Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca termasuk unsur-unsur fisis yang terjadi didalamnya. Dalam mempelajari meteorologi tidak terlepas dari unsur-unsur cuaca, dimana unsur cuaca ini merupakan indikator yang dipakai untuk menentukan keadaan cuaca. Adapun unsur-unsur cuaca utama dalam hal ini antara lain : radiasi matahari (lama sinaran, intensitas sinaran), suhu udara, tekanan udara, angin (arah dan kecepatan), kelembapan udara, keperawanan, dan juga curah hujan (total hujan, hari hujan, dan intensitas hujan) (Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982). Cuaca merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca biasanya dinyatakan dengan besaran unsur fisika atmosfer yang selanjutnya disebut unsur cuaca atau yang terdiri dari suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, penerimaan radiasi matahari, lama penyinaran matahari, kecepatan arah angin, penutupan awan, dan curah hujan. Unsur-unsur ini diselidiki dan dicatat di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan stasiun-stasiun pembantunya tersebar di seluruh Indonesia untuk kemudian diinformasikan kepada pihak yang memerlukan (Marvin, Chris, dkk. 2008). Iklim bisa diartikan sebagai kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Kota Samarinda yang beriklim tropis mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah Indonesia pada umumnya. Adanya musim kemarau dan musim penghujan. Selain itu, karena letaknya di daerah khatulistiwa maka iklim di Kota samarinda juga dipengaruhi oleh angin Muson, yaitu angin Muson Barat Nopember - April dan angin Muson Timur Mei - Oktober. Namun dalam tahun- tahun terakhir ini. Keadaan musim kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali atau 2
sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau bahkan terjadi
hujan dengan musim yang jauh lebih panjang (Sarjani. 2009). Unsur cuaca dan iklim tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat di suatu daerah, yang berbeda lintang dan bujurnya. Cuaca sangat mempengaruhi jalannya suatu transportasi darat, laut, dan udara. Tidak jarang kita mendengar jatuhnya pesawat akibat cuaca buruk dan karamnya kapal akibat amukan badai guntur dan hujan lebat. Untuk meminimalisir bencana diperlukan informasi cuaca setiap waktu. Berbicara tentang cuaca dan unsur-unsurnya tidak terlepas dari unsur-unsur fisis yang terlibat di dalamnya, antara lain seperti unsur konveksi yang menimbulkan tumbuhnya awan-awan konvektif (Sarjani. 2009). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Samarinda memberikan informasi cuaca pada tahun 2014 berupa database bulanan selama tahun 2014. Data tersebut akan digunakan untuk membuat presentase dengan grafik menggunakan microsoft excel 2007. Untuk mengetahui keadaan unsur-unsur meteorologi kita harus melakukan pengamatan pada peralatan masing-masing unsur-unsur meteorologi tersebut. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana prinsip kerja dari peralatan meteorologi pada Stasiun Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang dapat memberi informasi tentang keadaan cuaca dan iklim.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cuaca ekstrim. 2. Untuk menganalisa kejadian cuaca ekstrim dengan metode pengamatan, pengolahan data serta pemberian informasi tentang keadaan unsur meteorologi dalam 1 tahun pengamatan yang terfokus pada parameter suhu maksimum, kecepatan angin, jarak pandang, dan curah hujan di stasiun BMKG Temindung tahun 2014 yang sudah ditentukan. 3
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1. Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya cuaca ekstrim seperti faktor meteorologi atau faktor klimatologi. 2. Dapat menganalisa dan mengolah data yang terfokus pada parameter suhu maksimum, kecepatan angin, jarak pandang, dan curah hujan. Sehingga mampu mendapatkan kesimpulan yang akan meyatakan lebih jelas tentang faktor penyebab terjadinya cuaca ekstrim pada stasiun BMKG Temindung, Samarinda Tahun 2014