Universitas Mercubuana
Deskripsi Topik
•
• Kriteria design; beban pada bangunan; Kriteria perancangan
• Beban pada bangunan
sistim struktur penahan beban gravitasi; • Sistim Penahan Beban Gravitasi
sistim struktur penahan beban lateral; • Sistim Penahan Beban Lateral
modelisasi dan analysis struktur terhadap • Modelisasi dan analysis struktur terhadap beban gempa
1
Evaluasi: Daftar Referensi
2
Limit States dan perancangan beton bertulang
I. Kriteria Perencanaan Limit States:
Ketika sebuah struktur atau elemen struktur menjadi tidak layak untuk
penggunaannya, dikatakan mencapai limit state.
1. Philosophy Perencanaan
Untuk struktur beton bertulang dapat dibagi kedalam tiga grup:
Tujuan Perancangan
Struktur harus memenuhi empat kriteria utama:
3
Limit States Design
3. Special limit states: damage atau failure akibat kondisi Re sis tan ce loadeffect
abnormal atau beban abnormal, dan mencakup:
(a) Kerusakan atau keruntuhan gempa besar
Rn 1S1 2 S 2
(b) Efek struktur akibat kebakaran, ledakan, atau M M n D M D L M L
tabrakan kenderaan V Vn DVD LVL
(c) Efek struktur akibat Korosi atau deterioration
P Pn P PD L PL
(d) Long-term physical or chemical instability
4
Perbandingan momen runtuh balok hasil pengukuran
dan perhitungan untuk fc’ > 2000 psi
wl x = 1.05
wd 50
= 0.105
40
Number of test
30
112 Tests
20
10
Bending Moment
0,80 1,0 1,2 1,4
x=Mtest/Mn
Frequency
Frequency
• Variability dalam beban
0,40 0,40
• Konsekwensi keruntuhan
(a) Biaya pembersihan dan pembangunan kembali dan isinya
0,20 0,20
(b) Potensil kehilangahn nyawa
(c) Biaya sosial terhadap kehilangan waktu, revenue dan loss secara
tidak langsung 0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40 50 60
Load intensity (psf) Load intensity (psf)
(d) Type keruntuhan
(a) Area = 151 ft2 (b) Area = 2069 ft2
5
Safety margin, probability of failure, safety
Probabilistic calculation of safety factors
index
• R, distribusi dari populasi tahanan (resistance)
• S, distribusi maksimum dari efek beban y
y
• Garis 45º sehubungan dengan efek beban =
Frequency
• Kombinasi S dan R yang jatuh diatas garis 45º
meyebabkan keruntuhan
• S1 dan R1 menyebabkan keruntuhan 0 Y=R-S
P[(R - S) < 0 ] = shaded area = Pf Safety margin
• S2 dan R2 menunjukkan kombinasi yang aman
• Probability keruntuhan dapat dikurangi dengan
memperbesar tahanan, meggeser R kekanan atau
memperkecil dispersi
S2 2
• Ÿ=0+βσy, dimana β=Ÿ/σy =safety index
R2
R1
Resistance, R
6
Prosedur perancangan ultimate limit states
sesuai SNI 2847:2012 Faktor reduksi Kekuatan:
SNI pasal 9.1.1 dan 9.1.2 mengatur tentang limit states
design: Faktor reduksi kekuatan, , dikerjakan pada kekuatan nominal
• 9.1.1 Struktur dan komponen struktur harus di untuk mendapatkan kekuatan rencana yang disediakan oleh sebuah
desain agar mempunyai kekuatan desain di semua elemen beton bertulang. Faktor untuk lentur, gaya aksial, geser,
dan torsi adalah sebagai berikut [3][4]:
penampang paling sedikit sama dengan kekuatan
= 0.90 untuk terkendali tarik,
perlu yang dihitung untuk beban dan gaya
= 0.75 untuk terkendali tekan, dengan
terfaktor dalam kombinasi sedemikian rupa seperti tulangan spiral sesuai 10.9.3;
ditetapkan dalam standar ini. = 0.65 untuk komponen struktur lainnya
• 9.1.2 Komponen struktur juga harus memenuhi
semua ketentuan Standar ini yang lainnya untuk
menjamin kinerja yang mencukupi pada tingkat
beban layan.
7
=0.75 untuk geser dan torsi, Struktur tahan gempa
=0.65 untuk tumpuan beton. Diatur dalam pasal 21 Ketentuan khusus untuk perencanaan gempa
=0.85 untuk daerah pengangkuran pasca tarik
=0.75 Model strat pengikat, dan strat, pengikat, daerah • 21.2 Rangka momen biasa
pertemuan (nodal), dan daerah tumpuan dalam model tersebut • 21.3 Rangka momen menengah
• 21.5 Komponen struktur lentur pada rangka momen khusus (RMK)
• 21.6 Komponen struktur rangka momen khusus yang dikenai lentur
dan aksial
• 21.7 Joint rangka momen khusus
• 21.9 Dinding struktural khusus dan balok koppel (coupling)
• 21.11 Diapragma dan rangka batang (trusses) struktur
• 21.12 Pondasi
• 21.13 Komponen struktur yang tidak ditetapkan sebagai bagian sistim
penahan gaya gempa
21.1.2,
harus dimodifikasi sebagaimana yang diberikan dalam (a) Persyaratan analisis dan
design
21.1.2
21.1.2
21.1.3
(a) =0.60 untuk geser pada komponen struktur penahan E Komponen struktur rangka 21.2 21.3 21.5, 21.6, 21.7, 21.8
gempa yg kuat geser nominalnya < gaya geser yg timbul Dinding struktur dan balok
kopel
Tidak ada Tidak ada 21.9
sehubungan dgn pengembangan kuat lenturnya nominalnya, Dinding struktur pracetak Tidak ada 21.4 21.4, 21.10
Tidak ada
(b) Untuk diafragma, ϕ untuk geser harus tidak melebihi ϕ Diafragma struktur dan
rangka batang (trusses)
Tidak ada Tidak ada 21.11
minimum untuk geser yang digunakan untuk komponen Fondasi Tidak ada Tidak ada 21.12
pergerakan gempa
diagonal Angkur Tidak ada 21.1.8 21.1.8
•Sebagai tambahan pada persyaratan Pasal 1 sampai 19, kecuali seperti dimodifikasi oleh Pasal 21.
•Subpasal 22.10 juga berlaku dalam KDS D, E, dan F.
•†Seperti diizinkan oleh tata cara bangunan umum yang didopsi secara legal dimana Standar ini merupakan bagiannya
8
1
2
Structural Analysis
Structural Statics
Analysis
KDS untuk Jakarta Dynamics
Jakarta SDS=0,608g > KDS D untuk semua katagori resiko Loading Combinations
SD1=0,560g > KDS D untuk semua katagori resiko
Struktur Rangka 21.5 Komponen struktur rangka momen
khusus Aesthetics
Design Criteria Members Constructability
Dinding struktur dan balok kopel 21.4 Dinding struktur pracetak menengah, Code Design Maintenanability
21.10
Dinding struktur pracetak 21.4 Dinding struktur pracetak menengah, ?
21.10 Dinding struktur khusus yang
dibangun dengan menggunakan beton
pracetak Strong-column weak-beam Capacity
Ductility Design
Diafragma struktur dan rangka batang 21.11 Diafragma dan rangka batang
(trusses) (trusses) struktur
Fondasi 21.12 Fondasi ?
Design criteria
Appropriateness Selected
Economy Structural System
Maintainability
Preliminary size
2
1
9
2. Beban 3. Kekuatan (strength) dan Stability
Ultimate Limit State:
2.1 Beban pada bangunan
Struktur harus desain untuk menahan beban gravitasi dan • Kekuatan (Strength) : Design strength ≥ Load effects
lateral, baik permanen dan sementara, yang akan dituntut untuk • Stabilitas terjamin, akibat kondisi beban yang paling buruk, selama life time
bangunan dan selama periode konstruksi
bertahan selama masa hidup konstruksi dan layanan berikutnya.
Analisis: gaya dalam dan stresses akibat bebagai beban dan kombinasi beban
Kekuatan ini akan tergantung pada ukuran dan bentuk termasuk second order effect (P-Delta effects)
bangunan, serta pada lokasi geografis, dan nilai-nilai
kemungkinan maksimum harus ditetapkan sebelum desain Design: Kekuatan (Strength), menggunakan load factors
Progressive collapse harus dihindarkan
dapat dilanjutkan. Tegangan tambahan akibat restrained differential movements akibat
creep, shrinkage, atau tempratur harus diikutsertakan
10
Parameter kekakuan lateral:
• Drift index: Ratio maksimum defleksi di top terhadap tinggi total bangunan 5. Human Comfort Criteria
(0.001 – 0.005), maksimum horizontal top deflection: 0.1 – 0.5 m diizinkan
untuk bangunan 33 lapis dengan tinggi 100 m Bangunan tinggi yang flexible, akibat beban angin yang berfluaktasi akan
• Interstory drift index: ratio defleksi relatif terhadap tinggi tingkat, mengalami lateral dan/atau torsional deflection.
Untuk tinggi tingkat 3 m, relatif deflection 3 – 15 mm.
• Nilai lebih rendah untuk hotel atau apartemen dibandingkan untuk Hasil gerakan ocillatory dapat menyebabkan response yang bevariasi luas
perkantoran. terhadap penghuni bangunan, dari mild discomfoer sampai ke acute nausea.
Dalam hal kolom luar terekspose secara partial atau full, dapat terjadi perbedaan
temperatur antara kolom luar dan kolom dalam dan setiap restraint terhadap
dispalcement relative akan menyebabkan stresses pada mebers.
11
8. Penurunan pondasi dan interaksi
7. Fire
tanah-struktur
Pertimbangan desain untuk pencegahan kebakaran, pengendalian asap,
pemadam kebakaran, dan melarikan diri berada di luar ruang lingkup kuliah Kondisi yang perlu diperhatikan:
ini. Namun, karena api tampaknya sejauh ini situasi ekstrim yang paling (a) Akibat variasi beban pada kolom dan spasi kolom yang berbeda,
umum yang akan menyebabkan kerusakan pada struktur, itu harus menjadi differential settlement harus dapat diakomodasi;
pertimbangan utama dalam proses desain. (b) Di area dengan kondisi tanah yang buruk, beban pada fondasi harus
dibatasi agar tidak terjadi ‘shearing failure’ atau settlement yang
Fitur karakteristik api, seperti suhu dan durasi, dapat diperkirakan dari berlebihan;
pengetahuan tentang parameter penting yang terlibat, terutama jumlah dan (c) Pertolongan mungkin diperoleh dengan menggali berat tanah sama
sifat bahan yang mudah terbakar ini, kemungkinan dan tingkat ventilasi, dan dengan porsi yang signifikan dari berat bangunan kotor.
sifat geometris dan termal kompartemen kebakaran yang terlibat. Setelah (d) Karena besarnay momen dan gaya geser transient akibat beban angin
suhu di berbagai permukaan telah ditentukan, dari kurva temperatur gas, atau gempa, perhatian khusus harus diberikan dalam perencanaan
adalah mungkin untuk memperkirakan aliran panas melalui isolasi dan sistim pondasi dalam menahan momen dan gaya geser, khususnya jika
komponen struktur. tegangan precopression akibat beban mati bangunan tidak mencukupi
untuk melawan teganagn tarik yang timbul akibat momen akibat beban
lateral, menghasilkan uplift pada fondasi.
12
Daftar Reeferensi:
13