Anda di halaman 1dari 8

.

Tentang whole language


Guided Writing
Guided writing adalah menulis terbimbing dimana peran guru adalah sebagai fasilitator sehingga
guru hanya membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya
dengan jelas, sistematis, dan menarik. Dan dalam hal ini guru bertindak sebagai pendorong
bukan pengatur.
7. Independent Reading
Independent reading atau membaca bebas adalah kegiatan membaca, dimana siswa
berkesempatan untuk menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya.
8. Independent Writing
Independent writing atau menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis,
meningkatkan kebiasaan menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menulis
bebas siswa mempunyai kesempatan untuk menulis tanpa ada intervensi dari guru. Siswa
bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses menulis. Jenis menulis yang termasuk dalam
independent writing, antara lain menulis jurnal, dan menulis respons.

C. CIRI – CIRI KELAS WHOLE LANGUAGE


Ada tujuh ciri yang menandakan kelas whole language antara lain :
1. Kelas yang menerapkan whole language penuh dengan barang cetakan.
2. Di kelas whole language siswa belajar melalui model atau contoh.
3. Di kelas whole language siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
4. Di kelas whole language siswa berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran.
5. Di kelas whole language siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran bermakna.
6. Di kelas whole language siswa berani mengambil resiko dan bebas bereksperimen.
7. Di kelas whole language siswa mendapat balikan (feedback) positif dari guru maupun
temannya
D. PENILAIAN DALAM KELAS WHOLE LANGUAGE
Di dalam kelas whole language, guru senantiasa memperhatikan kegiatan yang dilakukan
siswa. Secara informal, selama pembelajaran berlangsung, guru memperhatikan siswa menulis,
mendengarkan siswa berdiskusi baik dalam kelompok ataupun diskusi kelas. Ketika siswa
bercakap – cakap dengan temannya atau dengan guru, penilaian juga dilakukan, bahkan guru
juga memberikan penilaian saat siswa bermain selama waktu istirahat.
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
A. HAKIKAT PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar
mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan
hasil belajar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesiapun pendekatan ini amat cocok digunakan.
Apalagi, seperti telah kita ketahui, perkembangan yang cepat, khususnya dengan kosakata yang
kita gunakan. Misalnya, kata laman.
B. PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Pendekatan keterampilan proses memang lebih memfokuskan kegiatan belajar-mengajar pada
proses pemerolehan hasil belajar atau pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Pendekatan ini
merupakan pemberian/menumbuhkan kemampuan-kemampuan, seperti :
1. Kemampuan Mengamati
Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa
digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan
kriteria tertentu berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah pengamatan dan menulis
hasilnya.
2. Kemampuan Menghitung
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang
penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan
semua manusia memerlukan kemampuan ini.
3. Kemampuan Mengukur
Dasar dari kegiatan pengukuran ini adalah perbandingan. Dalam pengajaran apresiasi sastra,
misalnya, kegiatan pengukuran ini dapat berupa telaah terhadap suatu karya satra dengan
menggunakan kriteria nilai-nilai estetika, moral, dan nilai pendidikan.
4. Kemampuan Mengklasifikasi
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kemampuan ini, misalnya berupa kemampuan
membedakan antara opini dan fakta dalam suatu wacana dan mengelompokkan karya sastra
berdasarkan cirri strukturnya.
5. Kemampuan Menemukan Hubungan
Yang termasuk dalam kemampuan ini adlah fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan
waktu.
6. Kemampuan Membuat Prediksi
Kemampuan membuat prediksi atau pemikiran yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam teori penelitian,
kemampuan membuat prediksi ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis.
7. Kemampuan Melaksanakan Penelitian
Dalam pembelajarn bahasa Indonesia, siswa dilatih untuk mengadakan pengamatan atau
observasi serta melaporkan hasil pengamatannya itu.
8. Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, anak-anak dilatih untuk mengumpulkan data dalam
pengamatan lapangan, kemudian menganalisis data tersebut dan membuat kesimpulan.
9. Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, misalnya siswa dilatih untuk menyusun laporan hasil
pengamatannya, kemudian mempresentasikannya di depan kelas dalam sebuah kegiatan diskusi.

C. STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


BERDASARKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Strategi merupakan dasr, asa, kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan keterampilan
proses di dalamnya mencakup dua komponen, yakni Pengorganisasian kelas serta Metode dan
Teknik Belajar-mengajar.
1. Pengorganisasian Kelas
Pendekatan ini menghendaki para guru dapat mengorganisasikan kelas sebaik-baiknya, sehingga
dapat tercipta suasana kelas yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Secara fisik,
pengelolaan kelas, antara lain berupa pengaturan ruang kelas yang meliputi tempat duduk siswa,
letak papan tulis, meja guru, rak-rak buku, almari, dan media pembelajaran. Sementara itu,
pengorganisasian kelas yang bersifat nonfisik meliputi pengelolaan suasana kelas yang
memungkinkan anak merasa aman, gembira, bersemangat, dan bergairah untuk belajar.
2. Metode Teknik Belajar-Mengajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan sebagai cara teratur
yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki. Sementar itu, teknik diartikan sebagai metode atau system mengerjakan sesuatu
(KBBI, 2001:1158). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada
implementasi perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia di depan kelas. Secara garis besar
beberapa teknik penyajian pembelajaran yang sering digunakan adalah berikut:
a. Ceramah
b. Diskusi :
1) Diskusi kelas,
2) Diskusi kelompok;
c. Resitasi

MODUL 3 Kajian Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Aspek-aspek bahasa yang tercantum dalam kurikulum KBK SD


1. Menyimak
Keterampilan menyimak melatih berfikir/bernalar siswa sehingga siswa dapat menerima,
memahami, mengidentifikasi, dan mereaksi informasi yang diterimanya.
2. Berbicara
Pada masa kanak-kanak kemampuan berbicara berkembang sangat cepat, penambahan kosa kata
semakin hari semakin bertambah pula. Untuk itu pada masa kanak-kanakinilah kemampuan
berbicara mulai diajarkan. Dalam pembelajaran disekolah kegiatan inidapat diawali dengan
berbicara di depan kelas, misalnya memperkenalkan diri, bertanya jawab dengan teman, bercerita
tentang pengalaman, menceritakan gambar, dsb.
3. Membaca
Pembelajaran membaca di SD dibagi dalam dua bagian, yaitu:
a. Membaca permulaan di kelas 1 dan 2
Membaca permulaan bertujuan untuk pengenalan huruf, suku kata, kata,kalimat, dan mampu
membaca dalam berbagai konteks.
b. Membaca lanjutan di kelas 3 ke atas
Membaca di SD dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Membaca teknik
Kegiatan membaca teknik bertujuan untuk melatih menyuarakan lambang-lambang tulisan
dengan lafal yang benar ddan intonasi yang wajar.
2) Membaca dalam hati
Membaca dalam hati mulai diajarkan dikelas 2. Membaca ini perlu segera dilatih setelah siswa
mengetahui semua huruf. Bahan bacaan yang diberikan sesuai dengan kemapuan siswa.
3) Membaca pemahaman
membaca ini mulai diajarkan di kelas 3, yaitu membaca tanpa suara untuk memahami isi bacaan.
4) Membaca indah
pada dasarnya membaca indah sama dengan membaca teknik tetapi bahan bacaannya berupa
puisi atau fiksi. Sehingga membaca indah bersifat apresiatif.
5) Membaca cepat
Membaca cepat mulai diajarkan di kelas 4. membaca cepat dengan memberikan teknik gerakan
mata ketika membaca. Dan guru menentukan waktu untuk selesainya membaca sesuai dengan
tingkat kesukaran bahan bacaan.
6) Membaca pustaka
membaca pustaka diajarkan untuk mengembangkan sikap minat baca pada anak. Untuk itu
sekolah perlu menyediakan sarana yaitu ruang perpustakaan dan buku-buku yang memadai, baik
dalam jumlah maupun penataannya.
7) Membaca bahasa
Membaca bahasa bertujuan untuk penekannya pada aspek memahami kebahasaan. Antara lain
makna penggunaan kata, pemakaian imbuhan, ungkapan, serta kalimat.
4. Menulis
Menulis di SD , baik GBPP 1994 maupun KBK , terdiri dari dua bagian yaitu menulis permulaan
dan menulis lanjut (pendalaman).
5. Kebahasaan
Kebahasaan di SD sebenarnya belum diajarkan secara khusus melainkan disisipkan dalam aspek
membaca, yaitu pengucapan lafal yang benar, intonasi kalimat dan lain-lain. Juga dalam aspek
menulis, yaitu penggunaan imbuhan dalam kalimat, paragraf, penulisan ejaandan sebagainya.
6. Sastra
Pembelajaran sastra di SD penekananya pada Aprsiasi Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Dua
pengertian yang tersirat dalam pembelajaran itu adalah (a) Aprsiasi Bahasa indonesia dan (b)
Sastra Indonesia. Kedua kegiatan itu menyatu dalam pembelajaran Aprsiasi Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Pembelajaran apresiasi sastra dan bahasa ini dilakukan melalui pentahapan :
a. tahap penikmatan
b. tahap penghargaan
c. tahap pemahaman
d. tahap penghayatan
e. tahap implementasi

Sistim Fonologi Dan Morfologi bahasa indonesia


Fonologi
Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, ada gugus
konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris karena tidak sesuai
dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut mungkin dapat dengan
mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem fonologisnya terdapat gugus
konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya
berterima dalam sistem fonologis bahasa Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem
fonologis bahasa Inggris. Kemaknawian utama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah
dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan di dunia
internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika disesuaikan dengan sistem
fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.

Morfologi

Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai
perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang dapat
bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya
seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat direkatkan
dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya akhiran -en dapat
direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran -en tidak
dapat direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya
dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan
kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh
ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa
harus mengetahui proses pembuatannya.

MORFOLOGI

Anda mungkin juga menyukai