ABSTRACT
95
Identifikasi Dan Penetapan Kadar Sildenafil Sitrat Pada Jamu Kuat Lelaki
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 : Hasil identifikasi Sildenafil sitrat dengan menggunakan metode KLT
(Kromatografi Lapis Tipis).
Tabel 2 : Hasil Perhitungan kadar Sildenafil sitrat pada jamu kuat lelaki secara KLT-
Densitometri
Kadar
Luas Kadar Sildenafil Kadar rata-rata
Sampel Rf sildenafil sitrat
Area sitrat (µg) Sildenafil sitrat (µg)
per kapsul (%)
1 0,28 5998,15 1,3144
Jamu II 2 0,30 6623,01 1,4966 1,4498 0,00827
3 0,30 6458,60 1,4489
98
Identifikasi Dan Penetapan Kadar Sildenafil Sitrat Pada Jamu Kuat Lelaki
Gambar 2. Profil 2 dimensi KLT Densitometri sildenafil sitrat pada jamu kuat lelaki.
99
Identifikasi Dan Penetapan Kadar Sildenafil Sitrat Pada Jamu Kuat Lelaki
yang digunakan yaitu metanol yang dan 3 µl memiliki nilai Rf yang sama
merupakan pelarut semi polar dimana yaitu 0,27. Untuk pembanding IV (4 µl)
pelarut yang bersifat semi polar dapat dan sampel I memiliki nilai Rf yang
menarik semua jenis senyawa sama yaitu 0,28. Sedangkan Rf untuk
sehingga sangat baik digunakan untuk sampel II dan III yaitu 0,30. Perbedaan
mengekstraksi. nilai Rf disini kemungkinan pada saat
Pada penelitian ini, dilakukan mengelusi dipengaruhi oleh faktor
identifikasi Sildenafil sirat dengan kejenuhan camber namun perbedaan
metode kromatografi lapis tipis tersebut sangat kecil. Untuk
(KLT)dimana noda ekstrak yang ada penentuan kadar, diperoleh kadar rata-
pada lempeng KLT menunjukkan nilai rata dari 3 replikasi yaitu1,4208
Rf yang sama, berwarna biru µguntuk penotolan 2 µl dan untuk
keunguan dan sejajar dengan kadar sildenafil sitrat per kapsul pada
pembanding Sildenafil sitrat setelah jamu kuat lelaki yaitu 0,00827 g/100 g
dideteksi pada lampu UV 254 nm dan atau 0,00827 %.
penentuan kadar sildenafil sitrat pada KESIMPULAN
jamu kuat lelaki dilakukan Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan alat KLT-Densitometri, yang telah dilakukan maka dapat
keuntungannya yaitu pengerjaannya disimpulkan bahwa dari 4 jenis jamu
lebih sederhana dan memiliki kuat lelaki yang di identifikasi terdapat
kepekaan tinggi dalam menganalisis 1 jenis jamu yang positif mengandung
senyawa yang akan dideteksi. Dalam Sildenafil sitrat yaitu jamu II dengan
pengerjaannya harus diperhatikan kadar0,00827 g/100 g atau 0,00827
cara penotolan ekstrak dan volume %.per kapsul.
yang ditotolkan harus sama.Penelitian DAFTAR PUSTAKA
ini bertujuan untuk mengidentifikasi Adnan, M., 1997. Tehnik Krimatografi
Untuk Analisis Bahan Makanan,
bahan kimia obat (BKO) dalam hal ini
Penerbit Andi, Yogyakarta
Sildenafil sitrat dan menentukan
Amin, A. 2010. Obat Asli Indonesia.
berapa kadar dari senyawa tersebut. Farmasi UMI, Makassar.
Analisis Sildenafil sitrat secara
Badawy, M, Dkk .2011. Stability
KLT-densitometri pada panjang Indicating Methods For The
gelombang maksimum 292 nm Determination Of Sildenafil
Citrate In The Presence Of Its
diperoleh nilai Rf untuk pembanding Degradation Product. Pharmacir
Sildenafil sitrat pembanding 1µl, 2 µl Globale. Cairo.
101
Identifikasi Dan Penetapan Kadar Sildenafil Sitrat Pada Jamu Kuat Lelaki
Ditjen POM. 2005. Produk Ilegal Yang Najib, A. 2009. Waspadai Bahan Kimia
Dicampur Bahan Kimia Obat yang Dioplos
Keras Sildenafil Sitrat. Jakarta. dalam Jamu.http://nadjeeb.word
press.com/2009/10/15/waspada
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat i-bahan-kimia-yang-dioplos-
dan Makanan. 1986, Sediaan dalam-jamu/. Diakses tanggal 3
Galenik, Departemen Februari 2012.
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. Rohman. 2007. Kimia analisis farmasi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan. 2000, Parameter Sastrohamidjoyo, H. 1985.
Standar Umum Ekstrak Kromatografi,Liberty. Yogyakarta.
Tumbuhan Obat, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Schunack, W. 1990. Buku pelajaran
Jakarta. kimia farmasi (Edisi 2).
Yogyakarta : Universitas
Gritter, R.J., 1991, Pengantar Gadjah Mada.
kromatografi, Terjemahan
Sherma, J. 1994. Handbook of Thin-
Padmawinata, Edisi Ketiga,
Layer Chromatography Third
Institut Teknologi Bandung,
Edition. New York : Marcel
Bandung.
Dekker Inc.
Ganiswarna, S. 2007. Farmakologi
Sukandar E Y. 2006. Tren dan
dan Terapi Edisi V. Universitas
Paradigma Dunia Farmasi,
Indonesia; Jakarta.
Industri Klinik Teknologi
Gennaro, A. 2005. Remington The Kesehatan, disampaikan dalam
Science and Practice of orasi ilmiah Dies Natalis ITB,
Pharmacy 21st Edition.A Wolters http://itb.ac.id/focus/focus_file/or
Kluwer Company; Phyladelphia. asi-ilmiah-dies-45.pdf, diakses
27 maret 2012.
Guyton, A. 1996. Fisiologi manusia
dan Mekanisme Penyakit. ECG Tjay. 2008. Obat-obat Penting Edisi V.
Penerbit Buku Kedokteran; Depkes RI : Jakarta
Jakarta. Tjitrosoepomo, G., 1989, Taksonomi
Tumbuhan Obat-Obatan,
Harmoto N, dkk. 2006. Herbal dan Universitas Gaja Mada Press,
Jamu (Pengaruh dan Efek Yogyakarta.
Sampingnya),http://www.ningha
rmanto.com/bukumade/Pilih WHO, 2003, Traditional medicine,
Jamu http://www.who.int/mediacentre/
danHerbal_Tanpa_Efek_Sampi factsheets/fs134/en/,diakses 16
ng.pdf. Diakses 27 Maret 2012. Februari 2012.
102