Anda di halaman 1dari 6

PROFESI (Profesional Islam)

Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.


Website: ejournal.stikespku.ac.id

Efektifitas Pelatihan Midwifery Update Terhadap Peningkatan Pengetahuan Bidan


pada Pelayanan Kebidanan di Surakarta

Munaaya Fitriyya
1
Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
*Email: fie3ya@gmail.com

Kata Kunci Abstrak


Pelatihan, Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan strategis yang memiliki tugas dan fungsi
Midwifery memberikan pelayanan kebidanan untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan
Update, anak, khususnya kesehatan reproduksi perempuan dan tumbuh kembang bayi dan
Pengetahuan, balita. Pengawasan kesehatan ibu sebelum hamil sangat menentukan kualitas anak
Bidan yang akan dilahirkan. Salah satu pelaksanaan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah diperlukan sebuah terobosan berupa pelatihan Midwifery
Update (MU) yang bertujuan untuk menjaga mutu serta meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan kompetensi bidan sehingga dapat memberikan pelayanan
berkualitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
ketrampilan bidan di Surakarta dalam memberikan pelayanan kebidanan. Metode
yang digunakan adalah dengan cara ceramah, diskusi dan demonstrasi. Responden
penelitian adalah 36 bidan di Surakarta yang mengikuti pelatihan MU, Untuk
mengukur keberhasilan pelatihan MU ini dilakukan dengan cara pretest dan post
test sebelum dan sesudah diberikan materi pelatihan MU. Jenis penelitian ini
adalah eksperimental dengan desain penelitian one-group pre-post tes design.
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling. Berdasarkan
hasil perhitungan wilcoxon dengan α =0,05 hitung lebih besar dari α tabel dengan α
tabel 0,009, H0 ditolak jika nilai asymp sig < nilai α, 0.009 < dari 0.05 Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sangat efektif pelatihan midwifery Update terhadap
peningkatan pengetahuan bidan pada pelayanan kebidanan di Surakarta. .

Effectiveness of Midwifery Update Training to Increase Knowledge Midwife


on Midwifery Services in Surakarta

Key Words: Abstract


Training, Midwives as one of the strategic health personnel who have duties and functions
Midwifery provide midwifery services to improve maternal and child health status, especially
Update, female reproductive health and growth of infants and toddlers. Supervision of
Knowledge, maternal health before pregnancy greatly determines the quality of children to be
Midwife born. One of the implementation that can be done to overcome the problem required
a breakthrough in the form of Midwifery Update (MU) training which aims to
maintain the quality and improve the knowledge, skills and competence of the
midwife so as to provide quality services. This study aims to determine the level of
knowledge and skills of midwives in Surakarta in providing midwifery services. The
method used is by lecture, discussion and demonstration. The respondents were 36
midwives in Surakarta who attended MU training. To measure the success of MU
training is done by pretest and post test before and after given MU training
materials. This type of research is experimental with one-group research design pre-
post test design. Sampling technique in this study using Total Sampling. Based on
calculation of wilcoxon with α = 0,05 count bigger than α table with α table 0,009,
H0 rejected if asymp value sig <value α, 0.009 <from 0.05 So it can be concluded
that highly effective midwifery Update training to increase knowledge of midwife on
service midwifery in Surakarta

112
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

1. PENDAHULUAN Kementrian kesehatan menargetkan penu-


Masalah kesehatan di Indonesia masih meru- runan AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah
pakan masalah yang memerlukan perhatian 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan
khusus dari berbagai pihak. Terdapat beberapa penurunan angka kematian bayi (AKB) pada
indikator yang dapat digunakan dalam menilai tahun 2015 adalah menjadi 22 kematian per
derajat kesehatan masyarakat. Salah satunya 1.000 kelahiran hidup. Namun berdasarkan hasil
yaitu dapat digambarkan melalui angka kematian survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Nilai AKI di Indonesia yaitu 305 kematian ibu per
AKI dan AKB menentukan status kesehatan, dan 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB
keberhasilan pelayanan program kesehatan ibu sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup (Profile
dan anak (KIA) diwilayah tersebut (Dinkes Kesehatan Indonesia, 2015).
Jateng, 2015) Pada tahun 2015 AKI di Provinsi Jawa
Peranan bidan dalam masyarakat sebagai Tengah mencapai 111,16 per 100.000 kelahiran
tenaga terlatih pada Sistem Kesehatan Nasional hidup, ini terjadi penurunan yang signifikan
adalah memberi pelayanan sebagai tenaga ter- dibandingkan tahun 2014 yaitu AKI mencapai
latih, meningkatkan pengetahuan kesehatan 126,55 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
masyarakat, meningkatkan penerimaan gerakan jumlah AKB pada tahun 2015 mencapai 10 per
keluarga berencana, memberi pendidikan “dukun 1.000 kelahiran hidup, terjadi penurunan tetapi
beranak”, dan meningkatkan sistem rujukan. tidak signifikan dibandingkan jumlah AKB pada
AKI menurut World Healthy Organization tahun 2014 yaitu 10,8 per 1.000 kelahiran hidup
(WHO) adalah kematian selama kehamilan atau (Dinkes Jateng, 2015).
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya Jumlah AKI di kota Surakarta pada tahun
kehamilan, akibat semua sebab yang terkait 2014 mencapai 71.35%, jumlah tersebut meng-
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau alami peningkatan dari tahun 2013 yang hanya
penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh mencapai 30,20 %. Hasil cakupan tahun 2014 ini
kecelakaan atau cidera. AKB adalah jumlah belum mencapai target yang ditetapkan dalam
kematian bayi dibawah usia 1 tahun per 1000 rencana strategis Dinas Kesehatan Kota Surakarta
kelahiran hidup. Angka ini merupakan indikator Tahun 2011-2015 yaitu 71%. Berdasarkan jum-
yang sensitif terhadap ketersediaan, pemanfaatan lah AKI di Kota Surakarta pada tahun 2014,
dan kualitas pelayanan kesehatan terutama penyebab kematian ibu didominasi oleh per-
pelayanan perinatal (Profil kesehatan Indonesia darahan, hipertensi, PEB, infeksi (KPD) sedang-
2014, 2015). kan jumlah AKB di Kota Surakarta pada tahun
Menurut Departemen Kesehatan kematian 2014 berdasarkan laporan dari Puskesmas di-
ibu juga disebabkan oleh perdarahan, tekanan temukan bayi mati sejumlah 47 bayi, sedangkan
darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, jumlah kelahiran bayi hidup sebanyak 9.811.
persalinan macet dan komplikasi keguguran. Dari data tersebut didapatkan angka kematian
Sedangkan penyebab langsung kematian bayi bayi sebesar 4.79 per 1.000 kelahiran hidup. Dari
adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan jumlah AKB, 47 kematian bayi terjadi karena
kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak asfiksia, BBLR, premature, kelainan konginetal,
langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah jantung bawaan, pneumonia, hipoksia, kelainan
karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, paru dan ikterik (Profil Kesehatan Kota Surakarta
sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi Tahun 2014).
serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap Peran bidan memberi asuhan kebidanan
ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal melalui konsultasi serta rujukan pada masa
tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat persalinandengan penyulit tertentu dengan
(terlambat mengambil keputusan, terlambat melibatkan klien dan keluarga, mencakup :
sampai di tempat pelayanan dan terlambat a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi
mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 kegawatdaruratan pada ibu dan persalinan
terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
terlalu rapat jarak kelahiran) (Depkes, 2010). b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan
prioritas.

113
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

c. Memberi pertolongan pertama pada kasus Salah satu pelaksanaan yang dapat dilakukan
yang memerlukan rujukan. untuk mengatasi masalah diperlukan sebuah
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi terobosan berupa pelatihan Midwifery Update
lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan (MU) yang bertujuan untuk menjaga mutu serta
kesehatan yang berwenang. meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta serta kompetensi bidan sehingga dapat memberikan
mendokumentasikan sell kejadian dan pelayanan berkualitas terhadap kesehatan ibu,
intervensi (Maramis, WF 2006) bayi, balita dan kesehatan reproduksi termasuk
Upaya untuk menurunkan angka kematian pelayanan Keluarga Berencana. Pelatihan ini
ibu, bayi, dan anak salah satunya dengan asuhan dikemas dengan menggunakan metode yang lebih
kebidanan berkesinambungan. Asuhan kebidanan interaktif. Seteleh diberikan pelatihan diharapkan
berkesinambungan merupakan suatu asuhan yang pengetahuan dan ketrampilan bidan di Surakarta
berkualitas yang diberikan secara continuity of dalam memberikan pelayanan kebidanan me-
care oleh seorang bidan terhadap klien/ pasien ningkat.
mulai dari masa prakonsepsi, masa kehamilan,
persalinan, nifas, dan KB berdasarkan standar 2. METODE PENELITIAN
asuhan kebidanan yang diberikan yang dapat Jenis penelitian ini adalah eksperimental
dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan dengan desain penelitian one-group pre-post tes
dalam upaya menjaga kesehatan ibu secara fisik design. Pada Penelitian ini populasi seluruh bidan
dan psikologi serta deteksi dini komplikasi dan diSurakarta yang mengikuti pelatihan Midwifery
penyulit yang memerlukan tindakan segera. Update angkatan ke 17 yaitu sejumlah 36 orang.
Kejadian AKI dan AKB juga dapat ditekan Teknik sampling dalam penelitian ini menggu-
dengan memberikan asuhan berkesinambungan nakan Total Sampling. Variabel penelitian ini
karena komplikasi selama kehamilan sampai adalah efektifitas pelatihan Midwefery Update
masa nifas dapat terdeteksi sedini mungkin terhadap peningkatan pengetahuan bidan sebagai
(Profile Kesehatan Indonesia, 2015). variabel bebas dan pelayanan kebidanan di Sura-
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan karta sebagai variabel terikat. Tehnik pengum-
strategis yang memiliki tugas dan fungsi mem- pulan data dalam penelitian ini menggunakan
berikan pelayanan kebidanan untuk meningkat- metode tes dan praktek. Uji validitas dalam
kan status kesehatan ibu dan anak, khususnya penelitian ini menggunakan non para-metric test
kesehatan reproduksi perempuan dan tumbuh .Instrument ini dikatakan valid apabila α =0,05
kembang bayi & balita. Banyak ahli telah mem- hitung lebih besar dari α tabel dengan α tabel
buktikan bahwa meningkatkan status kesehatan 0,009, HO diolak jika nilai asymp sig < nilai α.
ibu dan anak dalam mempersiapkan generasi
yang berkualitas dimulai sejak dini, yaitu sejak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelum hamil atau bahkan dimulai dari masa 3.1 Karakteristik Responden
remaja sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi 1. Umur Bidan
perempuan. Pengawasan kesehatan ibu sebelum Distribusi frekuensi berdasarkan usia res-
hamil sangat menentukan kualitas anak yang ponden sebagai tenaga penyedia pelayanan
akan dilahirkan. Demikian juga pengawasan kebidanan.
kehamilan dan persiapan kelahiran serta kesiapan
menjadi orang tua merupakan bagian yang sangat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
penting menjadi perhatian seorang bidan. Umur Responden
Disamping itu bidan sebagai mitra perempuan Usia Jumlah Prosentase
dan menjadi role model bagi keluarga, oleh 25-30 tahun 21 58%
karena itu kesiapan bidan untuk memberikan
31-40 tahun 11 31%
pelayanan kebidanan berkualitas, menjadi kebu-
tuhan yang mendasar. Selain itu dalam mem- 41-50 tahun 2 0,5%
berikan pelayanan kesehatan masyarakat tersebut 51-60 tahun 2 0,5%
bidan harus mematuhi peraturan perundangan Jumlah 36 100%
yang berlaku ( PP IBI, 2015) .

114
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa Tabel 4 Distribusi Tingkat Pengetahuan


umur responden penelitian cukup merata untuk Pre Test
semua kelas interval. Interval usia paling banyak
Tingkat Jumlah Prosentase
usia 25 – 30 tahun sebanyak 21 responden (58%)
Pengetahuan
dan paling sedikit interval usia 41 – 50 tahun dan
usia 51-60 tahun sebanyak 2 responden (0,5%). Baik 25 70%
Kurang baik 11 30%
2. Jenjang Pendidikan Bidan Jumlah 36 100%
Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan
responden sebagai tenaga penyedia pelayanan Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
kebidanan. bidan berpengetahuan baik tentang pelayanan
kebidanan masih rendah yaitu 16 responden
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan (44%). Dan berdasarkan tabel 4 mengalami ke-
Pendidikan Responden naikan yaitu 25% (70%) .Hasil ini diasumsikan
Pendidikan Jumlah Prosentase karena mayoritas bidan sudah berpendidikan D-
III dan materi yang disampaikan bukan materi
DIII 28 78% baru tetapi mengupdate ilmu kebidanan yang
DIV 3 10% sudah mereka dapatkan. Pendidikan D-III
S2 5 12% berhubungan dengan kemampuan responden
Jumlah 36 100% untuk memahami informasi-informasi yang me-
reka terima tentang standar pelayanan antenatal
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa baik pengertian maupun tujuannya. Hal ini
pendidikan responden terbanyak adalah lulusan seperti yang diungkapkan Mubarok (2011)
DIII sebanyak 28 responden (78%) dan S2 faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
sebanyak 5 responden (12%). diantaranya pendidikan, pekerjaan, umur, minat,
pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan
3.2 Analisis Univariat informasi. Pengetahuan adalah kesan didalam
1. Pengetahuan pikiran manusia sebagai hasil penggunaan
Pengetahuan bidan sebelum perlakuan ada- pancainderanya. Pengetahuan adalah segala apa
lah berpengetahuan baik yaitu sebanyak 16 yang diketahui berdasarkan pengalaman yang
responden (44%) dan sedangkan yang berpenge- didapatkan oleh setiap manusia. Individu
tahuan kurang baik yaitu sebanyak 20 responden cenderung bertehnik sesuai dengan pengetahuan,
(56%). Setelah perlakuan berpengetahuan baik kesadaran dan sikap terhadap stimulasi. Serta
yaitu sebanyak 25 responden (70%) dan seperti yang diungkapkan Notoatmodjo dalam
sedangkan yang berpengetahuan kurang baik buku Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan
yaitu sebanyak 11 responden (30%). Gambaran sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi,
pengetahuan ibu tentang pelayanan kebidanan maka orang tersebut akan semakin luas pula
ditampilkan dalam tabel sebagai berikut: pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa
seseorang yang berpendidikan rendah tidak
Tabel 3. Distribusi Tingkat Pengetahuan berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Pre Test Selanjutnya bisa diasumsikan karena usia
yang mayoritas umur responden dalam penelitian
Tingkat Jumlah Prosentase yaitu pada usia 25 – 30 tahun. Hal ini
Pengetahuan diasumsikan bahwa usia 25-30 tahun merupakan
Baik 16 44% usia yang mencapai matang dalam berfikir serta
Kurang baik 20 56% sudah mencapai sempurna kedewasaan dan budi
Jumlah 36 100% pekertinya. Maka semakin cukup umur sese-
orang, semakin matang dalam berfikir dan
bekerja, sehingga mereka bisa menerapkannya
dalam pekerjaan. Hal ini sesuai yang diiungkap-
kan Notoatmodjo dalam buku Wawan dan Dewi

115
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

(2010), semakin cukup umur, tingkat kema- aspek positif dan objek yang diketahui, maka
tangan, dan kekuatan seseorang akan lebih akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi objek tertentu. Peneliti berasumsi jika bidan
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih mempunyai pengetahuan yang beraspek positif
dewasa dipercaya daripada orang yang belum tentang materi pelatihan maka akan menimbulkan
tinggi kedewasaannya. Bertambahnya usia sikap yang positif pula, lalu semakin baik
seseorang akan terjadi pula perubahan aspek fisik pengetahuan bidan dalam pelayanan kebidanan
dan mentalnya, pada aspek mental taraf berfikir yang meliputi APN, Neonatus dan KB.
seseorang akan semakin matang dan dewasa. Menurut Sulistyawati (2009) Dalam pelak-
sanaan program kesehatan dibutuhkan sumber
3.3 Analisis Bivariat daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang
Berdasarkan hasil perhitungan wilcoxon menjadi tujuan pembangunan tercapai. Bidan
pada tabel 6 dengan α =0,05 hitung lebih besar sebagai salah satunya yang merupakan ujung
dari α tabel dengan α tabel 0,009, H0 ditolak jika tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan
nilai asymp sig < nilai α, 0.009 < dari 0.05 maka kepada wanita harus mempunyai pengetahuan
H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat yang luas mengenai ilmu kebidanan. Dengan
disimpulkan bahwa sangat efektif pelatihan peran yang besar ini maka sangat penting bagi
midwifery Update terhadap peningkatan penge- bidan untuk selalu meningkatkan kompetensinya.
tahuan bidan pada pelayanan kebidanan di
Surakarta . 4. SIMPULAN
Menurut Notoatmodjo dalam buku Wawan a. Interval usia paling banyak usia 25 – 30 tahun
dan Dewi (2010) pengetahuan atau kognitif sebanyak 21 responden (58%)
merupakan domain yang sangat penting untuk b. Pendidikan responden terbanyak adalah
terbentuknya tindakan seseorang (ovent beha- lulusan DIII sebanyak 28 responden (78%)
vior) karena perilaku baru didasari oleh c. Sangat efektif pelatihan Midwifery Update
pengetahuan. Kesadaran dan sikap positif tidak terhadap peningkatan pengetahuan bidan pada
dapat bersifat langgeng (long lasting) dari pelayanan kebidanan di Surakarta dengan α =
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan 0,05 hitung lebih besar dari α tabel dengan α
dan kesadaran. tabel 0,009.
Menurut teori Lawrience Green (1980) da-
lam Sriningsih (2010) bahwa pengetahuan REFERENSI
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan Arikunto, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku
dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
faktor pendukung seperti lingkungan fisik,
prasarana dan faktor pendorong yaitu sikap dan , S. 2010. Promosi Kesehatan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya. dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Tindakan yang diharapkan mungkin tidak akan Dinas Kesehatan Kotamadya Surakarta Profil
terjadi kecuali seseorang mendapat isyarat yang Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2014.
kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar Surakarta
pengetahuan yang dimiliki. Sebelum seseorang
berperilaku positif maka dia harus memilih Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Tengah 2015.
pengetahuan dan sikap yang mendukung terlebih Profile Kesehatan Jawa Tengah 2015.
dahulu mengenai sesuatu hal tersebut. Sebab jika Semarang
tidak, perilaku yang akan dihasilkan tidak akan
Fais, M & Saleha, S. 2009. Buku Ajar Organisasi
maksimal.
Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo dalam buku Wawan
Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
dan Dewi (2010) pengetahuan seseorang tentang
suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek Ida Ayu Chandranita (2009) Memahami
positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan Kesehatan reproduksi wanita ed 2
menentukan sikap seseorang, semakin banyak EGC.Jakarta

116
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

Kemenkes RI ,2015.Profil Kesehatan Indonesia PP IBI. (2001). Bidan Menyongsong Masa


2014. Jakarta Depan. Jakarta
I.B.Wirawan, 2012. Teori- teori dalam tiga Soepardan, Hj. Suryani. (2007). Konsep
paradigma.Prenada media grup 2012 Kebidanan. Jakarta : EGC.
.Jakarta
Wawan, A & Dewi. 2010. Pengetahuan Sikap
Maramis, WF. (2006). Ilmu Perilaku Dalam dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Air- Medika
langga Mardiana.

117

Anda mungkin juga menyukai