BAB I-V Rokok 2
BAB I-V Rokok 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merokok sudah menjadi salah satu kebiasaan yang lazim yang sering kita temui
impotensi, oleh karena itumasalah rokok ini sudah menjadi masalah nasional
Merokok merupakan perilaku negatif dan berbahaya bagi kesehatan tubuh dan
(Notoatmodjo, 2012:109).
buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang disekitarnya. Merokok merupakan
masalah yang masih sulit diselesaikan hingga saat ini berbagai dampak dan
dari 4000 zat kimia beracun. Ironisnya para perokok sebenarnya sudah
mengetahui akan dampak dan bahaya dari merokok, namun masih tetap saja
Menurut teori Green (1980) perilaku sehat di pengaruhui oleh 2 faktor yaitu
faktor perilaku dan faktor di luar perilaku. Di dalam faktor perilaku terbentuk dari
keluarga yang merokok. Mayoritas perokok adalah laki-laki yang per hari
rokok yang dibuang di dalam rumah akan tersebar selama 4-6 jam dalam
ruangan dan berdampak buruk bagi kesehatan anggota keluarga. Hasil lain dari
survei yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa 42% anak-anak dan 54%
perempuan, atau istri terkena asap rokok yang dihisapHasil survei Pusat Kajian
perokok adalah laki-laki yang per hari minimal menghabiskan 10 batang rokok.
Lebih dari 88% laki-laki merokok di dalam rumah, di mana terdapat perempuan
dan anak-anak. Padahal, asap rokok yang dibuang di dalam rumah akan
tersebar selama 4-6 jam dalam ruangan dan berdampak buruk bagi kesehatan
anggota keluarga. Hasil lain dari survei yang sudah dilakukan menunjukkan
bahwa 42% anak-anak dan 54% perempuan, atau istri terkena asap rokok yang
dihisap suaminya (Pikiran rakyat, 2014). Pada survei tersebut diketahui bahwa
74% istri tidak suka suaminya merokok dan 32% istri-istri itu mengatakan tidak
Saat orang merokok didalam di rumah kandungan rokok akan terbakar dan
menimbulkan asap yang beterbangan didalam rumah. Jika asap rokok dihirup
Sedangkan pada perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang
yang tidak merokok (perokok pasif). Asap rokok tersebut bisa menjadi polutan
bagi manusia dan lingkungan sekitar. Asap rokok yang terhirup oleh orang-
meningkatkan resiko penyakit kanker, paru-paru dan jantung koroner. Lebih dari
itu menghisap asap rokok orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap
penyakit: angina, asma dan alergi akibat asap rokok (Roan,2010: 33).
Melihat beberapa dampak bahaya merokok didalam rumah baik bagi perokok
pasif dan aktif. Seharusnya perokok aktif mencari pengetahuan tentang bahaya
merokok apalagi merokok didalam rumah, sehingga terbentuk perilaku
masyarakat agar hidup bersih dan berperan aktif mewujudkan derajat kesehatan
No.109 tahun 2012 tentang “Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif
pada produk rokok telah berlaku sejak tahun 1991. PP tersebut kini diperkuat
Menurut The Tobacco Atlas 3rd edition (2009) terkait persentase penduduk
penduduk Asia dan Australia, 14% penduduk Eropa Timur dan pecahan Uni
penduduk Timur Tegah serta Afrika. Sementara itu ASEAN merupakan sebuah
kawasan dengan 10% dari seluruh perokok dunia dan 20% penyebab kematian
terjadi penurunan dari 2007, 2010 ke 2013, cenderung meningkat dari 34,2%
tahun 2007 menjadi 34,7% tahun 2010 dan 36,3% tahun 2013 (Riskesdas,
2013:1137).
tahun 2007, tahun 2010naik menjadi 30,55% dan 30,68% untuk 2013
(Rikesdas, 2013:132).
2017untuk data 10 desa merokok di dalam rumah, yaitu Desa Celuak sejumlah
untuk tahun 2015 merokok di dalam rumah di Desa Pinang Sebatang sejumlah
B. Rumusan Masalah
penelitimerumuskanmasalahpenelitianiniadalahterjadinyafluktuatifpadakasusmer
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untukmengetahuihubunganantarapengetahuandengan perilaku
c. Untukmengetahuihubunganantaraketerjangkauan terhadap
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
datang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Alasanpenelitimengangkatmasalahinikarena masih
2018.Sampelpenelitiansebanyak86Kepala Keluarga.
Pengambilansampelmenggunakantekniklottery
sosial.
Penelitianinidilakukanmenggunakanpendekatankuantitatifdenganmetodewawan
caramelaluilembarkuesioner.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
1. Definisi Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2012 : 114).
(Nasution, 2007:10).
2. Determinan Perilaku
(reinforcing factor).
3. Pengukuran perilaku
dengan perilaku merokok dan telah diuji reabilitas serta validitasnya maka
B. Rokok
1. Definisi Rokok
dibakar dan dihisap atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok
putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana
asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.
tembakau adalah tar, nikotin dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau
juga mengandung bahanbahan kimia lain yang juga sangat beracun. Tar
adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
paru-paru. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan spikoaktif
dihasilkan oleh pembekaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau
karbon. Selain itu juga terdapat zat-zat lain seperti Kadmium, Amoniak,
dan perokok aktif. Perokok pasif adalah orang-orang secara tidak sengaja
menghisap asap rokok orang lain, sedangkan perokok aktif adalah orang
angina 20 kali lebih besar. Angina adalah rasa sakit didada pada saat
sedang latihan olaraga atau sedang makan, mengalami sakit punggung,
Biasanya, terjadi pada usia bawah. penyakit ini dapat diketahui dengan
penyakit yang menyerang pembuluh darah yang terdapat pada lengan dan
lebih besar, yaitu penyakit peradangan pada kulit dimana noda merah
ditutupi dengan noda putih, mengalami rheumatoid arthritis, yaitu rasa sakit
menyeluruh yang melumpuhkan tangan, kaki dan pinggul. ini terjadi pada
otak.
Menurut teori Green (1980) perilaku sehat di pengaruhui oleh 2 faktor yaitu
faktor perilaku dan faktor di luar perilaku. Di dalam faktor perilaku terbentuk dari
(Notoatmodjo, 2012).
a. Pengetahuan
b. Sikap
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
terhadap rokok.
c. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial
2. Faktor Pemungkin(Enabling)
terjangkau. Mulai dari anak-anak sampai orang tua bisa membeli rokok
merokok.
agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan merupakan
yang disponsori oleh pabrik rokok. Dengan genjarnya publikasi ini, jelas
a. Lingkungan sosial
D. Kerangka Teori
Faktor Prediposisi
Pengetahuan
Sikap
Faktor Kepribadian
Faktor Pemungkin
Keterjangkauan Terhadap Rokok
Perilaku Merokok Di Rumah
Ketepaparan Promosi Tentang Rokok
(Iklan)
Faktor Penguat
Lingkungan Sosial
Dukungan Petugas Kesehatan
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Faktor-faktor yang berhubungan perilaku merokok di rumah
BAB III
A. Kerangka Konsep
Pengetahuan
SIkap
Lingkungan Sosial
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok di Rumah Pada
Masyarakat di Desa Pinang Sebatang Kecamatan Simpangkatis
tahun 2018
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok di Rumah Pada
Masyarakat di Desa Pinang Sebatang Kecamatan Simpangkatis
tahun 2018
Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Opersional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Periaku merokok Perilaku merokok Kuesioner Wawancara 1. Ya, jika Nominal
di Rumah adalah suatu merokok di
aktivitas atau rumah
tindakan menghisap 2. Tidak, jika tidak
gulungan tembakau merokok di
yang tergulung rumah
kertas yang telah
dibakar
2. Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Wawancara 1. Rendahjikahasil Nominal
responden tentang presentase
merokok 60%
2. Tinggi jika hasil
persentase ≥
60-100%
3. Sikap Tanggapanrespond Kuesioner Wawancara 1. Sikap Setuju, Nominal
endalambentuksetuj jikatotal skor
uatautidak <mean/median
setujuterhadapperila 2. Sikap Tidak
kumerokok Setuju, total
skor ≥
mean/median
4. Keterjangkauan Keterjangkauan Kuesioner Wawancara 1. Mudah Nominal
Terhadap responden dalam Terjangkau,
Rokok mendapatkan rokok jika total skor
baik dari <mean/median
keterjangkauan 2. Sulit Terjangkau
jarak sumber rokok jika total skor ≥
mean/median
5. K Ketepaparan PemajananRespond Kuesioner Wawancara 1. Sering terpapar, Nominal
Promosi endariberbagaisum jika total skor
Tentang Rokok ber media massa, <mean/media
(Iklan) media 2. Jarang
elektronikterkaitiklan Terpapar, jika
/promosirokok iklan total skor ≥
yang dibaca, mean/median
didengarmaupun
yang dilihatoleh
responden
6. Lingkungan Segala sesuatu Kuesioner Wawancara 1. Mempengaruhi, Nominal
Sosial yang ada disekitar jika total skor
yang dapat <mean/median
mempengaruhi 2. Tidak
perilaku merokok Mempengaruhi,
secara langsung jika total skor ≥
maupun tidak mean/median
langsung.
C. Hipotesisi
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pada suatu saat (point time approach). Hal ini berarti, tiap subjek penelitian
karakter atau variabel pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berati bahwa semua
subjek penelitiaan diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012 : 37-38).
1. Tempat Penelitian
Simpangkatis
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
antara lain adalah populasi terhingga dan tidak terhingga. Adapun populasi
objek yang akan dijadikan sebagai bahan kajian penelitian yang jumlahnya
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
2) Kepala keluarga
b. Kriteria eksklusi
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
berikut:
3,8416 .0,25.411
n=
0,01 (410) + 3,8416 .0,25
0,9604 .411
n=
4,1 + 0,9604
394,7244
n=
5,0604
n = 78 responden
tetapi, untuk mengantisipasi jika dalam pengisian kuesioner terjadi drop out
pada responden maka ditambah 10% (7,8) dari hasil hitung. Jadi jumlah
(pengambilan sampel secara acak). Setiap anggota atau unit dari populasi
dengan cara setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi nomor urut
pada kertas kecil-kecil yang ditulis subjek, kemudian digulung dengan tanpa
prasangka ambil gulungan yang besarnya sesuai dengan jumlah sampel yang
telah ditentukan besarnya, nomor yang tertera pada kertas gulungan tersebutlah
yang akan menjadi sampel atau subjek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012 :
20-21).
dilakukan uji validitas untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat
dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu
1. Uji Validitas
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu adanya uji
validitas instrument. Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah
berikut :
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
r=
√ 𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 (𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden
tersebut, apabila rhitung > dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,361), maka kuesioner tersebut
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran yang menujukan bahwa alat ukur yang
waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Sugiyono dalam Fatimah,
2rb
r1 =
1+rb
Keterangan:
kedua
dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .
1. Wawancara
Menurut Riyanto (2011 : 129) Interview atau wawancara merupakan teknik
2. Observasi
meliputi, melihat dan mencatat jumlah dan aktifitas tertentu yang ada
3. Studi Pustaka
mendapatkan data sekunder, yaitu sumber informasi dari para ahli yang
sifatnya teoritis yang ada hubungannya dengan penelitian ini dan dapat
1. Pengolahan data
a. Pemeriksaan data (Editing)
responden.
b. Mengcode (Coding)
pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar serta telah melewati
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
Analisis ini untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel bebas
dengan cara membuat tabulasi silang. Bila nilai frekuensi observasi dengan
(O − E)²
𝑋² = ∑
E
Keterangan
X² = Chi Square
∑ = jumlah
0 = nilai Observasi
E = Nilai Harapan
b. Tidak boleh ada frekuensi harapan < 5 dari 20% dari jumlah
keseluruhan sel.
Solusi apabila tidak terpenuhi syarat dari Uji Chi-Square, maka akan