PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah upaya Yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang
Berpengaruh atau penyebab, baik secara langsung Maupun tidak langsung, Agar seseorang atau
sekelompok masyarakat Mengubah keyakinan, sikap dan perilakunya sehingga Tidak memakai narkoba
atau berhenti memakai narkoba Keluarga adalah lingkungan pertama & utama dalam membentuk dan
mempengaruhi keyakinan, sikap dan perilaku seseorang terhadap penggunaan narkoba.
Mendengarkan secara aktif menunjukan kasih sayang dan perhatian orangtua kepada anak. Sikap orang
tua yang menyebabkan anak berhenti atau menolak mencurahkan isi hatinya :
Orang tua perlu melatih cara mendengarkan aktif, betapapun ?baik?nya mereka :
Perhatikan bahasa tubuh anak (mimik, muka, gerakan tubuh) waktu berbicara. Jika bertentangan,
perhatikan bahasa tubuh yang menyatakan isi hati yang sebenarnya.
Beri dorongan non-verbal untuk menunjukan perhatian anda : ?O ya?? coba jelaskan lagi tentang hal
itu?. ?lalu apa yang terjadi ?
Remaja yang menyalahgunakan narkoba memiliki citra diri yang rendah/negatip. Remaja dengan citra
diri positip lebih mudah menolak tawaran narkoba. Orang tua membantu peningkatan percaya diri anak
dengan :
Beri pujian dan dorongan untuk hal-hal kecil atau sepele yang dilakukannya : ?terima kasih atas
bantuanmu?, ?kamu telah mencoba dengan baik.?
Bantu anak mencapai tujuannya secara realistik. Arahkan keinginan atau cita-citanya sesuai kemampuan
dan kenyataan. Hindari berkhayal.
Koreksi tindakannya, bukan pribadi atau harga dirinya. Jangan katakan : ?Ayah tidak menyukai
tindakanmu itu.?
Beri anak tanggung jawab yang dapat membangun kepercayaan dirinya, sesuai kemampuan dirinya. Beri
tugas yang harus dikerjakannya setiap hari dirumah : membersihkan kamar tidur, menyapu ruangan,
mencuci.
Perlihatkan pada anak, bahwa ia dikasihi, dengan sikap, tindakan dan perkataan, kasih itu tidak boleh
dibuat-buat, tetapi murni dan tulus.
3. KEMBANGKAN NILAI POSITIP PADA ANAK :
Sejak dini ajarkan anak membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Hal itu memungkinkan
anak berani mengambil keputusan atas dorongan hati nuraninya, bukan karena tekanan atau bujukan
teman.
Tunjukan sikap tulus, jujur tidak munafik, terbuka, mau mengakui kesalahan, meminta maaf, serta tekad
orangtua untuk memperbaiki diri.
Jangan biarkan koflik suami-istri berlarut-larut, sebab anak dapat merasakan suasana ketegangan
orangtua. Jangan bertengkar atau berdebat didepan anak.
Jika perlu, minta pertolongan/kosultasi tenaga profesi/ahli, atau orang yang dapat anda percayai.