Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PSIKOLOGI

VOLUME 38, NO. 2, DESEMBER 2011: 176 – 184

Self-Esteem dan Makna Hidup pada Pensiunan


Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Riris Setyarini1
Nuryati Atamimi2
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Abstract

The main purpose of this research is to investigate the correlation between self-esteem and life
meaning in retired civil servants of Republic of Indonesia. The additional aim is to determine the
level of self-esteem and life meaning amongst the subjects. There were 32 retired civil servants
selected as research subjects using the purposive sampling technique. This research was conducted on
October 13, 2012, from 09:00 to 11:30 a.m. at the PWRI Srandakan office in Srandakan, Bantul,
Yogyakarta. The researcher distributed questionnaire forms, consisted of 29 statements for self-
esteem scale and 34 statements for life meaning scale. Researcher interviewed five subjects to obtain
additional information and enrich the discussion. The results showed that there is a positive and
significant correlation between self-esteem and life meaning in the retired civil servants, r=0.615, p=
0.000 (α<0.01). The research subjects scored higher than expected in the mentioned scales because the
empiric score is larger than hypothetic score. The effective contribution of self-esteem variable
towards life meaning is 38%.
Keywords: self-esteem, life meaning, life purpose

Self-esteem1 termasuk kebutuhan dasar Tingginya self-esteem pada individu


manusia yang dianggap penting oleh para ketika masih bekerja disebabkan karena
peneliti dan klinisi dari berbagai disiplin adanya perasaan berguna bagi orang lain
ilmu (Guindon, 2010). Aspek tersebut di- dan lingkungan di sekitarnya. Bekerja juga
anggap sebagai hal esensial dalam psy- sangat mempengaruhi kondisi kemapanan
chological survival (Mckay & Fanning, 2000) finansial, rumah, cara menggunakan wak-
dan sebagai faktor primer kualitas hidup. tu, tempat tinggal, pertemanan, dan kese-
Self-esteem mempengaruhi kebahagiaan, hatan individu (Santrock, 2011). Pekerjaan
resiliensi, dan memotivasi individu untuk digunakan sebagai alat untuk mendefini-
hidup sehat dan produktif. Self-esteem sikan peran sosial maupun personal
merupakan faktor esensial bagi kesehatan, (Wegman & Mcgee, 2004). Beberapa orang
kemampuan coping, bertahan hidup menganggapnya sebagai identitas diri dan
(Schiraldi, 2007), mempengaruhi motivasi, status sosial.
perilaku fungsional, kepuasan hidup, dan Salah satu kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan well-being seumur hidup diterapkan untuk para pekerja/karyawan
secara signifikan (Guindon, 2010). yang didasarkan pada usia adalah sistem
pensiun. Pensiun merupakan sebuah tran-
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat mela-
sisi atau proses yang disertai dengan peru-
lui: riris.setya@gmail.com
2 Atau melalui: y_atamimi@ugm.ac.id bahan status atau aktivitas (Phillips,

176 JURNAL PSIKOLOGI


SELF-ESTEEM DAN MAKNA HIDUP

Ajrouch, & H-Nallétamby, 2010). Struktur tidak mau harus berhenti bekerja sebagai
dan ritme hidup yang telah tercipta melalui PNS pada usia yang telah ditetapkan peme-
pekerjaan seringkali hilang ketika individu rintah. Pensiun bisa membuat individu
tidak bekerja untuk waktu yang lama senang karena bebas dari beban pekerjaan.
(Santrock, 2011). Namun, di sisi lain bisa menyebabkan
Populasi penduduk Indonesia yang tekanan. Ketika individu meninggalkan
berusia di atas 60 tahun pada tahun 2010 pekerjaan, pendapatan maupun partisipasi
berjumlah 20.784.233 atau 9% dari jumlah sosial di dunia kerjanya menurun
keseluruhan penduduk Indonesia (Pension (Wegman & Mcgee, 2004).
Watch, 2012). Jumlah PNS di Indonesia Secara umum pensiun diasosiasikan
pada tahun 2012 adalah 4,7 juta orang. dengan kehidupan di kemudian hari (later
Setiap tahunnya sekitar 112.000 orang PNS life). Ditandai dengan perubahan gaya hi-
dipensiunkan. Setelah dikurangi jumlah dup secara objektif, termasuk menerima
pensiun, jumlahnya menjadi 4,5 juta orang. dana pensiun dan menurunnya keterlibat-
Jumlah pensiun PNS tahun 2015 diperkira- an dalam aktivitas bekerja sebagai angkat-
kan Palupi (2012) berjumlah 125.000 orang. an kerja. Individu lebih banyak melakukan
Menteri tenaga kerja Indonesia mene- pekerjaan untuk kepentingan orang lain
tapkan usia pensiun normal adalah 55 ketika masih bekerja. Sedangkan setelah
tahun. Batas pensiun maksimum pekerja pensiun individu lebih banyak bekerja un-
tetap yang dipekerjakan pengusaha setelah tuk kepentingannya sendiri.
mencapai usia 55 tahun adalah 60 tahun Ilmuwan gerontologi berpendapat bah-
(Latief, 2012). Pegawai Negeri Sipil (PNS) wa pensiun menimbulkan sejumlah efek
Indonesia yang bekerja di kantor dipen- negatif. Pensiun dapat menyebabkan kesu-
siunkan pada usia 56 tahun, sedangkan litan ekonomi, demoralisasi, menurunnya
guru dan pengawas dipensiunkan setelah self-esteem, berkurangnya aktivitas, mening-
berusia 60 tahun. katkan isolasi dan kesepian, menurunkan
Usia pensiun di Indonesia dianggap kondisi fisik dan kesehatan mental
Bonasir (2012) terlalu muda karena angka (Atchley, 2007), serta perasaan tidak bergu-
harapan hidup orang Indonesia meningkat na bagi lingkungan dan sesamanya.
menjadi tujuh puluh tahun. Jepang dan Individu menjadi mudah frustrasi, marah,
Korea Selatan menetapkan usia pensiun kecewa, bingung, dan berada dalam keti-
efektif pada tujuh puluh tahun meskipun dakpastian. Individu yang rentan terkena
pensiun resmi pada usia enam puluh risiko tersebut adalah individu yang selama
tahun. Denmark, Islandia, Irlandia, Portu- berkarir tidak melakukan rekreasi, tidak
gal, dan Swiss menerapkan pensiun pada memiliki teman di luar teman kantor, tidak
pekerja yang berusia 65 tahun (Hamilton, memiliki perencanaan pensiun yang
2011). Sedangkan usia pensiun di India matang, dan tidak memiliki hubungan
enam puluh dua tahun, supir taksi Singa- yang baik dengan keluarganya (Gan, 2012).
pura tujuh puluh satu tahun (Wahyuning- Kehilangan pekerjaan, menurunnya
sih, 2012). Usia pensiun di Indonesia relatif kesehatan, dan kehilangan relasi pada usia
lebih muda dibandingkan dengan negara dewasa akhir memicu turunnya self-esteem.
lain. Pemerintah Indonesia bahkan telah Rendahnya self-esteem dapat menyebabkan
mewacanakan pensiun dini untuk pekerja. munculnya fenomena negatif antara lain
Meskipun kondisi fisik masih me- mudah marah, sakit kronis, immuno-
mungkinkan untuk bekerja, individu mau suppression, simptom distres fisik maupun

JURNAL PSIKOLOGI 177


SETYARINI & ATAMIMI

psikologis. Guindon (2010) menyebutkan (Pattakos, 2010). Penelitian mengenai mak-


fenomena negatif lain akibat rendahnya na hidup semakin banyak dilakukan dalam
self-esteem yaitu depresi, kecemasan sosial, beberapa dekade terakhir. Antara lain
kekerasan, penggunaan alkohol dan obat mengenai faktor yang terkait eksplorasi
terlarang, serta kecenderungan bunuh diri. makna hidup serta hubungannya dengan
Penelitian menunjukkan bahwa self- hasil perkembangan positif (Santrock,
esteem tinggi pada masa kanak-kanak. 2011).
Kemudian menurun ketika masa remaja Tingginya pencarian makna hidup dan
(Robins, Trzesniewski, Tracy, Gosling, & rendahnya kemunculan makna hidup
Potter, 2002). Pada usia dewasa tengah, self- mengakibatkan depresi (Cohen & Chairns,
esteem meningkat lalu menurun secara 2010). Meskipun begitu, pencarian makna
drastis pada usia dewasa akhir (Agarwal, hidup berkorelasi positif dengan well being
2012) dan saat memasuki usia pensiun subjektif. Coping mencari makna hidup
(Nauert, 2012). Tren tersebut berlaku untuk secara khusus membantu individu untuk
segala usia, lintas gender, etnis, skala self- menghadapi saat-saat kehilangan peker-
esteem, kebangsaan, dan tahun publikasi jaan, relasi, dan kesehatan maupun stres
penelitian (Trzesniewski, Donnellan, & yang kronis (Santrock, 2011). Penemuan
Robins, 2003). makna hidup berkaitan dengan kepriba-
Perubahan status sosial ekonomi dan dian dan religiusitas (Steger, Frazier, Oishi,
kesehatan fisik diketahui dapat mempe- & Kaler, 2006), serta berefek positif pada
ngaruhi penurunan self-esteem pada orang well-being (Steger, dkk., 2009; Park, Park, &
dewasa akhir (Orth, Trzesniewski, & Peterson, 2010). Subjek yang telah mema-
Robins, 2010). Kelas sosial yang rendah suki masa dewasa akhir diketahui dapat
pada kelompok orang dewasa juga dapat menemukan makna hidupnya (Steger,
mengakibatkan self-esteem yang rendah. dkk., 2009). Kepuasan hidup yang lebih
Individu yang berpendidikan diketahui besar, lebih bahagia, dan depresi yang
memiliki self-esteem lebih tinggi daripada rendah dijumpai pada individu yang telah
yang tidak berpendidikan (McMullin & memiliki makna hidup yang kuat (Park,
Carney, 2004). Malone, Suresh, Bliss, & Rosen, 2008).
Kepuasan hidup tercapai ketika individu
Kebahagiaan merupakan tujuan ter-
memiliki kecerdasan emosi, tetap konsisten
tinggi yang dapat diperoleh setiap orang
melakukan hal-hal tertentu, mengalami
melalui tindakan-tindakannya, bahkan di
pertumbuhan personal, dan memahami
usia yang tua (Guttmann, 2008). Banyaknya
kebermaknaan dan tujuan hidupnya
pengalaman yang diperoleh individu se-
(Schiraldi, 2007). Makna hidup secara tidak
panjang kehidupan, nilai-nilai yang dipe-
langsung mempengaruhi kesehatan. Orang
gang, serta tujuan hidup pada individu
dewasa yang memiliki makna hidup kuat
melahirkan pertanyaan mengenai keber-
selama penelitian Krause (2009) diketahui
maknaan hidup individu yang telah
masih hidup dan dapat mengikuti peneli-
memasuki masa dewasa akhir dan pensiun.
tian follow up dibandingkan yang makna
Kehidupan yang penuh makna membawa
hidupnya lemah, hal tersebut dikarenakan
individu pada kehidupan yang lebih sehat,
kebermaknaan hidup berkaitan dengan
baik secara fisik maupun mental (Gan,
kesehatan dan secara tidak langsung
2012).
mempengaruhi tingkat lamanya usia dan
Pencarian makna hidup merupakan memperlambat kematian individu. Makna
mega trend abad ke dua puluh satu

178 JURNAL PSIKOLOGI


SELF-ESTEEM DAN MAKNA HIDUP

hidup selalu berubah namun tidak pernah dup seseorang? Oleh karena itu peneliti
bisa berhenti (Frankl, 1992). Relatif stabil tertarik untuk meneliti korelasi antara self-
meskipun usia seseorang terus bertambah esteem pensiunan yang telah memasuki
(Baumeister & Vohs, 2002). Makna hidup masa dewasa akhir dengan kebermaknaan
bisa ditemukan melalui tiga cara logothe- dalam hidupnya. Selain itu peneliti juga
raphy dari Frankl, yaitu: a) menciptakan ingin mengetahui tingkat self-esteem dan
suatu pekerjaan atau melakukan suatu kebermaknaan hidup pada pensiunan.
perbuatan (nilai kreatif), b) mencoba untuk Self-esteem merupakan sikap, kompo-
mengalami sesuatu atau bertemu dengan nen evaluatif pada diri sendiri. Penilaian
seseorang (nilai pengalaman), c) meng- afektif pada konsep diri yang terdiri dari
ambil sikap untuk menghadapi penderita- perasaan berharga dan penerimaan diri
an yang tidak dapat dihindari (nilai sikap). yang berkembang dan dikelola sebagai
Kepuasan hidup yang lebih besar, le- konsekuensi kesadaran atas kompetensi
bih bahagia, dan depresi yang rendah dan umpan balik dari dunia luar (Guindon,
dijumpai pada individu yang telah memi- 2010). Self-esteem mencakup kepercayaan
liki makna hidup yang kuat (Park, Malone, atas kemampuan untuk berfikir dan meng-
Suresh, Bliss, & Rosen, 2008). Kepuasan hi- atasi tantangan dasar kehidupan serta
dup tercapai ketika individu memiliki kepercayaan diri untuk mendapatkan keba-
kecerdasan emosi, tetap konsisten melaku- hagiaan, merasa berguna, dan berjasa bagi
kan hal-hal tertentu, mengalami pertum- orang lain dan lingkungan (Branden, 1992).
buhan personal, dan memahami kebermak- Makna hidup didefinisikan Steger
naan dan tujuan hidupnya (Schiraldi, 2007). (2011) dalam tiga istilah. Pertama, purpose-
Makna hidup secara tidak langsung mem- centered definitions, setiap orang punya tu-
pengaruhi kesehatan. Orang dewasa yang juan hidup dan nilai-nilai personal. Makna
memiliki makna hidup kuat selama pene- didapatkan ketika individu mencoba untuk
litian Krause (2009) diketahui masih hidup membuat nilai-nilai personal. Makna hidup
dan dapat mengikuti penelitian follow up berfungsi sebagai motivasi, mengacu pada
dibandingkan yang makna hidupnya le- pengejaran individu terhadap tujuan hi-
mah, hal tersebut dikarenakan kebermak- dupnya. Kedua, significance-centered defini-
naan hidup berkaitan dengan kesehatan tions, seseorang memperoleh makna hidup
dan secara tidak langsung mempengaruhi ketika dapat memahami informasi atau
kematian individu. pesan yang didapat dari hidupnya. Makna
Berdasarkan hasil penelitian yang telah hidup tercipta ketika seseorang menginter-
diuraikan sebelumnya dapat diketahui bah- pretasikan pengalaman-pengalamannya
wa self-esteem individu setelah memasuki menjadi tujuan dan arti hidup. Ketiga,
masa dewasa akhir dan pensiun menurun. multifaceted definitions, merupakan kombi-
Padahal aspek tersebut merupakan hal nasi dimensi afeksi dengan motivasi dan
yang esensial dalam psychological survival. kognitif. Makna diartikan sebagai kemam-
Sementara itu, kebermaknaan hidup meru- puan untuk merasakan keteraturan dan
pakan aspek yang hanya dapat ditemui keterhubungannya dengan eksistensi indi-
pada individu yang telah memasuki masa vidu dalam mengejar dan mencapai tujuan-
dewasa akhir dan berefek positif terhadap tujuan. Individu yang percaya hidupnya
well-being (Steger, Oishi, & Kashdan, 2009a). bermakna memiliki tujuan yang jelas dan
Apakah self-esteem yang menurun setelah mengisinya dengan afeksi yang hangat.
pensiun mempengaruhi kebermaknaan hi- Makna hidup berbeda antara satu orang

JURNAL PSIKOLOGI 179


SETYARINI & ATAMIMI

dengan orang lainnya. Variasi tersebut carai lima subjek penelitian untuk menggali
didapat dari perbedaan individual, kehi- informasi dari indikator yang gugur setelah
dupan tiap orang, dan mata pencaharian. uji validitas dan reliabilitas serta untuk
Semua variasi tersebut berdasarkan pada memperkaya pembahasan. Analisis data
kemampuan menghadapi kompleksitas, yang dilakukan peneliti yaitu menggu-
tantangan, dan perubahan dalam kehidup- nakan teknik analisis statistik dengan cara
an sehari-hari dan pekerjaan. Perbedaan menghitung skor hipotetik dan empirik
pemaknaan memberi penjelasan sejauh kedua skala serta kategorisasi. Kemudian
mana orang-orang menemukan pemenuh- dilakukan uji normalitas, uji linearitas seba-
an hidup dan mencapai potensi tertinggi gai uji asumsi dan teknik korelasi product
mereka. Proses pencarian makna hidup moment dari Pearson untuk menguji
dirasa sebagai proses panjang meksipun hipotesis penelitian.
untuk yang hidupnya relatif bermakna.
Upaya keras seseorang dalam mencari
Hasil
makna hidup (Frankl, 1992) merupakan
sebuah motivasi utama dalam kehidupan. Mean empirik subjek pada kedua skala
Terdapat tiga hal yang membedakan kua- lebih besar daripada mean hipotetik. Untuk
litas manusia menurut logotheraphy yaitu skala self-esteem (85,8438>72,5), sedangkan
spiritualitas, kebebasan, dan tanggung untuk skala makna hidup (108,6250>85).
jawab (Frankl, 1992). Spiritualitas mengacu Artinya subjek penelitian memiliki skor
pada semangat, filosofi, dan pikiran yang self-esteem maupun kebermaknaan hidup
tidak didasarkan pada agama tertentu lebih tinggi dari yang diharapkan. Kategori
(Santrock, 2011). self-esteem pada 20 subjek (62,5%) adalah
sedang, 12 subjek (37,5%) dalam kategori
Metode tinggi. Kategori makna hidup 9 subjek
(28,1%) adalah sedang, 23 subjek (71,9%)
Subjek penelitian ini adalah 32 orang termasuk kategori tinggi.
pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Distribusi frekuensi data kedua skala
Republik Indonesia yang terdaftar sebagai berdasarkan perhitungan menggunakan
anggota Persatuan Wredatama Republik rumus Kolmogorov-Smirnov adalah nor-
Indonesia (PWRI) Ranting Srandakan, Ka- mal karena D (absolute)>0,05 (X=0,101;
bupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogya- Y=0,190). Berdasarkan tabel anova, kedua
karta. Metode pengambilan sampel adalah variabel memiliki pola hubungan linear
purposive sampling dengan cara menyeleksi karena linearity p<0,05 (p=0,001) dan
orang-orang menjadi sampel penelitian deviation from linearity p>0,05 (p=0,681).
karena dinilai merepresentasikan populasi Hasil perhitungan product moment Pearson
yang diteliti. Variabel independen (X) ada- menunjukkan self-esteem berkorelasi positif
lah self-esteem, sedangkan variabel depen- dan signifikan dengan kebermaknaan hi-
den (X) adalah makna hidup. Instrumen dup dengan skor rxy=0,615, p=0,000
untuk pengumpulan data menggunakan (α<0,01). Sumbangan efektif self-esteem ter-
skala self-esteem (29 aitem) dan skala makna hadap makna hidup sebesar 38%. Terdapat
hidup (34 aitem) yang disusun oleh pene- 62% faktor lain yang mempengaruhi mak-
liti. Pengumpulan data tambahan juga na hidup pada pensiunan PNS.
dilakukan oleh peneliti dengan mewawan-

180 JURNAL PSIKOLOGI


SELF-ESTEEM DAN MAKNA HIDUP

Diskusi 2. Relasi (perasaan terikatan, intimasi,


kualitas relasi, altruisme, pelayanan, dan
Berdasarkan hasil perhitungan diketa- kesadaran komunal/berhubungan de-
hui self-esteem dan makna hidup berkorelasi ngan umum).
positif secara signifikan. Semakin tinggi 3. Integritas fisik (fungsi, kesehatan, dan
self-esteem maka kebermaknaan hidup juga penampilan yang tampak).
semakin tinggi. Hasil tersebut mendukung
4. Aktivitas (kerja, leisure, dan aktivitas-
hipotesis penelitian “ada hubungan positif
aktivitas hedonis).
antara self-esteem dengan makna hidup
pada pensiunan PNS. Proses perkembang- 5. Kebutuhan materi (kepemilikan, kea-
an awal self-esteem Schiraldi (2007) dipenga- manan keuangan, dan meeting basic
ruhi oleh perasaan berharga tanpa syarat needs/ kebutuhan dasar dalam hierarchy
(esensial dan spiritual setiap orang serta need Abraham Maslow).
pengaruh eksternal lingkungan sekitar). Sumber makna hidup lain yang mempe-
Cinta tanpa syarat orang tua kepada anak ngaruhi makna hidup yaitu kebutuhan
memupuk perasaan berharga. Self-esteem holistik, pandangan filosofis (nilai-nilai dan
tumbuh dan berkembang di sekolah dan kepercayaan), idealisme, perhatian pada
kehidupan sosial di manapun individu kemanusiaan, agama, budaya, dan motif
tinggal dan bekerja (Lawrence, 2006). eksistensial (Wong, 2012). Sumber makna
Self-esteem dianggap sebagai hal esen- hidup seperti yang diungkapkan Wester-
sial dalam psychological survival (Mckay & hof, dkk. ditemui pada kelima subjek
Fanning, 2000) dan sebagai faktor primer wawancara. Faktor-faktor yang berpenga-
kualitas hidup. Self-esteem mempengaruhi ruh pada makna hidup yang berhasil digali
kebahagiaan, resiliensi, dan memotivasi melalui wawancara yaitu penerimaan diri
individu untuk hidup sehat dan produktif. atas kondisi pensiun, keterikatan dengan
Self-esteem merupakan faktor esensial bagi keluarga, falsafah mangan ora mangan angger
kesehatan, kemampuan coping, bertahan e ngumpul, masih mempunyai pengaruh
hidup (Schiraldi, 2007), mempengaruhi terhadap pensiunan, kesehatan umum
motivasi, perilaku fungsional, kepuasan yang tampak, aktivitas organisasi sosial
hidup, dan berkaitan dengan well-being dan keagamaan, kondisi ekonomi yang
seumur hidup secara signifikan (Guindon, sesuai dengan tuntutan kehidupan yang
2010). mengutamakan kesederhanaan, religiusitas
Sumbangan efektif self-esteem terhadap yang nampak dari aktivitas keseharian,
makna hidup pada penelitian ini adalah mensyukuri nikmat dan budaya masya-
38%. Terdapat faktor lain sebesar 62% turut rakat yaitu nrimo atas apa yang telah di
mempengaruhi kebermaknaan hidup sese- anugerahkan oleh Sang Pencipta.
orang. Hasil penelitian ini memperkuat
teori sumber makna hidup Westerhof, dkk. Kepustakaan
(dalam Wong, 2012). Sumber makna hidup
dalam diri seseorang menurut Westerhof, Agarwal, K. (2012). Aging May Cause a Drop
dkk. (Wong, 2012): in One’s Self-esteem—Study. Diakses
dari http://www.themedguru.com/
1. Berasal dari dalam diri (sifat dan karak-
node/33727, tanggal 21 Maret 2012.
ter, perkembangan personal dan pres-
tasi, penerimaan diri, pleasure/kesenang- Atchley, R. C. (2007). Retirement. Dalam
an, pemenuhan, dan kedamaian). Encyclopedia of Gerontology, 2nd Edition

JURNAL PSIKOLOGI 181


SETYARINI & ATAMIMI

(Ed. Birren, J. E.), vol. 2, pp. 449-460. transitioning.org/2009/10/23/the-


California: Academic Press. [Adobe meaning-of-life-after-retirement-today-
Digital Editions Version]. Diunduh dari 10-oct/, tanggal 22 Maret 2012.
http://en.bookfi.org/book/507266, Guindon, M. H. (2010). Self-Esteem Across
tanggal 9 April 2012. The Lifespan: Issues and Interventions.
Baumeister, R. F. & Vohs, K. D. (2002). The New York: Taylor & Francis Group.
Pursuit of Meaningfulness in Life. [Adobe Digital Editions Version].
Dalam Handbook of Positive Psychology Diunduh dari http://en.bookfi.org/
(Ed. Snyder, C. R., & Lopez, S. J.), pp. book/1043354, tanggal 31 Januari 2012.
608-618. New York: Oxford University Guttmann, D. (2008). Finding Meaning in
Press. [Adobe Digital Editions Version]. Life, at Midlife and Beyond–Wisdom and
Diunduh dari http://gen.lib.rus.ec/ Spirit from Logotherapy. Westport:
get?nametype=orig&md5=9E95309F788 Praeger Publisher. [Adobe Digital Edi-
23CA9356CD417BBAAEFD, tanggal 3 tions Version]. Diunduh dari http://
April 2012. en.bookfi.org/book/1123152, 29 Januari.
Bonasir, R. (2012). Berapa Usia Pensiun yang Hamilton, I. (2011). An Introduction to
Ideal? Diakses dari http://www.bbc.co. Gerontology. Cambridge: Cambridge
uk/indonesia/laporan_khusus/2010/09/ University Press. [Adobe Digital Edi-
100901_pensiunusia.shtml, 22 Maret tions Version]. Diunduh dari http://gen.
2012. lib.rus.ec/book/index.php?md5=
Branden, N. (1992). The Power of Self-Esteem, 273138C5539050B0391F0FD37D478796,
An Inspiring Look At Our Most Important 30 Maret 2012.
Psychological Resource. Florida: Health Krause, N. (2009). Meaning in Life and
Communications, Inc. [Adobe Digital Mortality. Journal of Gerontology: Social
Editions Version]. Diunduh dari http:// Sciences, 64B(4), 517–527. DOI:10.1093/
en.bookfi.org/book/660533, tanggal 31 geronb/gbp047. Diakses dari http://
Januari 2012. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
Cohen, K. & Cairns, D. (2010). Is Searching PMC2905132/pdf/gbp047.pdf, tanggal
For Meaning In Life Associated With 23 Maret 2012.
Reduced Subjective and Psychological Latief, A. (2012). Peraturan Menteri No. 02 Th
Well-Being? International Journal of 1993. Diakses dari http://www.
Existential Psychology & Psychotherapy, 3 depnakertrans.go.id/ayamjago/doc/per
(1), 1-5. Diakses dari http://journal. undangan/129951538347f99ed3cbff7.pdf
existentialpsychology.org/index.php?jo tanggal 24 Februari 2012.
urnal=ExPsy&page=article&op=view&
path%5B%5D=144&path%5B%5D=101, Lawrence, D. (2006). Enhancing Self-Esteem
tanggal 20 Maret 2012. in the Classroom, 3rd Edition. London:
Paul Chapman Publishing. [Adobe
Frankl, V. E. (1992). Man's Search for Digital Editions Version]. Diunduh dari
Meaning. Massachusetts: Beacon Press. http://en. bookfi.org/book/1204349,
[Adobe Digital Editions Version]. tanggal 27 Maret 2012.
Diunduh dari http://en.bookfi.org/
book/547352, tanggal 21 Februri 2012. McKay, M & Fanning, P. (2000). Self-Esteem
– A Proven Program of Cognitive
Gan, E. (2012). The Meaning of Life After Techniques for Assessing, Improving, and
Retirement. Diakses dari http://www.

182 JURNAL PSIKOLOGI


SELF-ESTEEM DAN MAKNA HIDUP

Maintaining Your Self-Esteem, 3rd Edition. Park, N., Park, M. & Peterson, C. (2010).
California: New Harbinger Publica- When is the Search for Meaning
tions, Inc. [Adobe Digital Editions Related to Life Satisfaction? Applied
Version]. Diunduh dari http://en. Psychology: Health And Well-Being, 2 (1),
bookfi.org/book/697117, tanggal 24 1–13. Doi:10.1111/J.1758-0854.2009.
Maret 2012. 01024.x. Diakses dari http://
McMullin, J. A. & Carney, J. (2004). Self- onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j
Esteem and The Intersection of Age, .1758-0854.2009.01024.x/pdf, tanggal 23
Class, and Gender. Journal of Aging Maret 2012.
Studies, 18, 75-90. Diakses dari http:// Pattakos, A. N. (2010). Prisoners of Our
www.ese.ualg.pt/gerontologia/ Thoughts, Viktor Frankl’s Principles for
Journal%20of%20Aging%20Studies/Mc Discovering Meaning in Life and Work, 2nd
Mullin%20y%20Cairney%202004.pdf. Edition. California: Berrett-Koehler
Tanggal 24 Maret 2012. Publishers, Inc. [Adobe Digital Editions
Nauert, R. (2012). Self-Esteem Peaks in Middle Version]. Diunduh dari http://en.
Age. Diakses dari http://psychcentral. bookfi.org/book/1061030, tanggal 3
com/news/2010/04/02/self-esteem- April 2012.
peaks-in-middle-age/12550.html, Pension Watch. (2012). Country Fact Sheet,
tanggal 24 Februari 2012. Indonesia. Diakses dari http://www.
Orth, U., Trzesniewski, K. H. & Robins. R. pension-watch.net/country-fact-
W. (2010). Self-Esteem Development file/indonesia-/, tanggal 10 Mei 2012.
From Young Adulthood to Old Age: A Phillips, J., Ajrouch, K., & H-Nallétamby, S.
Cohort-Sequential Longitudinal Study. (2010). Key Concepts in Social Geron-
Journal of Personality and Social Psycho- tology. London: SAGE Publications Ltd.
logy, 98 (4), 645–658. DOI: 10.1037/ [Adobe Digital Editions Version]. Diun-
a0018769. Diakses dari http://www. duh dari http://gen.lib.rus.ec/book/
apa.org/pubs/journals/releases/psp-98- index.php?md5=19801e3be6221a5db277
4-645.pdf, tanggal 20 Maret 2012. 099e7c866a09, tanggal 9 April 2012.
Palupi. (2012). BKN Tegaskan: Tak Terkoneksi Robins, R. W., Trzesniewski, K. H., Tracy, J.
SAPK, Kebutuhan Kepegawaian Tak Dila- L., Gosling, S. D. & Potter, J. (2002).
yani. Diakses dari http://www.bkn.go. Global Self-Esteem Across the Life
id/in/berita/1855-bkn-tegaskan-tak- Span. Journal of Psychology and Aging,
terkoneksi-sapk-kebutuhan- 17(3), 423–434. DOI: 10.1037//0882-
kepegawaian-tak-dilayani.html. 23 7974.17.3.423. Diakses dari http://
Maret 2012. homepage.psy.utexas.edu/homepage/
Park, C. L., Malone, M. R., Suresh, D. P., faculty/Gosling/reprints/PsychAgingsel
Bliss, D., Rosen, R. I. (2008). Coping, ifespan.pdf, tanggal 24 Maret 2012.
Meaning in Life, and Quality of Life in Santrock, J. W. (2011). Life-Span Develop-
Congestive Heart Failure Patients. ment, 13th Edition. New York: McGraw-
Quality Of Life Research, 17:21–26. DOI: Hill. [Adobe Digital Editions Version].
10.1007/s11136-007-9279-0. Diakses dari Diunduh dari http://gen.lib.rus.ec/
http://www.springerlink.com/content/ book/index.php?md5=
484w127x50575784/fulltext.pdf, tanggal 72616DA8443868CEFF05254482B55A5B,
1 Maret 2012. 1 Januari 2012.

JURNAL PSIKOLOGI 183


SETYARINI & ATAMIMI

Schiraldi, G. R. (2007). 10 Simple Solutions 5385540_0679-0688_Lopez_OHPP_


for Building Self-Esteem, How to End Self- Ch64.pdf, tanggal 30 Maret 2012.
Doubt, Gain Confidence & Create A Trzesniewski, K. H., Donnellan, M. B. &
Positive Self-Image. Oakland, CA: New Robins. R. W. (2003). Stability of Self-
Harbinger Publications, Inc. [Adobe Esteem Across the Life Span. Journal of
Digital Editions Version]. Diunduh dari Personality and Social Psychology. 84(1),
http://en.bookfi.org/book/740991, tang- 205-220. DOI: 10.1037/0022-3514.84.1.
gal 27 Maret 2012. 205. Diakses dari http://www.students.
Steger, M. F., Frazier, P, Oishi, S., & Kaler, uni-marburg.de/~Nauj/downloads/
M. (2006). The Meaning in Life 03.%20Semester/ewp2/referat/stability.
Questionnaire: Assessing the Presence pdf. Tanggal 24 Maret 2012.
of and Search for Meaning in Life. Wahyuningsih, M. (2012). Usia Pensiun di
Journal of Counseling Psychology, 53(1), Indonesia Terlalu Muda. Diakses dari
80–93 DOI: 10.1037/0022-0167.53.1.80. http://health.detik.com/read/2011/07/11
Dikses dari http://www.itari.in/ /160402/1678924/763/usia-pensiun-di-
categories/higherpurpose/meaning_in_l indonesia-terlalu-muda, tanggal 24
ife.pdf, tanggal 23 Feb 2012. Februari 2012.
Steger, M. F., Oishi, S. & Kashdan, T. B. Wegman, D. H. & Mcgee, J. P. (2004). Health
(2009). Meaning In Life Across The Life and Safety Needs of Older Workers.
Span: Levels and Correlates of Meaning Washington: The National Academies
in Life From Emerging Adulthood To Press. [Adobe Digital Editions Version].
Older Adulthood. The Journal of Positive Diunduh dari http://www.geron.uga.
Psychology. 4(1), 43-52. edu/pdfs/BooksOnAging/OlderWorker
Steger, M. F. (2011). Meaning in Life. Dalam s.pdf, tanggal 28 Maret 2012.
The Oxford Handbook of Positive Psy- Wong, P. T. P. (2012). The Human Quest for
chology, 2nd Edition. (Ed. S. J., Lopez & C. Meaning, Theories, Research, and Appli-
R., Snyder). New York: Oxford Univer- cations, 2nd Edition. New York: Rout-
sity Press. [Adobe Digital Editions ledge. [Adobe Digital Editions Ver-
Version]. Diunduh dari http:// sion]. Diunduh dari http://www.
michaelfsteger.com/Documents/978019 drpaulwong.com/documents/HQM2-
chapter17.pdf, tanggal 21 Maret 2012

184 JURNAL PSIKOLOGI

Anda mungkin juga menyukai