LP Abses Mandibula
LP Abses Mandibula
ABSES MANDIBULA
DI RUANGAN AR-RAHMAN
DISUSUN OLEH :
NURUL NOVIA
PO714201161065
CI LAHAN CI INSTITUSI
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV
2018
LAPORAN PENDAHULUAN ABSES MANDIBULA
A. Definisi
Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah.
(Siregar, 2004). Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula.
Abses dapat terbentuk di ruang submandibula atau salah satu komponennya sebagai
kelanjutan infeksi dari daerah leher. (Smeltzer dan Bare, 2001)
B. Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa
cara antara lain:
1. Bakteri masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak
steril
2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain
3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
C. Patofisiologi
Jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian
sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan se-sel yang
terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi,
bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri.sel darah putih akan mati,
sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisis rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada
akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses hal ini
merupakan mekanisme tubuh mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut jika suatu abses
pecah di dalam tubuh maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah
permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses (www.medicastre.com,2004).
D. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan
pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa :
1. Nyeri
2. Nyeri tekan
3. Teraba hangat
4. Pembengakakan
5. Kemerahan
6. Demam
E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Siregar (2004), abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali.
Sedangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya
pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih.
F. Komplikasi
Komplikasi/dampak yang mungkin terjadi akibat dari Abses mandibula menurut Siregar
(2004) adalah:
1. Kehilangan gigi
2. Penyebaran infeksi pada jaringan lunak dapat mengakibatkan selulitis wajah dan
Ludwig’s angina
3. Penyebaran infeksi pada tulang rahang dapat mengakibatkan osteomyelitis
mandibula atau maksila
4. Penyebaran infeksi pada daerah tubuh yang lain, menghasilkan abses serebral,
endokarditis, pneumonia, atau gangguan lainnya.
G. Penatalaksanaan Medis
Menurut FKUI (1990), antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob
harus diberikan secara parentral. Evaluasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lokal
untuk abses yang dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak
abses dalam dan luas. Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi 0,5
tiroid, tergantung letak dan luas abses. Pasien dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan
tanda infeksi reda.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses akan pecah dengan
sendirinya dan mengeluarkan isinya,.kadang abses menghilang secara perlahan karena
tubuh menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi, abses pecah
dan bisa meninggalkan benjolan yang keras.
Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk
dan dikeluarkan isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga pemberian
antibiotik biasanya sia-sia antibiotik biasanya diberikan setelah abses mengering dan hal
ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses
menyebarkan infeksi kebagian tubuh lainnya.
H. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Data yang harus dikumpulkan dalam pengkajian yang dilakukan pada kasus abses
mandibula menurut Doenges, (2001) adalah sebagai berikut :
a. Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas.
Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera
(trauma).
b. Sirkulasi
Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi,
hiperventilasi, dll).
c. Integritas ego
Data Subyektif: Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)
Data Obyektif : cemas, bingung, depresi.
d. Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan.
Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.
e. Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : nyeri pada rahang dan bengkak
Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
f. Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
Data Objektif: Pernapasan menggunakan otot bantu pernapasan/ otot aksesoris.
2. Dignosa keperawatan
Pre Operatif
a. Nyeri Akut
b. Hipertermi
c. Ansietas
d. Gangguan Integritas Kulit
Intra Operatif
a. Resiko Infeksi
Post Operatif
a. Nyeri Akut
b. Hipotermi
3. Intervensi Keperawatan
Pre operatif
Daftar Diagnosa NOC NIC
Nyeri Akut - Pain Level, Pain Management
Kelas : - pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Domain : - comfort level komprehensif termasuk lokasi,
Definisi : setelah dilakukan karakteristik, durasi, frekuensi,
Sensori yang tidak tindakan keperawatan kualitas dan faktor presipitasi
menyenangkan dan selama 1x 24 jam 2. Observasi reaksi nonverbal dari
pengalaman emosional yang diharapkan nyeri ketidaknyamanan
muncul secara aktual atau berkurang dengan 3. Gunakan teknik komunikasi
potensial kerusakan jaringan Kriteria Hasil: terapeutik untuk mengetahui
atau menggambarkan adanya 1. Mampu mengontrol pengalaman nyeri pasien
kerusakan (Asosiasi Studi nyeri (tahu penyebab 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
Nyeri Internasional): serangan nyeri, mampu respon nyeri
mendadak atau pelan menggunakan tehnik 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
intensitasnya dari ringan nonfarmakologi lampau
sampai berat yang dapat untuk mengurangi 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
diantisipasi dengan akhir yang nyeri, mencari kesehatan lain tentang
dapat diprediksi dan dengan bantuan) ketidakefektifan kontrol nyeri
durasi kurang dari 6 bulan. 2. Melaporkan bahwa masa lampau
nyeri berkurang 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
Batasan karakteristik : dengan menggunakan mencari dan menemukan
- Laporan secara verbal atau manajemen nyeri dukungan
non verbal 3. Mampu mengenali 8. Kontrol lingkungan yang dapat
- Fakta dari observasi nyeri (skala, mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Posisi antalgic untuk intensitas, frekuensi ruangan, pencahayaan dan
menghindari nyeri dan tanda nyeri) kebisingan
- Gerakan melindungi 4. Menyatakan rasa 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Tingkah laku berhati-hati nyaman setelah nyeri
- Muka topeng 10. Pilih dan lakukan penanganan
berkurang nyeri (farmakologi, non
- Gangguan tidur (mata sayu,
5. Tanda vital dalam farmakologi dan inter personal)
tampak capek, sulit atau
rentang normal 11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
gerakan kacau, menyeringai
- Terfokus pada diri sendiri menentukan intervensi
- Fokus menyempit (penurunan 12. Ajarkan tentang teknik non
persepsi waktu, kerusakan farmakologi
proses berpikir, penurunan 13. Berikan analgetik untuk
interaksi dengan orang dan mengurangi nyeri
lingkungan) 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkah laku distraksi, 15. Tingkatkan istirahat
contoh : jalan-jalan, menemui 16. Kolaborasikan dengan dokter jika
orang lain dan/atau aktivitas, ada keluhan dan tindakan nyeri
aktivitas berulang-ulang tidak berhasil
- Respon autonom (seperti 17. Monitor penerimaan pasien
diaphoresis, perubahan tentang manajemen nyeri
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Post Operatif
Nyeri Akut - Pain Level, Pain Management
Kelas : - pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri
Domain : - comfort level secara komprehensif termasuk
Definisi : setelah dilakukan lokasi, karakteristik, durasi,
Sensori yang tidak tindakan keperawatan frekuensi, kualitas dan faktor
menyenangkan dan selama 1x 24 jam presipitasi
pengalaman emosional diharapkan nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal dari
yang muncul secara aktual berkurang dengan ketidaknyamanan
atau potensial kerusakan Kriteria Hasil: 3. Gunakan teknik komunikasi
jaringan atau - Mampu mengontrol terapeutik untuk mengetahui
menggambarkan adanya nyeri (tahu penyebab pengalaman nyeri pasien
kerusakan (Asosiasi Studi nyeri, mampu 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
Nyeri Internasional): menggunakan tehnik respon nyeri
serangan mendadak atau nonfarmakologi untuk 5. Evaluasi pengalaman nyeri
pelan intensitasnya dari mengurangi nyeri, masa lampau
ringan sampai berat yang mencari bantuan) 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
- Melaporkan bahwa nyeri
dapat diantisipasi dengan kesehatan lain tentang
berkurang dengan
akhir yang dapat ketidakefektifan kontrol nyeri
menggunakan
diprediksi dan dengan masa lampau
manajemen nyeri
durasi kurang dari 6 bulan. 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
- Mampu mengenali nyeri
mencari dan menemukan
(skala, intensitas,
Batasan karakteristik : dukungan
frekuensi dan tanda
- Laporan secara verbal 8. Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri)
atau non verbal - Menyatakan rasa nyaman mempengaruhi nyeri seperti
- Fakta dari observasi suhu ruangan, pencahayaan dan
setelah nyeri berkurang
- Posisi antalgic untuk kebisingan
- Tanda vital dalam
menghindari nyeri 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
rentang normal
- Gerakan melindungi
10. Pilih dan lakukan penanganan
- Tingkah laku berhati-hati
- Muka topeng nyeri (farmakologi, non
- Gangguan tidur (mata farmakologi dan inter personal)
sayu, tampak capek, sulit 11. Kaji tipe dan sumber nyeri
atau gerakan kacau, untuk menentukan intervensi
menyeringai 12. Ajarkan tentang teknik non
- Terfokus pada diri sendiri farmakologi
- Fokus menyempit 13. Berikan analgetik untuk
(penurunan persepsi mengurangi nyeri
waktu, kerusakan proses 14. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan istirahat
berpikir, penurunan 16. Kolaborasikan dengan dokter
interaksi dengan orang dan jika ada keluhan dan tindakan
lingkungan) nyeri tidak berhasil
- Tingkah laku distraksi, 17. Monitor penerimaan pasien
contoh : jalan-jalan, tentang manajemen nyeri
menemui orang lain Analgesic Administration
dan/atau aktivitas, 1. Tentukan lokasi, karakteristik,
aktivitas berulang-ulang kualitas, dan derajat nyeri
- Respon autonom (seperti sebelum pemberian obat
diaphoresis, perubahan 2. Cek instruksi dokter tentang
tekanan darah, perubahan jenis obat, dosis, dan frekuensi
nafas, nadi dan dilatasi 3. Cek riwayat alergi
pupil) 4. Pilih analgesik yang diperlukan
- Perubahan autonomic atau kombinasi dari analgesik
dalam tonus otot (mungkin ketika pemberian lebih dari satu
dalam rentang dari lemah 5. Tentukan pilihan analgesik
ke kaku) tergantung tipe dan beratnya
- Tingkah laku ekspresif nyeri
(contoh : gelisah, merintih, 6. Tentukan analgesik pilihan, rute
menangis, waspada, pemberian, dan dosis optimal
iritabel, nafas 7. Pilih rute pemberian secara IV,
panjang/berkeluh kesah) IM untuk pengobatan nyeri
- Perubahan dalam nafsu secara teratur
makan dan minum 8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
Faktor yang berhubungan : pertama kali
- Agen injuri (biologi, 9. Berikan analgesik tepat waktu
kimia, fisik, psikologis) terutama saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
Hipotermi Termoregulasi Temperature regulation
Kelas : 1. Monitor suhu minimal tiap 2
Setelah dilakukan jam
Domain :
tindakan keperawatan 2. Rencanakan monitoring suhu
Definisi : selama 1x24 jam secara kontinyu
diharapkan suhu tubuh 3. Monitor TD, nadi, dan RR
klien dalam batas normal 4. Monitor warna dan suhu kulit
dengan kriteria hasil : 5. Monitor tanda-tanda hipotermi
Kriteria Hasil : Nadi dan 6. Tingkatkan intake cairan dan
RR dalam rentang nutrisi
normal 7. Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
3. Monitor sianosis perifer
4. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
5. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.