Kasus Mendalam Typhoid Revisi
Kasus Mendalam Typhoid Revisi
Disusun Oleh :
P2.06.31.2.16.032
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi
Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan studi kasus Manajemen Asuhan Gizi Klinik yang berjudul
Penatalaksanaan Diit Pada Pasien Suspect Typhoid Fever di Ruang Perawatan
Aster di Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon dapat terselesaikan.
Laporan studi kasus ini terwujud dan terselesaikan atas bimbingan, arahan,
bantuan, serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Alina Hizni, SKM, MPH selaku Ketua Prodi Gizi Cirebon, Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya.
2. Bapak Dr.Wawat Setiamiharja, MARS selaku Direktur Rumah Sakit Sumber
Waras Cirebon atas ijin yang diberikan.
3. Ibu Ana Ani Setiyaningsih, S.Gz selaku Kepala Instalasi Gizi dan selaku
pembimbing di Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon
4. Ibu Dr. Hj. Wiwit Estuti, STP, M.Si selaku Dosen Pembimbing Prodi Gizi
Cirebon, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
5. Seluruh staf dan karyawan yang telah membantu praktikan selama praktek di
Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon
6. Teman-teman dari Prodi Gizi Cirebon yang telah memberikan dukungan dan
bantuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan. Besar harapan penulis atas saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan laporan ini, serta penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
2. Tujuan Khusus....................................................................................................3
D.Manfaat..................................................................................................................3
1. Bagi Mahasiswa.................................................................................................3
2. Etiolologi............................................................................................................4
3. Patogenesis.........................................................................................................5
5. Manifestasi Klinis..............................................................................................6
6. Pencegahan.........................................................................................................6
iv
A.Waktu dan Tempat Studi Kasus............................................................................10
1. Waktu Studi Kasus...........................................................................................10
2. Data sekunder...................................................................................................10
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam typhoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan pada usus halus dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran yang disebabkan infeksi Salmonella Typhi (Sodikin,
2012). Demam disertai sakit kepala, konstipasi, malaise, mengigil, dan sakit
otot. Pada kasus ini biasanya disertai muntah tetapi tidak parah. Gejala lain
yang timbul yaitu kebimbangan mengigau dan usus berulang. Kejadian yang
paling parah pada kasus adalah terjadinya kematian. Penyakit ini bisa
menular melalui air minum dan makanan yang terinfeksi Salmonella Typhi
(Shield & Stoppler, 2010).
1
Berdasarkan laporan Dirjen Pelayanan Medis Depkes RI (2008). Demam
typhoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat
inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan
proporsi 3,15%, (Depkes RI, 2009).
B. Rumusan Masalah
Demam typhoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia
(Penyakit yang selalu ada di masyarakat sepanjang waktu walau dengan
angka kejadian yang kecil) dan dalam Undang-undang No.4 Tahun 1984
tentang wabah. Kelompok penyakit ini merupakan penyakit yang mudah
menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan
wabah (Cahyono, 2010).
2
Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
ialah “Bagaimana penatalaksanaan diit pada pasien Suspect Typhoid Fever
di Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon ?“
1. Tujuan Umum
Untuk mampu melaksanakan manajemen asuhan gizi klinik
terhadap pasien Suspect Typhoid Fever di Rumah Sakit Sumber Waras
Cirebon.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan skrining gizi.
b. Mampu melaksanakan pengkajian data assesment
c. Mampu menyusun diagnosa gizi.
d. Mempu merencanakan dan menentukan preskripsi diet
e. Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi (pemantauan
konsumsi dan status gizi pasien).
f. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaksanaan terapi diet pasien.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai pengalaman dan mengimplementasikan ilmu tentang
pengkajian data penatalaksanaan terapi diit pada pasien Penyakit Suspect
Typhoid Fever yang telah didapatkan dibangku kuliah Prodi D III Gizi
Cirebon.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Typhoid
1. Definisi
Demam typhoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh
2. Etiolologi
Penyakit demam typhoid termasuk penyakit menular yang
4
Penularan demam typhoid dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu
dikenal dengan 5F yaitu (food, finger, fomitus, fly, feses). Feses dan
orang yang sehat melalui mulut, selanjutnya orang sehat tersebut akan
3. Patogenesis
Patogenesis demam typhoid secara garis besar terdiri 3 proses,
yakni (1) proses invasi bakteri Salmonella typhi ke dinding sel epitel
usus, (2) proses kemampuan hidup dalam makrofaq dan (3) proses
5
dan obstipasi. Dapat disertai dengan lidah kotor, nyeri tekan perut, dan
pembengkakan pada stadium lebih lanjut dari hati atau limpa atau
tinggi dapat dijadikan indikator demam typhoid. Pada sekitar 25% dari
pada hari ke 7-10, terutama pada orang berkulit putih, dan terlihat pada
dada bagian bawah dan abdomen pada hari ke 10-15 serta menetap
5. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi demam typhoid rata-rata adalah 7 – 14 hari,
usia, daya tahan tubuh, waktu pengobatan dan drug of choice yang
6. Pencegahan
Strategi pencegahan yang dipakai adalah untuk selalu menyediakan
6
baik, dan tersedianya air bersih sehari-hari. Selain itu dilakukan
b) Terapi Obat
Obat-obat simptomatik:
7
c) Penatalaksanaan Diet Penyakit Demam Typhoid
a. Jenis Diet
bawah:
b. Tujuan Diet
(Almatsier, 2010).
8
c. Syarat / Prinsip Diet
energi basal
energi
9
BAB III
METODOLOGI
1. Data primer
Data primer diperoleh langsung dari pasien, yang dikumpulkan
dengan cara merecall antropometri (PB dan LILA), wawancara dan
pengamatan langsung mengenai keluhan pasien, riwayat penyakit
dahulu, sekarang dan keluarga, kebiasaan hidup, serta anamnesa diit.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Rumah Sakit
Sumber Waras yaitu dengan cara menulis rekam medis pasien
mengenai hasil pemeriksaan klinis dan fisik serta hasil pemeriksaan
laboratorium biokimia.
2. Alat tulis.
3. Kalkulator.
4. Laptop.
5. Metline.
10
BAB IV
HASIL STUDI KASUS
11
B. ASSESSMENT AWAL
Ya.
12
Langkah 4 Akankan kebutuhan Tidak 0
gizi anak
Ya.
dipengaruhi oleh
kondisi anak untuk Untuk 1 minggu ke depan:
kurang lebih 1
minggu ke depan? Mengalami penurunan asupan
dan atau
Mengalami peningkatan
kebutuhan dan atau
Mengalami peningkatan
kehilangan
1 1
Ya.
13
C. NUTRITION ASSESMENT
Tabel 2. Assesment pada tanggal 26 Februari 2019
Data Hasil
Antropometri LILA = 17,5 cm
TB = Panjang badan terlentang – 0,7
= 109 – 0,7
= 108,3 cm
Pengukuran status gizi :
BB/U =
TB/U =
= = = -0,36 SD (Normal)
BB/TB =
= = = -1,33 SD (Normal)
IMT/U =
= = = -1,29 SD (Normal)
LiLa = x 100%
14
Z-score <-2 -2 sampai >+2
+2
BB/U Underweight Normal Gizi Lebih
BB/TB Kurus Normal Gemuk
IMT/U Kurus Normal Gemuk
PB/U Stunted Normal -
Jenis
Hasil Nilai Normal Satuan Ket
Pemeriksaan
Hemoglobin 11,9 10,7-14,7 g/dl Normal
Hematrokit 36 33-45 % Normal
Eritrosit 4,07 3,8-5,8 uL Normal
Leukosit 8400 5000-14500 x10ᶺ/uL Normal
Trombosit 269000 150000-450000 uL Normal
MPV 9,3 6,5-12 Fl Normal
PDW 11,4 9-17 Fl Normal
Biokimia PLCR 20,7 - % Tinggi
MCV 74,3 69-93 Fl Normal
MCH 24,4 22-34 Pg Normal
MCHC 32,9 32-36 g/dl Normal
NEUTROFIL% 69 25-69 % Tinggi
LYMFOSIT% 26 25-50 % Normal
MXD 5 - % Tinggi
(Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit Sumber Waras)
Kesimpulan : hasil nilai lab terkait gizi semuanya normal
15
Tabel 6. Hasil Uji Widal
16
uretritis, ispa, ataupun penggunaan vial),
penyakit Lyme. superinfeksi bakteri,
batuk-batuk,
mengalami kejang,
nyeri otot, pusing,
mengantuk, sakit
perut, menurunkan
kesuburan, diare,
demam. Kedinginan,
jantung berdegup
kencang, nyeri dada,
kejang, kebingungan,
lemas badan, kulit
menjadi pucat bahkan
menguning (sakit
kuning), sakit kepala,
memar pada tubuh,
kesemutan, rasa kebas
pada tubuh, alergi kulit
parah, radang
tenggorokan, gatal-
gatal pada tubuh,
mudah emosi,
mengalami hiperaktif,
gelisah, buang angin
terus menerus,
kesulitan buang air
kecil, mimisan,
hilangnya nafsu
makan, tenggorokan
menjadi kering.
17
4x200 rasa sakit dan mual, muntah, sakit
menurunkan panas. maag, diare, anemia,
Nyeri yang dirasakan menurunnya jumlah
dapat berupa sakit sel darah putih,
gigi, sakit tekanan darah rendah
kepala, arthralgia deng atau hipotensi.
an intensitas ringan
hingga sedang.
Santagesik bekerja
dengan cara
menghambat
prostaglandin dalam
menyebabkan reaksi
peradangan berupa
rasa nyeri,
pembengkakan,
dan demam.
18
hiperkalemia ,
Tromboflebitis
Tingkat Asupan
Asupan lebih >120%
Asupan baik 80-120%
Asupan sedang 70-79%
Asupan kurang 60-69%
Asupan buruk <60%
(Sumber : Depkes RI, 1999)
Kesimpulan: Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa asupan
makanan pasien asupan buruk dan asupan kurang pada protein.
Aktivitas
Bedrest (sumber : FAO/WHO, 1973)
Fisik
Riwayat
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
Personal
D. NUTRITION DIAGNOSA
Tabel 8. Diagnosa Gizi
19
karbohidrat yang cukup menunjukan asupan
makan pada pasien
E = 27,52% (buruk)
P = 65,17% (kurang)
L = 18,32% (buruk)
Kh = 28,17% (buruk)
NI.5.4 Penurunan Berkaitan dengan infeksi Ditandai dengan hasil
kebutuhan zat gizi bakteri Salmonella Typhi uji widal S Paratyphi
serat CO 1/160 dan S
Paratyphi CH 1/160
positif
NI.5.1 Peningkatan Berkaitan dengan Ditandai dengan hasil
kebutuhan protein peningkatan kebutuhan zat uji widal S Paratyphi
gizi terkait infeksi CO 1/160 dan S
Paratyphi CH 1/160
positif
(Sumber : Sumapradja. dkk. 2013. Terminologi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Jawa Barat: Asosiasi Dietisien Indonesia)
20
E. NUTRITION INTERVENSI
1. Planning
a. Tujuan Diet
Menurut Almatsier (2006) dan Wahyuningsih (2013)
Mencapai dan mempertahankan.status gizi optimal, mencegah
penurunan berat badan secara berlebihan, mengurangi keluhan (batuk)
dan mengupayakan perubahan sikap dan perilaku terhadap makanan oleh
pasien dan keluarganya.
b. Preskripsi diet
1) Syarat
Menurut Almatsier (2006) dan Wahyuningsih (2013)
- Energi tinggi yaitu 40 – 45 kkal/kg BB
- Protein diberikan tinggi 2,0 – 2,5 gr/kg BB
- Lemak cukup yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total
- Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi total
- Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhsn normal
- Makanan yang diberikan dalam bentuk mudah cerna.
- Porsi makan diberikan dalam jumlah kecil dan sering.
- Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan
serat maksimal 8 gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan
toleransi perorangan.
- Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar (liat)
sesuai dengan toleransi perorangan.
21
= 1.058,79 : 4 = 264,69 gr
a. Implementasi
1) Pemberian makanan (ND.1.2)
Jenis diet : Diet TKTP RS
Rute : Oral
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x makan selingan
Bentuk : Lunak
22
Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Bentuk Edukasi : Diskusi dan Wawancara
23
F. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi meliputi monitoring dan evaluasi
antropometri, asupan makan, nilai laboratorium atau biokimia serta keadaan
fisik dan klinis
1. Antropometri (AD):
Tabel 9. Hasil monitoring antropometri
Pemeriksaan fisik
26-02-2019 27-02-2019 28-02-2019
Lemas, batuk Lemas, batuk Lemas, batuk
berdahak. berdahak
24
Tabel 12. Hasil monitoring biokimia
25
Kategori Buruk Sedang Lebih Buruk
Tingkat Asupan
Asupan lebih >120%
Asupan baik 80-120%
Asupan sedang 70-79%
Asupan kurang 60-69%
Asupan buruk <60%
(Sumber : Depkes RI, 1999)
Rata- rata asupan pasien secara keseluruhan masih buruk.
2. Diagnosa Gizi dan Terapi Gizi
26
BAB V
PEMBAHASAN
A. Antropometri
Antropometri dilakukan dengan memantau status gizi pasien,
dengan mengukur LILA dan panjang badan pasien untuk mendapatkan
status gizi. Berdasarkan Havard WHO-NCHS dengan LILA 17,5 cm yaitu
didapatkan Status Gizi Baik 100%.
B. Biokimia
Berdasarkan data biokimia yang diperoleh dengan melihat hasil tes
laboratorium pada rekam medis untuk pemeriksaan hematologi dan hitung
jenis dapat diketahui bahwa ada beberapa tes laboratorium yang nilainya
tidak normal, baik itu lebih rendah maupun lebih tinggi dari nilai normal.
Pada hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 25 februari 2019
menghasilkan neutrofil dan MXD yang tinggi, namun tida ada kaitannya
terkait gizi.
27
sudah mulai membaik keadaannya. Respirasi, nadi dan suhu cenderung
stabil.
D. Asupan Makanan
Perencanaan menu pasien dimulai pada tanggal 27 hingga tanggal
28 februari 2019 terdiri dari makan pagi sampai sore, 2 kali snack pada
waktu snack pagi dan snack sore. Dari hasil pengamatan makanan yang
diberikan dari rumah sakit menunjukkan bahwa pasien setiap harinya ada
peningkatan dalam asupan meskipun masih defisit.
28
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Skrining gizi berdasarkan formulir PYMS menunjukkan bahwa pasien
malnutrisi tingkat berat dan berisiko karena penyakit yang berbahaya.
2. Pengkajian pasien dapat disimpulkan bahwa:
a. Pasien memiliki status gizi Baik berdasarkan LILA.
b. Fisik dan klinis berada dalam kondisi yang ringan dan compos
mentis dengan keluhan pusing, lemas, dan batuk.
c. Data kebiasaan makan pasien masih kurang jika dilihat dari hasil
recall 24 jam pasien.
3. Interpretasi hasil pengkajian pasien didiagnosa medis menderita suspect
typhoid fever.
4. Pemberian makan 3x makanan utama dan 2x makanan selingan.
5. Konsultasi yang diberikan kepada pasien meliputi tujuan, syarat dan
prinsip diet, contoh bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan serta memotivasi dan pola makan yang baik untuk penyakit
typhoid fever.
6. Monitoring dan evaluasi meliputi antropometri, biokimia, keadaan fisik
klinis, dan asupan makan pasien.
7. Hasil pengamatan atau pemantauan dicatat dan dibuat laporan sesuai
dengan petunjuk yang ada.
B. Saran
Keluarga mampu memotivasi pasien agar mampu menerapkan
terapi diet yang diberikan secara bertahap sehingga membantu dalam proses
penyembuhan penyakit.
29
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Bhan, M. K., Bahl, R. & Bhatnagar, S., 2005. Typhoid fever and paratyphoid fever.
s.l.:Lancet.
Bhutta, Z. A., 2012. Enteric Fever (Typhoid Fever) in Nelson Textbook of
Pediatrics 19th Edition. s.l.:Elsevier.
Cahyono, 2010. Dalam Sella Nur Hidayah Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap
Pasien Demam Typhoid Di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon:2016.
Cirebon: Program Studi DIII Gizi Cirebon Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Tasikmalaya.
Depkes RI, 2009. Dalam Sella Nur Hidayah Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap
Pasien Demam Typhoid Di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon:2016.
Cirebon: Program Studi DIII Gizi Cirebon Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Tasikmalaya.
Garishah, F. M., 2016. Demam Tifoid. RSUP Dr. Kariadi Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitasi Diponegoro Semarang.
Hidayah, S. N., 2016. Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Pasien Demam
Typhoid Di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon. Cirebon: Program Studi D
III Gizi Cirebon Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Tasikmalaya.
Muttaqin & Kumala, 2011. Dalam Frizca Ageng Whardani Faktor Risiko Kejadian
Penyakit Typhoid di Wilayah Kerja Puskesmas Driyorejo:2012. Surabaya:
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES YARSI.
Nurvina, 2013. Analisis Resiko Kejadian Demam Tifoid Berdasarkan Kebersihan
Diri Dan Kebiasaan Jajan Di Rumah. Surabaya: Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga .
Pambudi, D. A., 2017. Upaya Peningkatan Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Anak
Dengan Demam Typhoid. Surakarta: Program Studi Diploma III pada
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Shield & Stoppler, 2010. Dalam Dimas Agung Pambudi Upaya Peningkatan
Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Anak Dengan Demam Typhoid:2017.
Surakarta: Program Studi Diploma III pada Jurusan Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sodikin, 2012. Dalam Fatmawati Mohammad Efektifitas Kompres hangat Dalam
Menurunkan Demam pada Pasien Typhoid Abdominalis di RSUD
30
Prof.Dr.H.Aloei Saboe kota Gorontalo:2012. Gorontalo: Program Studi
Ilmu Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes.
Sodikin, 2012. Dalam Dimas Agung Pambudi Upaya Peningkatan Kebutuhan
Nutrisi Pada Pasien Anak Dengan Demam Typhoid:2017. Surakarta:
Program Studi Diploma III pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Soedarto, 2007. Dalam Ade Putra Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Demam Tifoid Terhadap Kebiasaan Jajan Anak Sekolah
Dasar:2012. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Widoyono, 2011. Analisis Resiko Kejadian Demam Tifoid Berdasarkan Kebersihan
Diri Dan Kebiasaan Jajan Di Rumah. Surabaya: Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga .
Zulkoni, 2010. Analisis Resiko Kejadian Demam Tifoid Berdasarkan Kebersihan
Diri Dan Kebiasaan Jajan Di Rumah. Surabaya: Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
31
LAMPIRAN
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 2. Perencanaan Menu Hari Ke- 2
Standa
r E P L Kh
Menu Porsi
Makan Pagi
Bubur 96 69,98 1,24 0,09 0,19
Telur 3 5,91 0,39 0,44 0,02
Sayur 19 15,65 0,60 0,41 1,17
Selingan Pagi
Roti, jagung 23,8 59,8 0,7 0,6 0,5
Makan Siang
Bubur 102 74,35 1,32 0,10 0,20
Ayam 36 49,75 8,71 1,29 0,07
Tahu 31 29,14 2,54 2,10 0,37
Sayur 62 26,90 1,24 0,24 1,11
Selingan Siang
Cake marmer 21,6 80 1,4 4,5 0,1
Makan Malam
Bubur 100 72,9 1,3 0,1 0,2
Ikan 36 140,31 6,84 9,9 0,09
Tempe 26 74,04 5,82 2,28 0,52
Sayur 50 39,1 1,3 1,2 1,1
Jumlah 737,83 33,4 23,25 101,64
Kebutuhan 1457,4 45 24,29 225,23
34
Lampiran 3. Recall Hari Ke -1
Standar
E P L Kh
Menu Porsi
Makan Pagi
Bubur 75 54,67 0,9 0,07 12
Ayam wijen 32 62,24 8 2,88 1,28
Sayur 45 26,01 0,72 1.17 4,14
Selingan Pagi
Bubur kacang ijo 13,1 32,65 0,55 0,25 7,35
Makan Siang
Bubur 90 65,61 1,17 0,09 14,4
Telur bumbu kare 25 48,45 3,3 3,65 0,45
Sayur 10 9,2 0,58 0.66 0,36
Selingan Siang
Roma 10.5 45 1 1,25 8
Makan Malam
Bubur 75 54,67 0,9 0,07 12
Chickend Kiev 20 25,85 5,2 0,5 0,05
Sayur 35 16,1 0,49 0,77 1,96
Jumlah 440,45 22,81 11,36 61,99
Kebutuhan 1457,4 45 24,29 225,23
35
Lampiran 4. Recall Hari Ke – 2
Standar
E P L Kh
Menu Porsi
Makan Pagi
Bubur 81 59,04 1,05 0,08 12,96
Ayam bumbu tausi 31,5 32,31 7,43 0,25 0
Sayur 0 0 0 0 0
Selingan Pagi
Bubur ubi 15,1 36,65 0,25 0,2 8,7
Makan Siang
Bubur 95 69,25 1,23 0,09 15,2
Telur puyuh 31 69,99 4,15 5,51 0,80
Tempe bumbu tausi 16 60,60 3,2 4,41 2,88
Sayur 50 28 1,2 1,2 3,4
Selingan Siang
Madona cake 7 35,3 0,75 1,1 5,7
Makan Malam
Bubur 86 62,69 1,11 0,08 13,76
Telur 2 3,94 0,26 0,29 0,05
Tahu 37 38,25 3,92 2,22 1,18
Sayur 13 5,90 0,20 0,28 0,70
Jumlah 501,92 24,75 15,71 65,33
Kebutuhan 1457,4 45 24,29 225,23
36
Lampiran 5. Recall hari ke-3
Standar
E P L Kh
Menu Porsi
Makan Pagi
Bubur 96 69,98 1,24 0,09 0,19
Telur 3 5,91 0,39 0,44 0,02
Sayur 19 15,65 0,60 0,41 1,17
Selingan Pagi
Roti, jagung 23,8 59,8 0,7 0,6 0,5
Makan Siang
Bubur 102 74,35 1,32 0,10 0,20
Ayam 36 49,75 8,71 1,29 0,07
Tahu 31 29,14 2,54 2,10 0,37
Sayur 62 26,90 1,24 0,24 1,11
Selingan Siang
Cake marmer 21,6 80 1,4 4,5 0,1
Makan Malam
Bubur 100 72,9 1,3 0,1 0,2
Ikan 36 140,31 6,84 9,9 0,09
Tempe 26 74,04 5,82 2,28 0,52
Sayur 50 39,1 1,3 1,2 1,1
Jumlah 737,83 33,4 23,25 101,64
Kebutuhan 1457,4 45 24,29 225,23
37