Anda di halaman 1dari 2

KEGAWATDARURATAN

NO: NO. Revisi: Halaman

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh:


Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah
Kota Lubuklinggau
PROSEDUR
KERJA
Hj.Yeti Sukeni,SKM
NIP.19801004 200604 2013
1. PENGERTIAN Kegawat daruratan adalah suatu keadaan yang serius, yang harus
mendapatkan pertolongan segera. Kegawat daruratan harus sesuai
dengan prosedur yang tertuang dalam acuan tindakan kegawat daruratan
bantuan dasar hidup (Basic Life Support). Suatu keadaan yang bila tidak
segera di tolong akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau
meninggal.
2. TUJUAN Sebagai pedoman tindakan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan
secara tepat, cepat dan cermat.
3. ALAT DAN A. Alat :
BAHAN 1) Tabung oksigen
2) Nasal Prong, Nasal Katheter, Masker Oksigen
3) Ambu Bag, Junction Reese
4) Oro-Pharyngeal Tube/Mayo/Gudell

B. Bahan :
1) Sarung Tangan Steril
2) Set infus (slang infus, abocath sesuai ukuran)
3) Cairan kristaloid (Nacl, RI, Normal Salin).
4) Spuit 5cc
5) Kassa Steril
6) Plester

4. PROSEDUR
1) Periksa kesadaran pasien untuk menentukan keadaan umum
pasien sadar atau tidak.

2) Air Way (jalan nafas).


a) Periksa jalan nafas, bebaskan jalan nafas dari sumbatan secret,
darah, benda asing.
b) Lakukan tindakan Triple maneuver ; Head Tilt (ekstensi
kepala), Chin Lift (angkat dagu keatas), Jaw Thrust (dorong
rahang bawah kedepan).
c) Buka mulut.
d) Pemasangan Oro-pharingeal tube bila pasien tidak sadar.

3) Breathing (Pernafasan).
a) Periksa pernafasan pasien bernafas atau tidak dengan listen
(suara nafas), look (melihat gerakan dada), Feel ( merasakan
ada udara atau tidak).
b) Bila tidak bernafas segera beri bantuan nafas.
- Bantuan nafas buatan tanpa alat (manual) dari mulut
kemulut dengan frekwensi 1 penolong atau 2 penolong 15 :
2 (15 kali pijat jantung 2 kali nafas buatan).
- Bantuan nafas buatan dengan alat ambu bag, jukson reese,
respirator.
c) Bila pasien bernafas segera beri terapi oxygen dapat melalui:
- Nasal Pronge 3 liter
- Nasal Catheter 3 liter
- Mask 6-8 liter

4) Sirkulasi darah (Circulation):


a) Periksa bagaimana apakah ada pendarahan.
b) Segera lakukan terapi cairan pemasangan infus dengan
pemberian cairan pemasangan infus dengan pemberian cairan
kristaloid (Nacl, RL, Normal Salin).
c) Periksa tekanan darah, nadi dan perifer.

5) Evakuasi medik
a) Evakuasi medik merupakan upaya memindahkan pasien dari
lokasi kejadian ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh pasien dengan menggunakan ambulans,
transportasi atau ambulans gawat darurat disertai dengan
upaya menjaga resusitasi dan stabilisasi.
b) Apabila tidak terdapat ambulans transportasi atau ambulans
gawat darurat, evakuasi medik dapat dilakukan dengan
menggunakan alat transportasi lain di sekitar lokasi kejadian
dengan tetap melakukan upaya menjaga resusitasi dan
stabilisasi. Ambulans gawat darurat harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan standar, yang meliputi persyaratan
kelayakan jalan kendaraan, kelengkapan peralatan medis,
kelengkapan peralatan nonmedis, dan ketenagaan yang
meliputi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.

5. REFERENSI Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018


Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.

Anda mungkin juga menyukai