ABSTRACT
Civil Servants (PNS) according to Law no. 43 / 1999 Article 1 is the overall effort to improve the
efficiency, effectiveness, and degree of professionalism of the implementation tasks, functions, and
obligations of civil service which includes planning, procurement, development of quality placement,
promotion, remuneration, welfare, and dismissal. Applicability of the Act also means the College of
Arts Indonesia (STSI) Bandung should be able to improve the ability to motivate employees to be
efficient and effective performance with a professional support staff, responsible, honest, and fair
through coaching implemented based Performance Work Systems and Systems Career emphasis on
Work Performance System. This study is descriptive and verificative, then the method used in this study
was descriptive survey and explanatory survey. This method was chosen given the descriptive study
aimed to describe the phenomena it is and the characteristics of a variable, in this picture capability,
motivation, and employee performance in Indonesia College of Arts (STSI) Bandung
Key words: professionalism, employee, STSI, job performance, descriptive survey, survey
explanatory
ABSTRACT
Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut UU No. 43 / 1999 pasal 1 adalah keseluruhan upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan
kewajiban kepegawaian yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas penempatan,
promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian. Berlakunya Undang-Undang tersebut berarti
pula Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung harus mampu meningkatkan kemampuan
dan motivasi agar kinerja pegawai berdayaguna dan berhasilguna dengan dukungan pegawai yang
profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan
Sistem Prestasi Kerja dan Sistem Karir yang dititik beratkan pada Sistem Prestasi Kerja. Penelitian
ini bersifat deskriptif dan verifikatif, maka metode yang digunakan dalam penelitian explonatory
ini adalah descriptive survey dan explonatory survey. Metode tersebut dipilih mengingat penelitian
deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa adanya dan ciri-ciri dari suatu
variabel, dalam hal ini gambaran kemampuan, motivasi, dan kinerja pegawai Sekolah Tinggi Seni
Indonesia (STSI) Bandung
ISSN 1412-565X 47
untuk berbuat dan sifatnya stabil (As’ad, 2000 : Dalam hal demikian artinya bisa saja
61). Kemampuan pada individu tersebut paling terjadi bahwa pada suatu ketika tertentu terjadi
tidak ditentukan oleh tiga aspek kondisi dasar, kelangkaan orang yang memiliki keahlian atau
yaitu : kondisi sensoris dan kognitif, pengetahuan keterampilan tertentu maka sikap dan tindakan
tentang cara respon yang benar, dan kemampuan para pencari tenaga kerja baru pasti dibandingkan
melaksanakan respon tersebut. Jadi kemampuan dengan jika tidak menghadapi suasana kelangkaan.
adalah what one can do dan bukanlah what he does Perbedaan sikap dan tindakan itu ditentukan oleh
do (As’ad, 2000 : 60). urgen tidaknya organisasi mempekerjakan tenaga
Sumber daya manusia yang memiliki kerja yang pengetahuan dan keterampilannya
kemampuan tinggi di dalam suatu organisasi secara sulit dicari itu. Dengan demikian organisasi harus
universal adalah memiliki kemampuan mengelola merubah kebijaksanaan, seperti kebijaksanaan
bidang administrasi dan penguasaan bahasa untuk promosi dari dalam tentang tingkat gaji yang
bergaul dan berhubungan dengan manusia untuk akan diberikan agar memperoleh tenga kerja yang
mengantisipasi kompetisi global. Kemampuan dapat menguasai banyak bidang keahlian dan
yang dimiliki seseorang akan membuatnya berbeda keterampilan sehingga di sisi lain organisasi akan
dengan yang mempunyai kemampuan rata-rata atau beruntung karena memiliki pegawai-pegawai yang
standar saja. menguasai pengetahuan dan keterampilan.
Secara psikologis, kemampuan pegawai Dari batasan yang telah dikemukakan
terdiri dari kemampuan potensi dan reality artinya apabila seseorang termotivasi, ia akan mencoba
pegawai yang memiiki kemampuan di atas rata- kuat dan semangat untuk mendapatkan kebutuhan
rata dengan pendidikan, pengetahuan, yang yang diinginkan dengan penuh komitmen sampai
memadai dan memiliki sifat-sifat tersebut di atas tercapainya tujuan yang dimaksud. Suatu kebutuhan
untuk menjalankan pekerjaan yang terampil dalam yang tak terpuaskan akan menciptakan ketegangan
mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan yang merangsang dorongan-dorongan di dalam diri
lebih mudah menjalankan sesuatu usaha hingga individu ini. Untuk meringankan ketegangan ini
berhasil untuk mencapai prestasi yang diharapkan. perlu disadari bahwa pimpinan organisasi harus
Oleh karena itu, pegawai ditempatkan pada selalu berusaha untuk memberikan kesempatan
pekerjaan sesuai dengan keahlianyya (the right man pada bawahannya untuk memuaskan berbagai
in th right place, the right man on the right job) tingkat kebutuhan ini yang sering dipuaskan secara
Keterampilan dan keahlian sumber daya simultan. Anggota hendaknya berupaya mendapat
manusia juga penting bagi organisasi dan masyarakat inspirasi sehingga merasakan adanya harapan dan
yang tidak boleh diabaikan (Siagian (2008:109). kebutuhannya dalam organisasi tempat ia bekerja.
Organisasional semakin kompleks dewasa ini, Motivasi seorang individu akan timbul karena
semakin beraneka ragam keahlian dan keterampilan pengaruh pimpinan yang efektif; jadi efektivitas
yang diperlukan di pasaran kerja, tersedia tidaknya kepemimpinan akan tampak bagaimana dapat
orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan memotivasi anggotanya secara efektif.
tertentu itu bukanlah hal yang konstan. David Mc Cleeland dalam Veithzal
ISSN 1412-565X 49
dalam urut kerja. Kerja mereka tergantung pada disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi
kemampuan mereka untuk berinteraksi secara dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan
efektif dengan rekan sekerja dan atasan mereka; dan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan
(3) Keterampilan dalam pemecahan masalah. Para orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan
pegawai harus mampu memecahkan masalah dalam orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk
pekerjaannya. Ini mencakup kegiatan mempertajam memperbaiki kemampuannya.
logika, sebab akibat mengembangkan alternatif, Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang
menganalisa alternatif, dan memilih pemecahan. mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari
Secara konseptual bila dilihat faktor yang lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-
mempengaruhi kinerja pegawai dalam mengurus tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan,
organisasi dan tata kerja lembaga pemerintahan fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor internal
yang baik dengan sikap profesionalisme dan dan faktor eksternal ini merupakan jenis-jenis
responsivitas aparatur terhadap kebutuhan dan atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang.
harapan masyarakat maka jelaslah bahwa kinerja Jenis-jenis atribusi yang dibuat para karyawan
pegawai merupakan bagian dari kepentingan memiliki sejumlah akibat psikologis dan bedasarkan
sumber daya manusia. kepada tindakan.
Selanjutnya untuk meningkatkan kinerja Jenis atribusi yang dibuat seorang
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari perlu pimpinan tentang kinerja seseorang bawahan
diubah cara bekerjasama dari bagaimana melihat mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap
atau meninjau kinerja itu sendiri. Dengan demikian bawahan tersebut. Misalnya, seorang pimpinan
pimpinan dan pegawai yang bertanggung jawab yang mempermasalahkan kinerja buruk seseorang
langsung dalam pelaksanaan kinerja harus pula bawahan karena kekurangan ikhtiar mungkin
dievaluasi secara periodik. Dalam kenyataannya diharapkan mengambil tindakan hukum, sebaliknya
terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi pimpinan yang tidak menghubungkan dengan
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan kinerja buruk dengan kekurangan kemampuan/
faktor motivasi (motivation). keterampilan, pimpinan akan merekomendasikan
Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis suatu program pelatihan di dalam ataupun luar
dalam Mangkunegara (2000 : 67) yang merumuskan perusahaan.
bahwa : Motivasi yang kuat sebagai suatu dorongan
Human Performance = Ability + Motivation dalam diri pegawai untuk mengerjakan suatu tugas
Motivation = Attitude + Situation dengan sebaik-baiknya guna mencapai tujuan
Ability = Knowledge + Skill kepuasan pegawai. Bila seorang termotivasi,
Menurut A. Dale Timple (1992 : 31), pegawai akan mencoba kuat karena motivasi
faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan merupakan timbulnya perilaku yang mengarah pada
faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) tujuan tertentu dengan penuh komitmen sampai
yaitu faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat tercapainya tujuan dimaksud. Cara yang paling
seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik efektif untuk meningkatkan motivasi terhadap
ISSN 1412-565X 51
analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang responden berdasarkan usia, mayoritaas responden
bersifat komprehensif. Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung
adalah berusia antara 31 s/d 40 tahun sebanyak 19
HASIL DAN PEMBAHASAN responden atau sebesar 38%, hampir berbanding
Berawal dari aspirasi masyarakat Jawa dengan yang berusia antara 41 s/d 50 tahun sebanyak
Barat yang menghendaki adanya lembaga 17 responden atau sebanyak 34%. Idealnya dalam
pendidikan tinggi seni tari di Bandung, dengan usia tersebut merupakan masa-masanya bagi para
melalui Surat Keputusan Walikotamadya Bandung pegawai yang bersangkutan menyenangi bidang-
Nomor 5539/68 Tanggal 31 Maret 1968 didirikan bidang pekerjaan yang cukup menantang dalam
Konservatori Tari (KORI) yang pengelolaannya ada mengaplikasikan idealismenya.
dibawah Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Karakteristik responden berdasarkan
Bandung. tingkat pendidikan, mayoritas responden adalah
Atas meningkatnya animo masyarakat berpendidikan tingkat menengah atas sebanyak 28
dan besarnya perhatian pemerintah, maka KORI responden atau sebesar 56%. Mayoritas responden
berupaya agar keberadaannya dapat diakui sebagai adalah dengan masa kerja antara 21 s/d 30 tahun
lembaga formal. Dengan adanya kesepakatan antara sebanyak 22 responden atau sebesar 44%.
Dirjen Kebudayaan Kantor Daerah Kodya Bandung, Berdasarkan hasil kuesioner dengan para
Pemerintah Kodya Bandung, dan Inspektorat pegawai pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
Pendidikan Kesenian Jawa Barat dengan Direktur Bandung yang dijadikan sebagai responden, maka
Akademi Seni Tari Indonesia di Yogyakarta, persepsi pegawai dibawah ini dapat terungkap
lahirlah Surat Keputusan Menteri Pendidikan mengenai kemampuan (Ability) dalam melaksanakan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor pekerjaan berdasarkan jawaban atas pertanyaan
016/A.I/1970 tentang Akademi Seni Tari Indonesia mengenai: pengetahuan pegawai dalam bekerja,
(ASTI) Bandung yang merupakan kelas jauh ASTI keahlian pegawai dalam bekerja, keterampilan
Yogyakarta. Dengan demikian, sejak tanggal 27 pegawai dalam bekerja, dan sikap serta perilaku
Februari 1971, Konservatori Tari berubah menjadi pegawai dalam bekerja.
Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta Jurusan Berdasarkan tanggapan responden
Sunda di Bandung, dan ASTI Bandung mendapat mengenai kesesuaian pengetahuan pegawai
giliran menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia yang dimiliki dengan tujuan instansi/organisasi
(STSI) melalui SK Presiden RI No. 59 Tahun 1995. dalam bekerja termasuk kategori sangat baik,
STSI Bandung terdiri dari Jurusan Tari, Karawitan, terdapat pula responden yang menyatakan kurang
Teater, dan Seni Rupa Pertunjukan, dan berada sesuai, ini berarti pemahaman tentang kesesuaian
dibawah pembinaan Direktorat Jendral Pendidikan pengetahuan pegawai yang dimiliki dengan tujuan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. instansi dalam bekerja mayoritas responden saat
Mayoritas responden Sekolah Tinggi Seni ini memberikan dampak yang sangat baik terhadap
Indonesia (STSI) Bandung adalah pria sebanyak kinerja para pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia
40 responden atau sebesar 80%. Karakteristik (STSI) Bandung, hal ini sesuai dengan pendapat
ISSN 1412-565X 53
kategori baik, ini harus tetap dipertahankan sebab pada saat melakukan pekerjaan sering mendapat
akan memberikan dampak yang baik terhadap pujian/penghargaan, sebanyak 8 orang (16%)
kinerja para pegawai. Sebagaimana dikemukakan menyatakan selalu mendapat pujian/penghargaan,
oleh Winardi (2000: 174) yang menyatakan bahwa sebanyak 3 orang (6%) menyatakan kadang-kadang
terdapat tiga jenis keterampilan dasar yaitu: mendapat pujian/penghargaan, dan sebanyak 2
keterampila teknikal, keterampilan manusia adalah orang (4%) menyatakan pernah mendapatkan pujian/
keterampilan untuk bekerja dengan memahami penghargaan. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan
orang-orang dan keterampilan konseptual adalah sudah berlaku adil dalam memberikan perhatian
kemampuan untuk memahami dan merangkum dan penghargaan sehingga pegawai tidak merasa
aktivitas dan kepentingan instansi/organisasi yang ada diskriminatif terhadap pegawai. Hasibuan
bersangkutan. menyatakan (2000 : 160) bahwa perlakuan yang
38 orang (76%) menyatakan dalam baik terhadap para pegawai lebih besar pengaruhnya
melaksanakan pekerjaan ditempatnya bekerja terhadap produktivitas kerja dari pada upah yang
sesuai dengan tuntutan instansi/organisasi, sebanyak besar, walaupun juga upah merupakan hal penting.
9 orang (18%) menyatakan sangat sesuai sekali, Secara keseluruhan kemampuan (Ability)
dan sebanyak 3 orang (6%) menyatakan kurang pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
sesuai. Dengan total skor 206 (82,4%), dapat Bandung dinilai cukup, hal ini ditunjukkan
dikatakan bahwa berdasarkan tanggapan reponden dengan baiknya pemahaman tentang pengetahuan,
mengenai kesesuaian sikap dan perilaku pegawai penguasaan tentang keahlian teknikal maupun
pada saat melakukan pekerjaan termasuk kategori keahlian managerial serta sikap dan perilaku. Salah
sangat baik. Hal ini berarti secara umum sebagian satu cara untuk meningkatkan kemampuan pegawai
besar pegawai dalam melakukan pekerjaan sesuai dapat dilakukan melalui pengembangan pendidikan
dengan tuntutan instansi/organisasi. Namun terdapat dan pelatihan yang sesuai tugas pokok dan fungsi
beberapa pegawai yang menyatakan kurang organisasi tersebut.
sesuai, hal ini terlihat dari kemampuan pegawai Untuk mencapai motivasi kerja sesuai
yang kurang terampil dan kurang tepat dalam harapan atau mendekati kriterium 100%, maka
melakukan pekerjaan. Untuk itu pegawai perlu aspek-aspek motivasi kerja yang perlu mendapat
diberdayakan kembali melalui pembinaan mengenai perhatian untuk ditingkatkan adalah aspek tingkat
pengembangan sikap dan perilaku pada perubahan kecemasan dan tingkat rasa kecewa dalam diri
sistem dalam bekerja sesuai dengan tuntutan kerja pegawai. Hal ini perlu dilakukan agar pegawai
dalam organisasi. Sebagaimana yang dikemukakan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung
oleh Hasibuan (2002: 30) bahwa kualitas dan dalam dirinya tertanam rasa cemas dan kecewa
kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan apabila mereka melakukan kegagalan atau kesalahan
perusahaan, supaya efektif dan efisien menunjang dalam melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai
tercapainya tujuan. dengan tugas pokok dan fungsi organisasi.
Mayoritas responden sebanyak 37 orang Sedangkan aspek lainnya yang perlu
(74%) menyatakan dengan sikap dan perilaku diperhatikan untuk dapat meningkatkan motivasi
Koefisien jalur ditentukan melalui rumus : SPSS versi 12 maka diperoleh nilai F hitung
(104,49) > F tabel (3,276) maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada pengaruh secara simultan dan
signifikan antara kemampuan dan motivasi secara
Dengan perhitungan menggunakan software
bersama-sama terhadap kinerja. Hasil pengujian
application system SPSS versi 12 for Windows,
disajikan pada Tabel 6 berikut.
maka didapatkan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 6
Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Kemampuan (X1) dan Motivasi (X2)
Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Sedangkan koefisien jalur lainnya diluar
variabel kemampuan dan motivasi terhadap kinerja
pegawai ditentukan melalui :
(ability), Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai sudah barang tentu berkaitan dengan pemenuhan
antar variabel dengan nilai-nilai parameter struktur kebutuhan tersebut merupakan tenaga yang
diatas, maka pengaruh dari variabel penyebab ke mendorong untuk melaksanakan pekerjaan dengan
variabel akibat, baik yang bersifat langsung maupun prestasi kerja yang lebih baik.
Sinergisitas antara output kemampuan dan
tidak langsung dapat ditentukan.
Tabel 7 motivasi akan berpengaruh terhadap peningkatan
Pengaruh Kemampuan Dan Motivasi Terhadap kinerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia
Kinerja Pegawai Serta
Pengaruh Diluar Kemampuan Dan Motivasi (STSI) Bandung tersebut. Hal tersebut nampak
jelas bahwa pencapaian tingkat kinerja seseorang
pegawai, dalam hal ini pegawai STSI Bandung
berkaitan erat dengan kemampuan dan motivasi
kerja pegawai STSI Bandung. Hal ini menurut
Keith Davis dalam Mangkunegara (2005 : 67)
merumuskan bahwa:
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa Human Performance = Ability + Motivation
kemampuan dan motivasi secara bersama-sama Ability =
Knowledge + Skill
berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 86%
Motivation = Attitude + Situation
sedangkan sisanya 14 % adalah pengaruh yang
Dengan demikian dapat dikemukakan
diberikan di luar kemampuan dan motivasi. Tetapi
bahwa motivasi dan kemampuan merupakan
secara parsial diketahui bahwa pengaruh motivasi
faktor-faktor yang bisa meningkatkan dan atau
lebih dominan daripada pengaruh kemampuan, hal
menurunkan kinerja pegawai. Sebagaimana
ini disebabkan oleh karena setiap indikator motivasi
dikemukakan oleh J. Winardi (2001: 63) bahwa
dijadikan suatu aspek dalam peningkatan kinerja,
dapat dilihat pentingnya intensitas motivasi pekerja “yang paling penting dalam kinerja pegawai adalah
terhadap hasil, yang ingin dicapai sehingga mampu motivasi dan kemampuan pekerja “.
para dosen yang terbaik dalam bidang pelayanan dipaparkan sebelumnya bahwa kemampuan dan
pegawai seperti sifat, perangai, intelegensia, dan tanggung jawab yang besar. Namun demikian
masih terdapat yang masih perlu ditingkatkan
sebagainya. Akan tetapi lebih menitik beratkan pada
khususnya dalam aspek kesanggupan, kesetiaan,
hal-hal yang bersifat performance result (hasil kerja)
dan kualitas serta kuantitas hasil kerja pegawai
seperti kualitas dan kuantitas kerja, ketepatan waktu
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung.
dan sebagainya. Bahkan dengan performance result
4. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi secara
tersebut memungkinkan terjadinya suatu penilaian
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
yang lebih obyektif.
kinerja pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia
(STSI) Bandung mempunyai pengaruh yang
SIMPULAN DAN SARAN
positif dan signifikan sebesar 86 %. Namun
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilihat secara parsial motivasi lebih dominan
penulis uraikan maka dapat ditarik kesimpulan
dari pada kemampuan. Hal ini dapat dipahami
sebagai berikut :
bahwa semakin besar kemampuan dan motivasi
ISSN 1412-565X 59
maka akan semakin positif kinerja pegawai melalui kegiatan pengembangan pendidikan dan
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. pelatihan bagi para pegawai yang disesuaikan
dengan Tugas Pokok dan Fungsinya.
Saran 3. Untuk lebih meningkatkan kinerja pegawai, perlu
Berdasarkan hasil penelitian dan dilakukan pembinaan dan pengarahan terhadap
pengamatan yang telah dilakukan pada Sekolah pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, maka penulis Bandung mengenai Tugas Pokok dan Tujuan
ingin mengajukan beberapa saran yang kiranya Organisasi secara berkala; hal tersebut untuk
dapat menjadi pertimbangan dalam melaksanakan lebih memahami dan menyadari mengenai apa
aktivitas pelayanan kepada masyarakat maupun yang harus dikerjakan oleh setiap pegawai,
pembinaan sumber daya manusia dimasa yang akan agar para pegawai tersebut selalu sanggup dan
datang, saran-saran tersebut antara lain : setia dengan kualitas dan kuantitas hasil-hasil
1. Untuk lebih meningkatkan motivasi kerja kerja sesuai dengan Tugas Pokok dan Tujuan
pegawai pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia Organisasi, sehingga pada akhirnya akan
(STSI) Bandung, melalui disiplin tentang meningkatkan kinerja Sekolah Tinggi Seni
pemahaman tugas, kehadiran, berada di Indonesia (STSI) Bandung secara keseluruhan.
tempat kerja dan disiplin tentang memahami 4. Untuk Pengembangan Ilmu terhadap organisasi
memecahkan masalah teknik komputer untuk maka sistem yang harus dipilih agar organisasi
menyelesaikan pekerjaan harus sesuai dengan mendapatkan sukses melalui penilaian kerja
jadwal, serta pemberian penghargaan, dan saksi harus dapat menjamin keadilan. Penilaian
bagi pegawai berprestasi dan kurang berprestasi
pelaksanaan dalam kemampuan seorang
harus dilakukan, sehingga tingkat kecemasan
pegawai harus seobjektif mungkin dan semua
dan tingkat rasa kecewa akan bertambah apabila
penilai kemampuan kinerja berpegang teguh
pegawai merasa gagal dalam menyelesaikan
pada aturan pokok yaitu : Nilailah karyanya,
pekerjaan. Untuk mengurangi hambatan-
hambatan yang datang dari dalam instansi/ bukan manusianya - Judge the work, not
organisasi maka menyampaikan komunikasi the person!
yang baik dalam bentuk yang mudah dan Membuat cara hidup sebagai pelajaran.
dimengerti, membimbing para pegawai dan Organisasi yang berubah dengan ramah
mengoreksi kesalahpahaman sehingga yang
sangat baik dalam pengembangan ilmu
berkinerja tinggi akan mampu dengan cepat dan
efisien berbagai ide-ide dan perasaan. pengetahuan dan manajemen.
2. Untuk lebih meningkatkan kemampuan kerja Membangun dan memperdalam
pegawai Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) kepercayaan. Orang lebih cenderung
Bandung, pimpinan STSI Bandung perlu mendukung perubahan dalam setiap
melakukan upaya peningkatan keahlian dan kemampuan yang dimiliki pegawai ketika
keterampilan serta sikap dan perilaku pegawai organisasi dapat dipercaya dan pimpinan
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung serta manajer mempunyai kredibilitas dan
60 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol 12 No. 2, Oktober 2011
integritas. yaitu menggunakan teknologi yang baru
· Manfaat secara praktis diharapkan dapat untuk menerapkan perubahan dan untuk
dijadikan sebagai bahan masukan informasi pengembangan program pembinaan
dalam pengembangan ilmu SDM dan pegawai selanjutnya sehingga diharapkan
upaya meningkatkan kinerja pegawai STSI dapat memberikan feedback bagi kinerja
Bandung dengan memadukan teknologi pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara, 2003, perencanaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung, PT Refika
Aditama.
_______________________, 2005, Evaluasi kinerja SDM, Bandung, PT Refika Aditama.
Abdul Latief, 1993, membangun SDM yang mandiri dan professional, pemikiran Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia, Jakarta Departemen Tenaga Kerja R.I .
As’ad Moh, 2000, Psikologi Industri, Yogyakarta : Liberty
Ahmad S. Ruky, 2001, system Manajemen Kinerja, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Al Rasyid, Harum. 1998, Statistika Sosial, Program Pasca Sarjana UNPAD, Bandung.
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Cathy , mack, 2008 , 50 kesalahan Manajamen Terbesar, Jakarta, PT. Prestasi Pustakaraya.
Dessler, Gary, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Jakarta :PT. Prenhalindo.
Hani Handoko, 2008, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2, Yogyakarta, BPFE.
Kisdarto Atmosoeprapto, 2002, menuju SDM Berdaya, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo.
Kartono, 1994, Motivasi Kerja Yang Berhasil, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Malayu S.P , Hasibuan , 1996, Organisasi & Motivasi , Jakarta, PT. Bumi aksara.
Malayu S,P , Hasibuan , 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT. Bumi Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinata, 2008, 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Pambudi Tika, 2006, Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahan, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Panduan Studi, Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Bandung, tahun Akademik 2007-2008, BAAKPSI STSI,
Bandung.
Sugiono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta
Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung , PT. Refika Aditama.
Sondang P Siagian, 1995, Filsafat Administrasi, Jakarta PT. Toko Gunung Agung.
____________________, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT. Bumi Aksara. Suhaimi Arikunto,
1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi II, Jakarta : PT. Rineka Cipta.Veithzal
Rivai, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta , PT. RAJAGRAFINDO
PERSADA.
Winardi, 2001, Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta , PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
________, 2007, Manajemen Perilaku Organisasi , Edisi Revisi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Winardi, 2007 , Manajemen Kinerja, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.
Wahyudi Bambang, 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia , Bandung : Sulita.
ISSN 1412-565X 61
Widjana, Adang, 2005, Pengaruh Budaya kerja dan pola Pengembangan karier terhadap kepuasan kerja serta
implikasinya kepada kinerja pegawai, Disertasi Universitas Padjajaran Bandung.
BIODATA SINGKAT
Penulis adalah Dosen Manajemen Produksi Jurusan Karawitan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
Bandung