Mulok
Mulok
Disusun Oleh :
ROMBEL 13
PENDAHULUAN
Indonesia terdiri dari lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku
bangsa yang mempunyai berbagai macam adapt-istiadat, bahasa, kebudayaan, agama,
kepercayaan dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat didarat, laut,
flora fauna dan berbagai hasil tambang yang semuanya merupakan sumber daya alam.
Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang
luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan
masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan,
industri rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis), perkebunan,
perikanan perternakan, pertaqnian holtikultura, kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan
hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan dan keseimbangan yang dinamis.
PEMBAHASAN
Penentuan isi dan bahan pelajaran muatan lokal didasarkan pada keadaan dan
kebutuhan lingkungan, yang dituangkan dalam mata pelajaran dengan alokasi waktu
yang berdiri sendiri. Adapun materi dan isinya ditentukan oleh satuan pendidikan, yang
dalam pelaksanaannya merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah.
Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada
dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial serta lingkungan
budaya.Lingkungan alam adalah lingkungan alamiah yang ada di sekitar, berupa benda-
benda mati yang terbagi dalam empat kelompok lingkungan, yaitu pantai, dataran rendah
termasuk di dalamnya daerah aliran sungai, dataran tinggi dan pegunungan atau gunung.
Dengan kata lain, lingkungan alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup, dimana
tempat makhluk hidup tinggal dan membentuk ekosistem.
Jenis ketrampilan yang termasuk dalam rumpun Muatan Lokal di SD cukup banyak
, namun untuk mempermudah mempelajari dikelompokan menjadi dua kelompok besar.
Keterampilan hidup (life skills) merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap
individu baik dari keterampilan fisik, mental, emosional, spiritual, kejuruan, dan
keterampilan menghadapi kesulitan. Berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat
berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang memungkinkan seseorang
mampu menghadapi tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif.
Komponen Ketrampilan Hidup (Life Skill ) antara lain yang dapat dikembangkan
menjadi bahan pembelajaran mulok antara lain di bidang :
Tujuannya agar siswa dapat memiliki pengetahuan teknik dan wawasan mengenai
berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan jasa.
Dengan mengenal ketrampilan jasa , akan timbul perasaan keinginan siswa, kelak
jika mereka besar akan melakukan hal-hal seperti itu. Selain itu untuk memberikan
pengetahuan yang ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk Sekolah Dasar yang mencakup kelompok ini adalah mesin sederhana
elektronika sederhana, alat-alat rumah tangga, listrik rumah tangga, kerja batu dan kerja
kayu.
2. Keterampilan Kejuruan
Meliputi pendidikan computer , mesin foto copy, mesin stensil dan lain-lain.
Dalam muatan lokal yang termasuk ke dalam rumpun budaya antara lain: Seni
Rupa, Seni Suara, Seni Tari, Seni Peran, Budaya Tradisional, Budi Pekerti, Olah raga
Tradisional, dan lain-lain. Di Sumatera dan pulau-pulau lain Aksara Arab Melayu dan
Tulisan Arab Melayu sampai sekarang ini masih sangat populer dan perlu diajarkan
sebagai salah satu bahan kajian. Karena buku-buku warisan Kerajaan Islam Melayu
masih banyak tersimpan di pesantren-pesentren daerah Riau, bahkan bagi orang-orang
tua yang masih hidup banyak menggunakan Aksara Arab Melayu ini sebagai alat
komunikasi secara tertulis.
Tujuan kurikulum muatan lokal adalah siswa diharapkan dapat menjadi akrab
dengan lingkungan, khusunya lingkungan budaya yang sudah dimiliki oleh masyarakat
dan hidup di masyarakat tersebut sampai sekarang. Maka khusus untuk kesenian daerah
disebutkan, tujuan yang diharapkan adalah mengembangkan bakat dan potensi kesenian
daerah ang dimiliki oleh para siswa, serta untuk berperan serta dalam melestarikan
budaya daerah yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Pendekatan yang tepat terhadap rumpun budaya adalah dengan pendekatan
“menyatupadu”. Di dalam pendekatan tersebut siswa merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan budaya yang dipelajari. Siswa harus masuk ke dalam budaya,
menceburkan diri, masuk ke dalamnya. Jika kegiatan budaya tidak ada dalam arti tidak
ada kegiatan budaya di lingkungan siswa, maka dapat dibuat tiruan atau simulasi
(berpura-pura). Misalnya budaya berpantun di Masyarakat Melayu, atau memainkan
wayang di Jawa. Dengan demikian siswa merasa meyatupadu dalam kegiatan budaya
lokal.
Alasan adanya keharusan menyatu padu dengan budaya lokal adalah agar di dalam
diri siswa dapat terjadi proses internalisasi (mendarahdaging). Terjadinya proses
internalisasi dalam diri siswa terhadap budaya lokal, yaitu:
1. Mengamati dengan seluruh indera
Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari siswa telah melakukan pengamatan
dengan seluruh inderanya terhadap nilai budaya lingkungannya. Tapi untuk lebih
mendekatkan kembali siswa denga budaya lokalnya perlu dirangsang kembali untuk
mengamati objek kajadian atau kegiatan.
Contohnya siswa diajak mengamati upacara selapanan:
a. Dengan indera mata, siswa melihat urutan peristiwa yang dilalui dalam upacara
selapanan
b. Dengan telinga (indera pendengar), siswa mendengar pidato tentang maksud
upacara selapanan.
c. Dengan indera peraba, siswa diminta meraba sesaji yang ditata di tempat uapcara,
satu demu satu, bertanya tentang makna masing-masing simbul.
d. Dengan penciuman, siswa diminta untuk membau/mencium berbagai benda yang
khusu disajikan untuk upacara.
e. Dengan pengecapan, siswa diminta untuk mencicipi makanan yang khas untuk
peristiwa selapanan.
f. Dengan indera kinestis (penggerak oto dan syaraf), siswa diminta untuk
menirukan gerak-gerak yang dilakukan oleh petugas khusus sehubungan dengan
upacara tersebut.
2. Memahami seluruh aspek
Jika langkah pertama berjalan dengan lancar,dan siswa tersebut mengikutinya
secara keseluruhan, secarara tidak langsung siswa tersebut sudah mengguanakan seluruh
kemampuan untuk mengamati secra cermat.
3. Merasa memilki
Dengan menceritakan peristiwa upacara selapanan siswa akan merasa banggga
kerena sudah menyaksikan peristiwa unuk yang hanya ada di daerahnya.
4. Mencintai
Menumbuhkan ra mencintai terhadap budaya juga masalah sulit. Yang lebih efektif
adalah guru sendiri memberi contoh, bukan hanyabercerita tetapi melihat secara
langsung. Jika upacara selametan dilakuakn secara berhari-hari dan berkali-kali, maka
rasa memiliki tersebut dapat berkembang menjadi rasa cinta.
5. Bersedia melakukan sesuatu
Inilah tahap yang paling tinggi dari proses internalisasi suatu budaya pada diri
siswa. Jika siswa sudah sampai pada tingkat mencintai, biasanya demi cinta itu, siwa
bersedia melakuakan sesuatu untuk hal yang dicintainya.
2.4 Komponen Budaya Sebagai bahan Pembelajaran Mulok
Ilmu budaya dasar muatan lokal merupakan bagian dari ilmu budaya dasar
nasional. Dimasukkannya muatan lokal dalam ilmu budaya dasar nasional adalah untuk
menyelaraskan apa yang diberikan kepada siswa dengan kebutuhan dan kondisi yang ada
di daerahnya; mengoptimalkan potensi dan sumber belajar yang ada di sekitarnya bagi
kepentingan siswa; menumbuhkan dan mengembangkan minat, perhatian siswa sesuai
dengan kebutuhan yang ada di sekitarnya; memperkenalkan dan menanamkan kehidupan
sosial budaya serta nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pada siswa
sedini mungkin (Sudjana:1989).
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan
bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah
masing-masing (Depdikbud dalam Erry Utomo, 1997: 1). Jenis ketrampilan yang termasuk
dalam rumpun Muatan Lokal di SD cukup banyak , namun untuk mempermudah mempelajari
dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu keterampilan hidup dan keterampilan
kejurusan.
Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan murid
agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku
bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam ,kualitas sosial, dan
kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.
Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan,
yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
https://win134.wordpress.com/2015/04/23/komponen-ketrampilan-sebagai-bahan-
pembelajaran-muatan-lokal/
http://sitirohmaniyah-nia.blogspot.com/2014/05/pendukung-kurikulum-mulok-dan-
komponen.html