Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

Well Testing adalah metode untuk mendapatkan berbagai properti untuk


mendapatkan berbagai properti dari reservoir secara dinamis dan hasilnya lebih
akurat dalam jangka panjang .Well Testing merupakan metode untuk menentukan
kemampuan suatu lapisan atau formasi untuk berproduksi. Apabila pengujian ini
dirancang secara baik dan memadai, kemuadian hasilnya dianalisa secara tepat,
maka akan banyak sekali informasi-informasi yang sangat berharga akan
didapatkan. informasi-informasi berharga yang akan didapatkan adalah seperti :
a. Permeabilitas efektif
b. Kerusakan atau perbaikan formasi disekeliling lubang bor yang diuji
c. Tekanan reservoir
d. Bentuk radius pengurasan
e. Keheterogenan suatu lapisan
Tujuan dari well testing itu sendiri adalah :
a. Untuk memastikan apakah sumur akan mengalir dan berproduksi
b. Untuk mengetahui berapa banyak kandungan hidrokarbon di dalam
reservoir dan kualitasnya
c. Untuk memperkirakan berapa lama reservoirnya akan berproduksi dan
berapa lama akan menghasilkan keuntungan secara ekonomi.
Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir ke keadaan dinamis
dengan cara memberi gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika
reservoirnya sudah/sedang berproduksi, tes dilakukan dengan cara menutup sumur
untuk mematikan aliran fluidanya. Teknik ini disebut Build Up Test. Jika
reservoinya sudah lama idle, maka sumur di alirkan kembali, teknik ini disebut
Draw Down Test.
Pada Teknik Build Up Test, sumur yang sedang berproduksi untuk jangka
waktu yang lama, perubahan pressure dilakukan dengan cara menutup sumur.
Perubahan pressure pun bisa dilakukan dengan cara menaikan atau menurunkan
flowrate pada sumur yang berproduksi atau mengalir. Sedangkan pada teknik
Draw down Test, sumur yang sedang ditutup untuk jangka waktu yang lama,
kemudian sumur dibuka atau membuat sumur tersebut berproduksi sehingga
terjadi perubahan pressure.
Dengan adanya gangguan ini imuls perubahan tekanan (pressure transient)
akan disebarkan keseluruhan reservoir dan ini diamati setiap saat dengan mencatat
tekanan lubang bor selama pengujian berlangsung. Apabila perubahan tekanan
tadi diplot dengan suatu fungsi waktu, maka akan dianalisa pola aliran yang
terjadi dan juga besaran-besaran dan karakteristik formasi yang telah disebutkan
diatas.
Ada tiga jenis uji sumur (Well Test) yang umum dilakukan di lapangan
yaitu Deliverability Testing (Uji Potensi), Drill Stem Test /DST (Uji Kandungan
Lapisan), dan Pressure Transient Testing (Uji Transient).
Deliverability Testing (Uji Potensi) digunakan untuk mengetahui potensi
maksimal dari suatu sumur dan kinerja aliran di reservoirnya pada kondisi aliran
yang lebih umum terjadi saat memproduksi reservoir (steady state) sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama.
Drill Stem Testing/DST (Uji Kandungan Lapisan) merupakan suatu
pengujian produktivitas formasi sewaktu pemboran masih berlangsung. Uji sumur
DST dilakukan dengan cara pemboran dihentikan dan fluida formasi
diproduksikan melalui pipa bor. Tujaun dari DST untuk mengetahui kandungan
hidrokarbon suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir seperti
permeabilitas, faktor skin, dan damage ratio. Drill Stem Test biasanya dilakukan
dalam dua periode pengaliran (Uji alir pertama dan kedua) dan dua kali penutupan
(Tutup pertama dan kedua).
Pressure Transient Testing (Uji Transient) dilakukan setelah sumur
diproduksi beberapa lama dengan harapan sumur sudah memiliki laju yang stabil
untuk memperkirakan karakteristik dan model reservoir. Dengan demikian
diperlukan waktu yang relatif lebih lama daripada DST, tetapi waktunya tidak
lama seperti Deliverability Testing.
Dalam pelaksanaanya di lapangan dari ketiga jenis uji sumur (well test)
juga mempunyai pertimbangan mana yang akan digunakan dan masing-masing
memiliki manfaat dan fungsi yang sama untuk mengetahui kandungan reservoir,
sehingga didapatkan hasil berapa lama akan menghaslkan keuntungan secara
ekonomi.
BAB IV
ANALISA PRESSURE BUILD UP TESTING

4.1 Tujuan Percobaan


1. ..........
2. ...........
3. ..........

4.2 Dasar Teori


Pressure buildup testing adalah suatu teknik pengujian transien tekanan
yang paling dikenal dan banyak dilakukan orang. Pada dasarnya, pengujian
ini dilakukan pertama-tama dengan memproduksikan sumur selama suatu
selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudia menutup
sumur tersebut (biasanya dengan menutup kepala sumur dipermukaan).
Penutupan sumur ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebgai
fungsi waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar
sumur).
Dari data tekanan yang didapat, kemudian dapat ditentukan
permeabilitas formasi, daerah pengurasan saat itu, adanya karakteristik
kerusakan atau perbaikan formasi, batas reservoir bahkan keheterogean
suatu formasi.
Dasar analisa pressure ini diajukan oleh horner, yang pada dasarnya
adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu.
Pada dasarnya sumur diproduksikan dengan laju tetap (Q) selama waktu
(t). Kemudian sumur ditutup selama waktu (∆t).
𝑄𝜇𝐵 1688. ∅. 𝜇. 𝑐𝑡. 𝑟𝑤 2
𝑃𝑖 − 𝑃𝑤𝑠 = −70,6 {[𝑙𝑛 ( ) − 2𝑠]}
𝑘ℎ 𝑘(𝑡𝑝 + ∆𝑡)
(0−𝑄)𝜇𝐵 1688.∅.𝜇.𝐶𝑡.𝑟𝑤2
= −70,6 {[𝑙𝑛 ( ) − 2𝑠]}
𝑘ℎ 𝑘.∆𝑡
Keterangan :
Pi = Tekanan mula-mula reservoir, psi
Pws = Tekanan dasar sumur, psi
Q = Laju (produksi) sebelum sumur ditutup, bbl/d
μ = Viskositas, cp
∅ = Porositas,
B = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
ct = Kompresibilitas total, 1/psi
rw = Jari-jari Sumur, ft
k = permeabilitas, md
h = Ketebalan Formasi Produktif, ft
∆t = Waktu Penutupan,
Tp = Waktu produksi sebelum penutupan, jam
S = Faktor Skin
Kemudian persamaan diatas disusun menjadi :
𝑄𝜇𝐵 𝑡𝑝 + ∆𝑡
𝑃𝑤𝑠 = 𝑃𝑖 − 70,6 𝑙𝑛 [ ]
𝑘ℎ ∆𝑡
Atau :
𝑄𝜇𝐵 𝑡𝑝 + ∆𝑡
𝑃𝑤𝑠 = 𝑃𝑖 − 162,6 𝑙𝑜𝑔 [ ]
𝑘ℎ ∆𝑡
Keterangan :
Pi = Tekanan mula-mula reservoir, psi
Pws = Tekanan dasar sumur, psi
Q = Laju (produksi) sebelum sumur ditutup, bbl/d
μ = Viskositas, cp
B = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
k = permeabilitas, md
h = Ketebalan Formasi Produktif, ft
∆t = Waktu Penutupan
Tp = Waktu produksi sebelum penutupan, jam
Persamaan diatas memeperlihatkan bahwa Pws shut-in BHP yang
dicatat selama penutupan sumur apabila diplot terhadap log (tp+∆t)/∆t
merupakan garis lurus dengan kemiringan :
162,6𝑄𝜇𝐵
𝑚=
𝑘ℎ
Keterangan :
m = slope (kemiringan), psi/cycle
Q = Laju (produksi) sebelum sumur ditutup, bbl/d
𝜇 = Viskositas, cp
B = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
k = permeabilitas, md
h = Ketebalan Formasi Produktif, ft

Jelas bahwa permeabilitas (k) dapat ditentukan dari slope (m)


sedangkan apabila garis ini diekstrapolasi keharga “horner time” sama
dengan 1 (ekivalen dengan penutupan sumur yang tak terhingga lamanya),
maka tekanan pada saat ini teoritis sama dengan tekanan awal reservoir
tersebut.
Setelah mendapatkan nilai slopenya maka kita akan menentukan factor skin
dengan persamaan sebagai berikut :
𝑃1ℎ𝑟 − 𝑃𝑤𝑓 𝑘
𝑆 = 1,151 [ − 𝑙𝑜𝑔 + 3,23]
𝑚 ∅𝜇𝐶𝑡𝑟𝑤 2
Keterangan :
S = Faktor Skin
Pwf = Tekanan Alir Dasar Sumur, Psi
P1hr = Tekanan Selama 1 jam
m = slope (kemiringan), psi/cycle
k = permeabilitas, md
μ = Viskositas, cp
∅ = Porositas,
ct = Kompresibilitas total, 1/psi
rw = Jari-jari Sumur, ft

Untuk menentukan terjadi kerusakan atau perbaikan formasi yang ditandai


oleh harga skin faktor (S) :
 Apabila harga S (Skin) berharga positif berarti ada kerusakan
(damaged) yang pada umumnya dikarenakan adanya filtrate lumpur
pemboran yang meresap kedalam formasi atau endapan lumpur (mud
cake) disekelilng lubang bor pada formasi produktif yang kita amati.
 Apabila harga S (Skin) berharga negatif berarti menunjukan adanya
perbaikan (Stimulated), biasanya setelah dilakukan pengasaman
(acidizing) atau suatu perekahan hidraulik (hydraulic fracturing).

Untuk menentukan produktivitas formasi (PI), gunakan persamaan sebagai


berikut :
∆𝑃𝑠𝑘𝑖𝑛 = 0,87(𝑚)
Keterangan :
∆𝑃𝑠𝑘𝑖𝑛 = ......
m = slope (kemiringan), psi/cycle

Untuk mentukan nilai flow effisiensi (FE) maka gunakan persamaan :


𝑄
𝐽𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 =
𝑃 ∗ −𝑃𝑤𝑓
𝑄
𝐽𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
𝑃 ∗ −𝑃𝑤𝑓 − ∆𝑃𝑠𝑘𝑖𝑛
𝐽𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
𝐹𝐸 =
𝐽𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Keterangan :
J nyata = ......
J ideal = ......
P* = ......
FE = ......
Mentukan besarnya radius of invertigasi (ri), maka gunakan prsamaan
sebagai berikut :

0,0015𝑘𝑡𝑝
𝑟𝑖 = √
∅𝜇𝐶𝑡

Keterangan :
ri = Radius of investigasi
k = Permeabilitas, md
tp = Sumur Diproduksikan,
μ = Viskositas, cp
∅ = Porositas,
ct = Kompresibilitas total, 1/psi

Untuk reservoir bersifat infinite acting, tekanan reservoir rata-rata ini


adalah P*=Pi=Pave yang dapat diperkirakan dengan mengekstrapolasikan
segmen garis lurus pada hornr plot sampai ke harga (tp+∆t)/∆t = 1. Tetapi
pada reservoir yang terbatas hal diatas tidak dapat dilakukan mengingat
bahwa pengaruh dari batas reservoir, maka tekanan pada umumnya akan
jatuh berada dibawah garis lurus horner.

4.3 Alat dan Bahan


a. Kertas semi log
b. Kertas log log

4.4 Prosedur Kerja


Tahapan untuk menentukan analisa pressure build up test berdasarkan
metode horner adalah :
1. Bedasarkan data-data Pbu test tabulasi yang menghubungkan harga Pws
terhadap horner time (tp/Δt)/Δt.
2. Plot harga-harga Pws vs (tp/Δt)/Δt pada kertas semilog.
3. Buat garis ekstrapolasi berdasarkan plot harga tersebut (langkah 2)
sampai (tp/Δt)/Δt = 1, maka akan didapatkan harga tekanan statis
reservoir (P*).
4. Tentukan besarnya slope (m) pada bagian garis lurus grafik tersebut.
5. Tentukan besarnya permeabilitas (k)
162.6 𝑞𝑜 𝜇𝑜 𝐵𝑜
𝑘=
𝑚ℎ
6. Tentukan besarnya harga P1jam yang diambil pada bagian garis
ekstrapolasi.
7. Tentukan skin factor, dan berdasarkan harga skin tersebut tentukan apa
yang terjadi pada formasi produktif yang diamati.
𝑃1ℎ𝑟 − 𝑃𝑤𝑓 𝑘
𝑆 = 1.151 [ − log + 3.23]
𝑚 ∅𝜇𝑐𝑟𝑤 2
8. Tentukan produktivitas formasi (PI).

∆𝑃𝑠𝑘𝑖𝑛 = 0.87 𝑆 (𝑚)

𝑞
𝐽𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 =
𝑃 ∗ − 𝑃𝑤𝑓 − ∆𝑃𝑠𝑘𝑖𝑛

9. Tentukan flow effisiensi (FE).


𝐽 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
𝐹𝐸 =
𝐽 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙

𝑞
𝐽𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 =
𝑃 ∗ −𝑃𝑤𝑓
10. Tentukan besarnya radius of investigasi (ri).

0.0015 𝑘𝑡𝑝
𝑟𝑖 = √
∅𝜇𝐶𝑡
4.5 Hasil Pengamatan
Data-data reservoir sumur migas “X” sebagai berikut :
Laju produksi (Q) : 200 bbl/d
Tekanan alir dasar sumur (Pwf) : 3538,6 psi
Jari-jari sumur (rw) : 0.4583 ft
Porositas (φ) : 0,191
Ketebalan formasi produktif (h) : 45,93 ft
Viskositas minyak (μ) : 1,35 cp
Kompresibilitas total (ct) : 0.0003 psi-1
Factor volume formasi minyak (Bo) : 1,25 RB/STB
Sumur diproduksikan (tp) : 164 jam

Table 2.1 Data Tekanan dan Waktu Test PBU


dt, Pws,
(tp+dt)/dt
Jam psi
0 3538.627
0.01 3547.811 16401
0.0186 3555.552 8818.2043
0.0291 3564.654 5636.7388
0.0496 3581.853 3307.4516
0.0707 3598.713 2320.6605
0.082 3607.355 2001
0.1009 3621.213 1626.3717
0.1357 3645.29 1209.5483
0.1937 3681.137 847.67011
0.2764 3724.555 594.34298
0.361 3761.139 455.29363
0.4713 3799.697 348.97369
0.5974 3833.473 275.52293
0.78 3869.224 211.25641
1.1132 3908.672 148.32303
1.4535 3930.481 113.8311
1.7886 3942.82 92.691826
2.5525 3957.012 65.250735
3.3328 3963.639 50.207873
4.8993 3970.802 34.47417
7.8719 3977.73 21.833598
10.2784 3981.07 16.955791
12.6481 3983.433 13.966374
15.5641 3985.566 11.537069
17.0114 3986.425 10.640594
20.9334 3988.282 8.83437
28.1549 3990.609 6.8249186
33.6344 3991.826 5.8759603
48 3993.833 4.4166667

4.6 Perhitungan
a. Menghitung nilai (tp+∆t)/∆t :
(𝑡𝑝 + ∆𝑡) (164 𝑗𝑎𝑚 + 0.01 𝑗𝑎𝑚)
=
∆𝑡 0.01 𝑗𝑎𝑚
164,01 𝑗𝑎𝑚
=
0,01 𝑗𝑎𝑚
= 𝟏𝟔𝟒𝟎𝟏
Gunakan persamaan yang sama untuk mencari nilai (tp+∆t)/∆t yang
lainnya.

b. Buatlah grafik semilog antara (tp+dt)/dt vs Pws, dengan ketentuan X adalah


(tp+dt)/dt dan Y adalah Pws. Kemudian tarik garis linear dan tentukan fungsi
y.
Semilog Plot
4100

3981.07
4000
y = -9,493ln(x) + 4008,6
3993.833 R² = 0,991
3900

Semilog
3800
Semilog Plot
Log. (Semilog Plot)
3700

3600

3500
100000 10000 1000 100 10 1

Grafik 3.1.Semilog (tp+dt)/dt vs Pws

Dari grafik semilog di atas di dapat fungsi y = -9.493ln(x) + 4008.6 dan R² =


0.991

c. Mencari nilai slope / kemiringan (m)


Untuk mencari nilai slope, mula-mula kita mencari nilai y dengan
menggunakan rumus dari fungsi y yang kita dapat dari grafik di atas
yaitu y = -9.493ln(x) + 4008.6 dengan asumsi X=1 dan X = 10.
 X= 1
y = -9.493ln(x) + 4008.6
= -9.493ln(1) + 4008.6
= 4008.6
 X= 10
y = -9.493ln(x) + 4008.6
= -9.493ln(10) + 4008.6
= 3986.9
Maka nilai m adalah :
m = y(X=1) − y(X=10)
= 4008.6 – 3986.7
= 21.858 psi/cycle

d. Mencari nilai P 1 jam dan P*


 P 1 jam
𝑡𝑝+1
y = -9.493ln(x) + 4008.6 X =
1
164+1
= -9.493ln(165) + 4008.6 =
1
= 3960.4 = 165
 P*
P* menggunakan asumsi x=1 maka :
y = -9.493ln(x) + 4008.6
= -9.493ln(1) + 4008.6
= 4008.6

e. Mencari nilai permeabilitas (k)


162.6×𝑄𝑜×𝜇𝑜×𝐵𝑜
k = 𝑚×ℎ
162.6 × 200 𝐵𝑃𝐷 × 1.35𝑐𝑝 × 1.25𝑅𝐵/𝑆𝑇𝐵
=
21.858 × 45.93𝑓𝑡
= 𝟓𝟒. 𝟔𝟔𝟐 𝒎𝑫

f. Nilai factor skin (S)


𝑃1 ℎ𝑟−𝑃𝑤𝑓 𝑘
S =1.151 [ − 𝑙𝑜𝑔 + 3,23]
𝑚 ∅.𝜇𝑜.𝐶𝑡.𝑟𝑤 2
3960.4−3538.6 54.662
=1.151 [ − 𝑙𝑜𝑔 0.191× 1.35×0.0003×0.45832 + 3.23]
21.858

= 18.416
g. Nilai ∆Pskin

∆Pskin = 0.87 .S .(m)

= 0.87 × 18.416 × 21.858


= 350.207 psi

h. Nilai PI ideal

𝑞
PIideal =
𝑃∗ −𝑃𝑤𝑓− ∆Pskin

200
=
4008.6 −3538.6− 350.207

= 1.670 Bpd/psi

i. Nilai PI nyata

𝑞
PI nyata =
𝑃∗ −𝑃𝑤𝑓

200
=
4008.6 −3538.6

= 0.4255 Bpd/psi

j. Nilai FE

𝑃𝐼 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
FE =
𝑃𝐼 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎

1.670
=
0.4255

= 3.9248 Bpd/psi

k. Nilai radius of investigasi (ri)

0.0015.𝐾.𝑡𝑝
ri =√
..ct
0.0015 × 54.662 × 164
= √
0.191 × 1.35 × 0.0003

= 416.933 ft

4.7 Pembahasan
Berdasarkan data di atas kita dapat membuat grafik semilog antara
(tp+dt)/dt vs Pws. Dan dari grafik tersebut dan di tarik garis linear dan di
dapat grafik 3.1. Dan dari grafik 3.1 di dapat fungsi y = -9.493ln(x) +
4008.6 dan R² = 0.991. Berdasarkan fungsi y tersebut kita dapat
mendapatkan nilai m (slope/kemiringan). Nilai m di dapat dengan cara
menggunakan fungsi y = -9.493ln(x) + 4008.6 dan menggunakan asumsi
X=1 dan X=10. Dan dari hasil perhitungan didapat nilai y(x=1) adalah
4008.6 dan y(x=10) adalah 3986.9. maka nilai m dapat diperoleh dari
pengurangan nilai y(x=1) dikurangi dengan nilai y(x=10) dan di dapat nilai
m adalah 21.858 psi/cycle.
Kemudian setelah itu kita mencari nilai P1 jam dan P* dengan
menggunakan fungsi y, dan didapat nilai dari P1 jam adalah 3960.4 dan
nilai P* adalah 4008.6. Dan dari nilai m, P1 jam dan P* kita dapat
menentukan nilai permeabilitas, faktor skin, flow efficiency dan radius og
investigasi. Dari hasil perhitungan di atas di dapatkan nilai permeabilitas (k)
adalah 𝟓𝟒. 𝟔𝟔𝟐 𝒎𝑫, nilai permeabilitas tersebut cukup besar. Namun jika
dilihat dari Nilai skin yang didapat dari perhitungan adalah 18.416, maka
hal itu menandakan formasi tersebut memiliki gangguan nilai skin yang
sangat besar, yaitu ada kerusakan (damaged) yang pada umumnya
dikarenakan adanya filtrate lumpur pemboran yang meresap kedalam
formasi atau endapan lumpur (mud cake) disekelilng lubang bor pada
formasi produktif yang kita amati. Dan dari nilai skin tersebut kita dapat
mendapatkan nilai ∆Pskin yang nantinya akan digunakan untuk mendapatkan
nilai PI Ideal dan PI nyata. Dari nilai PI ideal dan PI nyata kita bisa
mendapatkan nilai dari flow efficiency. Dan dari perhitungan kita
didapatkan nilai flow effifciency adalah 3.9248 Bpd/psi. Dan akhirnya
didapat nilai radius of investigasi kita adalah 416.933 ft.
4.8 Kesimpulan
1. ......
2. ......
3. .......
Bab V
ANALISA PRESSURE DRAWDOWN TESTING

5.1 Tujuan percobaan


1. ....
2. .....
3. .....
5.2 Dasar Teori
Pressure drawdown testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan
dengan jalan membuka sumur dan memepertahankan laju produksi tetap
selama pengujian berlangsung. Sebagai syarat awal, sebelum pembukaan
sumur tersebut, tekanan hendaknya seragam diseluruh reservoir yaitu
dengan menutup sumur sementara waktu agar tercapai keseragaman tekanan
direservoirnya.
Mengingat hal tersebut diatas, waktu yang paling ideal untuk
melakukan pressure drawdown test adalah pad saat-saat pertama suatu
sumur berproduksi. Namun tentu saja dasarnya, pengujian ini dapat
dilakukan pada :
1. Sumur baru
2. Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai
keseragaman tekanan reservoir
3. Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan buidup test, si
empunya sumur akan sangat rugi.
Apabila didesain secara memadai, perolehan dari pegujian ini mncakup
banyak informasi yang berharga sepertipermeabilitas formasi, factor skin
dan volume pori-pori yang berisi fluida.
Apabila suatu sumur diproduksikan dengan laju alir yang tetap, tiga
rejim aliran akan terjadi yaitu : periode transient, periode late transient, dan
PSS (preudo steady state).
A. Analisa Pressure Drawdown pada Periode Transient
Apabila suatu sumur diproduksikan dengan laju aliran tetap dan ekanan
awal reservoirnya = Pi, maka persamaan tekanan pada lubang bor
(rD=1) yang dinyatakan didalam variable-variable yang tidak
berdimensi adalah :
1
𝑃𝐷 = ln(𝑡𝐷 ) + 0,80907
2
Keterangan :
𝑃𝐷 = ....
𝑡𝐷 =...
Setelah tD/rD2 > 100 dan setelah efek wellbore storage menghilang :
162,6𝑄𝜇𝐵 𝑘
𝑃𝑤𝑓 = 𝑃𝑖 − [𝑙𝑜𝑔(𝑡) + 𝑙𝑜𝑔 ( ) − 3,2275 + 0,87. 𝑆]
𝑘ℎ ∅𝜇𝐶𝑡𝑟𝑤 2
Keterangan :
Pwf =.....
Pi =......
Q =.....
𝜇 =......
𝐵 =......
𝑘 =......
ℎ =......
∅ =......
𝐶𝑡 =.....
𝑟𝑤 =......
𝑠 =......
Dari persamaan diatas terlihat bahwa plot antara Pwf vs Log (t)
merupakan garus lurus dengan kemiringan :
162,6𝑄𝜇𝐵
𝑚=
𝑘ℎ
Keterangan :
m = slope (kemiringan), psi/cycle
Q = Laju (produksi) sebelum sumur ditutup, bbl/d
𝜇 = Viskositas, cp
B = Faktor Volume Formasi Minyak, RB/STB
k = permeabilitas, md
h = Ketebalan Formasi Produktif, ft

Dalam dunia perminyakan orang biasanya memilih waktu t = 1 jam dan


mencatat Pwf pada saat itu sebagai P 1 hr. dengan menggunakan
konsep ini kita dapat menentukan “S” dengan menggunakan persamaan
berikut :
𝑃1 − 𝑃1ℎ𝑟 𝑘
𝑆 = 1,151 [ − 𝑙𝑜𝑔 ( ) + 3,2275]
𝑚 ∅𝜇𝐶𝑡𝑟𝑤 2
Keterangan :
S = Faktor Skin
Pwf = Tekanan Alir Dasar Sumur, Psi
P1hr = Tekanan Selama 1 jam
m = slope (kemiringan), psi/cycle
k = permeabilitas, md
μ = Viskositas, cp
∅ = Porositas,
ct = Kompresibilitas total, 1/psi
rw = Jari-jari Sumur, ft

Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan didalam menganalisa PDD
pada periode infinite acting ini, yaitu :
1. Log-log Plot untuk menentukan wellbore storage
Grafik ini, log (Pi-Pwf) vs log (t) digunakan untuk menentukan
kapan saat berakhirnya efek dari wellbore storage. Kemudian saat
mencapai garis lurus semi log dapat diperkirakan dengan :
(200,000 + 12,000. 𝑆). 𝐶𝑠
𝑡>
𝑘ℎ⁄
𝜇
Keterangan :
t =....
Cs =.....
k =...
h =...
s =.....
𝜇 =......

Dari log-log ini pun dapat diperkirakan besarnya cs (bbl/psi) yaitu


dengan menggunakan persamaan :
𝑄𝐵 ∆𝑡
𝐶𝑠 = .
24 ∆𝑃
Keterangan :
Cs =...
Q =....
B =....
∆𝑡 =....
∆𝑃 =......
Dimana delta t dan delta P adalah harga yang dibaca dari suatu titik
garis lurus unit slope tersebut.
2. Semilog Plot untuk menentukan karakteristik formasi
Grafik ini adalah semi log antara Pwf vs log (t). dengan membaca
kemiringan (m) maka permeabilitas formasi dapat ditentukan dari
persamaan :
162,6𝑄𝜇𝐵
𝑘=−
𝑚ℎ
Keterangan :
k =
Q =
𝜇 =
𝐵 =
𝑚 =
ℎ =
M akan bernilai negative sehingga menghasilkan permeabilitas
yang positif kemudian factor skin dapat dihitung.
B. Analisa PDD pada periode late transient
Jika garis lurus telah didapatkan dari grafik maka permeabilitas dapat
dihitung dengan persamaan :
𝑄𝜇𝐵
𝑘 = 118,6
𝑏ℎ
Keterangan :
k =
Q =
𝜇 =
𝐵 =
𝑏 = titik potong terrhadap sumbu tegak
ℎ =
𝑄𝜇𝐵
𝑏 = 118,6.
𝑘ℎ
Keterangan :
k =
Q =
𝜇 =
𝐵 =
𝑏 = titik potong terrhadap sumbu tegak
ℎ =

Volume pori-pori sejauh daerah pengurasan (drainage volume) sumur


yang diujikan kemudian dapat diperkirakan :
Tentukan slope (β) terlebih dahulu
𝑘𝑡
𝛽 = 0,00168
∅𝜇𝐶𝑡𝑟𝑤 2
Keterangan :
𝛽 =
𝜇 =......
𝑘 =......
∅ =......
𝐶𝑡 =.....
𝑟𝑤 =......
𝑄𝐵
𝑉𝑝 = 0,1115
𝛽. 𝑏. 𝐶𝑡
Keterangan :
Q =
𝐵 =
𝑏 = titik potong terrhadap sumbu tegak
𝛽 =
𝐶𝑡 =

Faktor skin dapat pula ditentukan :


𝑃 − 𝑃̇ 𝑟𝑒
𝑆 = 0,84 ( ) − ln ( ) + 0,75
𝑏 𝑟𝑤
Keterengan :
S =
𝑃 =
𝑃 =
𝑟𝑒 =
𝑟𝑤 =
𝑏. 𝑆
𝑃(𝑠𝑘𝑖𝑛) =
0,84
Keteraangan :
P (skin) =
b =
S =
Menentukan radius of investigasi :

𝑉𝑝
𝑟𝑒 = √
𝜋ℎ𝑄
Keterangan :
Re =
Vp =
𝜋 =
ℎ =
𝑄 =

C. Analisa PDD pada PSS (periode semi steady state)


Pengujian ini terutama untuk menentukan volume reservoir yang
berhubungan dengan sumur yang diuji oleh sebab itu disebut reservoir
limit testing.
Dapat dilihat bahwa Pwf vs t merupakan garis lurus dengan kemiringan
𝑄
𝛽𝐿 =
𝜋∅𝐶𝑡𝑟𝑒 2
Keterangan :
𝛽𝐿 =
𝑄 =
𝜋 =
∅ =
𝐶𝑡 =
𝑟𝑒 =
Kemudian dengan mengetahui kemiringan ini, drainage volume dapat
ditentukan :
𝑄𝐵
𝑉𝑝 = 0,0418
𝛽𝐿. 𝐶𝑡
Vp =
Q =
B =
Ct =
𝛽𝐿 =
D. Penentuan Bentuk Reservoir Dari Data PDD Berdasarkan PSS dan
Periode Transient
Pada umumnya, persamaan aliran pada periode semi steady state untuk
setiap bentuk reservoir adalah :
1 𝐴 2,2458
𝑃𝐷 (𝑡𝐷 ) = 2𝜋. 𝑡𝐷𝐴 + [𝑙𝑛 ( 2 ) + ln ( )]
2 𝑟𝑒 𝐶𝐴
Keterangan :
𝑃𝐷 (𝑡𝐷 ) =
𝑡𝐷𝐴 =
𝐴 =
𝑟𝑒 =
𝐶𝐴 =
Dengan mengkombinasikan persamaan sebelumnya dengan persamaan
diatas maka diperoleh :
𝑃𝑤𝑓 = 𝑚∗ . 𝑡 + 𝑃𝑖𝑛𝑡
Keterangan :
Pwf =
m* =
t =
𝑃𝑖𝑛𝑡 =
Dimana P int adalah :
𝑄𝜇𝐵 𝐴 2,2458
𝑃𝑖𝑛𝑡 = 𝑃𝑖 − 70,6 [𝑙𝑛 ( 2 ) + 𝑙𝑛 ( ) + 2𝑆]
𝑘ℎ 𝑟𝑒 𝐶𝐴
Keterangan :
𝑃𝑖𝑛𝑡 =
𝑃𝑖 =
𝑄 =
𝜇 =
𝐵 =
𝑘 =
ℎ =
𝐴 =
𝑟𝑒 =
𝐶𝑎 =
𝑆 =

m* dan P int didapat dari plot Pwf vs t yaitu m* adalah kemiringan dan
P int didapat dengan mengekstrapolasikan garis liniernya ke t = 0.
Selanjtnya bentuk reservoir diperkirakan dari :
𝑚 𝑃1 𝑗𝑎𝑚 −𝑃𝑖𝑛𝑡
𝐶𝐴 = 5,456 𝑚∗ . 𝐸𝑥𝑝 [2,303. ]
𝑚

Keterangan :
𝐶𝑎 =
𝑚 =
𝑚∗ =
𝑃1 𝑗𝑎𝑚 =
𝑃 𝑖𝑛𝑡 =

Nilai tDA PSS :


𝑚∗
(𝑡𝐷𝐴 )𝑃𝑆𝑆 = 0,1833 .𝑡
𝑚 𝑝𝑐𝑠
Keterangan :
(𝑡𝐷𝐴 )𝑃𝑆𝑆 =
𝑚 =
𝑚∗ =
𝑡𝑝𝑐𝑠 =
Tabel 5.1 Faktor Bentuk Pengurasan Suatu Sumur
5.3 Alat dan Bahan
a. Kertas Semilog
b. Kertas Log-log
c. Kertas Cartesian

5.4 Prosedur Percobaan


A. Analisa pada periode transient
a. Plot data Pwf vs log (t) pada kertas semi log
b. Tentukan saat berakhirnya periode transient yang ditandai dengan
telah terjadinya deviasi dari garis lurus haril plot Pwf vs log (t).
saat ini berarti juga bahwa aliran memasuki periode transient lanjut
dan semi steady state
c. Tentukan kemiringan (slope m) pada daerah aliran transient (garis
lurus)
d. Tentukan besarnya permeabilitas (k).
162.6 𝑞𝜇𝐵
𝑘=
𝑚ℎ
e. Tentukan factor skin (S)
𝑃1 − 𝑃1ℎ𝑟 𝑘
𝑆 = 1.15 [ − log ( ) + 3.23]
𝑚 ∅𝜇𝐶𝑟𝑤 2

B. Analisa pada periode transient lanjut


a. Plot data log (Pwf-P) vs harga P pada kertas semi log
b. Tentukan besarnya harga P secara coba-coba sampai memeberikan
garis lurus pada plot grafik log (Pwf-P) vs t
c. Ektrapolasikan grafik pada harga P yang membrikan garis lurus
tersebut sampai pada harga t = 0 sehingga didapatkan titik
potongnya (harga b)
d. Tentukan kemiringan (slope, m)
e. Tentukan permeabilitas (k).
118.6 𝑞𝜇𝐵
𝑘=
𝑏ℎ
f. Tentukan volume pori-pori sejauh daerah pengurasannya (Vp)
𝑞𝐵
𝑉𝑝 = 0.115
𝛽𝑏𝑐𝑡
g. Tentukan faktor skin (S).
𝑃1 − Ṕ 𝑟𝑒 3
𝑆 = 0.84 [ ] − ln +
𝑏 𝑟𝑤 4

𝑉𝑝
𝑟𝑒 = √
𝜋ℎ∅

C. Analisa pada periode semi steady state


a. Plot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian
b. Tentukan kemiringan (slope, 𝛽) dari grafik tersebut
c. Tentukan besarnya volume pori-pori sejauh daerah pengurasan
(Vp)
𝑞𝐵
𝑉𝑝 = 0.0418
𝛽𝐿 𝐶
Catatan :
Vp yang didapatkan dengan menggunakan analisa periode transient
lanjut dan periode semi steady state biasanya memberikan harga yang
relative sama. Apabila tidak sama, maka Vp yang didapatkan dari
periode semi steady state lebih representatif.

D. Penentuan bentuk reservoir (reservoir shape)


a. Plot antara Pwf vs t pada kertas Cartesian kemudian lakukan
ekstrapolasi sampai pada t = 0 kemudian tentukan titik potongnya
(Pint)
b. Tentukan kemiringan periode semi steady state pada grafik tersebut
(slope, m*)
c. Plot antara Pwf vs t pada kertas semi log kemudian tentukan
kemiringan periode transient pada grafik tersebut (slope, m)
d. Tentukan harga P 1 jam pada grafik langkah c
e. Tentukan besarnya shape faktor (CA).
𝑚 𝑃1𝑗𝑎𝑚 − 𝑃𝑖𝑛𝑡
𝐶𝐴 = 5.456 𝑎𝑛𝑡𝑖𝑙𝑜𝑔 (– )
𝛽𝐿 𝑚
f. Gunakan table Diezt (table 3.1) untuk mendapatkan bentuk
reservoir yang mendekati harga shape factor (CA) hasil
perhitungan pada table langkah e.
g. Tentukan besarnya harga (tDA)pss tersebut, tentukan bentuk
reservoir yang sesuai dengan table Diezt tersebut.
𝛽𝐿
(𝑡𝐷𝐴 )𝑝𝑠𝑠 = 0.1833 𝑡
𝑚 𝑝𝑐𝑠

5.5 Hasil Pengamatan


Data-data reservoir sumur “X” sebagai berikut :
Laju Produksi (Qo) : 200 bbl/day
Tekanan awal (Pi) : 4600 psi
Jari-jari sumur (rw) : 0.5 ft
Porositas (Φ) : 0,25
Ketebalan formasi produktif (h) : 6.09756098 ft
Viskositas minyak (μ) : 1.5 cp
Kompresibilitas total (Ct) : 0.0000082 psi-1
Factor Volume Formasi Minyak (Bo) : 1.2 RB/STB
Temperature : 220 °F

Tabel 5.2 Data Tekanan dan Waktu PDD

t Pwf ΔP
jam psi psi
0 4412 188
0.12 3812 788
1.94 3699 901
2.79 3653 947
4.01 3616 984
4.82 3607 993
5.78 3600 1000
6.94 3593 1007
8.32 3586 1014
14.4 3573 1027
17.3 3567 1033
20.7 3561 1039
24.9 3555 1045
29.8 3549 1051
35.8 3544 1056
43 3537 1063
51.5 3532 1068
61.8 3526 1074
74.2 3521 1079
89.1 3515 1085
107 3509 1091
128 3503 1097
154 3497 1103
185 3490 1110
222 3481 1119
266 3472 1128
319 3460 1140
383 3446 1154
460 3429 1171

5.6 Perhitungan
A. Untuk Analisa pada periode Transient
a. Menghitung nilai ΔP :
ΔP = 𝑃𝑖 − 𝑃𝑤𝑓
= 4600 − 4412
= 𝟏𝟖𝟖
Gunakan persamaan yang sama untuk mencari nilai (tp+∆t)/∆t yang
lainnya.
b. Buatlah grafik semilog antara t vs Pwf, dengan ketentuan X adalah t dan
Y adalah Pwf. Kemudian tarik garis linear dan tentukan fungsi y.
y = -40.57ln(x) + 3671.6
Semilog Plot R² = 0.9973

3850
3800
3750
Semilog Plot
3700
3650 3586 Periode Transient
3600
3616
3550
Log. (Periode
3500 Transient)
3450
3400
1 10 100 1000

Grafik 5.1. Semilog Transient


Dari grafik semilog di atas di dapat fungsi y = -40.57ln(x) + 3671.6 dan R² =
0.997
c. Mencari nilai slope / kemiringan (m)
Untuk mencari nilai slope, mula-mula kita mencari nilai y dengan
menggunakan rumus dari fungsi y yang kita dapat dari grafik di atas
yaitu y = -40.57ln(x) + 3671.6 dengan asumsi X=1 dan X = 10.
 X =1
y = -40.57ln(x) + 3671.6
= -40.57ln(1) + 3671.6
= 3671.6
 X = 10
y = -40.57ln(x) + 3671.6
= -40.57ln(10) + 3671.6
= 3578.184
Maka nilai m adalah :
m = y(X=1) − y(X=10)
= 3671.6 – 3578.184
= 93.416 psi/cycle
d. P1 jam
P1 jam menggunakan asumsi x=1 maka :
y = -40.57ln(x) + 3671.6
= -40.57ln(1) + 3671.6
= 3671.6
e. Mencari nilai k
162.6.𝑄.𝜇.𝐵
k = 𝑚.ℎ
162.6 × 200 𝐵𝑃𝐷 × 1.5𝑐𝑝 × 1.2𝑅𝐵/𝑆𝑇𝐵
=
93.416 × 6.09756098𝑓𝑡
= 𝟏𝟎𝟐. 𝟕𝟔𝟓 𝒎𝑫
f. Mencari nilai skin (s)
𝑃1 –𝑃1 𝑗𝑎𝑚 𝑘
S =1.151 [ − 𝑙𝑜𝑔 + 3,23]
𝑚 ∅.𝜇.𝐶.𝑟𝑤 2
4600−3671.6 102.765
=1.151 [ − 𝑙𝑜𝑔 0.291× 1.5×0.0000082×0.52 + 3.2275]
93.416

= 5.877

B. Untuk Analisa pada periode Pseudo Steady State


a. Menghitung nilai ΔP :
ΔP = 𝑃𝑖 − 𝑃𝑤𝑓
= 4600 − 4412
= 𝟏𝟖𝟖
Gunakan persamaan yang sama untuk mencari nilai (tp+∆t)/∆t yang
lainnya.
b. Buatlah grafik cartesian antara t vs Pwf, dengan ketentuan X adalah t dan
Y adalah Pwf. Kemudian tarik garis linear dan tentukan fungsi y.
Cartesian Plot
4600
y = -0,2224x + 3531,
4400 R² = 0,999

4200 Cartesian Plot

4000 Periode Transient

3800
Linear (Periode
Transient)
3600
3503
3400 3429
0 100 200 300 400 500

Grafik 5.2. Cartesian Pseudo Steady State


Dari grafik Cartesian di atas di dapat fungsi y = -0.2224ln(x) + 3531 dan R²
= 0.999
c. Mencari nilai m*
Dari grafik 5.2 di dapat fungsi y = -0.2224ln(x) + 3531.
Karena y = m(x) + a, maka :
M* = -0.2224
d. Mencari nilai Vp
𝑄.𝐵
Vp = 0.0418 𝛽 .𝐶
𝐿

200×1.2
= 0.0418 0.2224×0.0000082

= 5500965.082 Res bbl


e. Mencari nilai Ca
𝑚 𝑃 1𝑗𝑎𝑚−𝑃𝑖𝑛𝑡
Ca = 5.456 𝑚∗ 𝐸𝑋𝑃[2.303 𝑚
]
93.416 3671.6−3503
= 5.456 0.2224 𝐸𝑋𝑃[2.303 93.416
]
= 146324
f. Mencari (Tda) pss
𝑚
(Tda) pss = 0.1833.(t)pss. 𝑚∗
93.416
= 0.1833 × 332 × [ 0.2224 ]

= 25561.541
C. Untuk Analisa pada Late Transient
a. Mencari P^
Pada Late transient digunakan titrasi untuk mendapatkan P^. Dimana Late
Transient adalah waktu dimana saat dari periode. Dan digunakan titrasi
coba-coba sebegai berikut :
Tabel 5.3 titrasi p^

P^
t
3500 3510 3520 3530 3540 3550 3560 3570
14.4 73 63 53 43 33 23 13 3
17.3 67 57 47 37 27 17 7 -3
20.7 61 51 41 31 21 11 1 -9
24.9 55 45 35 25 15 5 -5 -15
29.8 49 39 29 19 9 -1 -11 -21
35.8 44 34 24 14 4 -6 -16 -26
43 37 27 17 7 -3 -13 -23 -33
51.5 32 22 12 2 -8 -18 -28 -38
61.8 26 16 6 -4 -14 -24 -34 -44
74.2 21 11 1 -9 -19 -29 -39 -49
89.1 15 5 -5 -15 -25 -35 -45 -55
107 9 -1 -11 -21 -31 -41 -51 -61

Dimana untuk mendapatkan nilai p^ digunakan rumus sebagai berikut :


P^ = Pwf – Pwf coba-coba (titrasi)
= 3573 - 3500
= 73
Gunakan persamaan yang sama untuk mencari nilai P^ yang lainnya.
b. Buatlah grafik semilog antara t vs P^, dengan ketentuan X adalah t dan Y
adalah P^. Kemudian tarik garis linear dan tentukan fungsi y.
100
3500
3510
3520

10 3530
3540
3550
3560
1
3570
0 50 100

Grafik 5.3 semilog late transient


Dari grafik di atas di dapat garis yg linear adalah garis 3510. Sehingga
di dapat nilai P^ adalah 3510 dengan nilai b adalah 100
c. Mencari Late Transient
t(late transient) = t awal Pss – t akhir transient
= 128 – 8.32
= 119.68
d. Mencari nilai permiabilitas (k)
𝑄.𝜇.𝐵
k = 118.6
𝑏.ℎ
200 × 1.5 ×1.2
= 118.6
93.416 × 6.09756098
= 74.956
e. Mencari nilai ß
1
ß =
t awal Pss – t akhir transient
1
=
128−8.32
= 0.008
f. Mencari nilai re

𝑡 (𝑙𝑎𝑡𝑒 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖𝑒𝑛𝑡) × 𝑘
re =√
948. ..ct

119.68 × 74.956
=√
948 × 0.291 ×1.5 ×0.0000082
= 1625.963
g. Mencari nilai Vp
𝑄.𝐵
Vp = 0.1115
ß .b. C
200 ×1.2
= 0.1115
0.008 ×100 ×0.0000082

= 4079268.293

h. Mencari nilai skin (s)


𝑃 –𝑃^ 𝑟𝑒
S = 0.48 ( ) − ln (𝑟𝑤) + 0.75
b
4600 –3510 𝟏𝟔𝟐𝟓.𝟗𝟔𝟑
= 0.48 ( ) − ln ( ) + 0.75
100 0.5

= - 2.105
5.7 Pembahasan
Berdasarkan dari data-data yang kita ketahui dan tabel 5.2 dapat kita ketahui
permebilitas dan nilai dari skin serta nilai Ca dan tda. Kemudian data-data
tersebut di hitung atau di analisa berdasarkan 3 kondisi, yaitu analisa pada
kondisi transient, analisa pada kondisi pseudo steady state dan analisa pada
kondisi late transient.
A. Untuk analisa pada kondisi transient
Berdasarkan tabel 5.2 kita dapat membuat grafik semilog antara t vs
Pwf. Dan dari grafik tersebut di tarik garis linear dan di dapat grafik
5.1. Dan dari grafik 5.1 di dapat fungsi y = -40.57ln(x) + 3671.6 dan R²
= 0.997. Berdasarkan fungsi y tersebut kita dapat mendapatkan nilai m
(slope/kemiringan). Nilai m di dapat dengan cara menggunakan fungsi
y = -40.57ln(x) + 3671.6 dan menggunakan asumsi X=1 dan X=10. Dan
dari hasil perhitungan didapat nilai y(x=1) adalah 3671.6 dan y(x=10)
adalah 3578.184. maka nilai m dapat diperoleh dari pengurangan nilai
y(x=1) dikurangi dengan nilai y(x=10) dan di dapat nilai m adalah
93.416 psi/cycle. Kemudian setelah itu kita mencari nilai P1 jam
dengan menggunakan fungsi y, dan didapat nilai dari P1 jam adalah
3671.6. Dari hasil perhitungan di atas di dapatkan nilai permeabilitas
(k) adalah 𝟏𝟎𝟐. 𝟕𝟔𝟓 𝒎𝑫 nilai permeabilitas tersebut cukup besar.
Namun jika dilihat dari Nilai skin yang didapat dari perhitungan adalah
5.877, maka hal itu menandakan formasi tersebut memiliki gangguan
nilai skin yang sangat besar, yaitu ada kerusakan (damaged) yang pada
umumnya dikarenakan adanya filtrate lumpur pemboran yang meresap
kedalam formasi atau endapan lumpur (mud cake) disekelilng lubang
bor pada formasi produktif yang kita amati.
B. Untuk analisa pada kondisi pseudo steady state
Berdasarkan tabel 5.2 kita dapat membuat grafik Cartesian antara t vs Pwf.
Dan dari grafik tersebut di tarik garis linear dan di dapat grafik 5.2. Dan dari
grafik 5.2 di dapat fungsi y y = -0.2224ln(x) + 3531 dan R² = 0.999. Dari
grafik 5.2 di dapat fungsi y = -0.2224ln(x) + 3531, Karena y = m(x) + a, maka
nilai m* = -0.2224. nilai m* adalah nilai dari 𝛽𝐿 . Kemudian kita menenukan
nilai dari Vp, dan didapat nilai Vp adalah 5500965.082 Res bbl. Dan
setelah kita mendapatkan data-data tersebut kita menentukan nilai Ca
dan tda. Nilai Ca yang didapat dari perhitungan adalah 146324 dan nilai
tda yang didapat dari perhitungan adalah 25561.541. dari nilai Ca dan tda
yang kita dapat dari perhitungan dapat kita ketahui bentuk dari reservoir
kita. Adapaun bentuk dari reservoir kita adalah seperti gambar di bawah
ini.

C. Untuk analisa pada kondisi late transient


Pada Late transient digunakan titrasi coba-coba untuk mendapatkan P^
seperti pada tabel 5.3 . Kemudian dari tabel 5.3 di Buat grafik semilog
antara t vs P^, dengan ketentuan X adalah t dan Y adalah P^.
Kemudian tentukan garis linearnya. Dari grafik 5.3 di dapat garis yg
linear adalah garis 3510. Sehingga di dapat nilai P^ adalah 3510 dengan
nilai b adalah 100. Dari tabel 5.2 di dapat nilai late transient adalah
119.68. kemudian nilai permeabilitas (k) dapat ditentukan, dari hasil
perhitungan didapat nilai permeabilitas (k) adalah 74.956. dari hasil
perhitungan kita menentukan nilai ß, re , dan Vp untuk mencari nilai
skin (s). Dari hasil perhitungan didapat nilai ß adalah 0.008 , nilai re
adalah 1625.963, dan nilai Vp adalah 4079268.293. setelah kita
mendapat nilai ß, re , dan Vp, kita dapat menentukan nilai skin (s). Dan
didapat nilai skin kita adalah - 2.105.
5.8 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai