Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KOMPONEN BUDAYA DAN KOMPONEN KETRAMPILAN SEBAGAI BAHAN


PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL DI SD
Dosen Pengampu : Atip Nurharini, S.pd, M.pd.

Disusun Oleh :

1. Ahmad Fahmi Saifuddin (1401416411)


2. Rebecca Felicia (1401416417)
3. Fera Kusumaningrum (1401416419)

ROMBEL 13

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia terdiri dari lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku
bangsa yang mempunyai berbagai macam adapt-istiadat, bahasa, kebudayaan, agama,
kepercayaan dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat didarat, laut,
flora fauna dan berbagai hasil tambang yang semuanya merupakan sumber daya alam.

Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang
luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan
masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan,
industri rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis), perkebunan,
perikanan perternakan, pertaqnian holtikultura, kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan
hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan dan keseimbangan yang dinamis.

Kurikulum kecuali mengacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan ilmu


dan teknologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Penyusunan kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat tersebut disebut
“Kurikulum Muatan Lokal“. Kurikulum muatan lokal keberadaan di Indonesia telah
dikuatkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang pelaksanaannya
telah dijabarkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah
Nomor 173/-C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1. Apakah Pengertian Ketrampilan dalam Pembelajaran Muatan Lokal?

1.2.2. Bagaimanakah Komponen Ketrampilan Sebagai bahan Pembelajaran Mulok?

1.2.3. Apakah Pengertian Budaya dalam Pembelajaran Muatan Lokal?

1.2.4. Bagaimanakah Komponen Budaya Sebagai bahan Pembelajaran Mulok?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1. Untuk mengetahui Pengertian Ketrampilan dalam Pembelajaran Muatan Lokal.

1.3.2. Untuk mengetahui Komponen Ketrampilan Sebagai bahan Pembelajaran Mulok.

1.3.3. Untuk mengetahui Pengertian Budaya dalam Pembelajaran Muatan Lokal.

1.3.4. Untuk mengetahui Komponen Budaya Sebagai bahan Pembelajaran Mulok.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketrampilan dalam Pembelajaran Muatan Lokal

Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran di sekolah


adalah usaha untuk memiliki keahlian yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Keahlian
yang dimaksud juga dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang harus diasah melalui
berbagai cara, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah pembelajaran keterampilan.

Penentuan isi dan bahan pelajaran muatan lokal didasarkan pada keadaan dan
kebutuhan lingkungan, yang dituangkan dalam mata pelajaran dengan alokasi waktu
yang berdiri sendiri. Adapun materi dan isinya ditentukan oleh satuan pendidikan, yang
dalam pelaksanaannya merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah.

Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada
dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial serta lingkungan
budaya.Lingkungan alam adalah lingkungan alamiah yang ada di sekitar, berupa benda-
benda mati yang terbagi dalam empat kelompok lingkungan, yaitu pantai, dataran rendah
termasuk di dalamnya daerah aliran sungai, dataran tinggi dan pegunungan atau gunung.
Dengan kata lain, lingkungan alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup, dimana
tempat makhluk hidup tinggal dan membentuk ekosistem.

Lingkungan budaya adalah daerah dalam pola kehidupan masyarakat yang


berbentuk bahasa daerah, seni daerah, adat istiadat daerah, serta tatacara dan tatakrama
khas daerah.

Selain itu juga termasuk keterampilan untuk mengembangkan kemampuan dari


dalam diri seseorang. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan
muatan lokal keterampilan adalah suatu upaya pembelajaran yang diberikan berupa mata
pelajaran yang berkaitan untuk meningkatkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Isi
dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan
lingkungan budaya yang ada di daerah tersebut dan wajib diikuti oleh seluruh perta didik.
Selain itu juga dapat diarahkan dengan pembelajaran keterampilan, agar siswa dapat
mengetahui potensi dasar yang dimiliki.

2.2 Komponen Ketrampilan Sebagai bahan Pembelajaran Mulok

Jenis ketrampilan yang termasuk dalam rumpun Muatan Lokal di SD cukup banyak
, namun untuk mempermudah mempelajari dikelompokan menjadi dua kelompok besar.

1. Keterampilan hidup (life skill)

Keterampilan hidup (life skills) merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap
individu baik dari keterampilan fisik, mental, emosional, spiritual, kejuruan, dan
keterampilan menghadapi kesulitan. Berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat
berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang memungkinkan seseorang
mampu menghadapi tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif.
Komponen Ketrampilan Hidup (Life Skill ) antara lain yang dapat dikembangkan
menjadi bahan pembelajaran mulok antara lain di bidang :

 Kelompok Ketrampilan Pertanian

Meliputi persawahan,perkebunan,perikanan,perternakan,kehutanan dll.Adapun


tujuan umum bahan kajian pertanian agar siswa memiliki kemampuan dasar,
pengetahuan dan keterampilan cara bertani dan buudidaya tanaman yang baik dan benar
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan serta tingkat pengalaman siswa SD.

Secara khusus siswa diharapkan memahami berbagai jenis tanaman


menurutpenggolongan, penyediaan lahan, pembibitan, cara menanam, cara memberikan
pupuk dan memanen. Selain itu siswa juga diharapkan dapat mempunyai wawasan yang
dapat diterapkan dalam praktik, dengan cara yang lebih modern dan lebih efektif
sehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

 Kelompok Ketrampilan Jasa

Tujuannya agar siswa dapat memiliki pengetahuan teknik dan wawasan mengenai
berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan jasa.

Misalnya keterampilan memperbaiki sepeda motor, ketrampilan melayani pembeli


di toko, ketrampilan menghitung dan mengatur pembukuan dll.

Dengan mengenal ketrampilan jasa , akan timbul perasaan keinginan siswa, kelak
jika mereka besar akan melakukan hal-hal seperti itu. Selain itu untuk memberikan
pengetahuan yang ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Kelompok Ketrampilan Teknik Kerumahtanggan

Untuk Sekolah Dasar yang mencakup kelompok ini adalah mesin sederhana
elektronika sederhana, alat-alat rumah tangga, listrik rumah tangga, kerja batu dan kerja
kayu.

Tujuannya agar siswa dapat menanamkan dan menggembangkan kemampuan dan


sikap siswa dalam menggunakanalat, membuat memasang/merakit,
merawat/memperbaiki / memelihara, mengadakan improvisasi dll serta memberikan
kegiatan olah tangan dan teknologi.

2. Keterampilan Kejuruan

Kemampuan atau keterampilan khusus (kejuruan) yang dimiliki oleh seseorang


dalam bidang non akademik.Kemampuan dalam berwirausaha sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk dapat bekerja secara mandiri

Komponen Ketrampilan Kejuruan antara lain yang dapat dikembangkan menjadi


bahan pembelajaran mulok antara lain di bidang :
1). Kelompok Ketrampilan Teknologi

Meliputi pendidikan computer , mesin foto copy, mesin stensil dan lain-lain.

Tujuannya untuk memperkenalkan secara dini hasil teknologi yang digunakan di


masyarakat, cara penaganan dan pemeliharaannya. Dengan pendidikan computer tujuan
tambahan yang ingin dicapai agar siswa dapat melakukan pekerjaan kreatif, menjalankan
program-program pengolahan kata untuk menulis, melatih siswa berpikir logis, dapat
menggunakan computer untuk membantunya belajar materi lain dan lain-lain.

2). Kelompok Kerajian tangan

Meliputi kerajian ulir, kerajianan anyam, kerajianan logam, dan kerajianan


batik.Tujuan pembelajarannya adalah memberikan ketrampilan dasar tentang lingkungan
dan manfaatnya serta konsep-konsep hidup yang mandiri sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Bagi siswa SD, tujuannya untuk
memperkenalkan berbagai jenis kerajianan yang dimiliki dan agar tumbuh penghargaan
rasa memiliki.

2.3 Pengertian Budaya dalam Pembelajaran Muatan Lokal

Dalam muatan lokal yang termasuk ke dalam rumpun budaya antara lain: Seni
Rupa, Seni Suara, Seni Tari, Seni Peran, Budaya Tradisional, Budi Pekerti, Olah raga
Tradisional, dan lain-lain. Di Sumatera dan pulau-pulau lain Aksara Arab Melayu dan
Tulisan Arab Melayu sampai sekarang ini masih sangat populer dan perlu diajarkan
sebagai salah satu bahan kajian. Karena buku-buku warisan Kerajaan Islam Melayu
masih banyak tersimpan di pesantren-pesentren daerah Riau, bahkan bagi orang-orang
tua yang masih hidup banyak menggunakan Aksara Arab Melayu ini sebagai alat
komunikasi secara tertulis.
Tujuan kurikulum muatan lokal adalah siswa diharapkan dapat menjadi akrab
dengan lingkungan, khusunya lingkungan budaya yang sudah dimiliki oleh masyarakat
dan hidup di masyarakat tersebut sampai sekarang. Maka khusus untuk kesenian daerah
disebutkan, tujuan yang diharapkan adalah mengembangkan bakat dan potensi kesenian
daerah ang dimiliki oleh para siswa, serta untuk berperan serta dalam melestarikan
budaya daerah yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Pendekatan yang tepat terhadap rumpun budaya adalah dengan pendekatan
“menyatupadu”. Di dalam pendekatan tersebut siswa merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan budaya yang dipelajari. Siswa harus masuk ke dalam budaya,
menceburkan diri, masuk ke dalamnya. Jika kegiatan budaya tidak ada dalam arti tidak
ada kegiatan budaya di lingkungan siswa, maka dapat dibuat tiruan atau simulasi
(berpura-pura). Misalnya budaya berpantun di Masyarakat Melayu, atau memainkan
wayang di Jawa. Dengan demikian siswa merasa meyatupadu dalam kegiatan budaya
lokal.
Alasan adanya keharusan menyatu padu dengan budaya lokal adalah agar di dalam
diri siswa dapat terjadi proses internalisasi (mendarahdaging). Terjadinya proses
internalisasi dalam diri siswa terhadap budaya lokal, yaitu:
1. Mengamati dengan seluruh indera
Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari siswa telah melakukan pengamatan
dengan seluruh inderanya terhadap nilai budaya lingkungannya. Tapi untuk lebih
mendekatkan kembali siswa denga budaya lokalnya perlu dirangsang kembali untuk
mengamati objek kajadian atau kegiatan.
Contohnya siswa diajak mengamati upacara selapanan:
a. Dengan indera mata, siswa melihat urutan peristiwa yang dilalui dalam upacara
selapanan
b. Dengan telinga (indera pendengar), siswa mendengar pidato tentang maksud
upacara selapanan.
c. Dengan indera peraba, siswa diminta meraba sesaji yang ditata di tempat uapcara,
satu demu satu, bertanya tentang makna masing-masing simbul.
d. Dengan penciuman, siswa diminta untuk membau/mencium berbagai benda yang
khusu disajikan untuk upacara.
e. Dengan pengecapan, siswa diminta untuk mencicipi makanan yang khas untuk
peristiwa selapanan.
f. Dengan indera kinestis (penggerak oto dan syaraf), siswa diminta untuk
menirukan gerak-gerak yang dilakukan oleh petugas khusus sehubungan dengan
upacara tersebut.
2. Memahami seluruh aspek
Jika langkah pertama berjalan dengan lancar,dan siswa tersebut mengikutinya
secara keseluruhan, secarara tidak langsung siswa tersebut sudah mengguanakan seluruh
kemampuan untuk mengamati secra cermat.
3. Merasa memilki
Dengan menceritakan peristiwa upacara selapanan siswa akan merasa banggga
kerena sudah menyaksikan peristiwa unuk yang hanya ada di daerahnya.
4. Mencintai
Menumbuhkan ra mencintai terhadap budaya juga masalah sulit. Yang lebih efektif
adalah guru sendiri memberi contoh, bukan hanyabercerita tetapi melihat secara
langsung. Jika upacara selametan dilakuakn secara berhari-hari dan berkali-kali, maka
rasa memiliki tersebut dapat berkembang menjadi rasa cinta.
5. Bersedia melakukan sesuatu
Inilah tahap yang paling tinggi dari proses internalisasi suatu budaya pada diri
siswa. Jika siswa sudah sampai pada tingkat mencintai, biasanya demi cinta itu, siwa
bersedia melakuakan sesuatu untuk hal yang dicintainya.
2.4 Komponen Budaya Sebagai bahan Pembelajaran Mulok

Ilmu budaya dasar muatan lokal merupakan bagian dari ilmu budaya dasar
nasional. Dimasukkannya muatan lokal dalam ilmu budaya dasar nasional adalah untuk
menyelaraskan apa yang diberikan kepada siswa dengan kebutuhan dan kondisi yang ada
di daerahnya; mengoptimalkan potensi dan sumber belajar yang ada di sekitarnya bagi
kepentingan siswa; menumbuhkan dan mengembangkan minat, perhatian siswa sesuai
dengan kebutuhan yang ada di sekitarnya; memperkenalkan dan menanamkan kehidupan
sosial budaya serta nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pada siswa
sedini mungkin (Sudjana:1989).
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan
bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah
masing-masing (Depdikbud dalam Erry Utomo, 1997: 1). Jenis ketrampilan yang termasuk
dalam rumpun Muatan Lokal di SD cukup banyak , namun untuk mempermudah mempelajari
dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu keterampilan hidup dan keterampilan
kejurusan.

Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan murid
agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku
bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam ,kualitas sosial, dan
kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.
Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan,
yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
https://win134.wordpress.com/2015/04/23/komponen-ketrampilan-sebagai-bahan-
pembelajaran-muatan-lokal/
http://sitirohmaniyah-nia.blogspot.com/2014/05/pendukung-kurikulum-mulok-dan-
komponen.html

Anda mungkin juga menyukai