Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang luka basa dan luka kering.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang luka basa dan luka kering dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar,05 Mei

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II LUKA BASA DAN LUKA
KERING...................................................................................................................... 2
2.1Pengertian……………………………………………………………………..........3
2.2 Jenis luka………………………………………………………………....………..3
2.3 Proses penyembuhan luka………………………………………………………….5
2.4 Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka……………………………………5
2.5 Masalah yang terjadi pada luka bedah…………………………………………...…7
2.6 Tujuan perawatan luka………………………………………………………….…..8
2.7 Indikasi perawatan luka………………………………………………………….….8
2.8 Bagian dari merawat luka…………………………………………………………...9

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi


ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan
dan radiasi. Respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses
pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan
anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan penyembuhan
luka (Joyce M. Black, 2001). Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi
sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-
tanda dan respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama
berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka
yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan
penampilan.
Metode perawatan luka berkembang cepat dalam 20 tahun terakhir,
jika tenaga kesehatan dan pasiennya memanfaatkan terapi canggih yang
sesuai dengan perkembangan, akan memberikan dasar pemahaman yang
lebih besar terhadap pentingnya perawatan luka. Semua tujuan
manajemen luka adalah untuk membuat luka stabil dengan
perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang
adekuat., hanya cara tersebut yang membuat penyembuhan luka bisa
sempurna.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus
dijawab adalah, apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik
yang harus dibuang, apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan
masalah infeksi, apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat resiko
kekeringan pada sel, apakah absorpsi atau drainage objektif terhadap
obat topical dan lain-lain.

Terjadinya peradangan pada luka adalah hal alami yang sering


kali memproduksi eksudat; mengatasi eksudat adalah bagian penting dari
penanganan luka. Selanjutnya, mengontrol eksudat juga sangat penting
untuk menangani kondisi dasar luka, yang mana selama ini masih kurang
diperhatikan dan kurang diannggap sebagai suatu hal yang penting bagi
perawat, akibatnya bila produksi eksudat tidak dikontrol dapat
meningkatkan jumlah bakteri pada luka, kerusakan kulit, bau pada luka
dan pasti akan meningkatkan biaya perawatan setiap kali mengganti
balutan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian luka
2. Mengetahui jenis luka
3. Mengetahui proses penyembuhan luka
4. Mengetahui factor yang mempengaruhi penyembuhan luka
5. Mengetahui masalah yang terjadi pada luka bedah
6. Mengetahui tujuan perawatan luka
7. Mengetahui indikasi perawatan luka
8. Mengetahui bagian dari merawat luka
BAB II
LUKA BASAH DAN LUKA KERING
2.1 Pengertian
Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh,
yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna dalam
melindungi diri dari trauma luar serta masuknya benda asing. Trauma
dapat menyebabkan luka pada kulit.
2.2 Jenis luka
Berdasarkan sifat kejadiannya, luka dibagi menjadi dua jenis, yaitu
luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka
terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak disengaja misalnya
adalah lyka terkena trauma.
Luka yang tidak disengaja juga dibagi menjadi luka tertutup dan luka
terbuka. Luka disebut tertutup jika tidak terjadi robekan, sedangkan luka
terbuka jika terjadi robekan dan kelihatan. Luka terbuka seperti luka
abrasi (yakni luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan),
dan luka hautration (luka akibat alat-alat yang digunakan dalam
perawatan luka). Di bidang kebidanan, luka yang sering terjadi adalah
luka episiotomy, luka bedah seksio caesarea, atau luka saat proses
persalinan.

Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua, yaitu luka


mekanik dan luka nonmekanik. Luka mekanik terdiri atas :
1. Vulnus scissum, luka sayat akibat benda tajam. Pinggir lukanya rapi.
2. Vulnus contusum, luka memar karena cedera pada jaringan bawah kulit
akibat benturan benda tumpul.
3. Vulnus laceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya
yang menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam.
4. Vulnus puncture, luka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut
lukanya), tetapi besar dibagian dalam luka.
5. Vulnus sclopetoru, luka tembak akibat tembakan peluru.
6. Vulnus morsum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian
luka.
7. Vulnus abrasion, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak
sampai ke pembuluh darah.
Sedangkan luka nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia,
termik, radiasi, atau serangan listrik.

2.3 Proses penyembuhan luka


1. Tahap respons inflamasi akut terhadap cedera. Tahap ini dimulai saat
terjadinya luka. Pada tahap ini, terjadi proses hemostasis yang ditandai
dengan pelepasan histamine dan mediator lain lebih dari sel-sel yang
rusak, disertai proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah
yang rusak.
2. Tahap destruktif. Pada tahp ini, terjadi pembersihan jaringan yang mati
oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.
3. Tahap poliferatif. Pada tahap ini, pembuluh darah baru diperkuat oleh
jaringan ikat dan menginfiltrasi luka.
4. Tahap maturasi. Pada tahap ini, terjadi reepitelisasi, konstraksi luka, dan
organisasi jaringan ikat.
2.4 Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai factor, yaitu:
1. Vaskularisasi, memengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan
peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
2. Anemia, memperlambat proses penyambuhan luka mengingat perbaikan
sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang
mengalami kekurangan kadar
hemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan lama.
3. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan
dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat
proses penyembuhan luka.
4. Penyakit lain, memengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya
penyakit, seperti diabetes mellitus dan ginjal, dapat memperlambat
proses penyembuhan luka.
5. Nutrisi, merupakan unsure utama dalam membantu perbaikan sel,
terutama karena kendungan zat gizi yang terdapat di dalamnya. Sebagai
contoh, vitamin A diperlukan untuk membantu proses epitelisasi atau
penutupan luka dan sintesis kolagen; vitamin B kompleks sebagai
kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolism protein,
karbohidrat, dan lemak; vitamin C dapat berfungsi sebagai fibroblas, dan
mencegah adanya infeksi, serta membentuk kapiler-kapiler

darah; dan vitamin K membantu sintesis protombin dan berfungsi


sebagai zat pembekuan darah.
6. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stress, memengaruhi proses
penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengonsumsi
obat-obatan, merokok, atau stress akan mengalami proses penyembuhan
luka yang lebih lama.

2.5 Masalah yang terjadi pada luka bedah


1. Perdarahan, masalah ditandai dengan adanya perdarahan yang
disertai perubahan tanda vital seperti adanya peningkatan denyut nadi,
kenaikan pernapasan, penurunan tekanan darah, melemahnya kondisi
tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin dan lembap.
2. Infeksi, terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan,
demam atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan disekitar
luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit.
3. Dehiscene, merupakan pecahnya luka secara sebagian atau
seluruhnya yang dapat dipengaruhi oleh factor, seperti kegemukan,
kekurangan nutrisi, terjadinya trauma, dan lain-lain. Sering ditandai
dengan kenaikan suhu tubuh (demam), dan rasa nyeri pada daerah luka.

2.6 Tujuan perawatan luka


1. Melindungi luka dari trauma mekanik
2. Mengimobilisasi luka
3. Mengabsorbsi drainase
4. Mencegah kontaminasi dari kotoran-kotoran tubuh (feses,urine)
5. Membantu hemostatis
6. Menghambat atau membunuh mikroorganisme
7. Memberikan lingkungan fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
8. Mencegah perdarahan
9. Meningkatkan kenyamanan fisik dan

2.7 Indikasi perawatan luka


a) Balutan kotor dan basah akibat eksternal
b) Ada rembesan eksudat
c) Ingin mengkaji keadaan luka
d) Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan
nekrotik

2.8 Bagian dari merawat luka


a) Mengganti balutan kering. Balutan kering melindungi luka dengan
draenase minimal terhadap kontaminasi mikroorganisme.
b) Mengganti balutan basah kering. Tindakan pilihan untuk luka yang
memerlukan debridement.
c) Irigasi luka. Tindakan pembersihan secara mekanis dengan larutan
isotonic atau pengankatan fisik terhadap jaringan debris, benda asing
atau eksudat dengan kasa atau dengan spuit.
d) Perawatan dekubitus. Perawatan luka yang terjadi karena tekanan terus
menerus pada bagian-bagisn tubuh sehingga sirkulasi darah ke daerah
tersebut terganggu dan mengakibatkan nekrose jaringan tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semua tujuan manajemen luka adalah untuk membuat luka stabil
dengan perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah
yang adekuat, hanya cara tersebut yang membuat penyembuhan luka
bisa sempurna.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus dijawab
adalah, apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik yang
harus dibuang, apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan masalah
infeksi, apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat resiko
kekeringan pada sel, apakah absorpsi atau drainage objektif terhadap
obat topical dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul, Hidayat, Musrifatul, (2008), Keterampilan Dasar Praktik Klinik,
Salemba Medika, Jakarta.
AmbarwatiA, E R , Sunarsih,T, (2011), KDPK Kebidanan Teori & Aplikasi, Nuha
Medika, Yogyakarta.
http://wound heeling.html

Anda mungkin juga menyukai