Anda di halaman 1dari 9

Makalah Sejarah

Suku Pedalaman di Indonesia

Disusun oleh :
Britnee Mega Wijaya
Jeremy Juventino
Muhammad Shoulthan Rafi
Sintya Roseline
Steven
Kelas X IPA-A

Sekolah Darma Yudha


Jl. SM. Amin No. 189 Pekanbaru
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Suku Pedalaman di Inondesia” ini dengan baik.Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai bangsa Indonesia.

Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Sebelumnya kami meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata dan kata-kata yang
kurang berkenan serta memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pekanbaru, 30 Oktober 2017


Daftar Isi

Judul ………………………………………………………………………………………...…....1

Kata Pengantar………………………………………………………………………..………....2

Daftar Isi……………………………………………………………………………………....….3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………..……………………………………………………...…..4


1.2 Ruang Lingkup Materi……………..……………………………………………….…4
1.3 Tujuan dan Manfaat………..…………………………...………………………...…..4
Bab II Isi
2.1 Asal-usul……………..……………………………………………………..….……...5
2.2 Kehidupan Sosial Budaya……………………………………………………..……5-6
2.3 Upacara Adat…………………………………………………..……………………6-7
2.4 Hasil Budaya……………………………………….……………………..…………..7

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..….8

3.2 Saran……………………………………………………………………………….…8

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...9
Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah Negara yang memiliki keberagamn suku, agama, ras, dan budaya.
Namun semua keberagaman itu dapat menyatu dalam keharmonisan dan kesatuan yang
mendalam. Meski kita hidup dalam dunia yang satu, namun setiap dari kita pasti mempunyai
latar belakang dan asal yang berbeda.

1.2. Ruang Lingkup Materi


Suku di Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Di setiap pulau, daerah,
bahkan hingga ke tempat terpencil dan terasing, pasti mempunyai suku, dan salah satunya
adalah suku Melayu Pontianak.

1.3. Tujuan dan Manfaat


 Mengetahui asal usul masyarakat suku Melayu Pontianak
 Mengenal kehidupan sosial masyarakat suku Melayu Pontianak
 Mempelajari hasil kebudayaaan suku Melayu Pontianak
Bab II Isi

2.1. Asal Usul

Kelompok etnik melayu adalah kelompok masyarakat yang berpusat di Asia Tenggara
meliputi negara Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Burma, Kamboja dan lain-lain.
Kelompok ini dikenal sebagai salah satu penduduk asli Provinsi Kalimantan Barat selain etnis
Dayak yang banyak tinggal di daerah pedalaman di wilayah Kalimantan Barat.

Mengenai asal-usul dan keberadaan kedua kelompok etnik tersebut di Kalimantan Barat,
para ahli sejarah dan antropologi memperkirakan bahwa kedatangan anggota dari kedua kelompok
etnik tersebut ke Kalimantan Barat dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah kedatangan
kelompok etnik dayak dan tahap kedua adalah kedatangan kelompok etnik Pendapat dari Syarif
Muhammad AlQadrie menyatakan bahwa Melayu Pontianak berasal dari Riau.

2.2. Kehidupan Sosial Budaya

Jika dilihat dari unsur kebudayaan lainnya, kelompok etnik Melayu di Kalimantan Barat
dapat dibagi atas:
 Melayu Pontianak, yang meliputi persebaran di daerah Kota Pontianak dan
Kabupaten Pontianak;
 Melayu Sambas, sebagai bekas kerajaan sambas;
 Melayu Ngabang, sebagai sisa peninggalan Kerajaan Ngabang (Landak) dengan
wilayah persebarannya di Kecamatan Ngabang dan Darit;
 Melayu Sanggau di Kabupaten Sanggau;
 Melayu Sintang di Kabupaten Sintang yang ditandai dengan pernah berdirinya
Kesultanan Sintang, di mana anggota kelompok etnik Melayu banyak bertempat
tinggal di sekitarnya,
 Melayu Kapuas Hulu di Kabupaten Kapuas Hulu, yang ditandai dengan bekas
peninggalan Kesultanan Silat dan Kesultanan Bunut;
 Melayu Ketapang di Kabupaten Ketapang.
Meskipun suku-suku bangsa tersebut masing-masing memiliki ciri khas tertentu, namun
tetap memperlihatkan unsur kesamaan tertentu antara satu dengan lainnnya, salah satunya dilatar
belakangi oleh jalinan interaksi kebudayaan dan manusia yang telah berlangsung sejak zaman
dahulu sampai sekarang.

Sederatan bangunan rumah-rumah asli orang Melayu dapat dijumpai di tepi-tepi sungai
kapuas dan berada di atas air. Hal ini menunjukkan bahwa kedatangan orang Melayu yang
mendiami kampung yang lebih menyukai tinggal di pinggir sungai kapuas, karena waktu itu sungi
kapuas menjadi saran transportasi yang utama. Saat kedatangan orang Melayu yang pertama kali,
sarana transportasi yang berupa jalan darat belum ada.

Melayu di Kalimantan Barat identik dengan Islam, rumah-rumah suku Melayu yang ada di
sepanjang sungai Kapuas menunjukan ciri khas keIslaman yang sangat kuat tradisi arsitektur
bergaya tradisional Melayu, Eropa dan Arab mewarnai aksesoris yang melekat di dalamnya seperti
kesultanan Pontianak. Istana Kadriah merupakan sebuah bangunan yang mencirikan reprentasi
dari gaya tersebut, berkolaborasi ciri Dayak,Melayu,Bugis dan Cina dan mengambarkan
multicultural masyarakat sebagai sebuah symbol peradaban yang sangat menghargai sesamanya.

2.3. Upacara Adat

2.3.1. Tradisi Tepung Tawar

Tradisi tepung tawar badan diperuntukan bagi anak kecil yang melaksanakan
gunting rambut atau naik ayun (naik tojang), melaksanakan pernikahan, dan yang akan
dihitan bagi laki-laki dan peremtuan. Objek yang akan diberikan menurut tata cara yang
berlaku, serta dilampas dengan memakai daun juang-juang maupun daun ribu-ribu yang
telah di celupkan pada seperangkat peralatan tepung tawar. Tepung tawar bisa juga
dilakukan bagi keluarga yang meninggal setelah tiga hari dimakamkan, umumnya
dilakukan sebagai pembersih peralatan yang dipakai mandi mayit, peralatan yang
disimpan diluar rumah di tepung tawar yang disebut dengan acara Pesulli (pembersihan
peralatan mayit). Peralatan di dalam kehidupan seperti kendaraan sepeda motor, mobil,
sampan,umumnya kendaraan ini dipasang pada saat baru dipakai dan ketika mengalami
musibah. Tujuannya untuk meminta keselamatan dengan kenyakinan bahwa masih ada
kekuatan gaib yang mempengaruhi di dalam kehidupan dan tetap memohon keselamatan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan masyarakat dengan menepung tawar
kendaraan bahwa , kendaraan yang dipergunakan bisa membawa keselamatan dan juga
bisa mendatangkan musibah, karena kendaraan tersebut mempergunakan bahan-bahan
yang terbuat dari besi, hal ini disebut tua besi, bahwa besi bisa membawa tuah
keberuntungan dan juga bisa membawa kerugian. Kepercayaan ini masih melekat
dimasyarakat pada umumnya bahwa besi tersebut mengandung kekuatan gaib (ada
penunggunya mahluk halus yang sering mengikuti besi). Dan meminta ijin agar selalu di
dalam keselamatan. Jika ini tidak dilakukan dengan tepung tawar sebagian kepercayaan
masyarakat akan mempengaruhi jiwa, kendaraan bisa menabrak atau ditabrak dan bahkan
bisa hilang dicuri yang biasa diungkapkan dengan kata-kata “Sueh".

2.3.2. Tradisi Saprahan (Makan Dalam Kebersamaan)


Seprahan adalah shap-shap atau baris-baris mereka yang duduk menghadap
makanan. Pada makanan dialas dengan kain putih maupun hijau yang membentang panjang
juga ada yang ditumpuk. Panjang kain saprahan minimal 2 meter yang ukuran dapat
menampung 10 atau 5 orang yang saling berhadapan. Mereka yang berhadapan biasa
disebut barisan atau sap yang resminya 3 sap. Sap terdiri menurut strata social dari pada
undangan, atau kedudukan mereka dimasyarakat. Kini sap tersebut bisa saja duperuntukan
bagi pejabat. Sementara pada sap yang kedua di duduki oleh kaum kerabat terdekat,
sedangkan pada sap yang ketiga buat masyarakat umum.

2.4. Hasil budaya


Peninggalan sejarah dan budaya Melayu di Kalimantan Barat tercermin pada peninggalan
Keraton yang terdapat di seluruh kabupaten/kota. Adat dan tradisi masih dilestarikan secara turun
temurun oleh generasi penerusnya.
Bab III Penutupan

3.1. Kesimpulan
Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar
tertentu. Ciri-ciri itu biasanya berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri yang
dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat
dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan. Misalnya Seperti sistem kepercayaan, sistem
ekonomi, sosial budaya dan lain-lain.

3.2. Saran
Makalah ini diharapkan dapat membantu para siswa untuk lebih mengenal suku – suku
yang ada di indonesia khususnya suku melayu Pontianak.
Daftar Pustaka

https://together117.wordpress.com/2010/01/30/kehidupan-sosial-dan-budaya-kebudayaan-suku-
toraja

http://ace-informasibudaya.blogspot.co.id/2008/08/kehidupan-sosial-budaya-
masyarakat.html?m=1

http://wartakalimantan.blogspot.co.id/2012/03/suku-melayu-kalimantan-barat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai