Anda di halaman 1dari 8

Nama: NOFRIAN AKBAR

Nrp : 1121400019
Judul Tugas: PKM-GT

RINGKASAN

Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam hal penyediaan sumber karbohidrat,
seperti singkong, garut, ganyong, sukun, ubi jalar, jagung, talas, gembili, suweg, gadung,
huwi sawu, kimpul, kentang jawa dan sagu.
Kecenderungan menurunnya konsumsi beras per kapita dan meningkatnya konsumsi
bahan makanan impor seperti terigu serta naiknya konsumsi ubi-ubian menunjukkan bahwa
diversifikasi pangan pada masyarakat sudah berjalan. Program pengembangan substitusi
beras penting dilakukan untuk memperoleh bahan dengan sifat fisikokima dan bentuk yang
seperti beras mengingat ditinjau dari sudut pandang budaya masyarakat di Indonesia,
pengertian makan diinterpretasikan sebagai makan nasi yang berasal dari beras (Iyus
Hendrawan, 2015).
Untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan khususnya adalah beras maka pada
kegiatan ini akan dibuat mesin beras analog yang mampu mencetak biji beras dari umbi-
umbian dengan menggunakan tenaga manusia tanpa menggunakan mesin. Alat ini bekerja
dengan menggunakan roda gigi mekanik, sehingga mampu melipat gandakan putaran dari
tenaga manusia dan tak perlu bersusah payah untuk memutarnya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggubah tepung dari umbi-umbian menjadi
biji beras.

Kata kunci : Karbohidrat, umbi-umbian, beras analog

1
2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai potensi yang besar baik dari segi jumlah maupun
penyebaran aneka sumber karbohidrat, seperti singkong, garut, ganyong, sukun, ubi
jalar, jagung, talas, gembili, suweg, gadung, huwi sawu, kimpul, kentang jawa dan
sagu. Dengan potensi 52 juta ha hutan yang dikelola untuk menghasilkan kayu juga
dapat dihasilkan 1560 juta ton/tahun bahan pangan dengan keragaman 77 jenis pangan
sumber karbohidrat dan 26 jenis kacang-kacangan (Iyus Hendrawan, 2015).
Kecenderungan menurunnya konsumsi beras per kapita dan meningkatnya
konsumsi bahan makanan impor seperti terigu serta naiknya konsumsi ubi-ubian
menunjukkan bahwa diversifikasi pangan pada masyarakat sudah berjalan. Program
pengembangan substitusi beras penting dilakukan untuk memperoleh bahan dengan
sifat fisikokima dan bentuk yang seperti beras mengingat ditinjau dari sudut pandang
budaya masyarakat di Indonesia, pengertian makan diinterpretasikan sebagai makan
nasi yang berasal dari beras (Iyus Hendrawan, 2015).
Oleh karena itu kami tertarik untuk membuat sebuah mesin beras analog.
dimana alat ini mampu mencetak biji beras dari umbi-umbian dengan menggunakan
tenaga manusia itu sendiri tanpa menggunakan mesin. Alat ini bekerja dengan
menggunakan roda gigi mekanik, sehingga mampu melipat gandakan putaran dari
tenaga manusia dan tak perlu bersusah payah untuk memutarnya.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggubah tepung dari umbi-umbian
menjadi biji beras. Kebanyakan orang Indonesia menyebutkan bahwa “belum disebut
makan kalau bukan dengan nasi”, oleh karena itu kami berusaha mengubah umbi-
umbian menjadi beras dengan menggunakan alat ini sebagai makanan alternatif
pengganti beras padi.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana upaya mempermudah masyarakat mengkonsumsi umbi-umbian tanpa
meninggalkan beras (nasi) ?
b. Bagaimana cara kerja mesin beras analog dengan menggunakan system roda
gigi?
c. Bagaimana mengaplikasikan mesin beras analog menggunakan system roda
gigi mekanik sebagai wujud karya tepat guna yang bermanfaat bagi
masyarakat ?

3
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui prinsip kerja serta merancang dan membuat mesin beras analog
menggunakan system roda gigi mekanik.
b. Hasil karya ini diharapkan dapat diterapkan pada proses pembuatan biji beras
menggunakan umbi-umbian.

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN


Terciptanya karya yang dapat membantu masyarakat yaitu mesin beras analog
menggunakan system roda gigi mekanik sebagai solusi untuk mengolah umbi-umbian
menjadi makanan alternatif pengganti makanan pokok.

4
BAB 2
GAGASAN TERTULIS

2.1 BERAS ANALOG SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF

Beras merupakan komponen utama dalam konsumsi energi per kapita yakni
sebesar 54% dalam pola makan masyarakat Indonesia. Kondisi tersebut
menimbulkan konsekuensi bahwa pada saat beras cukup, maka ketahanan pangan
akan tercapai. Sebaliknya, bila terjadi kekurangan beras akan timbul kerawanan
pangan dan kekurangan gizi. Dominasi ketergantungan pada satu jenis pangan
tertentu ini secara bertahap harus dikurangi.
Beras analog (gambar 1) merupakan salah satu makanan alternatif pengganti
beras. Dalam pembuatan beras analog perlu adanya substitusi atau kesetaraan antara
beras dengan beras analog. Beras analog dapat dibuat menggunakan bahan baku
tepung tapioka, tepung terigu, tepung singkong, tepung jagung dan lain sebagainya.
Salah satu alternatif terobosan untuk mendukung program diversifikasi
pangan yang mempunyai peluang keberhasilan cukup baik adalah pengembangan
teknologi pengolahan beras analog yaitu beras yang dibuat dari karbolokal non_padi.
( Hadi Feriyanto, 2015 )

Gambar 1. Beras Analog

2.2 RODA GIGI

Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan
dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan
dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan
keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah
kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi
berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda
gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya
rotasi.

5
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan,
keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang
bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi yang
lebih besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi
(gambar 2).

Gambar 2. Roda gigi.

2.3 PISAU ULIR

Pisau ulir (gambar 3) berfungsi menekan dan memindahkan bahan umbi-


umbian menuju ke bagian akhir mesin sebelum bahan dicetak menjadi beras. Besi
hitam dan cor ( black and cast iron ) dan baja halus ( mild steel ) telah digunakan
secara luas pada konstruksi permesinan, khususnya untuk kerangka umum dan
peralatan yang tidak mengalami kontak langsung dengan makanan. Material-material
tersebut sangat peka terhadap korosi meskipun dapat dikendalikan secara sementara
dengan mengecat permukaan. Permukaan yang tidak secara langsung mengalami
kontak dengan makanan harus dikerjakan dengan halus, mudah dibersihkan, dan
terbuat dari material yang tahan korosi atau korosi yang ditularkan ( rendered
corrosion resistant ) (Forsythe, 1998 dalam Charles Anson, 2006).

Gambar 3. Pisau Ulir

6
2.4 BLOK DIAGRAM

Mesin beras analog digerakkan menggunakan tenaga manusia sebagai


penggeraknya, yang kemudian tepung umbi-umbian diteruskan ke poros
pisau ulir melalui roda gigi. Pada saat pisau ulir bergerak, akan langsung
membawa umbi-umbian menuju pisau cetak untuk dijadikan menjadi beras
(gambar 4).

Tenaga Manusia Tuas Roda Gigi Poros Penggerak Pisau Ulir Pisau Cetak

Gambar 4. Blok diagram mesin beras analog menggunakan sistem roda gigi mekanik

Tenaga manusia adalah sumber utama penggerak untuk menjalankan mesin ini,
yang kemudian tenaganya akan dilipatgandakan melalui roda gigi supaya mesin tidak
membutuhkan energi yang terlalu besar pada saat menggunakannya.

2.5 GAMBARAN TEKNOLOGI

Sistem ini menggunakan metode roda gigi untuk mentransmisikan daya dari
tenaga manusia untuk memutarkan poros yang kemudian menjadi gerak pisau ulir dan
umbi-umbian masuk ke pisau cetak.

7
Gambar 5. Mesin beras analog

Gambar 6. Pisau cetak beras Gambar 7. Pisau ulir

Anda mungkin juga menyukai