Anda di halaman 1dari 5

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Sahabat Madani, berawal dari tulisan ini, Bacaan Madani mendapat


pertanyaan dari kepala sekolah, guru bahkan siswa di tempat bacaan
madani bertugas. Pak, kata ustadz memperingati Maulid Nabi itu tidak
ada dasar hukumya ya? Lalu bacaan madani menjelaskan seperti apa
yang akan dibahas ini, yang bersumber dari bebarapa buku atau artikel
yang pernah di baca dan dipelajari. Termasuk diantaranya buku yang
ditulis oleh al-ustadz H. Abdul Somad, Lc., MA. 37 Masalah Populer.
Peringatan Maulid Nabi saw merupakan tradisi memperingati kelahiran
Nabi SAW. yang selalu diperingati umat Islam yang jatuh pada tanggal
12 Rabi’ul Awal setiap tahunnya. Maulid Nabi selalu diperingati dengan
semarak oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia. Namun walaupun
demikian umat Islam terbagi kepada dua kelompok pendapat yang
bertentangan dalam menyikapi masalah memperingati Maulid Nabi,
terutama dari sudut pandang hukum syarak. Dua kelompok ini
sebenarnya sudah lama, bukan permasalahan yang baru. Inilah
penjelasan dua kelompok yang berbeda, Pendapat yang pertama,
mengatakan bahwa memperingati Maulid Nabi merupakan perbuatan
yang sia-sia atau bid’ah Mazmumah yang tidak ada dasar hukumnya,
baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Menurut pendapat ini
memperingati Maulid Nabi hukumnya haram. Kelompok ini didukung
oleh Syekh Tajuddin Al- Iskandariyah, yang menyatakan Maulid Nabi
adalah bid’ah mazmumah yang menyesatkan. Penolakan ini
dituliskannya dalam kitab Al-Murid Al-Kalam Ala’amal Al-Maulid.
Pendapat yang kedua, mengatakan memperingati Maulid Nabi tidak
haram hukumnya walaupun tidak pernah dilakukan Nabi SAW.
Pendapat yang kedua ini mempunyai alasan, seperti yang di ungkapkan
As- Suyuti, dalam kitab Al-Ni’mah Al-Kubra Ala Al-Alam fi Maulid
Sayyid Wuld Adam, dengan memperingati Maulid Nabi sebagai bentuk
rasa syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW kemuka bumi. Kalau
kita lihat pendapat pertama memang Nabi muhammad tidak pernah
memperingati Maulid Nabi seperti yang diperingati umat Islam setelah
Nabi Muhammad SAW. wafat. Tapi perlu diketahui Nabi Muhammad
pernah ditanya oleh sahabat mengapa Nabi melaksanakan puasa pada
hari senin. Rasulullah menjawab dalam haditsnya yang artinya, “Pada
hari itu aku dilahirkan dan hari itu aku dibangkitkan (atau hari itu
diturunkan [Al-Qur’an] kepadaku).” (HR Muslim) Namun walaupun
demikian apakah umat Islam salah memperingati Maulid Nabi yang
isinya pengajian tentang sejarah Nabi? Kalaupun salah, dimana letak
kesalahannya? Apakah karena Nabi Muhammad Saw. tidak pernah
memperingatinya? Memperingati Maulid Nabi bukan seperti kegiatan
memperingati hari lahir atau ulang tahun zaman sekarang, yang pakai
acara tiupan lilin dan kadang bercampur dengan maksiat. Umat Islam
yang memperingati Maulid Nabi, sebagai bentuk rasa cinta kepada
Beliau dan pembelajaran untuk umat Islam. Karena Nabi Muhammad
diutus sebagai suri tauladan. Sahabat madani inilah Ulama yang
berpendapat memperingati Maulid Nabi bukan bid’ah mazmumah,

1. Ibnu Taimiah “Mengagungkan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.


dan menjadikannya sebagai perayaan terkadang sebagian orang, maka ia
mendapat balasan pahala yang besar karena kebaikan niatnya dan
pengagungannya kepada Rasulullah Saw.”

2. Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani. Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-


‘Asqalani pernah ditanya tentang maulid Nabi, beliau menjawab,
“Hukum asal melaksanakan maulid adalah bid’ah, tidak terdapat riwayat
dari seorang pun dari kalangan Salafushshalih dari tiga abad (pertama).
Akan tetapi maulid itu juga mengandung banyak kebaikan dan
sebaliknya. Siapa yang dalam melaksanakannya mencari kebaikan-
kebaikan dan menghindari hal-hal yang tidak baik, maka maulid itu
adalah bid’ah hasanah. Dan siapa yang tidak menghindari hal-hal yang
tidak baik, berarti bukan bid’ah hasanah.”

3. Syekh ‘Athiyyah Shaqar Syekh ‘Athiyyah Shaqar adalah mantan


ketua Komisi Fatwa Al-Azhar Mesir berpendat boleh memperingati
maulid Nabi pada saat ini ketika para pemuda nyaris melupakan agama
dan keagungannya, pada saat ramainya perayaan-perayaan lain yang
hampir mengalahkan hari-hari besar agama Islam. Peringatan maulid
tersebut diperingati dengan memperdalam sirah (sejarah Nabi), membuat
peninggalan-peninggalan yang dapat mengabadikan peringatan maulid
seperti membangun masjid atau lembaga pendidikan atau amal baik
lainnya yang dapat mengaitkan antara orang yang melihat dengan
Rasulullah Saw dan sejarah hidupnya.

4. Syekh Yusuf Al-Qardhawi Syekh Yusuf Al-Qardhawi ketua Al-Ittiad


Al-‘Alami li ‘Ulama’ Al- Muslim ditanya tentang hukum memperingati
maulid Nabi. Beliau menjawab "Memang benar bahwa ada beberapa
bentuk bid’ah terjadi, akan tetapi saya nyatakan bahwa kita merayakan
maulid nabi untukmengingatkan kaum muslimin tentang hakikat
kebenaran sejarah Rasulullah Saw, kebenaran risalah Muhammad Saw.
ketika saya merakan maulid Nabi, maka saya sedang merayakan
lahirnya risalah Islam. Saya mengingatkan manusia tentang risalah dan
sirah Rasulullah Saw."

Itulah sahabat madani tentang penjelasan memperingati maulid Nabi


Saw. dari beberapa pendapat ‘Ulama di atas jelas, bahwa memperingati
maulid Nabi itu tidak haram, selama mencari kebaikan dan menghindari
keburukan. Memperingati maulid Nabi akan mengingatkan kita kembali
risalah dan sirahnya Rasulullah Saw. Mari kita jadikan Rasulullah Saw
sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Walhamdulillaahi
rabbil ‘aalamiin.
Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2015/12/benarkah-
memperingati-maulid-nabi.html
Terima kasih sudah berkunjung.

Anda mungkin juga menyukai