Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Puji syukur yang sangat dalam kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya kepada seluruh isi alam.Dia yang telah menciptakan manusia sebagai mahluk
yang terbaik.Dia pula yang mengajarkan manusia dengan kelam-Nya untuk mengali
keagungan dan kebesaran-Nya.Rangkaian shalawat dan salam semoga tercurah kepada
baginda Nani Muhammad SAW pembawa risalah pamungkas yang menjadi penutan bagi
seluruh manusia.Dengan membawa wahyu Al-Qur’an sebagai teks suci yang mampu
menerangi dan menebus sampai segala penjuru jaman.

Penyusunan proposal ini di tulis untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana program studi ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Gajah Putih Takengon Dengan Judul “KOMUNIKASI PARTISIPASIF
KETUA PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR
(PTM)PADA MASYARAKAT” Studi Kasus di Desa Burni Telong Kecamatan Wih Pesam
Kabupaten Bener Meriah)

Ucapan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Kedua orang tua ayahhanda (Mahmuddin) dan ibunda(Dewi) yang tercinta yang
telah memberikan dukungan,do’a dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
kuliah,hingga proposal ini dapat diselesaikan.
Semua pihak yeng telah memberikan bantuan atas penyelesaina proposal
ini.Selanjutnya,ucapan terimakasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak……………………..selaku Rektpr Universitas Gajah Putuh Takengon.


2. Bapak Hasiun Budi…..,Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gajah Putih Takengon.
3. Bapak Subhan AB,M.I.Kom,Selaku Kerua Program Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gajah Putih Takengon
4. Bapak …………..Selaku Pembimbing Utama,……………Selaku Pembimbing
pendamping yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian proposal ini
hingga selesai.
5. Para dosen akademik Universitas Gajah Putih Takengon yang telah membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan yang berguna dimasa yang akan dating
6. Keluarga dan suami tercinta yang telah memberi semangat.
7. Teman-teman dan sahabat seperjuangan.Serta kepada seluruh mahasiswa Program
Studi ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Putih
Takengon,Yang telah membantu penulis dalam proses studi.

Akhirnya dengan keikhlasan hati ,Peneiti memohon maaf atas semua kesalahan serta
kekurangan dalam proposal ini dan terimakasih atas bantuan semua pihak semoga
Allha SWT melindungi kita semua.Amin yarabbal’alamin.

Takengon ………2019

dPenulis

LISMA WARDA

NPM.150302030
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat merupakan kondisi yang maksimal baik dari segi fisik, mental, dan
sosial sehingga manusia bisa melakukan aktivitas sehari–hari. Berolahraga,
mengkonsumsi makanan bergizi, buah-buahan, istirahat yang cukup, minum air
putih yang banyak adalah cara agar tubuh selalu sehat dan dapat mencegah
datangnya penyakit Maka dari itu sangat penting bagi setiap manusia untuk menjaga
kesehatan.
Di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah
kesehatan yang sering disebut triple burden diseases atau tiga beban penyakit yaitu
penyakit menular (PM), penyakit menular baru (NEW EMERGYNG DISEASES), dan
penyakit tidak menular (PTM). Dari ketiga jenis penyakit tersebut, penyakit tidak
menular (PTM) perlu mendapatkan perhatian lebih, hal ini dikarenakan angka
kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM) lebih tinggi
dibandingkan penyakit menular (PM) dan penyakit menular baru (NED). (Bulletin
PTM Kemenkes RI, 2012). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak
bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana
kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian
karena penyakit menular semakin menurun, sehingga Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia kemudian mengembangkan program pengendalian faktor resiko
PTM yang di mulai sejak tahun 2005. Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang
telah dilakukan berupa promosi perilaku bersih dan sehat, pengendalian masalah
tembakau dan juga pengendalian penyakit tidak menular berupa program pos
pembinaan terpadu atau disingkat Posbindu PTM. Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular atau Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan
berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam rangka deteksi dini
dan pemantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan
periodik. (Bulletin PTM Kemenkes RI, 2012). Posbindu PTM merupakan pembinaan
dari, oleh, dan untuk masyarakat yang memerlukan adanya keterlibatan semua
pihak untuk berpartisipasi dalam bentuk interaksi yang komunikatif dan bersifat
membangun agar program dapat berjalan secara mandiri dan berkesinambungan.
Mengacu pada pernyataan tersebut maka pendekatan komunikasi horizontal atau
dialogis menjadi landasan kuat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program
Posbindu PTM dimana harus melibatkan berbagai unsur pendamping yakni pihak
pusksmas, perangkat kelurahan, dan masyarakat.. Hal ini mengidentifikasikan
bahwa kurang adanya partisipasi yang baik dari berbagai eJournal Ilmu Komunikasi
Volume 5 , Nomor 2 ,Tahun 2017: - 112 pihak sehingga program yang sudah
dirancang sedemikian rupa belum berjalan baik, oleh karena itu sejauh mana
komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Posbindu PTM perlu dikaji. Berdasarkan
pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian atau kajian yang
secara spesifik membahas tentang pendekatan "Komunikasi Partisipatif ketua
program pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (PTM) pada masyarakat
(Kasus di Desa Burni Telong, Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah)."
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas,maka rumusan masalahnya yaitu:
Dari uraian latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini,
yaitu bagaimana penerapan pendekatan komunikasi partisipatif ketua pada kegiatan
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Desa Burni Telong, Kecamatan
Wih Pesam,?

1.3 Tujuan penelitian


Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis dan mendeskripsikan penerapan
pendekatan komunikasi partisipatif ketua pada kegiatan Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular di Desa Burni Telong Kecamatan Wih Pesam.

1.4 Manfaat Penelitian


Penulis mengharapkan dari penelitian ini sendiri dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat yang antara lain:
1. Manfaat Praktis Hasil yang diambil dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai
informasi dan dokumentasi ilmiah untuk pengembangan keilmuan mahasiswa terutama
di bidang Komunikasi Pembangunan dan Komunikasi Partisipatif.
2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
Komunikasi Partisipatifyang bertujuan mengembangkan kualitas keilmuan dalam hal
terkait Komunikasi Pembangunan serta dapat menjadi masukan dan menambah
wawasan bagi kalangan teoritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI

Pengertian Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu


pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini
dilakukan secara verbal atau lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk saling
mengerti.

Secara harafiah, definisi komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih untuk
menyampaikan suatu pesan atau informasi. Komunikasi secara umum bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada orang lain.Komunikasi yang baik adalah komunikasi
yang dapat dimengerti dan diterima oleh orang lain. Selain dengan cara verbal, komunikasi
juga bisa dilakukan dengan bahasa tubuh atau menggunakan gesture untuk tujuan tertentu.

Dalam sebuah organisasi atau bisnis, komunikasi memiliki peranan sangat penting
karena merupakan bentuk koordinasi antar anggota atau tim untuk menyampaikan ide dan
gagasan. Dalam artikel ini akan dibahas lebih dalam tentang pengertian komunikasi dan
peranannya dalam bisnis.

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli :


Menurut T. Hani Handoko (1986) komunikasi adalah suatu proses pemindahan
informasi atau pengertian berbentuk gagasan kepada orang lain dari seseorang.
Perpindahan pengertian ini tidak hanya melibatkan kata-kata, tapi juga intonasi, ekspresi
wajah, dan lain sebagainya agar proses pertukaran informasi tersebut berhasil.

Soewarno Handaya Ningrat (1980) juga memberikan pemahamannya bahwa


pengertian komunikasi adalah hubungan atau interaksi yang dilakukan oleh sesama
manusia agar bisa saling pengertian.

Sukanto Reksodiprojo (1986) juga mengemukakan pendapatnya bahwa komunikasi


adalah suatu upaya yang dilakukan untuk bisa menginterprestasikan pendapat sesuai
dengan yang dikehendaki kepada orang lain dan sebaliknya dengan harapan dapat
memperoleh titik kesamaan untuk saling mengerti satu sama lain.

2.1.1 faktor-faktor komunikasi

Ada 3 faktor dalam komunikasi yang efektif

Apakah yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif???

Komunikasi adalah proses pertukaran informasi dan gagasan. Informasi dan gagasan ini
disebut dengan pesan. Komunikasi yang efektif adalah jika pengertian penerima tentang
pesan yang dikomunikasikan ini PERSIS SAMA dengan yang dimaksudkan oleh si
pengirim.
Dalam proses komunikasi, pesan yang hendak disampaikan oleh si pengirim
di encode dalam bentuk vocabulary, voice, danvisual. Selanjutnya si penerima akan men-
decode (memberikan arti atas vocabulary, voice, dan visual) pesan yang diterimanya
tersebut. Komunikasi dikatakan efektif jika hasil decode si penerima atas pesan yang
diterimanya PERSIS SAMA dengan yang dimaksudkan oleh si pengirim.
Komunikasi yang efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor FCB,
yaitu Field of Experience, Context, dan Barriers.

1. Fieldo Experience (pengalaman/latarbelakang)

Semakin banyak kesamaan latar belakang antara si penerima dan si pengirim pesan maka
akan semakin besar pula kemungkinan untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Hal ini
karena kemungkinan terjadinya “salah tafsir” atas pesan yang dikirimkan akan semakin
kecil. Latar belakang ini dapat berupa kesamaan budaya, kesamaan pengalaman,
kesamaan nilai-nilai, dan lain-lain.
2. Context (konteks)
Konteks adalah lingkungan sosial, fisik, kronologis, dan variabel-variabel budaya yang
mengelilingi suatu proses komunikasi. Semakin besar kesamaan pemahaman konteks
antara si pengirim dan si penerima atas komunikasi yang sedang dilakukan, maka akan
semakin besar pula kemungkinan untuk terjadinya komunikasi yang efektif.
3. Barriers (hambatan)
Hambatan adalah faktor-faktor yang dapat mengganggu penerimaan pesan. Faktor-faktor
ini diantaranya adalah bahasa (misal penerima tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh
si pengirim), lingkungan (misalnya komunikasi yang terjadi di areal yang memiliki
kebisingan tinggi), fisik (misalnya penerima memiliki gangguan atas fungsi
pendengarannya), dan psikologis (misalnya penerima sedang dalam keadaan marah
sehingga tidak dapat melakukan komunikasi secara sehat).
Jadi, komunikasi yang efektif akan terjadi jika pengirim dan penerima pesan memperhatikan
faktor FCB diatas dalam komunikasi yang dilakukan.
2.2 pengertian Partisipasif

Anda mungkin juga menyukai