Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja disebut juga masa adolescence (tumbuh menjadi
dewasa). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi serta psikis dimana usianya antara 10-19 tahun dan
masa ini merupakan suatu periode pematangan organ reproduksi manusia, dan
sering disebut sebagai masa pubertas (Widiastuti, Rahmawati dan
Purnamaningrum, 2009). Yaitu waktu seorang perempuan mampu mengalami
konsepsi yaitu menstruasi/haid pertama, dan adanya mimpi basah pada anak
laki-laki. Pada masa tersebut remaja mengalami perkembangan seksual
diantaranya, kematangan organ seksual mulai berfungsi, baik untuk reproduksi
(menghasilkan keturunan) maupun rekresi (mendapat kesenangan)
(Moersintowati, 2002). Secara psikologis remaja mengalami perubahan dalam
aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral (Kusmiran, 2011).
Pengetahuan kesehatan reproduksi adalah kesempurnaan baik fisik
maupun mental seseorang berhubungan dengan sistem reproduksi, serta
kebebasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban untuk melakukan aktivitas
dan menjaga kesehatan organ-organ reproduksinya yang didapat melalui
proses penginderaan secara sadar. Penginderaan meliputi sumber informasi,
materi pembelajaran,fungsi organ reproduksi, cara merawat alat reproduksi
serta penyakit-penyakit yang berhubungan dengan alat-alat reproduksi dan
kontrol diri (Dianawati, 2008).
Pengetahuan remaja putri tentang hygiene menstruasi cenderung
belum adekuat, terlebih berhubungan dengan genetalia. Penanganan
kebersihan diri yang tidak benar dan tidak higienis juga dapat mengakibatkan
tumbuhnya mikroorganisme secara berlebihan dan akhirnya mengganggu
fungsi alat reproduksi (Ariyani,2009).
Perilaku yang kurang dalam merawat vulva hygiene saat menstruasi
seperti malas mengganti pembalut dapat menyebabkan infeksi jamur dan

1
2

bakteri ini terjadi saat menstruasi karena bakteri yang berkembang pada
pembalut. Personal hygiene saat menstruasi dapat dilakukan dengan cara
mengganti pembalut setiap 4 jam dalam sehari. Setelah mandi serta buang air,
vagina dikeringkan dengan tisue atau handuk agar tidak lembab. Pemakaian
celana dalam yang baik terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
(Solita, 2003).
Personal Hygiene adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif
untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit (Proverawati, 2009). Kebersihan perorangan atau
personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk menjaga kesejahteraan fisik dan psikis (Laily dan
Sulistyo, 2012). Salah satu dampak kurang dari menjaga personal hygine
adalah terjadinya keputihan.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Deskripsi Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Personal Hygiene Saat
Menstruasi Pada Siswi Kelas VIII di SMP N 1 Masaran”.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana Deskripsi Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas VIII di SMP N 1
Masaran?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisa deskripsi tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan
personal hygiene saat menstruasi pada Siswi Kelas VIII di SMP N 1
Masaran.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa tingkat pengetahuan personal hygiene saat menstruasi
pada Siswi Kelas VIII di SMP N 1 Masaran.
3

b. Menganalisa sikap personal hygiene saat menstruasi pada Siswi Kelas


VIII di SMP N 1 Masaran.
c. Menganalisa tindakan personal hygiene saat menstruasi pada Siswi
Kelas VIII di SMP N 1 Masaran

D. Manfaat Penelitian
1. Dapat digunakan sebagai bahan masukan, informasi dalam
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam edukasi personal
hygiene pada remaja putri saat menstruasi.
2. Sebagai bahan tambahan untuk pengetahuan dan informasi agar
dapat mengembangkan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Personal Hygeine Menstruasi


1. Pengertian
Definisi personal hygiene berasal daribahasa Yunani yang berarti personal
yaitu perorangan dan hygiene yaitu sehat. Kebersihan perorangan adalah
suatu usaha memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Hygiene adalah ilmu yang berkenaan dengan masalah kesehatan dan
berbagai usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan
(Manuaba, 2008). Menurut Patricia (2005) personal hygiene merupakan
peningkatan kesehatan melalui implementasi tindakan hygiene yang dapat
dilakukan saat menstruasi.
Tujuan dari perawatan selama menstruasi untuk pemeliharaan kebersihan
dan kesehtan individu yang dilakukan selama masa menstruasi sehingga
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan
derajat kesehatan seseorang (Patricia, 2005)
2. Faktor-faktor personal hygiene menurut Potter & Peny (2006)
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
perduli terhadap kebersihanya.
b. Praktek sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sikat, sabun,
pasta gigi, dan uang untuk menyediakannya.

4
5

d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat misalnya menstruasi dianggap darah kotor
sehingga seorang wanita harus diasingkan dan menjalani aktivitas
harian di dalam rumah adat khusu untuk wanita yang tengah
menstruasi.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang mengunakan produk tertentu dalam
perawatan diri.
g. Kondisi fisik
Pada kondisi sakit kemampuan merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
3. Indikator personal hygiene selama menstruasi menurut Patricia (2005)
a. Perawatan Kulit dan Wajah
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung,
sekresi, ekskresi, pengaturan temperatur, dan peka terhadap
rangasangan. Kulit memiliki tiga lapisan utama yaitu: epidermis,
dermis dan subkutan. Kulit sering kali merefleksikan perubahan pada
warna, ketebalan, tekstur, turgor dan temperatur (Patricia, 2005).
Perawatan wajah pada saat menstruasi terdiri dari perawatan dalam dan
perawatan luar. Perawatan dalam ini meliputi makan-makanan dengan
menu seimbang diperlukan untuk kesehatan kulit karena semua zat gizi
dan vitamin sangat penting bagi kulit. Perawatan dari luar dapat
dilakukan dengan pembersih dan pelembab (Patricia, 2005).
b. Kebersihan Rambut
Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting karena pada saat
menstruasi kulit kepala lebih berminyak dan berkeringat sehingga akan
memudahkan timbulnya ketombe dan mikroorganisme lain.
Agar kebersihan rambut dan kulit kepala terjaga, usahakan minimal
6

membersihkan rambut dua hari sekali. Kebersihan rambut bisa


membantu lancarnya sirkulasi darah pada kulit kepala, membantu
relaksasi dan membantu jaringan metabolisme agar tetap tumbuh
berkembang secara normal (Patricia, 2005).
Rambut pada alat genetalia luar berfungsi untuk kesehatan alat
kelamin, yaitu berguna merangsang pertumbuhan bakter baik yang
melawan bakteri jahat serta menghalangi masuknya benda asing kecil
ke dalam vagina, menjaga alat kelamin tetap hangat. Sehingga perlu
rajin menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur (Nugroho,
2010).
c. Kebersihan Tubuh dan Organ Genital
Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga
berlaku bagi kesehatan organ-organ genetalia. Udara yang panas
cenderung lembab dan berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita
lembab, terutama di bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan,
yang akan menyebabkan bakteri mudah berkembang biak,
menimbulkan bau yang tidak sedap dan juga menimbulkan penyakit
(Siswono, 2001).
Kebersihan tubuh pada saat menstruasi juga sangat penting
diperhatikan, dan sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan sabun mandi
biasa, pada saat mandi organ reproduksi luar perlu cermat dibersihkan.
(Varney, 2007). Menurut Siswono (2001), Tujuan perawatan selama
menstruasi pada alat reproduksi eksternal adalah sebagai yakni
menjaga kesehatan dan kebersihan vagina, membersihkan bekas
keringat dan bakteri yang ada di sekitar vulva di luar vagina,
mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal (3,5 - 4,5),
mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri, protozoa, mencegah
munculnya keputihan dan virus.
d. Kebersihan Pakaian Sehari-hari
M engganti pakaian setiap hari sangatlah penting terutama pakaian
dalam, menggunakan pakaian dalam yang kering dan menyerap
7

keringat (bahan katun atau kaos) karena pakaian dalam yang basah
akan mempermudah tumbuhnya jamur. Pakaian dalam yang telah
terkena darah sebaiknya direndam terlebih dahulu dan setelah kering
disetrika. Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat sebaiknya
dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan
akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan
teriritasi (Varney, 2007).
e. Penggunaan Pembalut
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah
terinfeksi, oleh karena itu kebersihan alat kelamin harus lebih dijaga
karena kuman mudah masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada
saluran reproduksi. Pilihlah pembalut yang bersih, tidak berwarna,
tidak mengandung parfum, dan daya serapnya tinggi, sehingga tetap
merasa nyaman selama menggunakannya. Sebaiknya pilih pembalut
yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan
dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa gatal .
Pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 4-5 kali atau
setiap setelah mandi, buang air kecil, dan buang air besar. Apabila di
permukaan pembalut telah ada gumpalan darah, segera ganti pembalut.
(Varney, 2007).
Menurut Pujiastuti (2003), kesalahan yang sering dilakukan saat
pemakaian pembalut: membuka dan memasang pembalut tanpa
mencuci tangan terlebih dahulu, menyimpan pembalut ditempat
lembab seperti kamar mandi, menggunakan pembalut yang telah
kadarluarsa, pemilihan pembalut tanpa mempertimbangkan kualitas
pembalut, memakai pembalut yang mengandung bahan penghilang
bau, serta pemakaian pembalut yang terlalu lama.
4. Dampak tidak menjaga personal hygiene saat menstruasi terhadap
kesehatan reproduksi wanita.
a. Dampak fisik, banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Antara
8

lain gangguan intergritas kulit, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psiko-sosial, masalah sosial yang berhubungan dengan
personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman (Tarwoto
dan Wartonah, 2010).
c. Timbul infeksi pada genetalia, infeksi ini timbul disesebabkan
oleh buruknya kebersihan di area vagina. Infeksi vagina yang umum
terjadi, seperti vaginitis bacterial, trichomonas vaginalis, dan
kandidiasis vulvovaginal dapat terjadi sepanjang kehidupan wanita.

B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
pengideraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba (Notoatmodjo, 2011)
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2011) Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis
besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu :
a. Tahu (know)
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau
mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
9

c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisa (analisys)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.
b. Media masa / sumber informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
10

d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu
4. Kategori pengetahuan
Pengukuran pengetahuan penulis menggunakan pengkategorian menurut
Machfoedz (2009) dalam Notoatmodjo (2011) yaitu:
a. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari
seluruh pernyataan.
b. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari
seluruh pernyataan.
c. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari
seluruh pernyataan.

C. Sikap
1. Pengertian
Thurstone dalam Yusuf (2006) berpendapat bahwa sikap merupakan suatu
tingkatan afeksi, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya
dengan objek-objek psikologis, seperti simbol, frase, slogan, orang,
lembaga, cita-cita dan gagasan.
Sikap adalah kumpulan perasaan, keyakinan dan kecenderungan perilaku
yang secara relatif berlangsung lama yang ditujukan kepada orang, ide,
obyek dan kelompok orang tertentu. Sikap merupakan suatu kondisi di
dalam diri seseorang yang mempengaruhi perilakunya terhadap obyek
sikap, misalnya kepatuhan pasien terhadap paramedis.
2. Aspek- aspek yang dibentuk oleh sikap Menurut Mar’at dalam Yusuf
(2006) sikap memiliki 3 (tiga) komponen yaitu:
11

a. Komponen kognisi yang berhubungan dengan keyakinan, ide dan


konsep. Keyakinan ini pada dasarnya berisikan apa yang dipikirkan
dan apa yang diyakini seseorang mengenai obyek sikap. Apa yang
diyakini dan dipikirkan tersebut belum tentu benar. Aspek keyakinan
ini bila kita kaitkan dengan pelayanan di sebuah rumah sakit sebagai
obyek sikap, aspek keyakinan ini antara lain dapat berupa pengetahuan
seseorang mengenai pola layanan dari rumah sakit bersangkutan.
Dalam hal ini, aspek keyakinan ini positif maka akan menumbuhkan
sikap positif, sedangkan bila negatif akan menumbuhkan sikap negatif
terhadap obyek sikap.
b. Komponen afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang.
Perasaan mencakup dua hal, yaitu perasaan senang ataupun tidak
senang terhadap sesuatu. Keadaan perasaan dalam diri seseorang
sangat berpengaruh besar terhadap penentuan sikap, sehingga
seringkali dikatakan bahwa sikap adalah refleksi dari perasaan senang
atau perasaan tidak senang terhadap obyek sikap. Tumbuhnya perasaan
senang ataupun tidak senang ini sebenarnya ditentukan pula oleh
keyakinan seseorang tentang obyek sikap. Umumnya, semakin banyak
aspek positif di dalam keyakinan maka akan semakin senang terhadap
obyek sikap, sebaliknya bila aspek negatif dalam keyakinan semakin
banyak maka akan muncul ketidaksenangan terhadap obyek sikap,
misalnya dalam proses pelayanan, semakin banyak hal positif yang
ditunjukkan oleh bidan dalam memberikan layanan kepada pasien,
maka semakin positif keyakinan dalam diri pribadi klien sehingga
mereka menjadi semakin senang terhadap pelayanan kesehatan
tersebut.
c. Komponen konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku.
Jika seseorang sudah menyenangi suatu obyek, maka ada
kecenderungan orang tersebut akan bergerak untuk mendekati orang
tersebut. Sebaliknya, bila seseorang tidak menyenangi obyek itu, maka
cenderung akan menjauhi obyek tersebut. Sebagai contoh dalam
12

pelayanan kesehatan di rumah sakit bila para pasien menyenangi sikap


para pelayan kesehatan dalam melayaninya maka pada suatu ketika
para pelanggan itu cenderung untuk datang kembali ke rumah sakit
yang bersangkutan. Namun bila sikap dari para pelayan kesehatan di
rumah sakit itu tidak disenangi pasien maka kemungkinan mereka
tidak akan kembali lagi ke rumah sakit yang bersangkutan.
3. Menurut Sartain ,dkk., dalam Yusuf (2006) ada empat faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor pengalaman khusus (specific experience)
Hal ini berarti bahwa sikap terhadap suatu objek itu terbentuk melalui
pengalaman khusus. Misalnya: pasien yang mendapat perlakuan baik
dari paramedis, baik dari sisi komunikasi maupun perawatannya, maka
akan terbentuk pada diri pasien sikap yang positif
b. Faktor komunikasi dengan orang lain (communication with other
people)
Banyak sikap individu yang terbentuk disebabkan oleh adanya
komunikasi dengan orang lain. Komunikasi itu baik langsung (face to
face) maupun tidak langsung, yaitu melalui media massa, seperti: TV,
radio, film, koran dan majalah.
c. Faktor model
Banyak sikap terbentuk terhadap sesuatu itu dengan melalui jalan
mengimitasi (meniru) suatu tingkah laku yang memadai model dirinya,
seperti perilaku orang tua, guru dan pemimpin.
d. Faktor lembaga-lembaga sosial (institutional)
Suatu lembaga dapat juga menjadi sumber yang mempengaruhi
terbentuknya sikap, seperti: lembaga keagamaan, organisasi
kemasyarakatan, dan lain-lain.
4. Tingkatan Perubahan Sikap
Perubahan sikap pada diri seseorang yang menerima komunikasi persuasif
ada tiga tingkatan, yaitu perubahan sikap yang didasarkan pada prinsip
13

kepatuhan (obedience), prinsip identifikasi (identification), dan proses


internalisasi (internalization).
5. Cara Mengukur Sikap
Menurut Azwar (2005) terdapat beberapa metode pengungkapan
(mengukur) Sikap, diantaranya:
a. Observasi perilaku
Untuk mengetahui Sikap seseorang terhadap sesuatu dapat
diperhatikan melalui perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu
indikator Sikap individu.
b. Pertanyaan langsung
Ada dua asumsi yang mendasari penggunaan metode pertanyaan
langsung guna mengungkapkan Sikap. Pertama, asumsi bahwa
individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri.
Kedua, asumsi keterusterangan bahwa manusia akan mengemukakan
secara terbuka apa yang dirasakannya. Oleh karena itu dalam metode
ini, jawaban yang diberikan oleh mereka yang ditanyai dijadikan
indikator Sikap mereka. Akan tetapi, metode ini akan menghasilkan
ukuran yang valid hanya apabila situasi dan kondisinya
memungkinkan kabebasan berpendapat tanpa tekanan psikologis
maupun fisik.
c. Pengungkapan langsung
Pengungkapan langsung (directh assessment) secara tertulis dapat
dilakukan dengan menggunakan item tunggal maupun dengan
menggunakan item ganda.
d. Skala Sikap
Skala Sikap (attitude scales) berupa kumpulan pernyataan-pernyataan
mengenai suatu objek Sikap. Salah satu sifat skala Sikap adalah isi
pernyataannya yang dapat berupa pernyataan langsung yang jelas
tujuan pengukurannya akan tetapi dapat pula berupa pernyataan tidak
langsung yang tampak kurang jelas tujuan pengukurannya bagi
responden.
14

e. Pengukuran terselubung
Dalam metode pengukuran terselubung (covert measures), objek
pengamatan bukan lagi perilaku yang tampak didasari atau sengaja
dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang
terjadi di luar kendali orang yang bersangkutan.

D. Tindakan
1. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku manusia adalah semua tindakan
atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup yang bersangkutan). Sedangkan dari segi
kepentingan kerangka analisis, perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
organisme tersebut baik dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Tingkatan Tindakan
Menurut Notoatmodjo (2014), praktik atau tindakan ini dapat dibedakan
menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yakni :
a. Praktik terpimpin (guided response), yaitu apabila subjek atau
seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada
tuntunan atau menggunakan panduan, contoh : seorang ibu
memeriksakan kehamilannya tetapi masih menunggu diingatkan oleh
bidan atau tetangganya
b. Praktik secara mekanisme (mechanism), yaitu apabila subjek atau
seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara
otomatis. Misal : seorang anak secara otomatis menggosok gigi setelah
makan, tanpa disuruh ibunya
c. Adopsi (adoption), yaitu suatu tindakan atau praktik yang sudah
berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau
mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau
15

perilaku yang berkualitas. Misalnya menggosok gigi, bukan sekedar


gosok gigi, melainkan dengan teknik teknik yang benar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional
analitik.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Masaran. Waktu penelitiannya
adalah bulan September 2017 sd Februari 2018.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
remaja putri / siswi kelas VIII SMP N 1 Masaran.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmojo, 2010). Tehnik sampling yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah “Random Sampling”
Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa
melakukan pengambilan sampel secara acak). Jika besar populasi (N)
diketahui, maka peneliti menggunakan diagram Nomogram Harry King
(Sugiyono, 2010) dengan tingkat kesalahan 5% dari populasi.

D. Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah 3 variabel yaitu:
1. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat
menstruasi meliputi :
a. Alat ukur : kuesioner
b. Skala pengukuran : pada saat pengukuran digunakan data kategorikal

14
15

1) Skor 1 kurang
2) Skor 2 cukup
3) Skor 3 baik
c. Jumlah soal : 16
2. Tingkat sikap remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi
meliputi:
a. Alat Ukur : Kuesioner
b. Skala pengukuran : pada saat pengukuran digunakan data kategorikal
1) Skor 1 salah
2) Skor 2 benar
c. Jumlah soal : 16
3. Tingkat sikap remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi
meliputi :
a. Alat ukur : kuesioner
b. Skala pengukuran : pada saat pengukuran digunakan data kategorikal
1) Skor 1 kurang
2) Skor 2 cukup
3) Skor 3 baik
c. Jumlah soal : 19

E. Instrumen
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
(Arikunto, 2006) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner yang di isi langsung oleh responden.

F. Teknik Analisis Data


Sebelum melaksanakan analisis data beberapa tahapan harus dilakukan
terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa
data tidak mendapat kendala. Tahapan tersebut terdiri dari:
1. Tahapan pengolahan data
a. Editing
16

Kegiatan penyuntingan data dilakukan setelah selesai melakukan rekap


data dari catatan wawancara dengan responden untuk menghindari
adanya kesalahan dalam pengambilan data atau adanya data yang tidak
jelas.
b. Coding
Kegiatan yang dilakukan dalam memberikan kode dari setiap
informasi yang telah terkumpul.
c. Pemindahan data (tabulasi)
Memasukkan data hasil tabulasi ke dalam master tabel.
2. Analisa data
Hasil penelitian ini disusun berdasarkan distribusi frekuensi dalam bentuk
tabel pada variabel pengetahuan, sikap dan tindakan menggunakan
Microsoft Excel atau SPSS 16.00.

Anda mungkin juga menyukai