Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca
termasuk unsur-unsur fisis yang terjadi didalamnya. Dalam mempelajari
meteorologi tidak terlepas dari unsur-unsur cuaca, dimana unsur cuaca ini
merupakan indikator yang dipakai untuk menentukan keadaan cuaca. Adapun
unsur-unsur cuaca utama dalam hal ini antara lain : radiasi matahari (lama sinaran,
intensitas sinaran), suhu udara, tekanan udara, angin (arah dan kecepatan),
kelembapan udara, keperawanan, dan juga curah hujan (total hujan, hari hujan,
dan intensitas hujan) (Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982).
Cuaca merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap berbagai
aktivitas kehidupan. Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer
bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca merupakan sebuah aktivitas fenomena ini
dalam waktu beberapa hari. Cuaca biasanya dinyatakan dengan besaran unsur
fisika atmosfer yang selanjutnya disebut unsur cuaca atau yang terdiri dari suhu
udara, kelembaban udara, tekanan udara, penerimaan radiasi matahari, lama
penyinaran matahari, kecepatan arah angin, penutupan awan, dan curah hujan.
Unsur-unsur ini diselidiki dan dicatat di Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) dengan stasiun-stasiun pembantunya tersebar di seluruh
Indonesia untuk kemudian diinformasikan kepada pihak yang memerlukan
(Marvin, Chris, dkk. 2008).
Iklim bisa diartikan sebagai kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang
panjang. Kota Samarinda yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir
sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya. Adanya musim kemarau dan
musim penghujan. Selain itu, karena letaknya di daerah khatulistiwa maka iklim
di Kota samarinda juga dipengaruhi oleh angin Muson, yaitu angin Muson Barat
Nopember - April dan angin Muson Timur Mei - Oktober. Namun dalam tahun-
tahun terakhir ini. Keadaan musim kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang
seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali atau
2

sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau bahkan terjadi


hujan dengan musim yang jauh lebih panjang (Sarjani. 2009).
Unsur cuaca dan iklim tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia,
karena sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat di suatu daerah, yang
berbeda lintang dan bujurnya. Cuaca sangat mempengaruhi jalannya suatu
transportasi darat, laut, dan udara. Tidak jarang kita mendengar jatuhnya pesawat
akibat cuaca buruk dan karamnya kapal akibat amukan badai guntur dan hujan
lebat. Untuk meminimalisir bencana diperlukan informasi cuaca setiap waktu.
Berbicara tentang cuaca dan unsur-unsurnya tidak terlepas dari unsur-unsur fisis
yang terlibat di dalamnya, antara lain seperti unsur konveksi yang menimbulkan
tumbuhnya awan-awan konvektif (Sarjani. 2009).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Samarinda memberikan
informasi cuaca pada tahun 2014 berupa database bulanan selama tahun 2014.
Data tersebut akan digunakan untuk membuat presentase dengan grafik
menggunakan microsoft excel 2007. Untuk mengetahui keadaan unsur-unsur
meteorologi kita harus melakukan pengamatan pada peralatan masing-masing
unsur-unsur meteorologi tersebut. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana
prinsip kerja dari peralatan meteorologi pada Stasiun Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika yang dapat memberi informasi tentang keadaan cuaca dan iklim.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cuaca ekstrim.
2. Untuk menganalisa kejadian cuaca ekstrim dengan metode pengamatan,
pengolahan data serta pemberian informasi tentang keadaan unsur
meteorologi dalam 1 tahun pengamatan yang terfokus pada parameter
suhu maksimum, kecepatan angin, jarak pandang, dan curah hujan di
stasiun BMKG Temindung tahun 2014 yang sudah ditentukan.
3

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1. Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cuaca ekstrim seperti
faktor meteorologi atau faktor klimatologi.
2. Dapat menganalisa dan mengolah data yang terfokus pada parameter suhu
maksimum, kecepatan angin, jarak pandang, dan curah hujan. Sehingga
mampu mendapatkan kesimpulan yang akan meyatakan lebih jelas tentang
faktor penyebab terjadinya cuaca ekstrim pada stasiun BMKG Temindung,
Samarinda Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai