Laporan 2. KCV
Laporan 2. KCV
Oleh:
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai obat bahan alam dikalangan masyarakat di zaman era ini sudah
mulai maju dengan indikasi obat herbal yang di edarkan kepada pasien
ataupun konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sebagai obat.
Sebelum suatu tanaman dijadikan sebagai sediaan obat, terlebih
dahulu tumbuhan tersebut mengalami banyak proses, salah satu
contohnya adalah paenentuan golongan kimia dari suatu sampel
Tanaman memiliki satu atau lebih senyawa kimia yang efek biologi
sebagai obat yang merupakan metabolit sekunder. Untuk mendapatkan
senyawa tunggal yang memiliki efek biologi dilakukan pemisahan
(isolasi). Isolasi merupakan pemisahan senyawa dari campuran senyawa
(multikomponen). Dengan mendapatkan senyawa memiliki efek biologi
dapat meningkat efek kerja senyawa tersebut misalnya sebagai
antioksidan.
Kromatografi adalah metode pemisahan senyawa secara kuantitatif
sekalipun juga secara kualitatif. Hasil yang di peroleh dari pemisahan ini
akan didentifikasi lagi untuk memastikan berapa banyak dari senyawa
yang dapat diambil.
Sekarang ini telah ditemukan alat kromatografi cair yang digunakan
dalam kondisi vakum, sehingga lebih cepat dan efisien, alat ini disebut
kromatografi vakum cair (KVC). Kromatografi cair vakum (KCV) adalah
bentuk kromatografi kolom yang khususnya berguna untuk fraksinasi
kasar yang cepat terhadap suatu ekstrak.
Adapun Tujuan digunakannya metode ini adalah untuk memisahkan
senyawa-senyawa dalam jumlah banyak.Prinsip kerja dari kromatografi
kolom jenis ini adalah adsorpsi dan partisi dengan bantuan pompa vakum.
E. Manfaat Praktikum
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis dari praktikum ini, yaitu untuk
mengetahui cara melakukan isolasi fraksi tanaman daun waru
(Hibiscus tiliaceus L.) dengan metode kromatografi kolom cair vakum
sehingga diperoleh isolat murni.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari praktikum ini, yaitu untuk
mengetahui bagaimana cara melakukan isolasi fraksi tanaman daun
waru (Hibiscus tiliaceus L.) dengan metode kromatografi kolom cair
vakum sehingga diperoleh isolat murni.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi tanaman (Integrated Taxonomic Information System, 2019)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus L.
2. Morfologi tanaman
Pohon waru cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis
tengah batang 40-50 cm, bercabang dan berwarna coklat. Daun
merupakan daun tunggal, bertangkai, berbentuk jantung, lingkaran
lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm.
Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar
berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal.
3. Nama lain
Adapun nama latin dari daun waru, yaitu Hibiscus tiliaceusL. dan
nama bugis , yaitu balebirang.
4. Kandungan kimia
Daun waru mengandung senyawa polifenol, saponin dan
flavanoid.Akar waru mengandung senyawa tannin, saponin dan
flavonoid.Kulit batang waru mengandung senyawa hibiscusamide, N-
trans feruloyltiramine, dan N-cis feruloyltirainedan (Rustini dkk, 2015).
5. Khasiat tanaman
Daun waru dapat digunakan untuk mengobati TB paru-paru, batuk,
sesak napas, radang amandel (tonsillitis),demam, disentri pada anak,
a) Cara Basah
Preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan
melarutkan fasa diam dalam fase gerak yang akan digunakan.
Campuran kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dibuat
merata.Fase gerak dibiarkan mengalir hingga terbentuk lapisan
fase diam yang tetap dan rata, kemudian aliran dihentikan.
b) Cara kering
Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan
cara memasukkan fase diam yang digunakan ke dalam kolom
kromatografi. Fase diam tersebut selanjutnya dibasahi dengan
pelarut yang akan digunakan.
Preparasi sampel cara basah dilakukan dengan melarutkan
sampel dalam pelarut yang akan digunakan sebagai fasa gerak dalam
KCV. Larutan dimasukkan dalam kolom kromatografi yang telah terisi
fasa diam. Bagian atas dari sampel ditutupi kembali dengan fasa diam
yang sama. Sedangkan cara kering dilakukan dengan mencampurkan
sampel dengan sebagian kecil fase diam yang akan digunakan hingga
terbentuk serbuk. Campuran tersebut diletakkan dalam kolom yang
telah terisi dengan fasa diam dan ditutup kembali dengan fase diam
yang sama (Raymond,2006).
Adapun keuntungan digunakan kromatografi ini yaitu dapat
menentukan ciri senyawa aktif penyebab efek racun atau efek yang
bermanfaat, yang ditunjukkan oleh ekstrak tumbuhan kasar bila diuji
dengan sistem biologi. Dalam hal ini kita harus memantau cara
ekstraksi dan pemisahan pada setiap tahap, yaitu untuk melacak
senyawa aktif tersebut sewaktu dimurnihkan. Kadang-kadang
keaktifan hilang selama proses fraksinasi akibat ketidakmantapan
senyawa itu, dan akhirnya mungkin saja diperoleh senyawa berupa
kristal tetapi keaktifan seperti yang ditunjukkan oleh ekstrak asal
(Hostettman, 2006).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
pompa vakum dan proses elusi terjadi secara sempurna. Tetapi KCV juga
memiliki kerugian yaitu jumlah senyawa yang ditarik sedikit.
Diperoleh hasil bahwa bahwa eluen dengan perbandingan 10 : 0
menghasilkan warna kuning, eluen dengan perbandingan 9 : 1, 8 : 2 dan7
: 3 menghasilkan warna kuning pucat, eluen dengan perbandingan 6 : 4
menghasilkan warna hijau kekuningan, 5 : 5 menghasilkan warna hijau
lumut. Eluen dengan perbandingan 4 : 6 dan 3 : 7 menghasilkan warna
hijau pekat, eluen dengan perbandingan 2 : 8 dan 1 : 9 menghasilkan
warna hiaju lumut dan 0 : 10 mengahasilkan warna kuning kehijauan.
Adapun faktor kesalahan yang mungkin terjadi yaitu kurang
bersihnya alat yang digunakan, kurangnya ketelitian pada saat
pengambilan eluen, dan kurang teliti pada saat pengerjaan.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
semakin polar eluen yang diberikan, maka warna tetesan yang dihasilkan
semakin pekat.Selain itu variasi warna yang didapatkan lebih sedikit.
B. Saran
Agar praktikum yang dilakukan berjalan sesuai dengan yang
diinginkan, sebaiknya praktikan lebih memperhatikan alat dan bahan yang
digunakan serta memperhatikan prosedur dan instruksi yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Rustini, NL dkk 2015, Uji Toksisitas Ekstrak Daun Waru Terhadap Larva
Artemia serta Identifikasi Golongan Senyawanya, FMIPA
Universitas Udayana, Bali
Sarker, satyajit D, Zahid Latif & Alexander I. Gray (Ed), 2006, Natural
Products Isolation, Totowa, Human Press.
LAMPIRAN
Partisi Padat-Cair
Fraksi n-heksan
Isolat
Gambar