Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH CEREBRAL PALSY

DEFINISI

Cerebral palsy adalah penggunaan gerakan postur tubuh yang muncul saat kanak-kanak atau masa bayi
menyangkut kerusakan fungsi motoric yang terjadi pada masa awal anak-anak ditandai dengan
perubahan sifat ptot yang biasanya berupa spatisitas, gerakan involunter, ataksia atau kombinasi. Angka
kejadian ini dinegara barat anatara 2-2,5 per 1000 kelahiran hidup.

ETIOLOGI

1. Prenatal
Penyebab 70 – 80 % kasus Cerebral Palsy.
Diantaranya karena factor genentik , keracunan , terkena radiasi , infeksi TORCH dan lain
sebagainnya.
2. Perinatal
Hiperbilirubine, permaturitas , trauma kelahiran , asfiksia dan lain sebagainya .
3. Postnatal
Trauma kepala, tenggelam , infeksi pada usia 6 bulan kelahiran , malnutrisi dan lain
sebagainya.

FAKTOR RESIKO

 Riwayat kelahiran yang bermasalah


 Berat badan rendah
 Umur orang tua
 Kelainan genetic
 Status sosioekonomi
 Kehamilan ganda
 Riwayat penyakit yang diderita ibu

PATOFISIOLOGI
Dalam banyak kasus, penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi hampir sebagian besar kasus
disebabkan oleh multifactor. Selama periode prenatal, pertumbuha yang abnormal yang dapat
terjadi kapan saja ( dapat karena abnormilitas yang bersifat genetic, toksik atau infeksi, atau
vascular insufficiency ).
Menurut Volpe, dalam bentuk perkembangan otak manusia dapat terjadi beberapa waktu
penting, dan waktu- waktu puncak terjadinya , sebagai berikut :
1. Primary neurulation – terjadi pada 3 – 4minggu kehamilan.
2. Prosencephalic development – terjadi pada 2 - 3 minggu kehamilan.
3. Neuronal proliferation – penambahan maksimal jumlah neuron terjadi pada bulan ke 3 - 4
kehamilan.
4. Organization – pembentukan cabang, mengadakan sinaps , kematian sel, eliminasi selekstif ,
proliferasi dan diferensiasi sel glia terjadi pada bulan ke 5 kehamilan sampai beberapa tahun
setelah kehamilan.
5. Myelination – penyempurnan sel – sel neuron yang terjadi sejak kelahiran sampai beberapa
tahun setelah kelahiran.

Cerebral palsy dapat terjadi karena kerusakan yang meluas diduga berhubungan dengan
vascular regional dan factor metabolic , serta distribusi regional dari rangsangan
pembentukan synaps. Karena kompleksitas dan kerentanan otak selama masa
perkembangan, menyebabkan otak sebagai subyek cedera dalam beberapa waktu. Cerebral
ischemia yang terjadi sebelum minggu ke 20 kehamilan dapat menyebabkan defesit migrasi
neuronal, antara minggu ke 24 sampai minggu ke 34 menyebabkan periventricular
leucomalacia (PVL) dan antara minggu ke 34 sampai minggu ke 40 menyebabkan focal atau
cerebralinjury.
Cerebral otak akibat vascular insufficiency tergantung pada berbagai factor saat terjadinya
cedera, antara lain distribusi vascular ke otak, efisiensi aliran darah ke otak dan system
peredarah darah serta respon biokimia jaringan otak terhadap penurunan oksigenasi.
(Boosara, 2004). Kelainan tergantung pada berat ringan asfiksia yang terjadi pada otak. Pada
keadaan yang lebih ringan tejadi patchy necrosis di daerah paraventrikular substansi alaba
dan dapat terjadi atrofi yang difus pada substansia grisea korteks serebri. Kelainan dapat
local atau menyeluruh tergantung tempat yang terkena.
Stress fisik yang dialami oleh bayi yang mengalami kelahiran premature seperti imaturitas
dan vascularisasi cerebral merupakan suatu bukti yang menjelaskan mengapa prematuritas
merupakan suatu bukti yang menjelaskan mengapa prematuritas merupakan faktor risiko
yang signifikan terhadap kejadian CP. Sebelum dilahirkan , distribusi sirkulasi darah janin ke
otak dapat menyebabkan tendensi terjadinya hipoperfusi sampai dengan periventricular
white matter. Hipoperfusi dapay menyebabkan haemorrhage pada matrik germinal atau
PVL, yang berhubungan dengan kejadian diplegia spastik. Pada saat dimana sirkulasi darah
ke otak telah menyerupai sirkulasi otak dewasa, hipoperfusi kebanyakan merusak area batas
air korteks ( zona akhir dari arteri cerebral mayor) yang selanjutnya menyebabkan fenotip
spastik quadriplegia. Glagia basal juga dapat terpengaruh dengan keadaan ini, yang
selanjutnya menyebabkan terjadinya ekstrapiramidal ( seperti koreo athetoid atau distonik).
Kerusakan vascular yang terjadi pada saat perawatan seringkali terjadi dalam distribusi
arteri cerebral bagian tengah yang menyebabkan terjadinya fenotip spastik himplegia.

Tidak ada hal-hal yang mengatur dimana kerusakan vascular akan terjadi, dan kerusakan ini
dapat terjadi lebih dari satu tahap dalam perkembangan otak janin. Autoregulasi peredarah
darah cerebral pada neonatal sangat sensitive terhadap asfiksia perinatal, yang dapat
menyebabkan vasoparalsy dan cerebral hypermia. Terjadinya kerusakan yang meluas diduga
berhubugan dengan vascular regional dan faktor metabolic serta distribusi regional dari
rangsangan pembentukan synaps.
Pada waktu antara minggu ke 26 sampai dengan minggu ke 34 masa kehamilan, area
periventricular white matter yang dekat dengan laternal ventricles sangat rentan terhadap
cidera. Apabila area ini membawa fiber yang bertanggung jawab terhadap control motoric
dan tonus otot pada kaki, cedera dapat menyebabkan spastik diplgia ( yaitu spastisitas
utama dan kelemahan pada kaki dengan atau tanpa keterlibatan lengan dengan derajat agak
ringan ). Saat lesi yang lebih besar menyebar sebelum area fiber berkurang dari korteks
motoric, hal ini dapat menyebabkan spastitas pada ekstremitas atas dan kestrmitas bawah.

Tanda dan Gejala


 Spastisitas
 Tonus otot yang berubah
 Koreoantetonis
 Ataxia
 Gangguan pendengaran
 Gangguan bicara
 Gangguan penglihatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan neurologi
 Pemeriksaan status mentalis : pada umumnya didapatkan gangguan tumbuh
kembang kognisi

Anda mungkin juga menyukai