0
A. LATAR BELAKANG
1
Kemudahan dan iklim penanaman modal yang lebih menarik telah
terus diupayakan untuk dikembangkan antara lain dengan penyediaan
sarana dan prasarana ekonomi yang memadai, peraturan perundang-
undangan yang mendukung dan penyederhanaan prosedur pelayanan
penanaman modal serta kebijaksanaan ekonomi makro yang tepat.
2
Adapun tujuan dari pembentukan berbagai kawasan tersebut
adalah:
1. Sebagai pusat pengembangan dan pertumbuhan ekonomi di
wilayah tersebut dan sekitarnya.
2. Meningkatkan daya saing produk ekspor dan mempermudah akses
ekspornya.
3. Mempermudah pengelolaan dampak negatif terhadap lingkungan.
4. Mendorong terciptanya efisiensi produksi.
5. Mendorong berkembangnya industri penunjang.
6. Mengantisipasi kebutuhan outsourcing industry antar zona
ekonomi khusus.
3
Di dalam kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
dilakukan kegiatan-kegiatan di bidang ekonomi, seperti sektor
perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan, pariwisata
dan bidang-bidang lain yang ditetapkan dalam Undang-undang
Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
4
hukum pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Sabang adalah Undang-undang No. 37 Tahun 2000 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 2
Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Sabang menjadi Undang-Undang. Namun hingga saat ini
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang tersebut
belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
a. Bidang Perizinan
b. Fasilitas Fiskal
5
pembebasan pajak pertambahan nilai, pembebasan pajak
penjualan atas barang mewah dan pembebasan cukai.
C. KESIMPULAN
6
b. Adanya insentif fiskal yang menarik dan konsisten yang diberikan
melalui pelayanan terpadu.
c. Prosedur impor-ekspor dipermudah melalui pelayanan terpadu.
d. Infrastruktur berupa ketersediaan air, listrik, telekomunikasi serta
jalan akses maupun pelabuhan harus dibangun secara terpadu.
e. Fasilitas pengolahan limbah disediakan oleh badan pengelola.
f. Dibentuk Unit Pelayanan Investasi Terpadu yang merupakan
pelayanan melalui satu atap berbagai perizinan yang dibutuhkan
oleh investor untuk mendirikan kegiatan investasi dalam kawasan.
g. Pada Unit Pelayanan Investasi Terpadu ini
ditempatkan/ditugaskan pejabat senior setingkat Eselon III dari
berbagai instansi terkait pusat dan daerah yang diberi wewenang
penuh untuk menandatangani berbagai dokumen/perizinan sesuai
kewenangan instansi masing-masing.
7
DAFTAR RIWAYAT PEKERJAAN