Anda di halaman 1dari 15

PEMETAAN WILAYAH MENGGUNAKAN GPS

LAPORAN GEOFISIKA

Oleh
Nama : Afita Islamiyah Firdaus
NIM : 161810201031
Tanggal : 8 Maret 2018
Asisten : Siti Rohimah

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


GPS atau Global Positioning System, merupakan metode penentuan posisi
ekstra-teristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode
ini dinamakan penentuan posisi secara global karena koordinat yang dihasilkan
bersifat geosentrik, artinya pusat massa bumi dianggap sebagai pusat sistem
koordinat sehingga sistem koordinat ini berlaku untuk seluruh dunia. Dimanapun
berada, maka GPS bisa membantu menunjukan arah, selama melihat langit.
Pemetaan atau penentuan letak suatu daerah berdasarkan longitude, latitude dan
elevasi sangat penting dalam geofisika karena tanpa adanya gambaran lokasi
penelitian/pengamatan hasil data akuisisi menjadi kurang lengkap. Penggunaan
GPS dalam geofisika karena penggunaan GPS tidak tergantung cuaca dan waktu
GPS (Global Positioning System) cukup mudah dalam penggunaannya yaitu
yang pertama GPS dipersiapkan. Kemudian GPS dinyalakan. Selanjutnya
menentukan letak longitude, latitude dan elevasi dari daerah yang akan dibuat
pemetaan. Tujuan dari praktikum penggunaan GPS kali ini yaitu untuk mengetahui
hasil pemetaan dari suatu wilayah yang sudah ditandai oleh GPS. Kemudian data-
data pengukuran diolah menggunakan software map source agar data longitude dan
latitude dapat dibaca dalam satuan meter. Untuk memperoleh peta 3D (tiga
dimensi) data dari map source perlu diolah lagi menggunakan software surfer.
Manfaat menggunakan GPS (Global Positioning System) dalam penelitian yaitu
setiap penggunaan GPS tidak dikenai biaya dan dapat menampilkan spektrum
daerah yang cukup luas.
GPS sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu
dalam menyelesaikan permasalahan dalam melakukan pemetaan. GPS dapat
digunakan untuk menentukan posisi titik-titik lokasi penyelaman maupun transek.
Posisi yang diperoleh adalah posisi yang benar terhadap sistem koordinat bumi.
Dengan mengetahui posisinya yang pasti, lokasi-lokasi penyelaman maupun
transek dapat diplotkan kedalam peta kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum pemetaan menggunakan GPS sebagai
berikut :
1. Bagaimana melakukan pengamatan menggunakan GPS ?
2. Bagaimana mengolah data dari hasil pengamatan GPS ?
3. Bagaimana membuat peta kontur 2D dan 3D menggunakan Surfer dari data
hasil pengamatan menggunakan GPS ?

1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum pemetaan menggunakan GPS sebagai berikut:
1. Mengetahui pengamatan menggunakan GPS.
2. Mengetahui mengolah data dari hasil pengamatan GPS.
3. Mengetahui membuat peta kontur 2D dan 3D menggunakan Surfer dari data
hasil pengamatan menggunakan GPS.

1.4 Manfaat
Manfaat GPS sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari. GPS sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari yaitu dapat membantu dalam menyelesaikan
permasalahan dalam melakukan pemetaan. GPS dapat digunakan dengan
menentukan posisi titik-titik lokasi penyelaman maupun transek. Posisi yang
diperoleh adalah posisi yang benar terhadap sistem koordinat bumi. Dengan
mengetahui posisinya yang pasti, lokasi-lokasi penyelaman maupun transek dapat
diplotkan kedalam peta kerja.
BAB 2. DASAR TEORI

Pemetaan seringkali digunakan pada ilmu matematika untuk menujukkan


proses pemindahan informasi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, proses
tersebut sama dengan yang dilakukan oleh kartografer, yaitu memindahkan
informasi dari permukaan bumi ke dalam kertas. Hasil dari pemindahan informasi
tersebut dinamakan peta atau denah atau map. Perkembangan dalam teknologi.
Komputer memungkinkan perpindahan mediauntuk pemetaan menjadi digital.
Pemetaan digital menjadi lebih fleksibel karena banyaknya jumlah informasi yang
dimiliki dan mudahnya pengaksesan informasi. Bentuk peta digital yang paling
sederhana adalah memindahkan media petayang sebelumnya kertas menjadi
gambar pada komputer, misal JPEG tanpa adanya data base dengan kemampuan
interaktif (Fitriani, et al, 2011).
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi, dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain
untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai
waktu, secara kontinyu di 2 seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi
banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di
seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang
posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan
informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol)
sampai dengan puluhan meter. Hingga saat ini GPS merupakan sistem satelit
navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia, baik di
darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-
bidang aplikasi GPS yang cukup banyak saat ini antara lain meliputi survai
pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi,
pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan
rekreasi(Abidin et al., 2009).
Menurut Maesaroh, et al (2016), sistem GPS, yang mempunyai tiga segmen
satelit, pengontrol, dan penerima pengguna yaitu sebagai berikut :
1. Satelit bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh
stasiun-stasiun pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi waktu
berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam atomic di satelit), dan
memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu ke pesawat penerima
(receiver) dari pengguna. Terdiri dari satelit-satelit yang mengorbit
mengelilingi bumi, jumlah satelit GPS adalah 24 buah. Setelit GPS mengorbit
mengelilingi bumi dalam bidang orbit dengan tinggi rata-rata setiap satelit
±20.200Km dari permukaan bumi. di mana-mana di muka bumi selalu ada
cukup satelit untuk penentuan posisi yang bagus. Masing-masing satelit punya
jam atom(sangat akurat).
2. Pengontrol bertugas untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari bumi
baik untuk mengecek kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit dan
waktu, sinkronisasi waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit. Stasiun
kontrol ini tersebar diseluruh dunia, yaitu dipulau Ascension. Diego Garcia.
Kwajalein, Hawai dan Colorado Springs.
3. Penerima bertugas menerima data dari satelit dan meprosesnya untuk
menentukan posisi (posisi tiga dimensi yaitu koordinat di bumi plus
ketinggian), arah, jarak dan waktu yang diperlukan oleh pengguna. Ada dua
macam tipe penerima yaitu tipe NAVIGASI dan tipe GEODETIC. Yang
termasuk receiver tipe NAVIGASI antara lain : Trimble Ensign, Trimble
Pathfinder, Garmin, Sony dan lain sebagainya. Sedangkan tipe GEODETIC
antara lain : Topcon, Leica, Astech, Trimble seri 4000 dan lain-lain.

Sebuah GPS reciever harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk
menghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan jalan pergerakan. Jika GPS
receiver dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat menghitung posisi3D
(latitude, longitude dan altitude). Apabila sudah dapat menentukan posisi
user,selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah
yang dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan matahari
terbenam dan masih banyak lagi. Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu
sangat presesi karena satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang adapada
satelit jalam dengan partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam
yang akurat dibandingkan dengan jam biasa. Perhitungan waktu yang akurat sangat
menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan informasi lokasi kita. Selain itu
semakin banyak sinyal satelit yang dapat diterima maka akan semakin presisi data
yang diterima karena ketiga satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang
sama. Ketinggian itu menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja
GPS, bagi kita karena semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga
gangguan semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang
cocok. Satelit harus teptappada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus
terus memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presesi salalu
di cek tentang altitude, posision dan kecepatannya (Luthfi, 2009).
Satelit-satelit GPS memancarkan data yang mengindikasikan lokasinya dan
waktu tertentu. Semua satelit GPS dioperasikan secara sinkron, jadi sinyal yang
berulang-ulang dipancarkan pada saat yang sama. Sinyal bergerak pada kecepatan
cahaya, tiba di receiver GPS dengan perbedaan waktu yang kecil, karena beberapa
satelit memiliki jarak yang lebih jauh dari yang lain. Jarak ke satelit GPS dapat
diperhitungkan dengan memperkirakan jumlah waktu yang dibutuhkan sinyalnya
untuk mencapai receiver. Ketika receiver memperkirakan jarak dari sekurangnya 4
satelit GPS, ini cukup untuk mengkalkulasikan posisi dalam 3 dimensi (Bafdal et
al., 2011).
BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pemetaan menggunakan GPS
yaitu sebagai berikut :
1. Garmin GPS MAP 60CS berfungsi sebagai alat ukur titik koordinat.
2. 2 Batere AA, berfungsi sebagai pengisi daya pada GPS.
3. Meteran, berfungsi untuk mengukur jarak tempat yang menjadi objek
pengukuran.
4. Kamera, berfungsi untuk mengambil foto lokasi titik koordinat.
5. Alat tulis menulis, berfungsi untuk mencatat hasil dat yang diperoleh.
6. Software Surfer, berfungsi untuk mengolah data koordinat menjadi sebuah peta
yang dapat memvisualisasikan hasil berupa 2 dimensi atau 3 dimensi.

3.2 Desain Percobaan


Desain percobaan pada praktikum pemetaan menggunakan GPS yaitu sebagai
berikut :

Gambar 3.1 GPS (Global Positioning System)


3.3 Langkah Kerja
Langkah kerja pada praktikum pemetaan menggunakan GPS yaitu sebagai
berikut :
1. Menghidupkan GPS terlebih dahulu dengan menekan tombol ON/OFF.Bairkan
GPS hidup beberapa saat agar GPS stabil.
2. Menentukan suatu acuan lokasi sebagai pengambilan titik koordinat awal
dengan menggunakan GPS. Dengan menekan tombol mark, maka secara
otomatis koordinat titik awal tersebut akan terbaca oleh GPS. Kemudian, nama
titik diganti dan setelah selesai, tekan tombol oke. Titik yang terbaca dalam
GPS tersebut meliputi titik lintang selatan (S), bujur timur (E), dan ketinggian
(elevasi). Data tersebut dicatat juga secara manual sebagai data salinan apabila
data yang terdapat dalam GPS terhapus.
3. Langkah tersebut dilakukan sebagai penentuan titik kedua dan seterusnya
sampai pada titik ke limapuluh dengan jarak antar titik yang berbeda-beda
sehingga didapatkan 150 titik koordinat yang siap diolah ke dalam software.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Hasil yang diperoleh dari praktikum pemetaan wilayah menggunakan GPS
adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Peta 3D dengan Surface Warna


Gambar 4.2 Peta Kontour 2D
Gambar 4.3 Peta 3D dengan Surface Warna

Gambar 4.4 Grafik Kemiringan Tanah


4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang telah diolah menggunakan software surfer
menunjukan bahwa tempat satu dengan tempat yang lain memiliki perbedaan
koordinat. Cara kerja sistem GPS pada dasarnya adalah menentukan jarak antara
posisi satelit-satelit GPS pada orbitnya di angkasa luar ke alat penerima GPS.
Praktikum pemetaan menggunakan GPS dilakukan didaerah kampus Universitas
Jember yaitu daerah FISIP dan Gedung Soerachman dan berjalan kearah hukum
dan memutari FKIP gedung 3 dan didepan rektorat berakhir di titik awal.
GPS (Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau proses untuk
menentukan suatu posisi, manapun di planet bumi ini berdasarkan 4 faktor,
yaitu latitude, longitude, altitude dan time. Sinyal yang dipancarkan oleh satelit
GPS memuat informasi waktu kapan signal itu dipancarkan dan juga informasi
mengenai posisi satelit yang bersangkutan di angkasa luar. Satelit GPS dilengkapi
dengan jam atom yang memiliki ketelitian sangat tinggi, sehingga data waktu yang
terbungkus dalam sinyal GPS mempunyai tingkat ketepatan/akurasi yang tinggi.
Pengukuran dilakukan dengan menentukan titik koordinat 150 titik dengan setiap
pemberhentian titik 8 langkah kaki secara melingkar tertutup. Langkah awal
menentukan titik koordinat menggunakan GPS yaitu dengan mengaktifkan GPS
(ON), kemudian menekan tombol mark maka secara otomatis akan terbaca oleh
GPS. Pengambilan data yang diperoleh dari praktikum ini yaitu sebanyak 150 data.
Hasil data yang diperoleh yaitu latitude, longitude, elevasi (m), dan akurasi. Alat
GPS terdapat banyak menu untuk menampilkan lokasi atau titik koordinat yang
diinginkan.
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada gambar 4.1 dan 4.3 dapat dilihat
Peta 3D dengan Surface Warna dan 4.2 peta kontour dapat dilihat dengan 2D
dengan warna sebagai indicator warna semakin merah menunjukan daerah yang
semakin tinggi daera warna hijau menunjukan daerah yang datar sedangkan daerah
yang di wilayah dalam akan terlihat warna biru. Pada gambar menunjukan bahwa
warna biru ada di tengah tengah menunjukan bahwa ada cekungan di tengah-tengah
area yang kita petakan. Pada kenyataannya memang daerah yang dipetakan muncul.
Peta surver 3D dapat memudahkan dalam interpretasi hasil data yang diperoleh.
Pada gambar 4.4 kita dapat mengetahui kemiringan tanah pada hasil yang diperoleh.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan Pemetaan Sederhana
Menggunakan Global Positioning System (GPS) adalah:
1. Pengambilan data yang dilakukan pada percobaan pemetaan menggunakan
GPS ini adalah dengan terjun secara langsung ke lapangan untuk mengamati
titik koordinat yang dihasilkan pada suatu lokasi.
2. Data yang sudah diperoleh lalu diolah menggunakan mapsource dan surfer,
sebelum menuju tahap pengolahan menggunakan surfer satuan derajat harus
diubah kedalam satuan utm.
3. Interpretasi data yang kami lakukan menggunakan terlihat bahwa hasil kontur
3D menunjukkan adanya perbedaan kedalaman pada setiap titik yang diamati.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum yang selanjutnya hendaknya praktikan harus
menguasai alat ukur GPS supaya mempermudah dalam pengambilan data.
Praktikan harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga banyak data yang
diperoleh dan bervaiatif. Praktikan harus tertib dan waspada dalam pengambilan
data mengingat lokasi yang dipilih adalah kawasan umum.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hassanuddin Z, dkk. 2009. Deformasi Koseismik dan Pascaseismik Gempa


Yogyakarta 2006 dari Hasil Survei GPS. Jurnal Geologi Indonesia. 4 (4): 275-
284.

Bafdal, Nurpilihan, Kharistya Amaru, Boy Macklin PP. 2011. Buku Ajar Sistem
Geografis. Bandung: Universitas Padjajaran.

Fitriani. Risnandar, dan Fauzan Azmi. 2011. Sistem Pemetaan Digital Ruangan
Kampus (Studi Kasus Politeknik Telkom). Bandung: Politeknik Telkom.

Luthfi. 2010. Makalah Global Positioning. STMIK Amikom: Yogyakarta Manual


Garmin GPS

Maesaroh Siti, et al. 2016. Pengenalan GPS Geodetik. Yogyakarta : UGM.


Tim Penyusun. 2019. Modul Praktikum Geofisika. Jember: Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai