Anda di halaman 1dari 13

Tujuan Pembelajaran

STUDIO • Kuliah ini bertujuan untuk membekali mahasiswa


dengan pengetahuan mengenai aspek perancangan
PERANCANGAN bangunan tinggi yang meliputi criteria
Kriteria perancangan, sistim penahan gravitasi dan lateral,
Perencanaan modelisasi dan analisis, perancangan frame beton
bertulang daktail, detail perancangan dinding
Sekar Mentari ST MT geser daktail dan struktur baja.
Teknik Sipil

Universitas Mercubuana

Deskripsi Topik

• Kriteria design; beban pada bangunan; Kriteria perancangan
• Beban pada bangunan
sistim struktur penahan beban gravitasi; • Sistim Penahan Beban Gravitasi
sistim struktur penahan beban lateral; • Sistim Penahan Beban Lateral
modelisasi dan analysis struktur terhadap • Modelisasi dan analysis struktur terhadap beban gempa

beban gempa; perancangan frame beton, • Perancangan struktur beton bertulang


• Perancangan dinding geser beton bertulang
dinding geser dan struktur baja tahan gempa • Concrete Diaphragms, Chords, and Collectors
• Perancangan struktur baja:
Steel Special Moment Frames
Special Concentrically Braced Frame Systems
Steel Eccentrically Moment Frames

1
Evaluasi: Daftar Referensi

Komponen: • ____________________, Persyaratan beton struktural untuk


(1) Ujian Tengah semester (UTS) bangunan gedung , SNI 2847:2013, BSN, 2013
• ____________________, Spesifikasi untuk bangunan baja
(2) Tugas Paper: struktural, SNI 1729:2015, BSN, 2015
(a) Pengaruh sequential analysis pada bangunan tinggi • ____________________, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
(b) Pengaruh beban angin pada bangunan tinggi untuk Bagunan Gedung, Badan Standarisasi nasional, SNI 1726:
(c) Efek dari Creep, Shrinkage dan temperatur 2012, BSN, 2012
(3) Tugas Perancangan Bangunan Tinggi: • ____________________, Building Code Requirements for
(a) tinggi minimum 30 lantai Reinforced Concrete, ACI 318M-11, and Commentary
(b) penggunaan bangunan kantor, apartemen dan lain-lain • ____________________, Minimum design load for building and
(c) Laporan perancangan dan gambar desain prinsip, mencakup other structures, ASCE/SEI 7-10
struktur atas dan bawah
(3) Presentasi Tugas paper dan Tugas perancangan

Daftar Referensi I. Kriteria Perencanaan


• ____________________, Tall Building: System and Concepts, 1. Philosophy Perencanaan
Monograph on Planning and Design of Tall Buildings, Volume SC,
Council on Tall Buildings and Urban Habitat, ASCE, New York, 2. Persyaratan Arsitektur
1980. 3. Beban
• Bungale S. Taranath, Structural Analysis and Design of Tall 4. Strength and stability
Buildings, McGraw-Hill Book Company, New York, 1988.
• ____________________, Structural Systems for Tall Buildings, 5. Stiffness and drift limitations
Monograph on Planning and Design of Tall Buildings, Council on 6. Human comfort criteria
Tall Buildings and Urban Habitat, McGraw-Hill International
Editions, New York, 1995. 7. Fire
• BS Smith, Alex Coull, Tall Building Structures, Analysis and 8. Creep, shrinkage and temperature effects
Design, John Wiley & Sons, Inc, 1991, New York. 9. Penurunan pondasi dan interaksi tanah-struktur
• Robert D. Hanson and Tsu T. Song, Seismic Design with
Supplemental Energy Dissipation Device, ERRI, 2001.
• Wolfgang Schueller, High-rise Building Structures, John Wiley &
Sons, Inc., 1977, New York.

2
Limit States dan perancangan beton bertulang
I. Kriteria Perencanaan Limit States:
Ketika sebuah struktur atau elemen struktur menjadi tidak layak untuk
penggunaannya, dikatakan mencapai limit state.
1. Philosophy Perencanaan
Untuk struktur beton bertulang dapat dibagi kedalam tiga grup:

1. Ultimate limit states


2. Serviceability limit states
3. Special limit states

Tujuan Perancangan
Struktur harus memenuhi empat kriteria utama:

• Kelayakan (appropriatness): 1. Ultimate limit states: keruntuhan sebuah struktur


Struktur harus pas dengan lingkungannya dan menjadi sebagian atau keseluruhan. Kemungkinan terjadinya
bagian estitika harus kecil, sebab dapat menyebabkan kehilangan nyawa
dan kehilangan finansial
• Ekonomis
(a) Kehilangan kesetimbangan
• Struktur harus mampu:
(b) Rupture: flexure, shear failure
(a) Struktur menahan beban yang direncanakan
(b) Struktur tidak boleh berdefleksi, tilt,vibrasi, atau (c) Progressive collapse
crack yang merusak penggunaan (d) Terbentuknya mekanisme plastis
• Maintainability: Minimum dan simple maintenance (e) Instability
(f) Fatigue

3
Limit States Design

Proses perancangan dengan Limit States:


2. Serviceability limit states: Meliputi gangguan penggunaan
fungsi struktur tetapi tidak runtuh, tidak menyebabkan kehilangan
nyawa, kemunginan terjadinya lebih besar dapat ditoleransi 1. Identifikasi semua moda keruntuhan yang potensial
(a) Defleksi berlebihan: menyebabkan malfuction dari mesin, 2. Penentuan tingkat safety yang dapat diterima terhadap
secara visual tidak dapat diterima, kerusakan non structural element,
tidak berfungsinya drainage di atap sehingga dapat menyebabkan setiap limit states: Code atau peraturan, Load Factor,
keruntuhan Loading combination, Resistance factor
(b) Lebar retak berlebihan: kebocoran, korosi dan gradual 3. Pertimbangan perancang terhadap limit state yang
deterioration beton
significant:
(c) Vibrasi yang tidak diinginkan: Vibrasi pelat (a) Proporsi member terhadap Ultimate limit states
lantai, lateral dan torsional vibrasi dari bangunan tinggi
dapat mengganggu pengguna (b) Pengecekan terhadap Serviceability limit states

Basic Design Relation ship

3. Special limit states: damage atau failure akibat kondisi Re sis tan ce  loadeffect
abnormal atau beban abnormal, dan mencakup:
(a) Kerusakan atau keruntuhan gempa besar
Rn  1S1   2 S 2  
(b) Efek struktur akibat kebakaran, ledakan, atau M M n   D M D   L M L  
tabrakan kenderaan V Vn   DVD   LVL  
(c) Efek struktur akibat Korosi atau deterioration
 P Pn   P PD   L PL  
(d) Long-term physical or chemical instability

4
Perbandingan momen runtuh balok hasil pengukuran
dan perhitungan untuk fc’ > 2000 psi

wl x = 1.05

wd 50
= 0.105
40

Number of test
30
112 Tests

20

10

Bending Moment
0,80 1,0 1,2 1,4
x=Mtest/Mn

Frequency distribution of sustained component of


Keamanan Struktur live loads in offices

• Variability dalam tahanan


0,80 0,80
(a) Variability dalam kekuatan beton dan tulangan
(b) Perbedaan dimensi as-built dan gambar
0,60 0,60
(c) Effek penyederhanaan anggapan dalam penurunan tahanan

Frequency

Frequency
• Variability dalam beban
0,40 0,40
• Konsekwensi keruntuhan
(a) Biaya pembersihan dan pembangunan kembali dan isinya
0,20 0,20
(b) Potensil kehilangahn nyawa
(c) Biaya sosial terhadap kehilangan waktu, revenue dan loss secara
tidak langsung 0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40 50 60
Load intensity (psf) Load intensity (psf)
(d) Type keruntuhan
(a) Area = 151 ft2 (b) Area = 2069 ft2

5
Safety margin, probability of failure, safety
Probabilistic calculation of safety factors
index
• R, distribusi dari populasi tahanan (resistance)
• S, distribusi maksimum dari efek beban y
y
• Garis 45º sehubungan dengan efek beban =

Frequency
• Kombinasi S dan R yang jatuh diatas garis 45º
meyebabkan keruntuhan
• S1 dan R1 menyebabkan keruntuhan 0 Y=R-S
P[(R - S) < 0 ] = shaded area = Pf Safety margin
• S2 dan R2 menunjukkan kombinasi yang aman
• Probability keruntuhan dapat dikurangi dengan
memperbesar tahanan, meggeser R kekanan atau
memperkecil dispersi

Safe and unsafe combinations of loads and


resistances
• Y=R-S, Safety margin
R • Keruntuhan terjadi jika bernilai negative,
ure S=
: Fail
S >R ditunjukkan shaded area pada gambar
e • Probabilityof failure, Pf = probability [Y <0]
Saf
1 R:
S1 S< • Mean value dari Y, Ÿ dan standard deviation σy
Load effects, S

S2 2
• Ÿ=0+βσy, dimana β=Ÿ/σy =safety index
R2
R1

Resistance, R

6
Prosedur perancangan ultimate limit states
sesuai SNI 2847:2012 Faktor reduksi Kekuatan:
SNI pasal 9.1.1 dan 9.1.2 mengatur tentang limit states
design: Faktor reduksi kekuatan, , dikerjakan pada kekuatan nominal
• 9.1.1 Struktur dan komponen struktur harus di untuk mendapatkan kekuatan rencana yang disediakan oleh sebuah
desain agar mempunyai kekuatan desain di semua elemen beton bertulang. Faktor  untuk lentur, gaya aksial, geser,
dan torsi adalah sebagai berikut [3][4]:
penampang paling sedikit sama dengan kekuatan
 = 0.90 untuk terkendali tarik,
perlu yang dihitung untuk beban dan gaya
 = 0.75 untuk terkendali tekan, dengan
terfaktor dalam kombinasi sedemikian rupa seperti tulangan spiral sesuai 10.9.3;
ditetapkan dalam standar ini.  = 0.65 untuk komponen struktur lainnya
• 9.1.2 Komponen struktur juga harus memenuhi
semua ketentuan Standar ini yang lainnya untuk
menjamin kinerja yang mencukupi pada tingkat
beban layan.

Variasi ϕ dengan regangan tarik neto dalam baja tarik terluar,


Beban Terfaktor, Kuat Perlu εt, dan c/dt untuk tulangan Mutu 420 dan untuk baja
(SNI 2847:2012) prategang
• U=1,4 D
ϕ=0,75+(εt-0,002)(50)
• U=1,2D+1,6L+0,5(Lr atau R)
0,90
• U=1,2D+1,6(Lr atau R) +(1,0L atau 0,5W)
• U=1,2D+1,0W+1,0L+0,5(Lr atau R)
Spiral
• U=1,2D+1,0E+1,0L 0,75 ϕ=0,65+(εt-0,002)(250/3)
• U=0,9D+1,0W Lainnya
0,65
• U=0,9D+1,0E
Terkontrol Terkontr
Note: 1. Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan 5 boleh diambil sama tekan
Transisi
tarik
dengan 0,5 kecuali untuk ruangan garasi, ruangan pertemuan dan semua
ruangan yang nilai beban hidupnya lebih besar dari pada 500 kg/m2. εt=0,002 εt=0,005
2. Bila W didasarkan beban angin tingkat layan, 1,6W harus digunakan c/dt=0,600 c/dt=0,375
sebagai penggantti 1,0W pada Persamaan (9-4) dan (9-6), dan 0,8W
Interpolasi pada c/di : Spiral ϕ=0,75+0,15[(1/(c/dt)-(5/3)]
digunakan sebagai pengganti 0,5W pada Persamaan (9-3).
Lainnya ϕ=0,65+0,25[(1/(c/dt)-(5/3)]

7
 =0.75 untuk geser dan torsi, Struktur tahan gempa
=0.65 untuk tumpuan beton. Diatur dalam pasal 21 Ketentuan khusus untuk perencanaan gempa
=0.85 untuk daerah pengangkuran pasca tarik
=0.75 Model strat pengikat, dan strat, pengikat, daerah • 21.2 Rangka momen biasa
pertemuan (nodal), dan daerah tumpuan dalam model tersebut • 21.3 Rangka momen menengah
• 21.5 Komponen struktur lentur pada rangka momen khusus (RMK)
• 21.6 Komponen struktur rangka momen khusus yang dikenai lentur
dan aksial
• 21.7 Joint rangka momen khusus
• 21.9 Dinding struktural khusus dan balok koppel (coupling)
• 21.11 Diapragma dan rangka batang (trusses) struktur
• 21.12 Pondasi
• 21.13 Komponen struktur yang tidak ditetapkan sebagai bagian sistim
penahan gaya gempa

Untuk struktur yang tergantung pada dinding struktur pracetak


Katagori Desain Seismik dalam SNI 2847:2013
menengah dalam KDS D, E, atau F, rangka momen khusus, atau Komponen yg menahan
pengaruh gempa, kecuali
Katagori Desain Seismik

sebaliknya diberitahu A B C D,E,F


dinding struktur khusus untuk menahan pengaruh gempa, E, ϕ (Tidak ada) (21.1.1.4) (21.1.1.5) (21.1.1.6)

21.1.2,
harus dimodifikasi sebagaimana yang diberikan dalam (a) Persyaratan analisis dan
design
21.1.2
21.1.2
21.1.3

sampai (c): Material Tidak ada Tidak ada 21.1.4-21.1.7

(a)  =0.60 untuk geser pada komponen struktur penahan E Komponen struktur rangka 21.2 21.3 21.5, 21.6, 21.7, 21.8

gempa yg kuat geser nominalnya < gaya geser yg timbul Dinding struktur dan balok
kopel
Tidak ada Tidak ada 21.9

sehubungan dgn pengembangan kuat lenturnya nominalnya, Dinding struktur pracetak Tidak ada 21.4 21.4, 21.10
Tidak ada
(b) Untuk diafragma, ϕ untuk geser harus tidak melebihi ϕ Diafragma struktur dan
rangka batang (trusses)
Tidak ada Tidak ada 21.11

minimum untuk geser yang digunakan untuk komponen Fondasi Tidak ada Tidak ada 21.12

vertikal sistim penahan gaya gempa utama; Komponen struktur rangka


tidak diproposikan untuk
(c)  =0.85 untuk penghubung (joint) dan balok kopel bertulang menahan gaya yang
ditimbulkan oleh
Tidak ada Tidak ada 21.13

pergerakan gempa
diagonal Angkur Tidak ada 21.1.8 21.1.8

•Sebagai tambahan pada persyaratan Pasal 1 sampai 19, kecuali seperti dimodifikasi oleh Pasal 21.
•Subpasal 22.10 juga berlaku dalam KDS D, E, dan F.
•†Seperti diizinkan oleh tata cara bangunan umum yang didopsi secara legal dimana Standar ini merupakan bagiannya

8
1
2
Structural Analysis
Structural Statics
Analysis
KDS untuk Jakarta Dynamics

Jakarta SDS=0,608g > KDS D untuk semua katagori resiko Loading Combinations
SD1=0,560g > KDS D untuk semua katagori resiko
Struktur Rangka 21.5 Komponen struktur rangka momen
khusus Aesthetics
Design Criteria Members Constructability
Dinding struktur dan balok kopel 21.4 Dinding struktur pracetak menengah, Code Design Maintenanability

21.10
Dinding struktur pracetak 21.4 Dinding struktur pracetak menengah, ?
21.10 Dinding struktur khusus yang
dibangun dengan menggunakan beton
pracetak Strong-column weak-beam Capacity
Ductility Design
Diafragma struktur dan rangka batang 21.11 Diafragma dan rangka batang
(trusses) (trusses) struktur
Fondasi 21.12 Fondasi ?

Komponen struktur rangka tidak 21.13 Komponen struktur yang tidak


diproposikan untuk menahan gaya ditetapkan sebagai bagian sistim penahan Tender Documents:
yang ditimbulkan oleh pergerakan gaya gempa Drawing
gempa Specifications
BQ, List, Cost
Angkur 21.1.8 Pengangkuran pada beton
Construction

Prosedur Analisis dan


Daftar Referensi:
Perancangan Start

Architectural 1. James MacGregor: ‘Reinforced Concrete, Mechanics and Design’,


Layout
Third Edition, Prentice-Hall International, 1997
Geotechnical Investigation
2. _________, Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung , SNI
Material Preliminary
selection
Height, Story, Span, 2847:2013, BSN, 2013
Structural System Loading, Soil condition
Alternative

Design criteria
Appropriateness Selected
Economy Structural System
Maintainability

Preliminary size

Code Loading Case 1 2 Structural


3 4 BC
Modeling

2
1

9
2. Beban 3. Kekuatan (strength) dan Stability
Ultimate Limit State:
2.1 Beban pada bangunan
Struktur harus desain untuk menahan beban gravitasi dan • Kekuatan (Strength) : Design strength ≥ Load effects
lateral, baik permanen dan sementara, yang akan dituntut untuk • Stabilitas terjamin, akibat kondisi beban yang paling buruk, selama life time
bangunan dan selama periode konstruksi
bertahan selama masa hidup konstruksi dan layanan berikutnya.
Analisis: gaya dalam dan stresses akibat bebagai beban dan kombinasi beban
Kekuatan ini akan tergantung pada ukuran dan bentuk termasuk second order effect (P-Delta effects)
bangunan, serta pada lokasi geografis, dan nilai-nilai
kemungkinan maksimum harus ditetapkan sebelum desain Design: Kekuatan (Strength), menggunakan load factors
Progressive collapse harus dihindarkan
dapat dilanjutkan. Tegangan tambahan akibat restrained differential movements akibat
creep, shrinkage, atau tempratur harus diikutsertakan

Stabilitas, sebagai rigid body harus terjamin

2. Beban 4. Stiffness dan Pembatasan Drift


2.2 Sequential Loading Kekakuan Lateral pada bangunan tinggi penting, karena:

• Dalam design berdasarkan ultimate limite state, defleksi lateral dibatasi


Untuk beban yang diterapkan setelah selesai bangunan, seperti beban hidup,
untuk mencegah P-Delta efek akibat beban gravitasi menyebabkan
angin, atau beban gempa, analisis independen dari urutan konstruksi.
keruntuhan;
• Dalam hal serviceability limit state, defleksi harus dibatasi (a) untuk
Untuk beban mati, namun, yang diterapkan pada kerangka bangunan sebagai
berfungsinya non structural component (lift, pintu) dan (b) mencegah
hasil konstruksi, efek pembebanan sequential harus dipertimbangkan untuk
distress, cracking dan loss of stiffness dan mencegan redistribusi beban
menilai kondisi terburuk yang komponen apapun dapat dikenakan, dan juga
ke partisi, infill walls dan cladding atau glazing. (c) mencegah gerakan
untuk menentukan perilaku sebenarnya dari frame.
dinamik menjadi besar yang menyebabkan discomfort kepada penghuni,
dan efek terhadap peralatan sensitif.
Efek sekuensial tersebut harus dipertimbangkan jika assestment akurat dari
gaya struktural akibat beban mati yang harus dicapai.

10
Parameter kekakuan lateral:
• Drift index: Ratio maksimum defleksi di top terhadap tinggi total bangunan 5. Human Comfort Criteria
(0.001 – 0.005), maksimum horizontal top deflection: 0.1 – 0.5 m diizinkan
untuk bangunan 33 lapis dengan tinggi 100 m Bangunan tinggi yang flexible, akibat beban angin yang berfluaktasi akan
• Interstory drift index: ratio defleksi relatif terhadap tinggi tingkat, mengalami lateral dan/atau torsional deflection.
Untuk tinggi tingkat 3 m, relatif deflection 3 – 15 mm.
• Nilai lebih rendah untuk hotel atau apartemen dibandingkan untuk Hasil gerakan ocillatory dapat menyebabkan response yang bevariasi luas
perkantoran. terhadap penghuni bangunan, dari mild discomfoer sampai ke acute nausea.

Penentuan lateral deflection memerlukan: Parameter:

• Penentuan stiffness dari cracked member; • Acceleration;


• Efek dari shrinkage dan creep dan distribusi beban yang dihasilkan; • Period;
• Rotasi akibat gerakan fondasi; • Amplitude;
• Stiffness dari joints (precast atau prefabricated structures) • Body orientation
• Kemungkinan torsional deformation. • Visual and acoustic cues
• Past experience

Antisipasi dalam praktek untuk melindungi non-load-bearing infills, partisi,


panel dinding luar, window glazing terhadap pergerakanstruktur:
6. Efek dari Creep, Shrinkage dan
• Clearance yang cukup atau;
temperatur
Pada bangunan sangat tinggi, gerakan akumulasi vertikal akibat creep dan
• flexible supports
shrinkage dapat sangat besar untuk menyebabkan distress pada elemen
non structural dan mengakibatkan gaya dalam yang signifikan pada elemen
horisontal, terutama ditingkat atas bangunan dalam hal terjadi perbedaan
antara kolom luar dan core.

Dalam hal kolom luar terekspose secara partial atau full, dapat terjadi perbedaan
temperatur antara kolom luar dan kolom dalam dan setiap restraint terhadap
dispalcement relative akan menyebabkan stresses pada mebers.

11
8. Penurunan pondasi dan interaksi
7. Fire
tanah-struktur
Pertimbangan desain untuk pencegahan kebakaran, pengendalian asap,
pemadam kebakaran, dan melarikan diri berada di luar ruang lingkup kuliah Kondisi yang perlu diperhatikan:
ini. Namun, karena api tampaknya sejauh ini situasi ekstrim yang paling (a) Akibat variasi beban pada kolom dan spasi kolom yang berbeda,
umum yang akan menyebabkan kerusakan pada struktur, itu harus menjadi differential settlement harus dapat diakomodasi;
pertimbangan utama dalam proses desain. (b) Di area dengan kondisi tanah yang buruk, beban pada fondasi harus
dibatasi agar tidak terjadi ‘shearing failure’ atau settlement yang
Fitur karakteristik api, seperti suhu dan durasi, dapat diperkirakan dari berlebihan;
pengetahuan tentang parameter penting yang terlibat, terutama jumlah dan (c) Pertolongan mungkin diperoleh dengan menggali berat tanah sama
sifat bahan yang mudah terbakar ini, kemungkinan dan tingkat ventilasi, dan dengan porsi yang signifikan dari berat bangunan kotor.
sifat geometris dan termal kompartemen kebakaran yang terlibat. Setelah (d) Karena besarnay momen dan gaya geser transient akibat beban angin
suhu di berbagai permukaan telah ditentukan, dari kurva temperatur gas, atau gempa, perhatian khusus harus diberikan dalam perencanaan
adalah mungkin untuk memperkirakan aliran panas melalui isolasi dan sistim pondasi dalam menahan momen dan gaya geser, khususnya jika
komponen struktur. tegangan precopression akibat beban mati bangunan tidak mencukupi
untuk melawan teganagn tarik yang timbul akibat momen akibat beban
lateral, menghasilkan uplift pada fondasi.

8. Penurunan pondasi dan interaksi 8. Penurunan pondasi dan interaksi


tanah-struktur tanah-struktur
Beban gravitasi dan beban lateral yang bekerja pada bangunan diteruskan Pengaruh deformasi pada fondasi, mempunyai dua sisi:
ke tanah melalaui sistim pondasi. (a) Jika dasar dari elemen vertikal mengalami yielding, sebuah distribusi
tegangan akan terjadi, dan beban ekstra akan terjadi pada elemen yang
Hal yang harus diperhatikan desainer struktural adalah pengaruh setiap lain, dan menagikibatkan pertambahan deformasi;
deformasi yang terjadi pada fondasi mempengaruhi perilaku struktur (b) Jika terjadi overall rotational settlement θ terjadi pada seluruh pondasi,
bangunan dan pada interaksi tanah-struktur. defleksi lateral akan diperbesar oleh H, defleksi lateral di puncak
sebesar Hθ. Demikian juga drift maksimum bertambah, sehingga P-
Karena tingginya bangunan, beban yang ditransfer oleh kolom dapat sangat delta effek juga bertambah;
berat, pondasi dapat berupa tiang, caissons, atau basemen dalam.

12
Daftar Reeferensi:

1._____________________, Tall Building Criteria and Loading, Vol. CL.,


Monograph on Planning and Design of Tall Buildings, ASCE, 1980

2. BS Smith, Alex Coull, Tall Building Structures, Analysis and Design,


John Wiley & Sons, Inc, New York, 1991

13

Anda mungkin juga menyukai