Abstract
The main purpose of this research is to investigate the correlation between self-esteem and life
meaning in retired civil servants of Republic of Indonesia. The additional aim is to determine the
level of self-esteem and life meaning amongst the subjects. There were 32 retired civil servants
selected as research subjects using the purposive sampling technique. This research was conducted on
October 13, 2012, from 09:00 to 11:30 a.m. at the PWRI Srandakan office in Srandakan, Bantul,
Yogyakarta. The researcher distributed questionnaire forms, consisted of 29 statements for self-
esteem scale and 34 statements for life meaning scale. Researcher interviewed five subjects to obtain
additional information and enrich the discussion. The results showed that there is a positive and
significant correlation between self-esteem and life meaning in the retired civil servants, r=0.615, p=
0.000 (α<0.01). The research subjects scored higher than expected in the mentioned scales because the
empiric score is larger than hypothetic score. The effective contribution of self-esteem variable
towards life meaning is 38%.
Keywords: self-esteem, life meaning, life purpose
Ajrouch, & H-Nallétamby, 2010). Struktur tidak mau harus berhenti bekerja sebagai
dan ritme hidup yang telah tercipta melalui PNS pada usia yang telah ditetapkan peme-
pekerjaan seringkali hilang ketika individu rintah. Pensiun bisa membuat individu
tidak bekerja untuk waktu yang lama senang karena bebas dari beban pekerjaan.
(Santrock, 2011). Namun, di sisi lain bisa menyebabkan
Populasi penduduk Indonesia yang tekanan. Ketika individu meninggalkan
berusia di atas 60 tahun pada tahun 2010 pekerjaan, pendapatan maupun partisipasi
berjumlah 20.784.233 atau 9% dari jumlah sosial di dunia kerjanya menurun
keseluruhan penduduk Indonesia (Pension (Wegman & Mcgee, 2004).
Watch, 2012). Jumlah PNS di Indonesia Secara umum pensiun diasosiasikan
pada tahun 2012 adalah 4,7 juta orang. dengan kehidupan di kemudian hari (later
Setiap tahunnya sekitar 112.000 orang PNS life). Ditandai dengan perubahan gaya hi-
dipensiunkan. Setelah dikurangi jumlah dup secara objektif, termasuk menerima
pensiun, jumlahnya menjadi 4,5 juta orang. dana pensiun dan menurunnya keterlibat-
Jumlah pensiun PNS tahun 2015 diperkira- an dalam aktivitas bekerja sebagai angkat-
kan Palupi (2012) berjumlah 125.000 orang. an kerja. Individu lebih banyak melakukan
Menteri tenaga kerja Indonesia mene- pekerjaan untuk kepentingan orang lain
tapkan usia pensiun normal adalah 55 ketika masih bekerja. Sedangkan setelah
tahun. Batas pensiun maksimum pekerja pensiun individu lebih banyak bekerja un-
tetap yang dipekerjakan pengusaha setelah tuk kepentingannya sendiri.
mencapai usia 55 tahun adalah 60 tahun Ilmuwan gerontologi berpendapat bah-
(Latief, 2012). Pegawai Negeri Sipil (PNS) wa pensiun menimbulkan sejumlah efek
Indonesia yang bekerja di kantor dipen- negatif. Pensiun dapat menyebabkan kesu-
siunkan pada usia 56 tahun, sedangkan litan ekonomi, demoralisasi, menurunnya
guru dan pengawas dipensiunkan setelah self-esteem, berkurangnya aktivitas, mening-
berusia 60 tahun. katkan isolasi dan kesepian, menurunkan
Usia pensiun di Indonesia dianggap kondisi fisik dan kesehatan mental
Bonasir (2012) terlalu muda karena angka (Atchley, 2007), serta perasaan tidak bergu-
harapan hidup orang Indonesia meningkat na bagi lingkungan dan sesamanya.
menjadi tujuh puluh tahun. Jepang dan Individu menjadi mudah frustrasi, marah,
Korea Selatan menetapkan usia pensiun kecewa, bingung, dan berada dalam keti-
efektif pada tujuh puluh tahun meskipun dakpastian. Individu yang rentan terkena
pensiun resmi pada usia enam puluh risiko tersebut adalah individu yang selama
tahun. Denmark, Islandia, Irlandia, Portu- berkarir tidak melakukan rekreasi, tidak
gal, dan Swiss menerapkan pensiun pada memiliki teman di luar teman kantor, tidak
pekerja yang berusia 65 tahun (Hamilton, memiliki perencanaan pensiun yang
2011). Sedangkan usia pensiun di India matang, dan tidak memiliki hubungan
enam puluh dua tahun, supir taksi Singa- yang baik dengan keluarganya (Gan, 2012).
pura tujuh puluh satu tahun (Wahyuning- Kehilangan pekerjaan, menurunnya
sih, 2012). Usia pensiun di Indonesia relatif kesehatan, dan kehilangan relasi pada usia
lebih muda dibandingkan dengan negara dewasa akhir memicu turunnya self-esteem.
lain. Pemerintah Indonesia bahkan telah Rendahnya self-esteem dapat menyebabkan
mewacanakan pensiun dini untuk pekerja. munculnya fenomena negatif antara lain
Meskipun kondisi fisik masih me- mudah marah, sakit kronis, immuno-
mungkinkan untuk bekerja, individu mau suppression, simptom distres fisik maupun
hidup selalu berubah namun tidak pernah dup seseorang? Oleh karena itu peneliti
bisa berhenti (Frankl, 1992). Relatif stabil tertarik untuk meneliti korelasi antara self-
meskipun usia seseorang terus bertambah esteem pensiunan yang telah memasuki
(Baumeister & Vohs, 2002). Makna hidup masa dewasa akhir dengan kebermaknaan
bisa ditemukan melalui tiga cara logothe- dalam hidupnya. Selain itu peneliti juga
raphy dari Frankl, yaitu: a) menciptakan ingin mengetahui tingkat self-esteem dan
suatu pekerjaan atau melakukan suatu kebermaknaan hidup pada pensiunan.
perbuatan (nilai kreatif), b) mencoba untuk Self-esteem merupakan sikap, kompo-
mengalami sesuatu atau bertemu dengan nen evaluatif pada diri sendiri. Penilaian
seseorang (nilai pengalaman), c) meng- afektif pada konsep diri yang terdiri dari
ambil sikap untuk menghadapi penderita- perasaan berharga dan penerimaan diri
an yang tidak dapat dihindari (nilai sikap). yang berkembang dan dikelola sebagai
Kepuasan hidup yang lebih besar, le- konsekuensi kesadaran atas kompetensi
bih bahagia, dan depresi yang rendah dan umpan balik dari dunia luar (Guindon,
dijumpai pada individu yang telah memi- 2010). Self-esteem mencakup kepercayaan
liki makna hidup yang kuat (Park, Malone, atas kemampuan untuk berfikir dan meng-
Suresh, Bliss, & Rosen, 2008). Kepuasan hi- atasi tantangan dasar kehidupan serta
dup tercapai ketika individu memiliki kepercayaan diri untuk mendapatkan keba-
kecerdasan emosi, tetap konsisten melaku- hagiaan, merasa berguna, dan berjasa bagi
kan hal-hal tertentu, mengalami pertum- orang lain dan lingkungan (Branden, 1992).
buhan personal, dan memahami kebermak- Makna hidup didefinisikan Steger
naan dan tujuan hidupnya (Schiraldi, 2007). (2011) dalam tiga istilah. Pertama, purpose-
Makna hidup secara tidak langsung mem- centered definitions, setiap orang punya tu-
pengaruhi kesehatan. Orang dewasa yang juan hidup dan nilai-nilai personal. Makna
memiliki makna hidup kuat selama pene- didapatkan ketika individu mencoba untuk
litian Krause (2009) diketahui masih hidup membuat nilai-nilai personal. Makna hidup
dan dapat mengikuti penelitian follow up berfungsi sebagai motivasi, mengacu pada
dibandingkan yang makna hidupnya le- pengejaran individu terhadap tujuan hi-
mah, hal tersebut dikarenakan kebermak- dupnya. Kedua, significance-centered defini-
naan hidup berkaitan dengan kesehatan tions, seseorang memperoleh makna hidup
dan secara tidak langsung mempengaruhi ketika dapat memahami informasi atau
kematian individu. pesan yang didapat dari hidupnya. Makna
Berdasarkan hasil penelitian yang telah hidup tercipta ketika seseorang menginter-
diuraikan sebelumnya dapat diketahui bah- pretasikan pengalaman-pengalamannya
wa self-esteem individu setelah memasuki menjadi tujuan dan arti hidup. Ketiga,
masa dewasa akhir dan pensiun menurun. multifaceted definitions, merupakan kombi-
Padahal aspek tersebut merupakan hal nasi dimensi afeksi dengan motivasi dan
yang esensial dalam psychological survival. kognitif. Makna diartikan sebagai kemam-
Sementara itu, kebermaknaan hidup meru- puan untuk merasakan keteraturan dan
pakan aspek yang hanya dapat ditemui keterhubungannya dengan eksistensi indi-
pada individu yang telah memasuki masa vidu dalam mengejar dan mencapai tujuan-
dewasa akhir dan berefek positif terhadap tujuan. Individu yang percaya hidupnya
well-being (Steger, Oishi, & Kashdan, 2009a). bermakna memiliki tujuan yang jelas dan
Apakah self-esteem yang menurun setelah mengisinya dengan afeksi yang hangat.
pensiun mempengaruhi kebermaknaan hi- Makna hidup berbeda antara satu orang
dengan orang lainnya. Variasi tersebut carai lima subjek penelitian untuk menggali
didapat dari perbedaan individual, kehi- informasi dari indikator yang gugur setelah
dupan tiap orang, dan mata pencaharian. uji validitas dan reliabilitas serta untuk
Semua variasi tersebut berdasarkan pada memperkaya pembahasan. Analisis data
kemampuan menghadapi kompleksitas, yang dilakukan peneliti yaitu menggu-
tantangan, dan perubahan dalam kehidup- nakan teknik analisis statistik dengan cara
an sehari-hari dan pekerjaan. Perbedaan menghitung skor hipotetik dan empirik
pemaknaan memberi penjelasan sejauh kedua skala serta kategorisasi. Kemudian
mana orang-orang menemukan pemenuh- dilakukan uji normalitas, uji linearitas seba-
an hidup dan mencapai potensi tertinggi gai uji asumsi dan teknik korelasi product
mereka. Proses pencarian makna hidup moment dari Pearson untuk menguji
dirasa sebagai proses panjang meksipun hipotesis penelitian.
untuk yang hidupnya relatif bermakna.
Upaya keras seseorang dalam mencari
Hasil
makna hidup (Frankl, 1992) merupakan
sebuah motivasi utama dalam kehidupan. Mean empirik subjek pada kedua skala
Terdapat tiga hal yang membedakan kua- lebih besar daripada mean hipotetik. Untuk
litas manusia menurut logotheraphy yaitu skala self-esteem (85,8438>72,5), sedangkan
spiritualitas, kebebasan, dan tanggung untuk skala makna hidup (108,6250>85).
jawab (Frankl, 1992). Spiritualitas mengacu Artinya subjek penelitian memiliki skor
pada semangat, filosofi, dan pikiran yang self-esteem maupun kebermaknaan hidup
tidak didasarkan pada agama tertentu lebih tinggi dari yang diharapkan. Kategori
(Santrock, 2011). self-esteem pada 20 subjek (62,5%) adalah
sedang, 12 subjek (37,5%) dalam kategori
Metode tinggi. Kategori makna hidup 9 subjek
(28,1%) adalah sedang, 23 subjek (71,9%)
Subjek penelitian ini adalah 32 orang termasuk kategori tinggi.
pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Distribusi frekuensi data kedua skala
Republik Indonesia yang terdaftar sebagai berdasarkan perhitungan menggunakan
anggota Persatuan Wredatama Republik rumus Kolmogorov-Smirnov adalah nor-
Indonesia (PWRI) Ranting Srandakan, Ka- mal karena D (absolute)>0,05 (X=0,101;
bupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogya- Y=0,190). Berdasarkan tabel anova, kedua
karta. Metode pengambilan sampel adalah variabel memiliki pola hubungan linear
purposive sampling dengan cara menyeleksi karena linearity p<0,05 (p=0,001) dan
orang-orang menjadi sampel penelitian deviation from linearity p>0,05 (p=0,681).
karena dinilai merepresentasikan populasi Hasil perhitungan product moment Pearson
yang diteliti. Variabel independen (X) ada- menunjukkan self-esteem berkorelasi positif
lah self-esteem, sedangkan variabel depen- dan signifikan dengan kebermaknaan hi-
den (X) adalah makna hidup. Instrumen dup dengan skor rxy=0,615, p=0,000
untuk pengumpulan data menggunakan (α<0,01). Sumbangan efektif self-esteem ter-
skala self-esteem (29 aitem) dan skala makna hadap makna hidup sebesar 38%. Terdapat
hidup (34 aitem) yang disusun oleh pene- 62% faktor lain yang mempengaruhi mak-
liti. Pengumpulan data tambahan juga na hidup pada pensiunan PNS.
dilakukan oleh peneliti dengan mewawan-
Maintaining Your Self-Esteem, 3rd Edition. Park, N., Park, M. & Peterson, C. (2010).
California: New Harbinger Publica- When is the Search for Meaning
tions, Inc. [Adobe Digital Editions Related to Life Satisfaction? Applied
Version]. Diunduh dari http://en. Psychology: Health And Well-Being, 2 (1),
bookfi.org/book/697117, tanggal 24 1–13. Doi:10.1111/J.1758-0854.2009.
Maret 2012. 01024.x. Diakses dari http://
McMullin, J. A. & Carney, J. (2004). Self- onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j
Esteem and The Intersection of Age, .1758-0854.2009.01024.x/pdf, tanggal 23
Class, and Gender. Journal of Aging Maret 2012.
Studies, 18, 75-90. Diakses dari http:// Pattakos, A. N. (2010). Prisoners of Our
www.ese.ualg.pt/gerontologia/ Thoughts, Viktor Frankl’s Principles for
Journal%20of%20Aging%20Studies/Mc Discovering Meaning in Life and Work, 2nd
Mullin%20y%20Cairney%202004.pdf. Edition. California: Berrett-Koehler
Tanggal 24 Maret 2012. Publishers, Inc. [Adobe Digital Editions
Nauert, R. (2012). Self-Esteem Peaks in Middle Version]. Diunduh dari http://en.
Age. Diakses dari http://psychcentral. bookfi.org/book/1061030, tanggal 3
com/news/2010/04/02/self-esteem- April 2012.
peaks-in-middle-age/12550.html, Pension Watch. (2012). Country Fact Sheet,
tanggal 24 Februari 2012. Indonesia. Diakses dari http://www.
Orth, U., Trzesniewski, K. H. & Robins. R. pension-watch.net/country-fact-
W. (2010). Self-Esteem Development file/indonesia-/, tanggal 10 Mei 2012.
From Young Adulthood to Old Age: A Phillips, J., Ajrouch, K., & H-Nallétamby, S.
Cohort-Sequential Longitudinal Study. (2010). Key Concepts in Social Geron-
Journal of Personality and Social Psycho- tology. London: SAGE Publications Ltd.
logy, 98 (4), 645–658. DOI: 10.1037/ [Adobe Digital Editions Version]. Diun-
a0018769. Diakses dari http://www. duh dari http://gen.lib.rus.ec/book/
apa.org/pubs/journals/releases/psp-98- index.php?md5=19801e3be6221a5db277
4-645.pdf, tanggal 20 Maret 2012. 099e7c866a09, tanggal 9 April 2012.
Palupi. (2012). BKN Tegaskan: Tak Terkoneksi Robins, R. W., Trzesniewski, K. H., Tracy, J.
SAPK, Kebutuhan Kepegawaian Tak Dila- L., Gosling, S. D. & Potter, J. (2002).
yani. Diakses dari http://www.bkn.go. Global Self-Esteem Across the Life
id/in/berita/1855-bkn-tegaskan-tak- Span. Journal of Psychology and Aging,
terkoneksi-sapk-kebutuhan- 17(3), 423–434. DOI: 10.1037//0882-
kepegawaian-tak-dilayani.html. 23 7974.17.3.423. Diakses dari http://
Maret 2012. homepage.psy.utexas.edu/homepage/
Park, C. L., Malone, M. R., Suresh, D. P., faculty/Gosling/reprints/PsychAgingsel
Bliss, D., Rosen, R. I. (2008). Coping, ifespan.pdf, tanggal 24 Maret 2012.
Meaning in Life, and Quality of Life in Santrock, J. W. (2011). Life-Span Develop-
Congestive Heart Failure Patients. ment, 13th Edition. New York: McGraw-
Quality Of Life Research, 17:21–26. DOI: Hill. [Adobe Digital Editions Version].
10.1007/s11136-007-9279-0. Diakses dari Diunduh dari http://gen.lib.rus.ec/
http://www.springerlink.com/content/ book/index.php?md5=
484w127x50575784/fulltext.pdf, tanggal 72616DA8443868CEFF05254482B55A5B,
1 Maret 2012. 1 Januari 2012.