Anda di halaman 1dari 25

Tugas Kelompok III

ZAKAT
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah.

Dosen Pengampuh :
DR. Hasani Ahmad Said,M.A.

Disusun Oleh :
Nama NPM

Ari Kristianto 12211040005


Dian Puspita Garini 12211040040
Dwi Krismanto 12211040045

Jurusan Ekonomi Islam


Fakultas Syari’ah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Intan
Lampung
1433H/2012M

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah melepaskan belenggu
kejahilan terhadap umat manusia.Sehingga kita semua mampu merasakan
sebuah peradaban yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Pada saat ini bangsa Indonesia mengalami berbagai masalah atau
problema, terutama berkenaan dengan kesejahtraan, pendidikan dan
dekadensi moral. Makalah ini di harapkan dapat mengingatkan orang-orang
yang terlena akan dunia dan menjauhkan diri dari agama Islam, terutama
dalam pembahasan Zakat yang bukan hanya ternilai dalam hal ibadah atau
kewajiban semata, akan tetapi hal ini menunjukan akan rasa kepedulian
terhadap kalangan kurang mampu.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu kami demi terselesaikannya makalah ini. Dan kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya atas kekurangan dan kelebihan pada tugas yang
kami buat ini, untuk itulah kami harapkan kritik dan sarannya, agar kami
bisa lebih baik lagi kedepannya.

Bandar Lampung, November 2012

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
a. Latar Belakang................................................................................
b. Tujuan Penulisan ................................................................................
c. Metode Penulisan............................................................................. ..

BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................ 5
A. Pengertian Zakat .............................................................................. 5
B. Hukum Zakat ................................................................................... 5
C. Tujuan Zakat .................................................................................... 6
D. Macam-macam Zakat dan Dasar Hukumnya ................................... 9
E. Harta yang Wajib di Zakati .............................................................. 10
F. Syarat Wajib Zakat .......................................................................... 13
G. Yang Berhak Menerima Zakat ......................................................... 14
H. Zakat Fitrah ...................................................................................... 15
I. Pengelolaan Zakat ............................................................................ 17

BAB III
PENUTUP ...................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ummat Islam adalah ummat yang mulia, ummat yang dipilih


Allah untuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala
ummat. Tugas ummat Islam adlah mewujudkan kehidupan yang adil,
makmur, tentram dan sejahtera dimanapun mereka berada. Karena itu
ummat Islam seharusnya menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Tapi kenyataan ummat Islam kini jauh dari kondisi ideal, adalah akibat
belum mampu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.
Potensi-potensi dasar yang dianugerahkan Allah kepada ummat Islam
belum dikembangkan secara optimal. Padahal ummat Islam memiliki
banyak intelektual dan ulama, disamping potensi sumber daya manusia
dan ekonomi yang melimpah. Jika seluruh potensi itu dikembangkan
secara seksama, dirangkai dengan potensi aqidah Islamiyah (tauhid),
tentu akan diperoleh hasil yang optimal. Pada saat yang sama, jika
kemandirian, kesadaran beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum
muslimin juga makin meningkat maka pintu-pintu kemungkaran akibat
kesulitan ekonomi akan makin dapat dipersempit.

Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius
adalah penanggulanagn kemiskinan dengan cara mengoptimalkan
pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah dalam arti
seluas-luasnya. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW
serta penerusnya di zaman keemasan Islam. Padahal ummat Islam
(Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar .

Dengan demikian karena kami mendapat tugas makalah yang


berjudul ‘zakat’ maka didalam makalah ini kami memaparkan

4
berkenaan permasalahan-permasalahan yang ada tentang zakat.
Meskipun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Namun demikian kami berharap makalah ini dapat bermanfaat.
Koreksi, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah zakat ini Semoga Allah SWT mengampuni kekurangan dan
kesalahan yang ada dalam makalah ini, serta mencatatnya sebagai amal
shaleh. Aamiin

B. TujuanPenulisan
1. Memahami mengenai Zakat, dasar hukum dan macam-macam Zakat.
2. Harta yang Wajib di Zakati, syarat dan pengelolaan zakat.

C. Metode Penulisan
Karena keterbatasan waktu dan tempat yang dimilki oleh tim
penyusun metode penulisan yang digunakan untuk menulis makalah ini
adalah metode studi pustaka. Yaitu dengan menggali seluruh informasi
tentang topik melalui buku, jurnal dan artikel.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Zakat secara etimologi : ‫ ;زكاة‬yang artinya suci, tumbuh, bertambah dan


berkah.1 Menurut Ibnu ‘Arabi Zakat diartikan sebagai sedekah wajib dan atau
sedekah Sunnah atau Nafkah, hak dan maaf.2
Zakat menurut istilah agama islam artinya ‘’kadar harta tertentu yang
diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat. 3
Zakat juga dapat berarti, berkah, bersih, berkembang dan baik.Dinamakan
zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah
diambil zakatnya dari bahaya.4 Menurut Ibnu Taimiah, hati dan harta orang
yang membayar zakat tersebut menjadi suci dan bersih serta berkembang
secara maknawi. Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan oleh Allah swt.untuk diberikan kepada para mustahik yang
disebutkan dalam Al-Qur’an. Atau bisa juga berarti sejumlah tertentu dari
harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu.Lafal zakat dapat juga
berarti sejumlah harta yang diambil dari harta orang yang berzakat.

1
Ust. Imam Al Hakam Wicaksono, Kamus Al Hakam, Solo: Sendang Ilmu. hal.127
2
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah,Fiqih Wanita, (Jakarta : Al-Kautsar, 2010, cetakan
tiga puluh dua) hal. 272
3
Hj. Susaiman Rasjid, afiqih Islam, (Bandung : Sinar Batu Algensindo,2012,cetakan
lima puluh lima) hal. 192
4
Dr.Hasani Ahmad said.MA ,”Peran strategis pengelolaan zakat” diakses dari
www.hassanibanten.blogspot.com diunduh selasa 18 september 2012

6
B. Hukum Zakat

Yang berkenaan dengan hukum zakat dalam Al-Quran dan Hadits Nabi
diantaranya ialah :

1. Tunaikan lah Zakat (Al-Baqoroh : 43)


2. Ambilah Zakat dari sebagian harta mereka” (Al-Baqoroh : 103)
3. Dirikanlah shalat dan bayarkan lah Zakat hartamu (An-Nisa : 77) dan
lain nya.

Sesungguhnya orang yang enggan menunaikan zakat akan


mendapatkan azab diakhrat kelak, sebagaimana sabda Rosullullah yang
artinya:

Dari Abu Hurairah, ‘’Rosulullah bersabda : sesungguhnya yang menyimpan


hartanya, tidak dikeluarkan zakatnya, akan dibakar dalam neraka jahannam,
baginya dibuatkan setrika dari api, kemudia di sestrikakan ke lambung
kemudian dahinya dan seterusnya (HR. Ahmad Muslim).5

Bila kita melihat secara lahiriah, maka jelas lah harta akan berkurang.
Tapi dalam pandangan Allah, tidak demikian, karena membawa berkat, atau
pahalanya yang bertambah. Terkadang kemauan manusia bertolak belakang
dengan kehendak Allah dimana manusia tidak memahami akan kehendak-
Nya.Zakat merupakan salah satu Rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya Syariat Islam. Dalam sejarah Islam pernah terjadi,
bahwa Khalifah Abu Bakar pernah memerangi orang-orang yang enggan
membayar Zakat dan Beliau menyatakan dengan tegas ‘’ Demi Allah akan
ku perangi orang yang membedakan antara Shalat dan Zakat”. Oleh sebab
itu hukum zakat adalah WAJIB (Fardu) atas setiap muslim yang telah

5
Hj. Susaiman Rasjid, afiqih Islam, (Bandung : Sinar Batu Algensindo,2012,cetakan
lima puluh lima) hal. 193

7
memenuhi syarat-syarat tertentu.6 Zakat termasuk dalam kategori ibadah
seperti Shalat, Haji dan Puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Al-
Quran dan Assunah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan.

ّ ‫ شهادة ان ال اله اآل هللا‬: ‫بني األسال م علي خمس‬


‫وأن مح ّمدا رسول هللا واقام‬
)‫الصالة وايتاء الزكاة والح ّج وصوم رمضان ( روه بخاري‬
Artinya :”Islam dibangun diatas lima (pokok; rukun): bersaksi bahwasanya
tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menunaikan haji, dan puasa
dibulan ramadhan.”(HR. Bukhori- Muslim)

Dengan zakat, Allah SWT mensucikan harta, dan menghendaki


kebaikan untuk kehidupan manusia melalui syariatnya, diantaranya tolong-
menolong, gotong- royong, dan selalu menjalin persaudaraan. Adanya
perbedaan harta, kekayaan, dan status sosial dalam kehidupan adalah
sunnatullah yang tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Bahkan dengan
adanya perbedaan status sosial itu manusia membutuhkan antara satu
dengan lainya. Dan zakat adalah salah satu instrument paling efektif untuk
menyetukan umat manusia dalam naungan kecintaan dan kedamaian
hidupnya di dunia untuk menggapai kebahagiaan di akhirat.

6
diakses dari Id.wikipedia.org/wiki/zakat diunduh selasa tgl 18

8
C. Tujuan Zakat
Firman Allah Q. S. At- Taubah: 34-35,
 
  
  
  
   
   
  
  
  
  
  

Artinya :“…Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan
emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi
mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:
"Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

Adapun fungsi- fungsi zakat yang bersifat personal diantaranya :


1. Membersihkan diri dari sifat bakhil.
2. Menghilangkan sifat kikir para pemilik harta.
3. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, terutama bagi
pemilik harta.
4. Menentramkan perasaan mustahiq, karena ada kepedulian terhadap mereka.
5. Melatih atau mendidik berinfak dan memberi.
6. Menumbuhkan kekayaan hati dan mensucikan diri dari dosa.
Q.S. At Taubah, 103
"Ambillah zakat (sedekah) dari harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah buat mereka,
karena doamu itu akan menjadi ketenteraman buat mereka."

9
Dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah SAW. ketika memberangkatkan
Muaz bin Jabal ke Yaman, beliau bersabda, "Beritahulah mereka, bahwa
Allah mewajibkan membayar zakat (sedekah) dari harta orang kaya yang
akan diberikan kepada fakir miskin di kalangan mereka." (Hadis ini
diketengahkan oleh banyak perawi).

7. Mensucikan harta para muzakki, dll.


Sedangkan tujuan- tujuan zakat yang bersifat sosial, buah dari ibadah zakat
yang berdimensi horizontal (antar manusia), yang berperan penting dalam
membina dan mencapai kemaslahatan masyarakat. Diantaranya :
1. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat islam dan
manusia pada umumnya.

Zakat dapat mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera, dimana


hubungan seseorang dengan yang lainya rukun, damai dan harmonis.
Disamping itu, islam sangatlah menganjurkan untuk saling mencintai,
menjalin dan membina persaudaraan. Seperti hadits Rasulullah saw
riwayat Imam Bukhori dari Anas Ra, bahwa Rasulullah bersabda :

)‫الَ يُؤْ ِم ُن ا َ َحدُ ُك ْم َحتَّى يُ ِحبُّ ِأل َ ِخ ْي ِه َما يُ ِحبُّ ِلنَ ْف ِس ِه (رواه البخارى‬
Artinya: “Tidak dikatakan / (tidak sempurna) iman seseorang sehingga
ia mencintai saudaranya, seperti ia mencintai dirinya sendiri”
(H.R Bukhari)

2. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan


hidup dan penderitaan.
3. Membersihkan sifat iri dan dengki, benci dan hasud (kecemburuan
sosial) dari hati orang- orang miskin.

Dalam sebuah hadis menerangkan :

10
ُ ‫ الَتَبَا َغ‬: ‫ قَا َل‬.‫ م‬.‫ع ْنهُ ا َ َّن النَّ ِبى ص‬
َ‫ض ْوا َوال‬ َ ُ ‫ى هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َع ْن اَن ٍَس َر‬
َ ‫سدُوا َوالَ ت َدَا َب ُروا َوالَ تَقَا‬
َ‫ َوال‬،‫طعُ ْوا َو ُك ْونُ ْوا ِع َبادَ هللاِ ا ِْخ َوانًا‬ َ َ ‫َحا‬
ٍ َ‫يُ ِح ُّل ِل ُم ْس ِل ٍم ا َ ْن َي ْه ُج َر اَخَاهُ فَ ْوقَ ثَال‬
‫ث‬
)‫(متفق عليه‬
Artinya : Dari Anas Ra. Bahwasanya Nabi saw bersabda :”Janganlah
kalian saling membenci, saling hasud, saling membelakangi, dan saling
memutuskan tali persaudaraan, tetapi jadilah kalian hamba Allah yang
bersaudara. Seorang muslim tidak diperbolehkan mendiamkan
saudaranya lebih dari tig hari.” (H.R Bukhari- Muslim)

Dari hadis diatas, secara ekplisit menerangkan bahwa sifat saling benci,
hasud, dan saling membelakangi sangat potensial menimbulkan
permusuhan.

4. Manifestasi kegotong- royongan dan tolong menolong


dalam kebaikan dan taqwa
Firman Allah Q.S Al- Maidah: 2
 
  
  
  
   
  

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.”

Fungsi dan tujuan tersebut tidak hanya berdampak baik pada kehidupan sosial
masyarakat saja, akan tetapi berdampak baik pula bagi pemberi dan penerima
zakat tersebut.

11
D. Macam-macam Zakat dan Dasar Hukumnya
Zakat terbagi atas dua jenis yakni:
1. Zakat fitrah

Dari Ibnu Abbas Ra, ia menceritakan:


“Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang
berpuasa, dari kesia-siaan dan kotoran serta sebagai makanan bagi orang-
orang yang miskin.Barang siapa melaksanakannya sebelum shalat ‘ied maka
itu termasuk zakat yang diterima. Sedangkat bila dilaksanakan setelah shalat
‘ied maka itu termasuk salah satu dari beberapa sedekah biasa ( HR.Abu
Dawud, Ibnu Majah dan Daruquthni).7
Zakat fitrah bertujuan untuk membersihkan diri, sebagaimana zakat harta
untuk membersihkan harta. Jika dianalogikan dengan pajak, maka ada pajak
kekayaan (harta) dan ada pula pajak kepala (pribadi). Oleh sebab itu,
persyaratan Zakat Fitrah tidak sama dengan persyaratan Zakat lainnya.
Rosullullah bersabda “ telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan
satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum kepada setiap orang yang merdeka,
hamba sahaya baik laki-laki atau pun perempuan dari kaum muslimin.(HR
Jama’ah Ahli Hadits)
Jumhur ulama salaf dan khalaf berbeda pendapat bahwa zakat fitrah
adalah wajib, karana ada kata-kata “fardu”.8

2. Zakat maal (harta)

Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil


perniagaan, pertanian (Q.S. 6 : 141), pertambangan, hasil laut, hasil ternak,

7
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah,Fiqih Wanita, (Jakarta : Al-Kautsar, 2010, cetakan
tiga puluh dua) hal. 314
8
M.Ali Hasan, Zakat dan Infak, (Jakarta : Prenada Media Group, 2008,
cetakan ke dua) hal.108

12
harta temuan, emas dan perak ( Q.S 9 :34-35). Masing-masing jenis memiliki
perhitungannya sendiri-sendiri.9

E. Harta yang wajib dizakati


Ada bebrapa macam jenis harta yang wajib untuk dizakati, antara lain
diantaranya sebagai berikut 10 :

1. Zakat Hewan Ternak


Ternak yang wajib di zakati ialah unta, lembu, dan kambing. Jenis-jenis
hewan ini diternakkan untuk tujuan pengembangan (nama’) melalui susu
dan anaknya, sehingga pantas dikenakan beban tanggungan (muwasah).
Syarat wajibnya zakat ternak ialah :
a. Islam
b. Merdeka
c. Milik sempurna
d. Nisab
e. Hawl (harta yang jumlahnya mencapai nisab itu telah dimiliki selama
satu tahun penuh)
f. Sawm (ternak itu lepas untuk makan dari rumput yang mubah tanpa
biaya atau dengan biaya ringan

2. Zakat Emas dan Perak


Halnya zakat ternak, kewajiban-kewajiban zakat emas dan perak pun
dikaitkan dengan syarat :

a) Islam
b) Merdeka
c) Milik sempurna
d) Nisab, dan

9
Id.wikipedia.org/wiki/zakat diunduh selasa tgl 18 sept 2012
10
Andiadiyatmablogspot.com/2012/1/5-jenis-harta-yang-wajib-dizakati diunduh senin 24
september 2012

13
e) Hawl
Nisab awal perak adalah 200 dirham (595 gram), dan nisab emas adalah
dua puluh mitsqal (85 gram). Tentang jumlah zakat yang wajib
dikeluarkan adalah 2,5%.
3. Zakat Hasil Bumi
Zakat hasil bumi meliputi buah-buahan, seperti korma dan anggur, dan
biji-bijian seperti gandum, hirithah, sya’ir dan sebagainya.
a. Zakat Buah-buahan
Buah-buahan yang wajib di zakati ada dua macam, yaitu kurma dan
anggur.

Awal nisab buah-buahan adalah 5 wasaq (300 sak = 563 kg) ini
sesuai dengan penjelasan rasulullah : ”Tidak ada kewajiban sedeqah
pada biji-bijian dan buah-buahan sehingga mencapai 5 wasaq.”
(HR Muslim)

b. Zakat Biji-bijian
Semua hasil tumbuhan yang ditanam oleh manusia wajib dizakati,
dengan syarat :
a. Dapat dijadikan sebagai makanan pokok (qut)
b. Tahan disimpan (yudakhar) lama, seperti gandum, padi, jagung
dan sebagainya.

Zakat biji-bijian juga dikaitkan dengan terpenuhinya jumlah tertentu


yang disebut nisab, dan nisabnya sama dengan nisab buah-buahan
yaitu 5 wasaq.

4. Zakat Barang Dagangan


Suatu barang dianggap menjadi barang dagangan bila terpenuhi dua
syarat yaitu :
i. Barang itu milik akad yang mengandung pertukaran (i’wad) seperti
jual beli, sewa menyewa.

14
ii. Pada waktu berakad, diniatkan bahwa barang itu akan
diperdagangkan, tetapi niat seperti ini tidak diperlukan lagi pada
pembelian-pembelian selanjutnya.

Zakat barang dagangan juga terkait dengan hawl, dan penetapan awal
hawlnya terkait dengan keadaan modal pembeliannya.
Nisab awal barang dagangan sama dengan nisab emas dan perak,
yaitu 200 dirham atau 20 dinar, menurut nilainya pada akhir hawl.
Besarnya zakat yang harus dikeluarkan juga sama dengan emas dan
perak yakni seperempat puluh (2,5%) dari keseluruhan nilai
dagangan serta uang yang dimilikinya, dan dibayarkan dalam bentuk
uang emas atau perak sesuai dengan modalnya.

5. Zakat Hasil Tambang


Zakat hasil tambang itu wajib dikeluarkan segera, tanpa menunggu
berlalunya satu hawl. Jadi dalam hal ini perhitungan nisab tetap
diisyaratkan, karena dalil-dalil tentang persyaratan itu bersifat umum,
tidak membedakan antara jenis harta yang satu dengan yang lainnya.
Jumlah yang wajib dikeluarkan dari hasil tambang ini sama dengan zakat
emas dan perak lainnya, yaitu seperempat puluh bagian.

6. Zakat Rikaz
Besar zakat rikaz yang wajib dikeluarkan adalah seperlima, sebagaimana
ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadist dan
kewajiban tersebut tidak terkait dengan hawl.

F. Syarat Wajib Zakat

Setiap individu yang ingin membayar zakat harusmengetahui syarat-


syarat wajib zakat yang perlu difahami dan dipenuhi sebelum membuat
taksiran.

15
Adapun syarat-syarat tersebut ialah11 :

1. ISLAM-Zakat hanya dikenakan kepada orang-orang Islam saja.


2. MERDEKA-Syarat ini tetap dikekalkan sebagai salah satu syarat wajib.
3. SEMPURNA MILIK-Harta yang hendak dizakat hendaklah dimiliki dan
dikawal sepenuhnya oleh orang Islam yang merdeka. Bagi harta yang
berkongsi antara orang Islam dengan orang bukan Islam, hanya bahagian
orang Islam sahaja yang diambil kira di dalam pengiraan zakat.
4. HASIL USAHA YANG BAIK SEBAGAI SUMBER ZAKAT-Para
Fuqaha’ merangkumi semua pendapatan dan penggajian sebagai “Mal
Mustafad” yaitu perolehan baru yang termasuk dalam taksiran sumber
harta yang dikenakan zakat.
5. CUKUP NISAB-Nisab adalah paras minimum yang menentukan sesuatu
harta itu wajib dikeluarkan atau tidak. Nisab menggunakan nilai emas
harga semasa yaitu 20 misqal emas bersamaan 85 gram emas atau 196
gram perak.
6. CUKUP HAUL-Bermaksud genap setahun yaitu selama 354 hari mengikut
tahun Hijrah atau 365 hari mengikut tahun Masihi. Dalam zakat
pendapatan, jangka masa setahun merupakan jangkamasa mempersatukan
hasil-hasil pendapatan untuk pengiraan zakat pendapatan.

G. Yang berhak menerima Zakat

Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, tertera dalam

Q.S At-Taubah : 60

 
 
 
 
 

11
http://www.dompetdhuafa.jp/component/content/article/294-ziswaf/1656-syarat-
syarat-wajib-zakat-ii.html diunduh senin 24 september 2012

16
  
   
    
  
:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksanan.”

Untuk memerdekakan hamba (budak), orang yang hanya sdekah (zakat)


itu, untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, orang-orang
mualaf hatinya,berhutang dijalan Allah dan untuk orang musafir, sebagai suatu
keperluan daripada Allah, Allah maha mengeahui lagi Maha Bijaksana’’

1. Fakir adalah mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.Beberapa ulama memiliki
pendapat masing-masing tentang arti dari fakir. Kempat ulama itu adalah Syafi'i,
Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah arti fakir dari masing-masing Imam:

 Syafi'I: fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau
mempunyai usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya,
dan tidak ada orang yang berkewajiban memberi belanjanya.
 Hanafi: fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab
atau mempunyai senishab atau lebih, tetapi habis untuk memenuhi
kebutuhan
 Hambali:fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai
harta kurang dari seperdua keperluannya.
 Maliki:fakir ialah orang yang mempunyai harta, sedang hartanya tidak
mencukupi untuk keperluannya dalam masa satu tahun, atau orang yang
memiliki penghasilan tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi
zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.

17
2. Miskin adalah mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.
3. Amil adalah mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Mu'allafaf adalah mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya atau kaum kafir yang
merupakan pendukung kaum Muslim.
5. Hamba sahaya adalah budak yang ingin memerdekakan dirinya
6. Gharimin adalah mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan
tidak sanggup untuk memenuhinya.
7. Fisabilillah adalah mereka yang berjuang di jalan Allah, seperti Dakwah,
perang dan sebagainya.
8. Ibnus Sabil adalah mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.

H. Zakat Fitrah
1. Pengertian Zakat Fitrah
Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu
lelaki dan perempuan muslim yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang
ditetapkan. Kata fitrah yang ada merujuk pada keadaan manusia saat baru
diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia dengan izin
Allah akan kembali fitrah.

2. Yang berkewajiban membayar Zakat Fitrah

Pada prinsipnya seperti definisi di atas, setiapmuslimdiwajibkan


untuk mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya , keluarganya dan orang lain
yang menjadi tanggungannya baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki
maupun wanita. Berikut adalah syarat yang menyebabkan individu wajib
membayar zakat fitrah:

 Individu yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari


keperluan tanggungannya pada malam dan pagi hari raya.

18
 Anak yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir bulan Ramadan dan
hidup selepas terbenam matahari.
 Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadan
dan tetap dalam Islamnya.
 Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan

3. Besarnya Zakat
Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah
sesuai penafsiran terhadap Haditsadalah sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud,
1 mud=675 gr) atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7
kgmakananpokok(tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa
dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki)

4. Waktu Pengeluaran Zakat


Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadhan paling lambat
sebelum orang-orang selesai menunaikan Shalat Ied. Jika waktu
penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak
termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa.

I. Pengelolaan Zakat12

Dalam pengelolaan zakat, Al-Qur'an menyebutkan kata ’amilin dalam salah


satu ashnaf yang berhak menerima dana zakat.
Firman Allah QS. Al-Taubah : 60

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu

Dr.Hasani Ahmad Said.MA ”Peran strategis pengelolaan zakat” diakses dari


12

www.hassanibanten.blogspot.com diunduh selasa 18 september 2012

19
ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.”

Al-Qurtubi menafsirkan kata amilin sebagai orang yang ditugaskan (oleh


imam/pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung dana zakat
yang diambil dari muzakki untuk kemudian diberikan kepada golongan yang
berhak menerimanya. Hal ini dipertegas lagi dengan adanya perintah
(mandat) yang diberikan kepada penguasa untuk memungut zakat dari harta
orang-orang yang wajib zakat.
Keberadaan amilin ini didukung oleh fakta historis bahwa Rasulullah
pernah mengutus Ibnu Lutaibah untuk mengurus zakat Bani Sulaim, juga
mengutus Mu'adz ibn Jabal untuk memungut zakat dari penduduk Yaman.
Secara tersirat, Al-Qur'an ingin menunjukkan bahwa keberadaan amil dalam
mengelola zakat memiliki peran yang sangat strategis.Artinya, amil
diharapkan mampu mewujudkan cita-cita zakat sebagai salah satu instrumen
dalam Islam (Sistem ekonomi Islam) dalam rangka menciptakan pemerataan
ekonomi dan harmonisasi antar umat.Dalam konteks ini, para amil zakat tidak
hanya sekedar mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, tetapi juga
dituntut untuk mampu menciptakan pemerataan ekonomi umat sehingga
kekayaan tidak hanya berputar pada satu golongan atau satu kelompok orang
saja.
Firman Allah surat Al-Hasyr : 7
Artinya: “supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu.”

Para amil harus mampu memilih dan memilah agar penyaluran zakat
tepat sasaran dan jangan sampai diberikan kepada orang yang tidak berhak.
Amil zakat juga harus mampu menciptakan dan merumuskan strategi
pemanfaatan zakat yang berdaya guna dan berhasil guna.Amil zakat juga
harus mampu mengeksplorasi berbagai potensi umat sehingga dapat

20
diberdayakan secara optimal.Dengan demikian, zakat menjadi lebih
produktif dan tidak hanya sekedar memiliki fungsi karitatif.
.
Pengelolaan Zakat melalui Lembaga Amil Zakat ( LAZ) yang berasaskan :
1. Menjamin kepastian dan kedisiplinan menbayar zakat.
2. Menjaga perasaan para mustahiq.
3. Untuk mencapai efisiensi,efektifitas, dan sarana yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skala prioritasyang ada disuatu tempat.
4. Untuk memperlihatkan syiar Islam dan semangat penyelenggaraan
Negara dan Pemerintahyang Islami.

21
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang


dikaruniakan Allah kepadanya diantaranya ialah mealui Zakat. Zakat yang
merupakan salah satu pokok yang menjadikan tegaknya islam. Banyak
pelajaran yang bisa kita petik dari berzakat, baik yang bersifat personal bagi
muzakki atau mustahiq, maupun yang bersifat sosial kemasyarakatan. Karena
zakat merupakan ibadah yang bukan hanya berdimensi vertikal (habblum-
minallah) saja, akan tetapi juga berdimensi horizontal (habblum- minannaas).
Jadi manfaat yang didapat akan keberadaan zakat tidak hanya dirasakan
sendiri, melainkan kemaslahatan umum. Adapun hikmah yang dapat kita petik
dalam kehidupan sosial, antara lain: Pertama, Membentangkan dan membina
tali persaudaraan sesama umat islam dan manusia pada umumnya. Kedua,
Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup
dan penderitaan. Ketiga, Membersihkan sifat iri dan dengki, benci dan hasud
(kecemburuan sosial) dari hati orang- orang miskin. Keempat, Manifestasi
kegotong- royongan dan tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa.

Islam sebagai Ad-diin telah menawarkan beberapa doktrin bagi manusia


yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia serta kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di
akhirat. Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dukungan orang
yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat
kepada mereka yang kekurangan. Zakat merupakan salah satu dari lima nilai
instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi
manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya. Tujuan zakat
tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai
tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan.

22
23
DAFTAR PUSTAKA

Amalussholehblogspot.com/2012/04/ syarat-harta-yang-wajib-
dizakati

H.J Martri Agoeng.blogspot.com. Urgensi-Zakat-Dalam-

http://www.dakwatuna.com/2008/09/1020/zakat-syarat-wajib-zakat-dan-harta-
yang-wajib-dizakati/#ixzz26zSkq9kL

http://www.dompetdhuafa.jp/component/content/article/294- zi swaf/1656-
syarat-syarat-wajib-zakat-ii.html

Id.wikipedia.org/wiki/zakat tgl 18 sept 2012

Id.wikipedia.org/wiki/zakat_fitrah

Muhammadsholeh. blogspot. Com/2012/08/ fungsi-dan-tujuan-


Pemberdayaan-Ummat. Algensindo,2012

www.hasanibanten.blogspot.com
zakat-bagi-kehidupan-sosial

Hj. Susaiman Rasjid, afiqih Islam, (Bandung : Sinar Batu

Kamil Syeikh Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, Jakarta : Al-


Kautsar, 2010.

M.Ali Hasan, Zakat dan Infak, (Jakarta : Prenada Media Group,


2008, cetakan ke dua)

Ust. Al Hakam Wicaksono, Imam. Kamus Al Hakam, Solo:


Sendang Ilmu.

24
25

Anda mungkin juga menyukai