan SETS
(Science, Environment, Technology, and Society) dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas X-2 SMAN 1 ....... .
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada peserta
didik kelas X-2 SMAN 1 ....... . Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu
kelas untuk menerapkan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology,
and Society ) yaitu kelas X-2 SMAN 1 ....... yang jumlahnya ada 25 peserta didik,
terdiri atas dua siklus, setiap siklus meliputi langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap perencanaan disusun
skenario pembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajaran. Dalam
pelaksanaan tindakan, proses pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan
SETS. Hasil observasi dipresenrasikan dalam diskusi kelas. Pada tahap observasi,
dilakukan pengamatan aktivitas siswa, sikap siswa, dan kinerja guru. Serta tes
hasil belajar. Indikator kinerja pada penelitian berupa tercapainya ketuntasan
belajar secara individual dan klasikal.
Hasil pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa indikator kinerja belum
tercapai karena hasil belajar peserta didik hanya mencapai 72,4 dan 13 siswa yang

i
tuntas belajar, untuk itu di adakan perbaikan lagi pada siklus II. Analisis pada
siklus II menunjukkan ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu dengan nilai
rata-rata 80,2 dan 23 siswa tuntas belajar.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


ABSTRAK ..............................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...........................................................................................viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah................................................4
C. Penegasan Istilah .............................................................................4
D. Manfaat Penelitian............................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Pendekatan SETS ............................................................................7
B. Hasil Belajar...................................................................................10
C. Metode Diskusi..............................................................................12
D. Pembelajaran Biologi ....................................................................13
E. SK, KD dan Indikator Materi pokok Sistem Manusia ..................15
F. Penerapan Pendekatan SETS Pada Pembelajaran Sistem Ekskresi
pada Manusia .................................................................................21
G. Hipotesis Tindakan ........................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN


A. Subjek Penelitian dan Karakteristiknya………………….............23
B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................23
C. Desain Penelitian...........................................................................24
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................28
E. Instrumen Penelitian .....................................................................30

i
F. Teknik Analisis Data .....................................................................31
G. Indikator Keberhasilan..................................................................32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran umum SMAN 1 ....... ...................................................33
B. Pra siklus ......................................................................................34
C. Hasil Penelitian..............................................................................35
D. Pembahasan...................................................................................39

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................44
B. Saran-saran....................................................................................45
C. Penutup..........................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan
yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan
pendidikan.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah mesti melalui
pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar
mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran merupakan
aktivitas yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Dalam
usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan atau
kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar
yang merupakan proses membimbing kegiatan belajar.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu
maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran
tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik 4. Peran guru
sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas karena mempengaruhi
keberhasilan peserta didik.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA
bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Proses pembelajarannya menitik beratkan pada pemberian

1
pengalaman langsung kepada peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.
Belajar biologi dapat membantu siswa untuk memahami alam dan gejalanya,
karena itu belajar biologi banyak berkaitan dengan penelitian dan penyelidikan,
selama proses pencarian ini siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai
positif lainnya.
Beberapa sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran
biologi antara lain sikap ingin tahu, jujur, tekun, terbuka tehadap gagasan baru,
tidak percaya tahayul, sulit menerima pendapat yang tidak disertai bukti,
berpikir logis, peka terhadap makhluk hidup dan lingkungannya. Berdasarkan
observasi yang dilakukan peneliti, yaitu pada pembelajaran biologi tentang
sistem ekskresi pada manusia di kelas X-2 SMA Negeri 1 ....... tampak bahwa
keaktifan dan kinerja peserta didik belum optimal, 65% peserta didik kurang
memberi respon terhadap materi dan pertanyaan dari guru. Pembelajaran di
kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian
ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Oleh karena itu seorang guru
dalam penyampaian materi pelajaran biologi haruslah mengetahui metode dan
model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Karakteristik pengetahuan sistem ekskresi pada manusia
memungkinkan peserta didik berpikir kritis dan komprehensip jika
pembelajarannya menggunakan SETS ( Science, Environment, Technology,
and Society). Melalui pendekatan ini peserta didik diharapkan dapat
memahami keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan /
penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi dengan menerapkan konsepkonsep
yang dimiliki dari berbagai ilmu terkait
Salah satu pilihan dalam pembelajaran sains adalah SETS. Pendekatan
SETS (Science, Environment, Technology, and Society ) memberi penekanan
pada konservasi nilai positif pendidikan, budaya dan agama, sementara tetap
maju dalam bidang sains, tekhnologi dan ekonomi. Pembelajaran dalam
pendekatan SETS selalu dihubungkan dengan kejadian nyata yang dijumpai
siswa dalam kehidupanya (bersifat kontekstual) .

2
Permasalahan di atas dapat dilakukan penelitian tindakan kelas ( PTK )
sebagai alternatif dalam penyelesaian. Penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran kelas.
Upaya penelitian tindakan kelas ( PTK ) diharapkan dapat menciptakan
budaya belajar ( learning culture ) dikalangan guru dan peserta didik.
Penelitian tindakan kelas ( PTK ) menawarkan peluang sebagai strategi
pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menampilkan pola
kerja yang kolaboratif.
Atas dasar permasalahan yang telah dikemukakan di atas peneliti
mencoba menerapkan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology,
and Society ) dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 ....... dengan
harapan peserta didik dapat menguasai dan menerapkannya.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Latar belakang masalah diklasifikasikan sebagai permasalahan yang
akan dihadapi, yaitu kurang tertariknya peserta didik kelas X-2 SMA Negeri
1 .......dalam mengikuti pelajaran biologi dengan alasan membosankan dan
kurang menarik, adapun permasalahannya :
1. Bagaimana penerapan pendekatan SETS pada mata pelajaran biologi
materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas X-2 SMA Negeri
1 ....... ?
2. Apakah penerapan pendekatan SETS pada pembelajaran Biologi materi
pokok sistem ekskresi pada manusia dapat meningkatkan hasil belajar
siswa?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan adanya pemahaman yang berbeda
dari para pembaca maka dalam penulisan Penelitianini perlu dikemukakan arti
dari istilah kata-kata yang menjadi judul penelitian ini :
1. Pendekatan SETS ( Science, Environment, Technology, and Society ) Kata
SETS ( Science, Environment, Technology, and Society ) dapat
dimaknakan sebagai sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat,

3
merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikan mempunyai
implementasi agar anak didik mempunyai kemampuan berpikir tingkat
tinggi ( higher order thinking )8. Pendekatan SETS ( Science,
Environment, Technology, and Society ) menjadi salah satu pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran sains. Pendekatan ini dapat
menghubungkan konsep sains yang sedang dipelajari siswa dengan
lingkungan, tekhnologi dan masyarakat.
2. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Penguasaan
hasil belajar oleh siswa dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun
keterampilan motorik. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah nilai yang diperoleh melalui tes.
3. Biologi adalah Ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat makhluk hidup.
4. Materi pokok sistem ekskresi pada manusia merupakan salah satu materi
dari pelajaran biologi yang diberikan pada kelas X-2 tingkat SMU/MA.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini manfaat yang diharapkan adalah sebagai
berikut :
1. Secara teoritis
Adanya penelitian ini, penulis dapat mengetahui penerapan pendekatan
SETS ( Science, Environment, Technology, and Society ) khususnya
pembelajaran biologi di kelas X-2 SMA Negeri 1 .......
2. Secara praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami pembahasan materi pokok ekskresi pada manusia di
kaitkan dengan kejadian di sekitar siswa yang di hubungkan dengan
aspek SETS.

4
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar khususya pelajaran biologi dalam
menggunakan pendekatan SETS sebagai pendekatan yang tepat untuk
menyampaikan materi pokok ekskresi pada manusia ataupun materi
lainnya yang relevan dalam rangka mewujudkan pelajaran yang
berkualitas dan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik bagi pihak
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan prestasi siswa sekaligus kualitas pendidikan dari sekolah
tersebut.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman baru yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang.

5
BAB II
PENDEKATAN SETS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

A. Pendekatan SETS
1. Pengertian Pendekatan SETS (Science Environment Technology and
Society)
SETS bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia akan memiliki
kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat.
Kata SETS (Science Environment Technology and Society) dapat
dimaknakan sebagai sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat,
merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikan mempunyai
implementasi agar anak didik mempunyai kemampuan berpikir tingkat
tinggi (higher order thinking). Pendidikan SETS dapat diawali dengan
konsep-konsep yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar
kehidupan sehari-hari peserta didik atau konsep-konsep rumit sains maupun
non sains. SETS diturunkan dengan landasan filofofis yang mencerminkan
kesatuan unsur SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam
susunan akronim tersebut
2. Hakekat dan tujuan Pendekatan SETS (Science Environment Technology
and Society)
Hakekat SETS dalam pendidikan merefleksikan bagaimana harus
melakukan dan apa saja yang bisa dijangkau oleh pendidikan SETS.
Pendidikan SETS harus mampu membuat peserta didik yang
mempelajarinya baik siswa maupun warga masyarakat benar-benar
mengerti hubungan tiap-tiap elemen dalam SETS. Hubungan yang tidak
terpisahkan antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan
hubungan timbal balik dua arah yang dapat dikaji manfaat-manfaat maupun
kerugian-kerugian yang dihasilkan. Pada akhirnya peserta didik mampu
menjawab dan mengatasi setiap problem yang berkaitan dengan kekayaan
bumi maupun isu-isu sosial serta isu-isu global, hingga pada akhirnya

6
bermuara menyelamatkan bumi. Adapun tujuan Pendekatan SETS adalah
sebagai berikut:
a. Lebih menekankan untuk memperoleh kegiatan pembelajaran dan
bukan pengajaran;
b. Memperoleh dorongan dan menerima inisiatip serta otonomi;
c. Memperhatikan peserta didik sebagai makhluk hidup yang memiliki
keinginan dan tujuan;
d. Mengambil berat peranan pengalaman peserta didik dalam proses
pembelajaran;
e. Memperoleh bimbingan untuk mengembangkan rasa ingin tahu
terhadap alam dan segala hal;
f. Pendidikan memperhatikan model dan mental peserta didik;
g. Menekankan perlunya atau pentingnya kinerja dan pemahaman ketika
memulai pembelajaran;
h. Mendorong peserta didik untuk melibatkan diri dalam
perbincangandengan guru dan esama pelajar secara bersanma
(cooperative);
i. Melibatkan peserta didik dalam situasi yang sebenarnya;
j. Mempertimbangkan keyakinandan sikap peserta didik.
3. Cakupan Pendidikan SETS (Science Environment Technology and Society)
Pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan
dengan sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan
masyarakat. SETS membahas tentang hal-hal bersifat nyata, yang dapat
dipahami, dapat dibahas dan dapat dilihat. Membicarakan unsur-unsur
SETS secara terpisah berarti perhatian khusus sedang diberikan pada unsur
SETS tersebut. Dari unsur ini selanjutnya dicoba untuk menghubungkan
keberadaan konsep sains dalam semua unsur SETS agar bisa didapatkan
gambaran umum dari peran konsep tersebut dalam unsur-unsur SETS yang
lainnya.
4. Penerapan Pendekatan SETS pada Pembelajaran di sekolah
Penerapan SETS dalam pembelajaran untuk tingkat sekolah

7
disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa. Sebuah program untuk
memenuhi kepentingan peserta didik harus dibuat dengan menyesuaikan
tingkat pendidikan peserta didik tersebut. Topik-topik yang menyangkut isi
SETS di luar materi pengajaran dipersiapkan oleh guru sesuai dengan
jenjang pendidikan siswa. Adapun metode pendekatan SETS yaitu diskusi,
observasi, wawancara, karya wisata, eksperimenn, cerita, problem solving,
tanya jawab, curah pendapat.
Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS murid
diminta menghubungkan antar unsur SETS. Maksudnya adalah murid
menghubungkaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-
benda yang berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam
SETS, sehingga memungkinkan murid memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS
baik dalam bentuk kelebihan maupun kekurangannya. Hubungan tersebut
dapat digambarkan:

Gambar 2.1: Keterkaitan antar unsur SETS.


B. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Banyak pengertian belajar yang dicetuskan oleh para ahli, namun
umumnya ahli-ahli tersebut (baik ahli psikologi maupun pendidikan)
mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil suatu aktivitas belajar adalah
“perubahan”. Bahwa perubahan itu terjadi akibat “pengalaman”. Dari
kesamaan ini lahir pengertian belajar secara umum atau popular. Pengertian
umum inilah yang banyak digunakan oleh para praktisi di lapangan
khususnya guru. Secara umum, belajar adalah terjadinya perubahan pada diri
orang yang belajar karena pengalaman. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilaisikap.
Belajar diartikan sebagai proses perubahan laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan

8
dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, baik secara eksplisit
maupun secara implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, yaitu
bahwa definisi maupun konsep belajar itu selalu menunjukan kepada suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau
penglaman tertentu.
Cronbach memberikan definisi belajar adalah “Learning is show by a
change in behavior as a result of experience” (Belajar adalah perubahan
tingkah laku yang ditunjukkan sebagai hasil dari pengalaman).
Menurut W.S Winkel berpendapat bahwa belajar adalah perubahan
kemampuan tingkah laku, yang dapat digolonglan menjadi:
a. Perubahan kemampuan kognitif yang meliputi pengetahuan dan
pengalaman.
b. Perubahan tingkah laku sensorik motorik yang meliputi ketrampilan
melakukan gerak- gerik badan dalam urutan tertentu
c. Perubahan tingkah laku dinamik afektif yang meliputi sikap dan nilai,
yang meresapi perilaku dan tindakan.
Banyaknya perbedaan redaksi tentang definisi belajar bukannya
menjadi pertentangan antara para ahli, melainkan dijadikan sebagai pelengkap
satu sama lain.
Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa belajar merupakan
serangkaian kegiatan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku dengan lingkungannya yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Sedangkan hasil belajar merupakan serangkaian dua kata hasil dan
belajar, hasil berarti suatu yang diadakan oleh usaha. 22 Dalam kamus umum
Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh
suatu usaha fikiran.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Hasil belajar sama dengan prestasi belajar, menurut
Syaiful Bahri Djamarah, prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun kelompok.

9
Jadi secara sederhana hasil belajar merupakan perubahan perilaku serta
penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dalam
mata pelajaran yang ditunjukan dengan tes atau nilai yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar.
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak
didik.Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Dalam kegiatan belajar
mengajar terdapat perpaduan antara guru dan anak didik melalui interaksi
edukatif, dalam kegiatan belajar ini guru harus dapat menggunakan strategi
belajar melalui metode yang digunakan sebagai alat atau cara untuk mencapai
tujuan belajar yang diharapkan.
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan
pengajaran diperlukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian
atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai
berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar mengajar adalah proses yang
bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.
Oleh karena itu, tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan penilaian hasil
belajar.
2. Aspek- aspek Hasil Belajar
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek aspek tersebut, adapun aspek-
aspek tersebut adalah:
a. Pengetahuan
b. Pengertian
c. Kebiasaan
d. Ketrampilan
e. Apresiasi
f. Emosional
g. Hubungan sosial
h. Jasmani etis atau budi pekerti,
i. dan Sikap
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

10
Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas
sebagai hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai siswa melalui usahausaha
sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai secara
optimal. Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sama, karena ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya, antara lain:
a. Faktor Internal
1) Kondisi fisik
Kondisi fisik adalah kondisi yang terjadi dari dalam individu
itusendiri dan nampak dari luar serta identik dengan faktor kesehatan
organ tubuh.Kondisi siswa juga bisa mempengaruhi hasil belajar, karena di
dalam proses pembelajaran dengan pendekatan SETS siswa harus benar
benar dalam kondisi prima.
2) Kondisi psikis
Kondisi psikis adalah kondisi yang dapat dimengerti dan diketahui
dari evaluasi, seperti kecerdasan akal, minat, emosi, dan kemampuan
bersosialisasi.
b. Fator Eksternal, meliputi:
1) Kemampuan sosial ekonomi
2) Kekurangan kemampuan pengajar menguasai dan strategi
pembelajaran
3) Tugas-tugas non akademik
4) Kurang memperoleh dukungan dari orang-orang sekitar
5) Lingkungan fisik
6) Kesulitan belajar yang bersumber dari lembaga pendidikan itu
sendiri, misal sarana belajar, kondisi belajar dan sebagainya.
C. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara
rasional dan objektif.31 Metode diskusi dapat diartikan sebagai jalan untuk
memecahkan suatu permasalahan yang memerlukan beberapa jawaban

11
alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses belajar mengajar
(PBM). Metode ini bila digunakan dalam pendekatan SETS akan dapat
merangsang murid untuk berfikir sistematis, kritis dan bersikap demokratis,
dalam menyumbangkan pikiran-pikirannya untuk memecahkan sebuah
masalah.
Langkah-langkah yang digunakan dalam metode diskusi ini adalah
sebagai berikut:
a. Pendahuluan:
1) Guru dan murid menentukan masalah.
2) Menentukan bentuk diskusi yang akan digunakan sesuai dengan
masalah yang akan didiskusikan dan kemampuan murid dalam
melaksanakan diskusi.
b. Pembelajaran inti:
Dalam melaksanakan diskusi guru dapat langsung memimpin
(moderator) atau dipimpin oleh murid yang dianggap cakap namun guru
tetap bertanggung jawab atas berlangsungnya diskusi.
c. Penutup:
Guru atau pemimpin diskusi memberikan tugas kepada audience
membuat kesimpulan diskusi. Kemudian guru memberikan ulasan atau
memperjelas dari kesimpulan diskusi.
Keunggulan metode diskusi ini adalah:
a. Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan
perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang
dibicarakan;
b. Dapat menjalin hubungan sosial antar individu siswa sehingga
menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berpikir kritis dan
sistematis;
c. Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif
mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam diskusi;
d. Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan mematuhi aturan-
aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap

12
mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain;
Disamping itu, kelemahan–kelemahan metode diskusi adalah:
1. Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam
diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut
bertanggung jawab terhadap hasil diskusi;
2. Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang
terlalu panjang;
3. Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat
mereka secara ilmiah atau sistematis.
D. Pembelajaran Biologi
Biologi adalah: Ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk
hidup. Dengan berkembangnya ilmu dan tekhnologi maka biologi sebagai ilmu
semakin berkembang.
Pembelajaran Biologi mempunyai karkteristik tersendiri dibandingkan
dengan ilmu-ilmu alam lainnya, belajar biologi berarti upaya untuk mengenal
proses kehidupan nyata di lingkungan. Berupaya mengenali diri sendiri sebagai
makhluk individu maupun sosial. Sehingga dengan belajar biologi diharapkan
dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan lulusan hidup manusia
dengan lingkungan. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai, dan tanggung jawab kepada lingkungan,
masyarakat, bangsa serta negara, yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT.
Mata pelajaran Biologi di SMA / MA dan sederajat dikembangkan
melalui kemampuan berpikir analisis, induktif, dan deduktif untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar35
Banyak peserta didik yang tidak dapat mengembangkan pemahamannya
terhadap konsep biologi dikarenakan antara perolehan pengetahuan dan prose
snya tidak terintegrasi dengan baik dan memungkinkan peserta didik untuk
menangkap makna secara fleksibel. Konsekuensi pembelajaran biologi di
sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada peserta didik
melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi.

13
1. Fungsi Pembelajaran Biologi
Ditinjau dari segi fisiknya IPA adalah ilmu pengetahuan yang objek
telaahnya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan
serta manusia. Pengetahuan alam meliputi biologi, fisika dan kimia. Biologi
mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena makhluk hidup
pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor
lingkungan.
Pembelajaran biologi berfungsi menanamkan kesadaran terhadap
keindahan, keteraturan alam sehingga peserta didik dapat meningkatkan
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi pribadi yang
menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia.
2. Tujuan Pembelajaran Biologi
a. Memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya.
b. Mengembangkan ketrampilan dasar biologi untuk menumbuhkan nilai
serta sikap ilmiah.
c. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
tekhnologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
d. Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.
e. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan.
f. Memberi bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan 36
Diharapkan peserta didik dapat memahami dan menguasai pelajaran
biologi serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. SK, KD dan Indikator Materi Sistem Ekskresi Pada Manusia
Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS siswa diminta
mengaitkan antar unsur SETS. Yaitu antara konsep sains yang dipelajari
dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam
SETS, sehingga memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik
dalam bentuk kelebihan ataupun kekurangannya, sebagaimana Standar
Kompetensi kelas X-2 SMA Negeri 1 ....... .

14
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
1 Menjelaskan Struktur Menjelaskan 1. Peserta didik mampu Sistem
dan fungsi organ keterkaitan antara mengidentifikasi Ekskresi Pada
Manusia dan Hewan struktur, fungsi struktur dan fungsi Manusia
tertentu, kelainan dan dan proses serta alat-alat ekskresi
penyakit yang kelainan / 2. Peserta didik mampu
mungkin terjadi serta penyakit yang membedakan struktur
implikasinya pada dapat terjadi pada dan fungsi alat-alat
salingtemas sistem ekskresi ekskresi
pada Manusia. 3. Peserta didik mampu
menjelaskan proses
ekskresi seperti
keringat,
urine,bilirubin,CO2 dan
H2O ( uap air)
4. Peserta didik mampu
menjelaskan penyebab
kelainan/ penyakit
yang terjadi pada
sistem ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh,
seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat.
Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai
berikut.
Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang
tidak berguna lagi bagi tubuh.
1. Fungsi Sistem Ekskresi
a. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
b. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (Osmoregulasi)
c. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal
(Termoregulasi)

15
2. Struktur dan Fungsi Alat-lat Ekskresi Pada Manusia
Proses pegeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme dari dalam tubuh dapat
berlangsung melalui ginjal, kulit, paru-paru dan hati atau saluran
pencernaan.
a. Ginjal
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut
sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian
pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas
ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan
panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal merupakan alat
pengeluaran, yang mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk urine.
Urine mengandung air, urea, dan garam mineral.
1) Anatomi Ginjal
Ginjal terdiri atas lapisan luar dan dalam.
a) Lapisan luar ginjal disebut korteks atau kulit ginjal. Korteks
mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap nefron terdiri atas
badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari capsula
Bowman dan glomerulus.
b) Lapisan dalam Ginjal disebut medula atau sumsum ginjal.
Medula terdiri atas tubulus kontorti yang bermuara pada
tonjolan papila di ruang ginjal ( pelvis renalis). Tubulus kontorti
terdiri atas tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti
distal.
2) Fungsi Ginjal
a) Mengeskresi zat-zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen, misalnya amonia dan garam mineral,
b) mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan
asam basa darah,
c) mengatur keseimbangan air, yaitu mempertahankan tekanan
osmosis ekstraseluler.

16
Gambar 2.2 Struktur Ginjal
b. Kulit
Struktur kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu epidermis dan
dermis. Epidermis tersusun atas beberapa lapisan jaringan:
1) Stratum Corneum ( lapisan tanduk), tesusun atas sel-sel mati dan
selalu mengelupas
2) Stratum lusidum, sel selnya tidak berinti dan berwarna bening.
3) Stratum Granolosum, mengandung pigmen warna kulit.
4) Stratum Germanitivum, sel-selnya aktif membelah membentuk sel-
sel baru ke arah keluar.
Pada dermis terdapat beberapa alat tubuh di antarnya:
1) Kelenjar minyak ( glandula sebacea)
2) Kelenjar keringat ( glandula sudorifera)
3) Jaringan saraf
4) Jaringan lemak
1) Fungsi kulit:
a) melindungi tubuh terhadap gesekan, sinar, kuman, suhu, dan zat kimia,
b) sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan keringat dan minyak,
c) sebagai alat peraba,

17
d) pengatur suhu tubuh.
Sebagai organ pengeluaran, kulit memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai
organ ekskresi dan sekaligus organ sekresi. Air yang keluar dari kelenjar
keringat tidak hanya berfungsi mensekresikan garam mineral dan urea yang
larut, tetapi juga juga berfungsi untuk menguapkan sebagian panas tubuh guna
mengatur suhu tubuh. Kelenjar minyak pada kulit menghasilkan minyak yang
berfungsi untuk mencegah kekeringan pada kulit dan rambut. Jumlah keringat
yang dikeluarkan oleh tubuh tidaklah tetap.
2) Proses pengeluaran keringat:
Sistem saraf pusat (Hip otalamus) → Kelenjar keringat (Glandula
Sudorifia ) → menyerap air dan garam-garam mineral → Epidermis →
kulit.

Gambar. 2.3 Struktur kulit


c. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalm tubuh, terletak di rongga
perut sebelah kanan atas. Hati dibungkus oleh selaput tipis yaitu
kapsula hepatis. Sel-sel hati saling berhubungan membentuk deretan sel
hati yang membentuk deretan sel hati setiap deretnya dipisahkan oleh
ruang lakuna.
Dalam jaringan hati terdapat pembuluh darah dan pembuluh
empedu yang dipersatukan oleh selaput jaringan ikat yang disebut
kapsula glison.

18
Hati memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
2) Menawarkan racun.
3) Sebagai tempat perombakan dan pembentukan protein.

Gambar 2.4 Struktur hati


d. Paru- paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada, berjumlah sepasang.
Paru-paru kanan terdiri atas tiga lobus sehingga memiliki ukuran lebih
besar dari pada paru-paru kiri yang terdiri dari dua lobus. Di dalam
paru-paru terdapat gelembung paru-paru yang merupakan perluasan
permukaan paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus sangat
elastis dan tipis tersusun atas satu lapis sel epitel pipih, dan di dalamnya
banyak sekali terdapat pembuluh darah. Struktur alveolus yang
demikian menjadikannya sesuai dengan pertukaran gas.
Paru- paru mengeskresikan sisa metabolisme dalam bentuk uap
air dan karbondioksida. Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak
kecuali menghasilkan energi akan menghasilkan zat sisa berupa CO2
dan H2O yang akan dikeluarkan lewat paru-paru. Seseorang yang
berada dalam daerah dingin waktu ekspirasi akan tampak
menghembuskan uap. Uap tersebut sebenarnya merupakan
karbondioksida dan uap air yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

19
1) Kelainan dan Gangguan Pada Sistem Ekskresi
Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem ekskresi
dapat disebabkan oleh banyak hal. Misalnya virus, bakteri, jamur,
efek samping obat atau pola makan yang tidak sehat. Beberapa
penyakit pada sistem ekskresi antara lain sebagai berikut:
a) Albuminuria
Adalah adanya albumin dan protein lain dalam ginjal.
Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos
dari saringan ginjal dan terbuang bersama urin sebagai dampak
kerusakan pada alat filtrasi di dalam ginjal.
b) Hematuria
Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem
ekskresi yang ditandai dengan urin penderita mengandung
darah. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh peradangan
ginjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
c) Nefritis
Terjadinya infeksi pada nefron (glomerulus), yang
mengakibatkan urea dan urin masuk kembali ke dalam darah
(uremia) serta mengakibatkan terganggunya proses penyerapan

20
air , sehingga terjadi penimbunan air di kaki ( edema).
d) Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan
oleh virus. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis,
menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung
dengan penderita hepatitis dan tidak menggunakan jarum suntik
untuk pemakaian lebih dari satu kali. Beberapa hepatitis antara
lain hepatitis A dan B. Penderita hepatitis mengalami perubahan
warna kulit dan putih mata menjadi berwarna kuning. Urin
penderita pun berwarna kuning bahkan kecokelatan seperti teh.
F. Penerapan Pendekatan SETS Pada Pembelajaran Materi Pokok Sistem
Ekskresi Pada Manusia.
Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS siswa diminta
mengaitkan antar unsur SETS. Yaitu antara konsep sains yang dipelajari
dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam
SETS, sehingga memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik
dalam bentuk kelebihan ataupun kekurangannya, sebagaimana Standar
Kompetensi kelas X-2 SMA Negeri 1 ....... yaitu Menjelaskan Struktur dan
fungsi organ Manusia dan Hewan tertentu, kelainan dan penyakit yang
mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Dan kompetensi dasar
Menjelaskan keterkaitan antara stuktur, fungsi dan proses serta kelainan /
penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada Manusia.

21
Keterkaitan antara konsep Sistem Ekskresi pada Manusia dengan
unsur-unsur SETS:

H. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah.
Berdasarkan tinjauan kepustakaan serta melihat kondisi siswa di sekolah target
penelitian maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 ....... pada mata pelajaran Biologi materi
pokok sistem ekskresi pada manusia meningkat dengan menggunakan
pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society).

22

Anda mungkin juga menyukai