Anda di halaman 1dari 19

RENCANA BISNIS

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT

ERNIEK SAPTOWATI

20181030040

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Daftar Isi

I.Bab I Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

I.2. Tujuan Dan Sasaran

I.3. Ruang Lingkup

II. Bab II Aspek Pasar dan Pemasaran

II.1.Gambaranumum Prospek Pasar Produk

II.2. Produk

II.3. Proyeksi Permintaan dan penawaran

II.3.1. Permintaan

II.3.2. Penawaran

II.4. Analisa Peluang

II.5. Persaingan

II.6. Analisa SWOT

II.7. Keputusan Strategis

II.8. Rekomendasi
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Sesungguhnya Allah yang menciptakan penyakit dan sesungguhnya tiap penyakit ada
obatnya kecuali penyakit tua. Bertolak dari situ, Muhammadiyah sebagai organisasi
kemasyarakatan yang salah satu amal usahanya adalah dalam bidang kesehatan. Dan sudah
merupakan komitmen muhammadiyah sejak awal berdirinya untuk mengamalkan Al-Quran
dan hadist, dimana Islam sebagai agama yang sempurna yang mengatur semua sendi
kehidupan, baik dalam hubungan dengan manusia (habbul minannas) maupun hubungan
dengan Allah (habbul minnallah). Untuk itu merupakan kewajiban seorang muslim untuk
selalu berikhtiar guna meningkatkan derajat kesehatan yang layak, oleh karena itu
muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan mendirikan Rumah Sakit sebagai sarana
dakwah amal makruf nahi mungkar di bidang kesehatan.

Dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin hari semakin


meningkat, hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan tahun
2000-2025 yang menunjukkan bahwa untuk Indonesia secara umum, jumlah penduduk akan
mengalami peningkatan dari 205,1 juta di tahun 2000 menjadi 273,1 juta di tahun 2025. Dan
Menurut data Survey Sensus Ekonomi Nasional (susenas) Propinsi Jawa Timur Tahun 2005
jumlah penduduk Kabupaten Lamongan tahun 2005 sebanyak 1.261,972 jiwa, terdiri dari
646.830 jiwa (51,26%) perempuan dan 615.142 jiwa (48,74%) laki-laki. Dengan komposisi
kelompok umur berdasarkan jenis kelamin laki-;laki usia 0-14 tahun sebanyak 170.087 jiwa
(27,65%), usia 15-64 tahun sebanyak 407.040 (66,17%) dan usia di atas 65 tahun sebanyak
38.015 jiwa (6,18%). Sedangkan kelompok umur perempuan usia 0-14 tahun sebanyak
151.617 jiwa (23,44%), usia 15-64 tahun sebanyak 436.092 (67,42%) dan usia di atas 65
sebanyak 59.121 jiwa (9,14%), sehingga jumlah penduduk Kabupaten Lamongan secara
keseluruhan berdasarkan kelompok usia 0-14 tahun sebanyak 321.704 jiwa, usia 15-64 tahun
sebanyak 843.132 jiwa, usia 65 ke atas sebanyak 97.136 jiwa.

Secara harfiah, pengertian Rumah sakit(hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan
lainnya.
Masalah kesehatan akan terus berkembang. Ini menuntut kemampuan dan
profesionalisme kalangan medis untuk mengatasinya. Layanan medis yang tepat, cepat, dan
akurat, sangat diharapkan masyarakat. Sebab kesehatan menjadi salah satu hal terpenting
yang tengah menjadi sorotan sekaligus kebutuhan masyarakat.
Maka diharapkan dengan dibangunnya sebuah Rumah Muhammadiyah Babat dengan fasilitas
yang cukup lengkap dan disertai tenaga medis handal akan menjawab sebagian tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan pelayan kesehatan terbaik. Untuk menjawab permintaan
tersebut maka Rumah Sakit Muhammadioyah Babat mencoba untuk memberikan pelayanan
yang terbaik dengan menggunakan fasilitas terbaik dan selalu menjaga kualitas rumah sakit.

I.2 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dari pelaksanaan ini adalah untuk menentukan rencana bisnis rumah sakit
Muhammadiyah Babat di daerah kebalanpelang. Didalam rencana bisnis ini terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan
untuk memutuskan bagaimana rumah sakit merencanakan usahanya.
Tujuan dalam penyusunan bisnis plan ( rencana bisnis ) adalah

1. Membantu pengelola agar tetap kreatif dan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan
saat awal ingin membukarumah sakit ( visi).

2. Alat untuk mencari dana, sehingga Anda dapat mengatur keuangan dan berhasil
dalam bisnis.

3. Sarana komunikasi untuk menarik orang lain, pemasok, konsumen, dan penyandang
dana. Hal ini akan membuat mereka mengerti tujuan dan cara operasional bisnis
Anda.

4. Mempermudah untuk menjalankan usaha dengan mengetahui langkah-langkah praktis


dalam menghadapi persaingan, membuat promosi, dan sebagainya, sehingga usaha
akan lebih efektif dan menghasilkan keuntungan.

5. Membuat pengawasan lebih mudah dalam operasional yang akan dilakukan.

I.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam rencana bisnis rumah sakit ini adalah:


1. Identifikasi aspek pasar dan pemasaran dari Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yang
mencakup poin-poin seperti proyeksi permintaan dan penawaran, produk yang
ditawarkan, harga, promosi, distribusi dan analisa SWOT
2. Identifikasi aspek teknis dan teknologis seperti deskripsi dan desain produk, mesin
dan teknologi yang digunakan, lokasi dan layout produk.
3. Identifikasi aspek manajemen dan organisasi, seperti analisis stakeholder, struktur
organisasi perusahaan, job analysis dan job description, proses rekrutmen dan seleksi,
sistem kompensasi dan pengembangan dan sistem informasi manajemen
4. Identifikasi aspek hukum dan legalitas seperti bentuk perusahaan, rencana anggaan
dasar perusahaan dan prosedur perizinan
5. Identifikasi aspek ekonomi dan keuangan, seperti perkiraan modal kerja, perkiraan
biaya investasi, proyeksi laporan keuangan dan penilaian investasi
6. Rekomendasi hasil analisa kelayakan
BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Pada aspek pasar dan pemasaran Pimpinan Cabang MuhammadiyahBabat perlu


meninjau beberapa hal penting. Tinjauan mengenai latar belakang bisa menjelaskan
mengenai kronologis produk dan alasan mengapa objek tersebut dipilih, serta kondisi pasar
atas produk secara umum.
Sementara pada bagian penawaran menjelaskan tentang jumlah produk sejenis yang
ditawarkan oleh perusahaan lain, atau jumlah produk sejenis yang ada di pasaran, volume
produksi perusahaan – perusahaan sejenis, sumber data lainnya yang dapat dimanfaatkan
adalah data dari pengguna produk sejenis. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya yaitu
permintaan dan penawaran , maka dapat dilakukan analisis peluang yaitu selisih antara
permintaan danpenawaran.
Perlu juga mendefinisikan produk yang menjelaskan tentang kualitas, spesifikasi,
kemasan, bentuk fisik, material yang digunakan, dan nama produk (brand), disamping harga
yang menjelaskan tentang metode penetapan harga yang digunakan, dan berapa harga yang
ditetapkan untuk produk yang akan dilaunching. Tak kalah penting di bagian pasar dan
pemasaran ini yang dilihat adalah jalur distribusi ke konsumen. Dalam hal promosi,
ditentukan media apa yang akan digunakan untuk mempromosikan produk, berapa biayanya
dan dalam waktu berapa lama.
Selain juga strategi pemasaran yang digunakan untuk menentukan kebijakan yang akan
diambil oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat berdasarkan data-data sebelumnya.
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat juga perlu menentukan posisi yang tepat, apa saja
kekuatan dan kelemahan perusahaan saat ini, dan peluang serta ancaman apa yang akan
dihadapi oleh perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT.
Menentukan langkah dan strategi yang tepat atau keputusan strategi, sehingga produk
dan perusahaan akan berhasil dalam persaingan. Dari penulusuran-penulusuran tersebut
barulah Pimpinan Cabang MuhammadiyahBabat bisa melakukan penilaian kelayakan, apakah
objek studi berdasarkan aspek pasar dan pemasaran ini dapat dinilai layakatautidak.

II.1. GAMBARAN UMUM PROSPEK PASAR PRODUK


Rumah Sakit Muhammadiyah babat terletak di kecamatan babat, di mana merupakan
jalur perlintasan menuju ibu kota tiga kabupaten di wilayah propinsi jawa timur yaitu Tuban,
Bojonegoro dan Jombang. Disamping itu pula di sebelah barat merupakan perbatasan
langsung dengan kabupaten bojonegoro dan sebelah utara berbatasan langsung dengan
kabupaten Tuban dan ketiga kecematan yang berbatasan dengan babat yaitu kecamatan
widang, kecamatan boureno dan kecamatan modo, dari ketiga kecamatan tersebut tidak ada
pelayanan Rumah sakit. Dengan demikian hanya Rumah Sakit Muhammadiyah babat satu-
satunya Rumah sakit yang berada di ketiga Wilayah Kecamatan tersebuat, di samping itu pula
kecamatan kecamatan yang lainnya juga belum ada Rumah sakit.

Untuk itu Pelayan di Rumah sakit Muhammadiyah perlu ditingkatkan karena


kebutuhan akan pelayanan kesehatan di wilayah sekitar babat sangat tinggi. Mengingat
pentingnya peningkatan pelayanan ini, maka Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat perlu
untuk segera merelokasi Rumah sakit Muhammadiyah Babat ke tempat yang lebih baik agar
dapat memenuhi kebutuhan konsumen pengguna layanan Rumah Sakit Muhamammadiyah
Babat yang semakin meningkat.

II.1 PRODUK
Rumah Sakit Muhammadiyah Babat memiliki berbagai pelayanan medis dan alat
penunjang medis yang memadai yang akan menunjang kesehatan .

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat diantaranya adalah :

Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dibagi menjadi beberapa
kelas sesuai dengan fasilitas yang diberikan. Pembagian kelasnya adalah sebagai berikut :

 R. Rawat VVIP :
 R. Rawat VIP :
 R. Rawat Kelas 1 :
 R. Rawat Inap Kelas 2 :
 R. Rawat Inap Kelas 3 :

Pelayanan Medis
Pelayanan medis yang diberikan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Babat kepada
masyarakat diantaranya :

 Poli Umum
 Poli Gigi
 Poli spesialis Anak
 Poli spesialis Kandungan
 Poli spesialis penyakit Dalam
 Poli spesialis Bedah Umun
 Poli spesialis Mata
 Poli spesialis Paru
 Poli spesialis Syaraf
 Poli spesialis Jantung
 Poli spesialis THT
 Poli spesialis Kulit Kelamin
 Poli spesialis Bedah Tulang
 InstalasiGawatDarurat
 Unit BedahSentral
 Unit Kebidanan

Penunjang Medis
Penunjang medis yang diberikan oleh RumahsakitMuhammadiyahbabat kepada
masyarakat, diantaranya :

 Laboratorium
 Radiologi
 Farmasi
 Ambulance

II.2 PROYEKSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN


II.2.1 PERMINTAAN
Berdasarkan pengamatan dan data yang telah diperoleh, didapatkan gambaran pasar total dan
potensial, dimana kita bisa melihat penduduk jawa timur
JUMLAH PENDUDUK JAWA TIMUR TAHUN 2010

Jumlah penduduk Jawa timur 37,476,757 jiwa

Sumber : Sensus Pendudk 2010 (BPS)

Piramida Penduduk Jawa Timur Tahun 2010


Sedangkan untuk lamongan kita bisa lihat profil sebagai berikut

Tabel 1

Sumber : 1) Kementerian Dalam Negeri,2011; 2) Sensus Penduduk 2010,BPS;

3) Pusdatin,20114) Badan PPSDMK,2011; 5) Dinas Kesehatan Kab. Lamongan,2010;


6) Biro Perencanaan dan Anggaran,2012

Untuk kecamatan Babat kita dapat data sebagai berikut :

Tabel 2.

Sistem pemerintahan dan Data Demografi Kependudukan

satuan Kel. Babat Kec. Babat Kab. satuan


Lamongan

Jumlah RT 17 324 - Jumlah RT

Jumlah RW 7 98 - Jumlah RW

Jiwa 3200 75.156 - Jiwa

Km2 206,4 4.965 - Km2

M dpl 2,0 2,00 - M dpl


Km 1,5 - - Km

Keluarga (Rumah.T) 3219 75.756 - Keluarga


(Rumah.T)

Jiwa/km2 3093 2658 868.932 Jiwa/km2

Jiwa/kel Jiwa/kel

Kel/km 2.219 Kel/km

Sumber : Buku Kecamatan Babat

Berdasarkan tabel kependuduan di atas dapat diketahul karakteristik demografi pada area
studi, yaitu Kelurahan Babat, mempunyai sistem administratif pemerintahan yang besar
dilihat dan jumlah RT dan RW dibandingkan dengan Kelurahan lain yang Derada diwilayah
Kecamatan Babat Hal mi berarti bahwa Kelurahan Babat mempunyal hal-hal berikut:
a. Luas area besar, yaitu 286,4km2
b. Jumlah penduduk yang besar dengan kepadatan yang tinggi, yaitu 3.998 jiwa / km2 atau
sebanyak 695 keluarga /km2
c.Laju pertambahan penduduk pada daerah studi relatif kecil.
Populasi penduduk yang sedemikian besar ini dengan perbandingan kepadatan penduduk jauh
lebih banyak dibandingkan rata-rata indikator kepadatan penduduk untuk Kabupaten
lamongan, berarti wilayah ini mempunyal kebutuhan yang besar akan kesehatan, di saamping
itu letaknya yang berada di pertigaan jalan nasional maka akan memudahkan akses bagi
pasien dari daerah di luar babat.

Struktur Penduduk
Kondsi sosial masyarakat sekitar area studi di Kecamatan Babat dapat diketahui dengan
melihat struktur penduduk menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan mata
pencarian penduduk wilayah tersebut.Stuktur penduduk daerah studi menunjukkan bahwa:

a. Usia penduduk Kelurahan Babat yang paling dominan berada pada umur 40 -50 tahun,
dimana usia tersebut menunjukkan bahwa daerah ini pada masa 5-10 tahun lagi akan
banyak terdapat penduduk lanjut usia yang akan menjadi beban berat dan mungkin juga
akan menimbulkan banyak masalah jika tidak dapat didukung oleh kualitas hidup dan
kesehatan dan kelompok lanjut usia ini ataupun dengan nilai tambah yang dihasilkan
oleh penduduk usia produktif;
b. Rasio sex jumlah penduduk laki-laki relatif sedikit lebih besar jumlahnya dibandingkan
dengan jumlah penduduk perempuan

c. Kualitas pendidkanmasih kurang memadai, dimana indikator mi dapat dilihat dengan


masih sedikit penduduk Kelurahan Babat yang telah menamatkan minimal jenjang
SLTA.

d. Profil pembagian jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Lamongan dipakai untuk acuan
pembahasan pada wilayah studi.

Tingkat Pendapatan Ekonomi Rumah Tangga


Tingkat pendapatan rumah tangga ini dianalisis dalam tingkat Pendapatan Domestik Regional
Bruto (PDRB) per kapita penduduk. Analisis PDRB menggunakan dasar harga yang berlaku
saat tahun 2012, sedangkan analisis dengan menggunakan dasar harga konstan tahun 2010
hanya diperuntukkan sebagai pembanding untuk mengukur laju inflasi pendapatan terhadap
tahun 2010.
Kecamatan Babat merupakan daerah perdagangan dan jasa yang terus tumbuh, disamping
kawasan ini masih terus memperbaiki jenis bangunan dan infrastruktur lainnya.
Tingkat Kesejahteraan Keluarga
Tingkat kesejahteraan keuarga penduduk Kecamatan Babat secara umum dapat dikatakan
berada pada kelompok keluarga sejahtera.
Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau Iebih
dari 5 kebutuhari dasar Keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama;
pangan; papan; sandang; dan kesehatan. Sedangkan Keluarga Miskin adalah keluarga Pra
Sejahtera karena alasan ekonomi dan Keluarga Sejahtera I karena alasan ekonomi tidak dapat
memenuhi salah satu atau Iebih indikator yang meliputi :
a) hanya sekali seminggu atau kadang tidak sama sekali sekeluarga makan daging/ikan/telor;
b) memperoleh kurang dari satu stel pakaian baru dalam waktu setahun terakhir ini untuk
seluruh anggota keluarga; dan
c) luas lantai rumah tinggal kurang dan 8m2 untuk tiap penghuninya.
Berdasarkan analisis tingkat kesejahteraan keluarga Tingkat Kesejahteraan Keluarga
diketahui bahwa:

a. Penduduk Kelurahan Babat mempunyal 8% keluarga yang berada pada kelompok


Keluarga Pra Sejahtera dan 14% keluarga yang berada pada kelompok Keluarga Miskin;
b. Di tingkat Kecamatan Babat terdapat sebanyak 8% yang berada pada kelompok Keluarga
Pra Sejahtera dan 16% yang berada pada kelompok Keluarga Miskin;

c. Sebanyak 19% keluarga di Kelurahan Babat dan Kecamatan Babat belum memiliki
pekerjaan, sehingga berarti tidak dapat diasumsikan kelompok ini mempunyai pendapatan
bulanan yang dapat diterima oleh keluarga.

II.2.2 PENAWARAN
Perlu kita lihat pelayanan kesehatan yang ada di wilayah babat dan sekitarnya, maka
kita peroleh jumlahFasilitaskesehatan yang adadisekitarbabat
1. Puskesmas Babat 1
2. Puskesmas babat 2
3. Puskesmas bluluk
4. puskesmas Modo
5. Puskesmas Kedungpring
6. Puskesmas Gunung sari
7. puskesmas Widang
8. Klinik Rawat inap Gotong Royong Babat
9. Klinik Bersalin Permata Bunda Babat
10. Klinik Rapat inap YPPI 1945
11. Klinik Rawat Inap Abdi Husada Pucuk
12. Klinik Rawat Inap Assyifa Pucuk

Dilihat dari kondisi pelayanan Kesehatan, maka di simpulkan bahwa di wilayah Babat belum ada
Rumah Sakit yang memadai selain Rumah Sakit Muhammadiyah Babat, Sedang dokter specialis
yang berdomisili di lamongan jumlahnya sangat sedikit, Rata rata mereka berdomisili di Surabaya.
Tabel di bawah ini kita bisa lihat penyebaran dokter umum, dokter gigi, perawat dan bidan di wilayah
lamongan, tuban dan bojonegoro

Tabel 3
Rasio Penyebaran Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk tahun 2010
satuan Kel. Babat Kec. Babat Kab. satuan Kel. Babat
Lamongan

Jumlah RT 17 324 - Jumlah RT 17

Jumlah RW 7 98 - Jumlah RW 7
Jiwa 3200 75.156 - Jiwa 3200

Km2 206,4 4.965 - Km2 206,4

Sumber : Badan PPSDMK kemkes RI 2010


Dilihat dari jumlah rasio tenaga kesehatan di banding di lamongan, Tuban, Bojonegoro
dengan rasio tenaga kesehatan di indonesia, maka jelas pelayanan kesehatan di wilayah
lamongan dan babat sekitarnya masih kurang. Untuk itu dengan keberadaan Rumah Sakit
Muhammadiyah Babat yang lebih besar akan menambah minat tenaga kesehaatan terutama
dokter dan dokter spesialis untuk berpraktek di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.

II.3 ANALISIS PELUANG


Pada daerah sekitar babat tidak dijumpai Rumah Sakit, Rumah sakit yang ada berada
di daerah lamongan kota yaitu RSUD Soegiri, RS Muhammadiyah lamongan, Rumah Sakit
bersalin Fatimah, dan Rumah sakit bedah mitra. Sedang di wilayah Tuban ada RSUD
Kasoem, RSI Muhammadiyah, RS Medika Mulia, Rumah Sakit Nu Tuban , Di wilayah
ngimbang ada RSUD ngimbang, diwilayan sumberrejo ada RSUD sumberrejo dan RS
Aisyiyah Sumberrejo. Keempat wilayah tersebut jaraknya sangat jauh dari babat.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya terhadap kondisi penawaran dan
permintaan atas kebutuhan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dengan kualitas baik,
diketahui bahwa pasar yang begitu besar baru dikelola oleh Rumah sakit yang jaraknya jauh
dari Babat. Sehingga peluang untuk Rumah Sakit Muhamammadiyah Babat ini mampu
menjalankan usaha kesehatannya dengan baik masih begitu besar.
Kondisi babat yang berada di pertigaan Jalan National yang menghubungkan antar
profinsi, antar kabupaten, dan merupakan kota perdagangan. Sehingga permintaan akan
pelayanan kesehatan dari tahun ketahun semakin meningkat, baik dari masyarakat babat
sendiri maupun masyaraakat yang berada di sekitar babat

II.4 PERSAINGAN
Dalam peninjauan aspek pasar, kita juga perlu membandingkan adanya pesaing
ataupun pembanding dalam penentuan penjualan jasa. Untuk di babat dan sekitarnya
mungkin kita bersaing dengan klinik-klinik rawat inap. Walaupun sebenarnya seharusnya
tidak terjadi karena Rumah sakit jelas pelayanannya lebih komplit dan memadai. Tapi itu
kondisi real yang ada. Kekurangan dari Rumah Sakit Muhammadiyah yang ada saat ini
adalah akses jalan yang ada sangat sulit juga parkir. Hal ini terjadi karena banyaknya
pedagang yang menngunaakan bahu jalan sebagai tempat dagangan. Karena lokasi Rumah
Sakit Muhammadiyah yang ada sekarang berada di sekitar pasar Babat. Hal ini yang
mendorong Pimpinan cabang Muhammadiyah Babat untuk membentuk Panitia Relokasi
Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Kondisi Ekonomi Makro Indonesia


Berdasarkan perkembangan indikator-indikator yang ada, perekonomian Indonesia
menunjukan perkembangan yang semakin mantap, pertumbuhan dan aktivitas ekonomi yang
meningkat, serta stabilitas yang semakin kuat dan terjaga. Perkembangan tersebut antara lain
ditunjukkan oleh tren pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, inflasi yang terjaga, nilai
tukar yang stabil, cadangan devisa yang terus meningkat.

Kondisi makro perekonomian Indonesia secara umum digambarkan sebagai berikut :


1. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I mencapai 6%. Peningkatan laju pertumbuhan
ekonomi tersebut didorong oleh perbaikan kinerja investasi, ekspor barang dan jasa,
serta konsumsi masyarakat. Di sisi sektor industri, laju pertumbuhan ekonomi
didorong oleh peningkatan pertumbuhan sektor jasa, terutama sektor transportasi dan
komunikasi, dan diikuti oleh sektor perdangangan, hotel, dan restoran, serta
konstruksi.
2. Perbaikan kondisi perekonomian mendorong membaiknya daya beli masyarakat dan
aktivitas ekonomi yang antara lain diindikasikan oleh indikator-indikator pajak (PPn),
konsumsi listrik, pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor, dan kredit konsumsi
perbankan.
3. Kinerja investasi hingga bulan April 2007 menunjukan tren yang semakin membaik
sebagaimana tercermin dalam berbagai indikator investasi, antara lain: realisasi
penanaman modal dalam negeri dan asing (PMDN dan PMA) serta laju pertumbuhan
impor barang modal semakin meningkat, peningkatan laba BUMN dan swasta yang
akan mendorong peningkatan laba di tahan untuk diinvestasikan kembali.
4. Di bidang perdagangan internasional, perbaikan kinerja ekspor tercermin dalam
peningkatan pertumbuhan ekspor, khususnya di sektor ekspor non migas. Perbaikan
kinerja ekspor tersebut akan berlanjut seiring dengan perbaikan investasi, peningkatan
harga komoditi (khususnya komoditi primer) di pasar global, dan peningkatan trade
volume dengan mitra dagang Indonesia. Di sisi lain, impor juga mengalami
peningkatan sejalan dengan membaiknya daya beli masyarakat.
5. Indikator lainnya juga menunjukan kondisi perekonomian yang cukup kondusif di
mana nilai tukar Rupiah terhadap US dolar berkisar pada Rp.12.500/US$ dengan
kecenderungan penguatan Rupiah.
Untuk suku bunga Bank Indonesia, digambarkan sebagai berikut :

Jangka Wakt u Suku Bunga

1 B u l a n 7 . 9 4 %

Dikeluarkan Tanggal : 2/20/2008

Jangka Wakt u Suku Bunga

3 B u l a n 7 . 9 9 %

Dikeluarkan Tanggal : 2/20/2008

Dengan beberapa indikator diatas, dapat disimpulkan bahwa perekonomian Indonesia


secara umum, berada dalam posisi yang cukup kuat dan didukung oleh daya beli masyarakat
yang semakin tinggi.

II.5 ANALISIS SWOT


Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) merupakan suatu
kegiatan menganalisa kelebihan dan kekurangan yang ada bila proyek Rumah Sakit
Muhammadiyah Babat ini jadi dilaksanakan. Hal-hal kelebihan ataupun kekurangan yang
berpotensi datang dari Internal disebut dengan Strength dan Weakness. Sedangkan yang
berpotensi dari Lingkungan atau External biasa disebut dengan Opportunities, dan Threats.
Berdasarkan analisa terhadap tapak, maka dapat dilakukan analisa SWOT untuk menilai
faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan suatu lahan. Faktor yang
menjadi keunggulan tapak harus dapat dioptimalkan, sedangkan faktor yang menjadi
kelemahan tapak harus dapat dieliminsai sehingga tidak memberikan pengaruh buruk.

Hasil analisis SWOT akan diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Analisis SWOT

S T R E N G T H ( S ) W E A K N E S S ( W )
1 Kemudahan akses dari jalan utama (strategis) 1 Kurangnya informasi tentang RSMB

2 Peralatan modern dan terbaru 2 Lahan parkir terbatas (yang sekarang)

3 Fasilitas dan pelayanan lengkap 3

4 Dukungan jaringan dengan perusahaan rekanan dan asuransi 4

5 Dokter dan tenaga dokter spesialis yang lengkap

6 Kredibilitas RSM Babat di akui masyarakat

7 Dokter jagastand by 24 jam, tersedia 2 unit ambulance

8 Menawarkan program edukasi

9 Memberikan keamanan dan kenyamanan dengan CCTV

O P P O R T U N I T Y ( O ) T H R E A T S ( T )

1 Terdapat di daerah pemukiman padat (rumah dan apartemen) 1 Memiliki banyak pesaing dari klinik rawat inap

2 P a n g s a p a s a r l u a s 2 Tarif perawatan RS sejenislain relatif lebihmurah

3 Kemampuan ekonomi masyarakat sekitar cukup tinggi 3 Masih banyak warga yang klini k

4 Adanya pertumbuhan jumlah penduduk 4 Dalam waktu dekat akan muncul RS baru

5 Mendapat dukungan pemerintah dan perserikatan 5 Inflasi akan mempengaruhi pengeluaran RSMB

Dari penilaian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Rumah Sakit Muhammadiyah
Babat termasuk dalam kategori S-O, dengan grafik seperti berikut:
Grafik Matriks SWOT Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Pada matriks terlihat bahwa posisi Rumah Sakit Muhammadiyah Babat berada pada
angka 1.2 pada Strength dan 0.65 pada Opportunity. Maka Rumah Sakit Muhammadiyah
Babat cukup layak untuk dibangun dan diharapkan dapat memberikan keuntungan jika faktor
Strength dioptimalkan dan dapat memanfaatkan faktor Opportunity secara maksimal.

II.6 KEPUTUSAN STRATEGI


Dari analisa SWOT yang telah dibuat sebelumnya, dirancang sejumlah strategi atas
masing-masing poinnya, seperti sebagai berikut :

Tabel 5 Strategi dari Hasil Analisis SWOT

S - O S t r a t e g i e s : W - O S t r a t e g i e s :

1 Melakukan tindakan promosi terkait dengan tingkat pelayanan terbaru kepada seluruh warga Jakarta (S1-S3-S5-S8-O2-O4) 1 Melakukan promosi kepada warga tentang RSMB (W1-O1-O3)

2 Menjalin kerjasama dengan perusahaan rekanan dan asuransi (S4-O2) 2 Menyewa lahan kosong disekitar lokasi sebagai lahan parkir (bila diperlukan) (W2-O2-O4)

3 Meningkatkan pelayanan dengan fasilitas yang telah tersedia (S2-S3-S7-S9-O3) 3 Bersedia melayani klinik gigi, THT, bayi tabung (W3-O2)

4 Meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan (S8-S5-O1-O2) 4 Gaji disesuaikan dengan prestasi (W4 -O5)

5 Melakukan proses audit terhadap pengelolaan manajemen rumah sakit secara rutin (S6-O6)

S - T S t r a t e g i e s : W - T S t r a t e g i e s :
1 Melakukan kerjasama dengan perusahaan rekanan dan asuransi (S4-T1-T2) 1 Menambah fasilitas klinik selain ibu dan anak (W3-T1)

2 Memberikan pelayanan sesuai dengan fasilitas yang ada (S2-S3-S6-S9-T2) 2 Melakukan tindakan promosi terkait dengan tingkat pelayanan terbaru kepada seluruh warga Jakarta (W1-T1-T2-T3)

3 Melakukan promosi kepada warga tentang RSIA di tempat yang mudah terlihat (S1-S2-S5-S10-T1-T3) 3 Diadakan sistem motivasi, reward, dan hukuman yang jelas untuk setiap pegawai (W4-W6-T4)

4 Mengadakan training secara rutin untuk tenaga medis untuk meng-update pengetahuan (S5-T1) 4 Mengoptimalkan pengoperasian ambulance (W2-T1-T5)

5 Melakukan efisiensi biaya pengeluaran (S2-T5)

6 Meningkatkan layanan bermutu, baik perawatan, mutu dokter, menggunakan sistem manajemen ke arah perbaikan mutu (S2-S3-S5-S8-T1-T4-T6)

7 Melakukan sistem subsidi silang bagi pasien kurang mampu (S4-T2)

Berdasarkan analisa SWOT yang telah dilakukan sebelumnya, strategi yang bisa
digunakan adalah strategi Strength – Opportunity, yaitu :

 Melakukan tindakan promosi terkait dengan tingkat pelayanan terbaru kepada seluruh
warga Babat dan sekitarnya
 Menjalin kerjasama dengan perusahaan rekanan dan asuransi
 Meningkatkan pelayanan dengan fasilitas yang telah tersedia
 Melakukan proses audit terhadap pengelolaan manajemen rumah sakit secara rutin
 Meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan

II.7 REKOMENDASI
Berdasarkan analisa aspek pasar dan pemasaran yang telah dilakukan, ditinjau dari
sisi proyeksi permintaan dan penawaran, analisis peluang, persaingan, produk, distribusi,
promosi dan analisa SWOT, maka dapat disimpulkan bahwa rencana pembangunan Rumah
Sakit Muhammadiyah Babat ini layak.

Anda mungkin juga menyukai