Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Reaksi kimia adalah perubahan spontan pereaksi menjadi hasil reaksi menuju
kesetimbangan (Syukri, 316). Kesetimbangan kimia merupakan reaksi bolak-balik (reversible)
yang menunjukkan reaktan bereaksi membentuk produk dapat bereaksi balik membentuk reaktan.
Suatu kesetimbangan kimia mempunyai konstanta kesetimbangan yang dinilai bergantung
pada suhu dan jenis kesetimbangan. Ciri-ciri kesetimbangan kimia sebagai berikut.
Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap
Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan
Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)
Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada
Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati.
Dalam dunia industri, kesetimbangan kimia juga banyak dipergunakan khususnya dalam
pembuatan gas maupun produk-produk industri lainnya. Berikut ini contoh kesetimbangan kimia
dalam dunia industri.
1. Pembuatan Asam Sulfat dalam Industri dengan Proses Kontak
Asam sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, sebagai bahan campuran dalam detergen, cat, zat warna, fiber,
plastik, industri logam dll. Dalam industri, pembuatan asam sulfat dikenal dengan proses
kontak.
Maka,
dG = VdP – SdT (8.6)
Reaksi kimia terjadi pada suhu tetap (isotermal), maka dT = 0. Akibatnya, persamaan 8.6 menjadi
dG = VdP (8.7)
𝑅𝑇
Jika jumlah gas 1 mol dan bersifat ideal, maka 𝑉 = sehingga persamaan 8.7 menjadi,
𝑃
𝑑𝑝
𝑑𝐺 = (8.8)
𝑝
∫ 𝑑𝐺 = 𝑅𝑇 ∫ 𝑑𝑃/𝑃
𝐺1 𝑃1
𝑃2
G2- G1 = RT In 𝑃1
𝑃2
G2 = G1 + RT In 𝑃1 (8.9)
Persamaan 8.9 menunjukkan hubungan G dan P pada dua keadaan secara umum. Bila keadaan
awal dianggap sebagai keadaan standar (P= 1 atm), maka hubungannya dengan keadaan lain (tidak
seimbang) adalah
G= G0 + RT In P (8.10)
Persamaan 8.10 menunjukkan bahwa energi bebas suatu zat bergantung pada tekanan (P) dan suhu
(T). Jika zat dalam keadaan standar (P= 1 atm), maka In P = In 1= 0, dan akibatnya G= G0.
Kita lihat kembali reaksi diatas. Menurut persamaan 8.10 potensial kimia (energi bebas tiap mol)
zat dalam keadaan setimbang adalah
µAB = µ0AB + RT In PAB
µCD = µ0CD + RT In PCD
µAC = µ0AC+ RT In PAC
µBD = µ0BD + RT In PBD
dengan PAB, PCD, dan PBD adalah tekanan parsial gas AB, CD, AC, dan BD masing-masing.
Dengan demikian :
∆G = (cµAC + dµBD) – (aµAB + bµCD)
= (cµ0AC + cRT ln PAC 0 0
+ dµ BD + dRT ln PBD) - (aµ AB + aRT ln PAB 0
+ bµ CD + bRT ln PCD)
= (cµ0AC + dµ0BD - aµ0AB - bµ0CD) +RT (ln PcAC + ln PdBD- ln PaAB – ln PbCD)
𝐶 𝑑
𝑃𝐴𝐶 𝑃𝐵𝐷
∆G = ∆𝐺 0 + RT In 𝑎 𝑋 𝑏 (8.11)
𝑃𝐴𝐵 𝑃𝐶𝐷