Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
KELOMPOK 5
MATARAM
2019
1
KATA PEN1GANTAR
Kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan senang hati
demi kesempurnaan makalah ini.
Mataram, 23 Maret
Penyusun ,
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi
seorang wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita
tersebut. Keadaan gawat ini dapat menyebabkan suatu kehamilan ektopik
terganggu. Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang sering
dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat beragam.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa
reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan
nyeri perut bagian bawah dapat mengalami kehamilan ektopik terganggu.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para
wanita yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang
dilakukan oleh dokter saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit
tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim
atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat seharusnya, juga
dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang
terjadi pada cornu uteri.Jika dibiarkan, kehamilan ektopik dapat
menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian.
Kehamilan ektopik ialah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi,
berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam
endometrium kavum uteri. Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada
istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga banyak dipakai, oleh karena
terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus
tetapi tidak pada tempat yang normal, misalnya kehamilan pada pars
interstisialis tuba dan kehamilan pada serviks uteri.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ektopik?
2. Bagaimana penyebab kehamilan ektopik?
3. Apa saja tanda dan gejala kehamilan ektopik?
4. Bagaimana memahami anatomi kehamilan ektopik?
4
C. Tujuan
1. Mampu memahami tentang pengertian kehamilan ektopik
2. Mampu memahami penyebab kehamilan ektopik
3. Mampu memahami tanda dan gejala kehamilan ektopik
4. Mampu memahami anatomi kehamilan ektopik
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Istilah ektopik dari bahasa inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, tepos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berda di
luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus
atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka
kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik adalah
implamansi dan pertumbuhan konsepsi di luar endometrium kavum uteri.
(Mansjoer,2001).
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila
zigot terimplantasi di lokasi salain cavum uteri, seperti di ovarium, tuba,
serviks, bahkan rngga abdomen. Istilah kehamilan ektopik terganggu merujuk
pada keadaan dimana timbulnya gangguan pada kehamilan tersebut sehingga
terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaannya.
Kehamilan ektopik merupakan penyebab utama yang keempaat dari
seluruh mortalitas ibu dan penyebab yang paling lazim daro mortalitas ibu
adalah trismester pertama. Lebih dari 95% kehamilan ektopik tumbuh
diberbagai anatomi pada tuba palopi., termasuk bagian insternal 1%, istmu 5%,
ampularis 85%, dan infundubularis 9%. Tempat implamasi kehamilan ektopik
antara lain ampulla tuba (lokasi tersering) adalah serviks, ovarium, rongga
abdomen, itshmus, fibriae, pars intertitialis,ligamentum kardial.
B. PENYEBAB
Kehamilan ektopik pada dasarnya disebabkan segala hal yang
menghambat perjalanan zigot menuju kavum uteri.
a. Faktor mekanis yang menyebabkan kehamilan ektopik antara lain:riwayat
oprasi tuba, salpingitis, perlekatan tuba akibat oprasi non gineklogis seperti
apendiktomi, pajanan terhadap diethylstilbestrol, salpingitis istmica
nodosum (penonjolan kecil ke dalam lumen tuba yang menyerupai
divertikula), dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Hal tersebut secara
6
umum menyebabkan perlengketan indra maupun ekstramulinal pada tuba,
sehingga menghambat perjalanan zigot menuju kavum uteri.
b. Faktor fungsional, yaitu perubahan motikitas tuba yang berubah dengan
faktor hormonal dan defek fase luteal. Dalam hal ini gerakan feristalsis tuba
menjadi lamban, sehingga implamasi zigot terjadi sebelum sigot mencapai
kavum uteri.
c. Meningkatnya usia ibu akan diiringi dengan penurunan aktifitas mieolektrik
tuba. Teknik reproduksi seperti gamete intrafallopian transfer dan fertilisasi
in vitro juga sering menyebabkan implementasi ekstrauterin. Ligasi tuba
yang tidak sempurna memungkinkan sperma untuk melewai bagian tuba
yang sempit, namun ovum yang telah dibuahi sering kali tidak dapat
melewati bagian tersebut. Alat kontrasepsi dalam hal ini dianggap sebagai
penyebab kehamilan ektopik.
d. Namun hanyak alat konrasepsi dalam rahim (AKDR) yang mengandung
progresteron yang meningkatkan frekuensi kehamilan ektopik. AKDR tanpa
progesteron tidak meningkatkan resiko kehamilan ektopik, tetapi bila terjadi
kehamilan pada wanita yang menggunakan AKDR, besar kemungkinan
kehamilan tersebat adalah kehamilan ektopik. Faktor resiko yang
diperkirakan sebagai penyebab adalah:
Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada
motilitas saluran telur.
Riwayat operasi tuba.
Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
Kehamilan ektopik sebelumnya.
Abortus tuba dan pemakaian pemakaian IUD.
Kelainan zigot, yaitu kelaian kromosom.
Bekas radang pada tuba: disini radang menyebabkan peruahan pada
endosalping, sehingga waulupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum
ke uterus terlambat
Operasi plastik pada tuba.
Abortus buatan.
7
C. RESIKO KEJADIAN
Dalam hal ini ibu yang mengalami kehamilan ektopik terganggu lebih bayak
pada sebaran 20 smapai 35 taun dengan persentase sebesar 51,4% dibandingkan
dengan ibu yang memiliki usia <20 dan 35 tahun. Hal ini memiliki hasil yang sma
dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh alfa di RS Immanuel
pada tahun 2012. Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh
caterine Tharax ddk di Prancis yang mendapatkan sebaran usia tertinggi ibu yang
mengalami kehamilan ektopik terganggu adla pada usia 25 sampai 29 tahun.
Secara statistik didapatkan nilai p= 0,01 yang memiliki persentase ditemukan
hubungan yang bermakna anatara faktor resiko usia >35 taun dengan kejadian
keamilan ektopik terganggu.
Faktor lain dari keamilan ektopik ini kejadian kehamilan meningkat pada ibu
yang memiliki riwayat medik dengan prsentase sebesar 94,6%dengan riwayat
medik perna melakukan oprasi sebelum berjumlah 28 orang. Penyakit radang
panggul 5 orang dengan kelainan endometrium atau tuba falopi yang berjumlah 4
orang. Riwayat medik tersebut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dan
penurunan fungsi pada organ organ reproduksi yang berpengaru dalam proses
kehamilan seingga dapat meningkatkan terjadinya resiko kehamilan ektopik.
D. ANGKA KEJADIAN DI INDONESIA DAN DI NTB
Angka kejadian kehamilan ektopik terganggu di Indonesia WHO diperkirakan
tidak beda jauh di Amerika Serikat, sekitar 60.000 ribu kasus setiap tahun 0,03%
dari seluruh populasi masyarakat. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan
yang berakhir dengan abortus dan ruktur. Kehamilan ektopik merupakan salah
satu bentuk komplikasi kehamilan yang cukup sering di jumpai dean berhubungan
dengan status sosial ekonomi dan kejadian selfingitis
Dalam penanganan kehamilan ektopik, diagnosis yang tepat dan cepat
merupakan hal yang sangat penting karna dapat menurunkan angka kematian ibu
dan mempertahannkan kualitas reproduksinya.
Didapatkan kejadian kehamilan ektopik terganggu terbanyak adalah: usia 30 –
34 tahun yaitu : 19 orang ( 40,44%), pendidikan 10 – 12 tahun (setera SMU) yaitu
33 orang ( 70,29%), paritas 1 yaitu 19 orang (40,44%), umur kehamilan saat
8
terjadinya kehamilan ektopik terganggu adalah sekitar 5-9 minggu yaitu 26 kasus
(55,35%).
E. ANATOMI
9
menggelumbung dari tuba falopi. Di sekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang banyak mengeluarkan ragi untuk melindungi zat-zat yang melindungi
ovum, kemudian masuklah sel mani dan bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini
disebut dengan pembuahan (mochtar, 1998)
Pembuahan adalah proses penyatauan gamet pria dan wanita, terjadi di
ampulla tuba falopi. Spermatozoa bergerak dengan cepat kedalam saluran
telur.Pergerakan naik ini di sebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus didalam
tuba. Spermatozoa dapat bertahan hidup didalam saluran reproduksi wanita
selama kira-kira 24 jam (sadler, 1997)
Dibawah pengaruh hormone estrogen dan progestoren dari karpus luteum
graviditatis dan trofoblas, uterus menjadi besar dan lembek. Endometrium
dapat berubah pula menjadi desidua. Dapat di temukan pula perubahan-
perubhan pada endometrium yang di sebut fenomena arias stella. Sel epitel
membesar dengan intinya hipertrofik, hiperkromatik, lobuler, dan membentuk
tak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa, dan kadang-
kadang ditemukan mitosis.Perubahan tersebut hanya ditemukan pada sebagian
kehamialan ektopik.Stelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami
degenerasi dan kemudian di keluarkan keeping-keping, tetapi kadang-kadang
dilepaskan secara utuh. Perdarah yang dijumpai pada kehamilan ektopik
terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh pelepasan desiduayang
degrenatif (wiknjosastro, 2007)
F. PATOFISIOLOGI
Ovum yang telah dibuahi berimplementasi di tempat lain selain di
endrometrium kavum uteri. Prinsip patofisologi gangguan/interferensi mekanik
terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalan menuju kavum uteri.
Kejadian ini sering terjadi pada hal berikut:
1. Kelainan tuba atau adanya riwayat penyakit tuba (misalnya:
salpingitis,menyebabkan oklusi atau kerusakan silia tuba.
2. Riwayat operasi tuba, sterlisali, dan sebagainya.
3. Riwat penyakit radang panggul lainnya.
4. Penggunaan IUD yang mencegah terjadinyaimplantasi intrauterin.
10
5. Ovulasi yang multiel akibat induksi obat obatan, usaha fertilisasi in
vastos,dan sebagainya. Isi konsepsi yang berimplensi melakukan penetrasi
terhadap lamina propria dan pars muskularis dinding tuba.
6. Abortus prosvokatus dengan infeksi. Makin sering dilakukan abotrus
provaksioanl makin tinggi kemungkinan terjadi salpingitis.
7. Adhesi peritubal yang terjadi setealah infeksi seperti epindisitis atau
endometrium tuba dapat tertekuk atau menyempit.
8. Pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya.
11
Selpingektomi Post selpingektomi
ovarium dexstra ovarium dekstra
G. WOC
Faktor prediposisi Prose Kehamilan ektopik Fisiologi
kehamilah ektopik pembuahan terganggu post oprasi
Terjadi keterlambatan
- Factor tuba haid
- Factor uterus
- Factor ovum
Tumbuh Hasil konsepsi mati
- Factor hormonal
disaluran tuba dini dan dierabsorbsi
Serabut ferifer
Abortus kedalam Rupture dinding tuba spontan
limen tuba
Terjadi Oprasi
Pelepasan perdarahan
mudkoh
Pelepasan
subtansi
kimia
12
H. TANDA DAN GEJALA
Beberapa tanda dan gejala yang didapatkan pada kehamilan ektopik, yang
harus diwaspadai:
1. Tanpa gejal 5%
2. Nyeri abdomen 90 – 100%
3. Amenore 75–90%
4. Perdarahan per vagina 50–80%
5. Riwayat infertilitas
6. Pengguan kontrasepsi
7. Riwayat kehamilan ektopik
8. Nyeri tekan abdomen/adneksa 75–95%
9. Terasa amassa 50%
10. Demam 5–10%
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda – beda dari
perdarahan yang banyak tiba – tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya
gejala yang tidak jelas suka membuat diagnosanya. Gejala dan tanda
tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur
tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan terdai dan keadaan umum penderita
sebelum hamil. Perdarahan pervaginan merupakan tanda penting untuk
keduanya pada kehamilan ektopik. Hal ini menunjukan kematian janin.
Kehamilan ektopik terganggu sngat terganggu, dari yang klasik dengan gejala
pendarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut
smapai gejala–gajala yang samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya.
I. PENATALAKSANAAN
Seorang pasien yang terdiagnosa dengan kehamilan tuba dan masih dalam
kondisi baik dan tenang, memiliki 3 pilihan, yaitu penatalaksanaan ekspektasi
(expectanct management), penatalaksanaan medi dan penatalaksanaan bedah.
a. Penatalaksanaan Ekspetasi
Penataklasanaan ekspetasi didasarkan pada fakta bahwa sekita 75% pasien
dengan kehamilan ektopik akan mengalami penurunan kadar B-HCG.
13
Pada penatalaksaan ekpetasi, kehamilan ektopik dini dengan kadar B-HCG
yang stabil atau cenderung turun di ovservasi ketat. Oleh sebab itu, tidak
semua pasien dengan kehamilan ektopik dapat menjalani penatalaksaan
seperti ini. Penatalaksaan ekpetasi di batasi pada keadaan-keadaan berikut:
kehamilan ektopik dengan kadar B-HCG yang menurun, kehamilan tuba,
tidak ada perdarahan intraabdominan atau rupture , dan diameter masa
eptopik tidak melebihi 3,5 cm.
b. Penatalaksaan medis
Pada penatalaksaan medis di gunakan zat-zat yanag dapat merusak
integritas jaringan dan sel hasil konsepsi. Kandidat-kandidat penerima tata
laksana medis harus memiliki syarat berikut ini : keadaan hemodinamik
yang stabil, bebas nyeri perut bawah, tidak ada aktivitas jantung janin,
tidak ada cairan bebas dalam rongga abdomen dan kavum dounglas, harus
teratur menjalani terapi, harus menggunakan kontrapeksi yang efekti
selama 3-4 pasca terapi, tidak memiliki penyakit penyerta, sedang tidak
menyusui, tidak ada kehamilan intrauterine yang koeksis, memiliki fungsi
ginjal, hepar dan profil darah yang normal, serta tidak memiliki
kontraindakasi terhadap pemberian methotrexate.
c. Penatalaksaan bedah
Penatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasien dengan
kehamilan tuba yang belum terganggu maupun yang sudah
terganggu.Tentu saja pada kehamilan ektopik terganggu, pembedahan
harus di lakuakan secepat mungkin.Pada dasarnya ada dua macam
pembedahan untuk menterminasi kehamilan tuba, yaitu pembedahan
konservatif, dimana integritas tuba di pertahankan, dan pembedahan
radikal, di mana salpingejtomi di lakuakan.Pembedahan konservatip
mencakup dua tehnik yang kita kenal sebagai salpingostomi dan
sapingotomi.Selain itu, macam-macam pembedahan tersebut di atas dapat
di lakukan melalui laparotomy maupun laparoskopi.Namun bila pasien
jatuh kedalam syok atau tidak setabil, maka tidak ada tempat bagi
pembedahan perlaporoskopi.
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK
A. Pengkajian
1. Anamnesa dan gejala klinis:
a. Riwat terlambat haid
b. Gejala dan tanda kehmilan muda
c. Dapat atau tidak ada perdarahan per vagina
d. Terdapat aminore
e. Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bhu dan seluruh abdomen,
terutama abdomen bagian kanan/kiri bawah.
f. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyknya darah yang
terkumpul.
2. Pemeriksaa Fisik:
a. Inspeksi
Mulut : bibir pucat
Payudara: hypepigmentasi , hipervaskularisasi, simetri
Abdomen: terdapat pembesaran abdomen
Genetalia : terdapat pendarahan pervagina
Ekstemitas : dingin
b. Palpasi
Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil dari pada UK,
nyeri tekan, perut teraba tegang, massa pada adnexa.
Genetalis : nyeri goyang porsio, karvum douglas menonjol.
c. Auskultasi
Abdomen : bising usus, detak jantung janin/DJJ.
d. Perkusi
Ekstermitas : refleks patella
3. Pemeriksaan fisik umum:
a. Pasien tampak anemis dan sakit.
15
b. Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tubor di daerah
adneksa.
c. Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar.
d. Daerah ujung ekstermitas dingin.
e. Adanya syok hipovelemik, yaitu hipotensi, pucat, adanya tanda
abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah,nyeri tekan bagian
bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
f. Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
g. Kavum douglas menonjol dan nyeri
B. ANALISA DATA
ETIOLOGI MASALAH
Proses implantasi ovum yang di buahi Kekurangan volume cairan
Perjalanan ke uterus
mengalaminperubahan
Berdinasi di tuba
Pendarahan pervagina
Kurangnya informasi
Ansietas
Kehamilan ektopik
Response tuba
16
Nyeri
Kehamilan ektopik Resiko syok
Terjadi pendarahan
Resiko syok
C. Diagnose keperawatan
1. Nyeri berhunbungan dengan berimplamasi asil konsepsi diluar
endometrium ditandai dengan pendaraan vagina, detance
mustikular,ekspresi waja meringis.
2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kehamilan
ektopik ditandai dengan pasien bertanya tentang penyakitnya, pasien takut
dengan keadannya, dan pasien tegang.
D. Intervensi keperawatan
No Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rasional
.
1. Nyeri berhunbungan dengan berimplamasi Setela dilakukan NIC:
asil konsepsi diluar endometrium ditandai tindakan keperawatan a. Untuk mengetahui
dengan pendaraan vagina, detance selama 2 x 24 jam di perub ahan pada
mustikular,ekspresi waja meringis. harapkan nyeri dapat kriteria nyeri dapat
dikontrol dan ekspresi berkurang.
wajah tenang b. Agar pasiendapat
NOC: tahu penyebab dari
a. Wajah tampak rileks rasa nyeri dan
b. Tidak menunjukan mengurangi nyeri.
nyeri baik secara c. Agar perasaan tidak
verbal maupun non terfokus pada nyeri.
verbal. d. Observasi reaksi non
c. TTV dalam batas verbal dan verbal.
normal.
2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya Setelah dilakukan NIC:
informasi tentang kehamilan ektopik ditandai tindakan keperawatan a. Untukmenentukan
dengan pasien bertanya tentang penyakitnya, selama 1 x 30 menit tindakan yang akan
pasien takut dengan keadannya, dan pasien diarapkan pengatauan dilakukan.
tegang. meningkat. b. Pertahannkan
NOC: lingkungan yang
a. Familier dengan aman dan nyaman dn
nama penyakit tenang untuk pasien
b. Menjelaskan c. Berikan peningkatan
17
pengertin penyakit. pengetahuan pasien
c. Menjelaskan faktor tentang proses
penyebab. penyakit yang
d. Menjelskan tanda diderita.
dan gejala d. Gambarkan tanda
e. Menjelaskan faktor dan gejala yang
resiko. biasanya muncul
f. Pasien agar lebih padapenyakit.
tenang. e. Kuatkan informasi
pada pasien tentang
kondisi dengan cara
yang tepat.
f.
E. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah di
rencanakan, mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.Tindakan mandiri
adalah tindakan keperawatan berdasrkan analisis dan kesimpulan.
F. Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan pedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak di capai
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila
zigot terimplantasi di lokasi salain cavum uteri, seperti di ovarium, tuba,
serviks, bahkan rngga abdomen.
Kehamilan ektopik terjadi bila telur yang dibuahi berimplatasi dan tumbuh
diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ekstrautering tidak sinonim
dengan kehamilan ektopik karena kehamilan pada pars pintertisialis tuba dan
kanalis servikalis masih termasuk dalam uterus,tetapi jelas bersifat ektopik.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi pedoman dan menambah pengetahuan
tentang kehamilan ektopik terganggu.
19
Daftar Pustaka
Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Media Action.
Fadlun, A. F. (2011). Asuhan Kebidanan Fatologis. Jakarta: Salambe Medika.
Icesmi Sukarni K, M. Z. (2013). Kehamilan, Persalinan,Dan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sujiatini, M. h. (2009). ASUHAN PATOLOGI KEBIDANAN PLUS CONTOH
ASUHAN KEBDANAN. YOGYAKARTA: NUHA MEDIKA.
20