1. kepemimpinan pemerintahan daerah banyak yang dipimpin penjabat (Pj) yang lamanya
sampai 2 tahun, sehingga kurang efektif. Pilkada serentak memenuhi kriteria efektif dan
efisien apabila pemilihan gubernur dilakukan secara langsung oleh rakyat (1 pemilihan 2
kertas suara).
2. Jjika terjadi ekses pilkada (kerusuhan) yang bersamaan mengancam stabilitas nasional,
penanganannya membutuhkan sumber daya yang besar termasuk dana dan gelar
pasukan yang belum merata di seluruh daerah. Selain itu, pengawasan pilkada relatif
sulit.
3. tidak ada referensi penyelenggaraan pilkada serentak di negara lain.
Berdasarkan uraian diatas pelaksanaan pilkada serentak 2018 masih terdapat pro dan kontra, menurut
saya Pilkada 2018 lebih efektif dan efisien dilakukan secara serentak, mengingat keuntungan lebih
banyak yang didapatkan.