Pertumbuhan penduduk merupakan faktor penyebab kelurahan labuh baru timur ini
masyarakatnya akan mengalami peningkatan terhadap kebutuhan sarana dan prasarananya
terutama pada kebutuhan akan tempat tinggal di wilayah tersebut, demikian dari pada itu
pembangunan perumahan di wilayah tersebut semakin bertambah baik dari pengembangan
ataupun perseoranga. Sehingga akan membuat wilayah tersebut menjadi padat apabila
pembangunan perumahannya tidak ditata dan disusun.
Penelitian ini dilakukan pada proyek yang sudah selesai dikerjakan sebagai bahan
evaluasi secara teknis mengguankan teori-teori yang diperoleh selama penulis mendalami kuliah
teknik perencanaan wilayah dan kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan perumahan kawasan dengan beberapa metode hitungan yang ada dalam teori
drainase perkotaan. Kemudian menemukan faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab
kepadatan yang terjadi dilapangan dan mengusulkan solusi tindakan perbaikan sedapat mungkin
dikendalikan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengamati pelaksanaan proyek yang sedang berjalan pada pekerjaan struktur. Dan
mengajukan pertanyaan langsung kepada pekerja, pihak konsultan, ataupun kontraktor
dilapangan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan kota yang pesat dan perkembangan industri menimbulkan dampak yang
cukup signifikan bagi Kepadatan penduduk di kelurahan labuh baru timur. Sebagai contoh
perkembangan kawasan hunian yang disinyalir sebagai kepadatan pendduk di lingkungan
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena perkembangan urbanisasi yang menyebabkan
perubahan tata guna lahan. Oleh karena itu perkembangan kota harus diikuti dengan
peningkatan tata guna lahan.
Kelurahan labuh baru timur merupakan kelurahan dari kecamatan payung sekaki , dimana
luas daerah kelurahan labuh baru timur 11,80 km2. Jumlah penduduk di kelurahan labuh
baru timur di bulan mei tahun 2016 sebanyak :
Laki-laki : 11227 jiwa.
Perempuan : 12617 jiwa.
Kelurahan labuh baru timur merupakan jumlah penduduk yang terpadat dari setiap
kelurahan yang ada di kecamatan payung sekaki yaitu sekitar 26.053 jiwa.
Perkembangan penduduk yang semakin pesat membuat kawasan di kelurahan labuh baru
timur menjadi padat , dikarena banyak orang yang urbanisasi di kelurahan labuh baru timur.
Penggunaan lahan yang tidak sesuai membuat lahan semakin tidak tersedia untuk hal lain
seperti membangun sarana dan prasarana, di karenakan semakin banyak perumahan –
perumahan yang ada di kelurahan labuh baru timur.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan terjadinya kepadatan dan pertumbuhan penduduk di wilayah
kelurahan labuh baru timur kecamatan payung sekaki kota pekanbaru?
2. Bagaiman kondisi perumahan eksistingnya?
3. Solusi apa yang tepat terhadap hasil evaluasi termasuk alternatif-alternatif setelah
perumahan direncanakan agar perumahan memiliki standar yang benar dan baik tata
ruang perumahannya?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui penyebab kepadatan dan pertumbuhan penduduk di wilayah kelurahan labuh
baru timur kecamatan payung sekaki kota pekanbaru
2. Menganalisa kondisi perumahan eksisting di wilayah kelurahan labuh baru timur
kecamatan payung sekaki kota pekanbaru
3. Mencari alternatif penggulangan kepadatan dan pertumbuhan penduduk agar perumahan
dapat di tata dengan baik sesuai penataan ruang dan sesuai dengan standarisasi
perumahan
1.5 Manfaat
1. Mengetahui penyebab kepadatan dan pertumbuhan penduduk di kelurahan labuh baru
timur
2. Dapat menganalisa kondisi perumahan di kelurahan labuh baru timur
3. Didapatkan alternatif penanggulangan kepadatan dan pertumbuhan penduduk akibat
pembangunan perumahan yang semakin bertambah.
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Rumah
Rumah adalah sesuatu bangunan yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia
karena rumah merupakan kebutuhan primer bagi manusia sebagai tempat berlindungmanusia dari
berbagai gangguan dari luar, salain itu kalau kita lihat dari beberapa pengertian rumah juga
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, tempat manusia melangsungkan kehidupannya,
tempat manusia berumah tangga dan sebagainya.
A. Turner (dalam Jenie, 2001 : 45), mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung dalam
sebuah rumah tempat bermukim, yaitu :
1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada kualitas
hunian atau perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal
dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari
iklim setempat.
2. Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity) keluarga untuk berkembang dalam
kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan
berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke
tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.
3. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya keadaan keluarga
di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan
perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan
(the form of tenure).
Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang layak
dan sehat bagi setiap manusia (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:
4
Adapun Jenis- Jenis Rumah Tinggal ialah :
5
pribadinya dikitari oleh pemagaran. Dengan menghilangkan halaman-halaman samping dan
depan, rumah "ranch” tersebut kini menjadi rumah berpekarangan dalam (patio).
F. Maisonet (Maisonette)
Adalah sebuah tipe standar dari bangunan berkapasitas tinggi dan bertingkat rendah.
Yang telah sipergunakan secara luas di seluruh dunia.
Dikatakan berkepadatan tinggi karena merupakan suatu penumpukan vertikal maksimum dari
sebuah unit berlantai dua di atas unit bangunan lainnya, dengan dua tahapan tangga untuk lantai
utama dari unit yang terletak lebih atas.
6
Genteng/ selain
Atap Genteng Genteng
genteng
Lantai Plester/ keramik Plester/ keramik Tanah
Jika dilihat berdasarkan ukuranya, standar perbandingan jumlah rumah besar, rumah sedang dan
rumah kecil yaitu 1:3:6
Untuk menentukan luas minimum rata-rata dari perpetakan tanah harus mempertimbangkan
faktor-faktor kehidupan manusianya, faktor alamnya dan pengaturan bangunan setempat.
7
Tipe Rumah Type 21
Rumah type 21 merupakan tipe rumah yang memiliki luas bangunan 21 m², sebagai contoh
rumah dengan luas bangunan 6m x 3,5m.Ukuran tanah untuk rumah type 21 biasanya
dipadukan dengan ukuran tanah dengan luas 6m x 10m = 60 m² dan 6m x 12m = 72 m²,
rumah tipe ini sering disebut juga rumah type 21/60 atau 21/72. Dalam ruma tipe 21 ini
mempunyai 1 ruang tamu, memiliki 1 kamar tidur dan terdapat juga 1 kamar mandi.
Rumah type 36 merupakan tipe rumah yang memiliki luas bangunan 36 m², seperti ukuran
6m x 6m = 36 m². Luas tanah yang untuk rumah type 36 ini biasanya dipadukan dengan
ukuran luas tanah seperti 60 m² dan 72 m², oleh karena itu sering juga disebut rumah type
36/60 atau tipe rumah 36/72. Pada umumnya rumah tipe 36 memiliki 2 kamar tidur,
mempunya 1 ruang tamu, terdapat juga ruang keluarga dan 1 kamar mandi.
Rumah Type 45 yaitu tipe rumah yang memiliki luas bangunan 45 m², misalnya ukuran luas
bangunan rumah 6m x 7,5m = 45m² atau 8m x 5.6m biasanya dibangun pada kapling tanah
8m x 12m = 96 m², maka sering disebut juga rumah type 45/96. Rumah tipe 45 ini biasanya
memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, terdapat dapur, 1 kamar mandi,
garasi serta memiliki teras yang cukup luas.
Tipe rumah lainnya juga ada rumah type 54, type 60, type 70, type 90 serta tipe rumah 120
adalah sama seperti penjelasan pada tiga tipe diatas, tinggal disesuaikan dengan luas
bangunan, serta berbagai variasi tipe rumah yang disesuaikan dengan luas tanah kavling yang
dipasarkan oleh pengembang perumahan seperti di urbanindo.
8
2.2 Intensitas Pada Bangunan yaitu:
9
Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
KLB merupakan perbandingan antara luas total bangunan dibandingkan dengan
luas lahan. Luas bangunan yang dihitung KLB ini merupakan seluruh luas bangunan
yang ada, mulai dari lantai dasar hingga lantai diatasnya.Mezanin atau bangunan dengan
dindingnya yang lebih tinggi dari 1.20 m, yang digunakan sebagai ruangan harus
dimasukkan kedalam perhitungan KLB.KLB biasanya dinyatakan dalam angka seperti
1,5; 2 dan sebagainya. Tiap-tiap daerah angka KLB ini berbeda-beda. Lokasi suatu
daerah semakin padat, maka angka KLB akan semakin tinggi pula.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tahap persiapan yang dimaksudkan adalah survey lokasi yang merupakan langkah awal
yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran sementara tentang lokasi penelitian,
pengumpulan literatur-literatur dan referensi yang menjadi landasan teori, serta
pelaksanaan pembuatan proposal pelaksanaan. Dengan adanya tahap persiapan ini akan
memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya.
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Pada studi ini lebih
banyak mengacu atau dipengaruhi oleh data sekunder. Data tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Data perumahan eksisting
2. Data kartu keluarga di Kelurahan Labuh Baru timur
3. Data Tata Guna Lahan / peruntukan lahan
4. Data perekonomian / pekerjaan
5. Peta permukiman, antara lain:
Kepadatan perumahan yang dianalisisa
Mengetahui luas tapak, kapling, dan lahan.
11
3.2.3 Variabel yang dibutuhkan
1. Metode deskriptif
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang,
lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya.
Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena
yang diselidiki.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat keasimpuln yang lebih luas.
12
3.4 Time Schedule
13
3.5 Kerangka Berpikir
MULAI
Persiapan
-Data rumah Eksisting
Pengolahan Data
Alternatif Penanggulangan
kepadatan penduduk :
Peruntukan Tidak
lahan serta - Sosialisasi program KB
tata guna - Menetapkan UU Perkawinan
lahan tentang batas usia nikah
- Relokasi perumahan
Ya
Masih terjadi
Ya kepadatan
pendududk
Tidak
SELESAI
14
DAFTAR PUSTAKA
http://ruslandelan.blogspot.co.id/2012/10/jenis-jenis-rumah.html
http://xisuca.blogspot.co.id/2010/06/definisi-perumahan-dan-rumah.html
https://rizkyzone.com/macam-macam-tipe-rumah/
http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/11/seputar-peraturan-bangunan-gedung.html
http://kecamatanneglasari.blogspot.co.id/2012/11/garis-sepadan-bangunan-gsb-kdb-klb-
dan.html
15