Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh
pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan
keluraganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang
menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat penderitaan yang
dirasakan mereka.
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum
didapat, ada juga orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara
telah didapat, akan tetapi mereka tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai
warga negara. Mereka tidak mau membela negaranya diakala hak-hak negeri ini
dirampas oleh negara sebrang, mereka tidak mau tahu dikala hak paten seni-seni
kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan mereka
mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.
Sungguh masih banyak sekali fenoma-fenoma yang menimpa negeri ini. akankan
ini terjadi karena kekurang pahaman masyarakat tentang Hak dan Kewajibannya
sebagai warga negara? Atau mereka paham tentang itu, akan tetapi karena
memang hawa nafsu Syaithoniyah-nya telah menguasai akal pikirannya sehingga
tertutup kebaikan di dalam jiwanya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian hak, kewajiban dan warga negara?
2. Apa saja hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah negara ?
3. Apa saja asas kewarganegaraan ?
4. Siapa saja yang dikatakan warga negara ?
5. Apa saja penyebab hilangnya kewarganegaraan ?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah:
1. Untuk mempelajari tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara Sebagai
Anggota Masyarakat.
2. Untuk memberikan pengetahuan tentang Hak dan Kewajiban WNRI
berdasarkan UUD 1945.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewiraan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian hak, kewajiban, dan warga negara

1. Pengertian Hak
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Contohnya: hak
mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari guru dan
sebagainya. Adapun Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai
berikut: “Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak
dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya.

2. Pengertian Kewajiban
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan
Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab. Contohnya : melaksanakan tata tertib di sekolah,
membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan
sebaik-baiknya dan sebagainya.

3. Pengertian Warga Negara


Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh
Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri.
Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara
yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara itu.

2.2 Hak dan Kewajiban Warga negara dan Pemerintah Negara

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :

1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan


warga negara dan negara pada umumnya berupa peranan (role).

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga


negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD
1945.

Hak Warga Negara Indonesia :

- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat


2).

- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak


untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”(pasal 28A).

- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui


perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).

- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan


hidup, tumbuh, dan Berkembang”
- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal


28C ayat 1)

- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara


kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C
ayat 2).

- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang


adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :

- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi :

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan


pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945

menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya

pembelaan negara”.

- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan :

Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-


undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”

- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27,
28, dan 30, yaitu :

1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2),
syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan
kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan


itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan


pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.

4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih
lanjut diatur dengan undang-undang.

HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA

Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya


merupakan kewajiban dan hak warga terhadap negara.
Beberapa contoh kewajiban negara adalah kewajiban negara untuk
menjamin sistem hukum yang adil, kewajiban negara untuk menjamin hak
asasi warga negara , kewajiban negara untuk mengembangkan sistem
pendidikan nasional untuk rakyat, kewajiban negara memberi jaminan
sosial, kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.
Beberapa contoh hak negara adalah hak negara untuk ditaati hukum dan
pemerintahan , hak negara untuk dibela, hak negara untuk menguasai bumi
air dan kekeyaan untuk kepentingan rakyat.

Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya UUD 1945 secara


jelas mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang
secara jelas juga harus dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politica ala
Monteqeiu. Melalui tangan Legeslatif suara rakyat tersampaikan, melalui
tangan eksekutif kewajiban negara, hak rakyat, dipenuhi, dan di tangan
yudikatif aturan-aturan pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan.
Idealnya begitu, tapi apa daya sampai sekarang boleh di hitung dengan
sebelah tangan sedah berapa jauh negara menjalankan kewajibannya.
Boleh dihitung juga berapa banyak negara menuntut haknya. Bukan hal
yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang selama
ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan menjaga
serta menjalankan kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana
meliputi sebuah kawasan yang diakui (kedaulatan), mempunyai
pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian memberikan
sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan melindunginya
dari setiap mara bahaya. serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya.
Hak-hak rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk
hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta hak-hak untuk mendapatkan
pelayanan umu seperti kesehatan, rumah,dan tentunya hak untuk
mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh
negara, karena itulah tanggung jawab negara., kalau hal itu tak bisa
dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak bisa disebut sebuah negara.
Dalam UU No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air misalnya, di bagian
menimbang sudah di jelaskan atas nama demokrasi, desentralisasi dan
keterbukaan maka pengolahan sumber daya air, masyarkat dapat berperan
penuh. Artinya secara tidak langsung sekelompok masyarakat atau satu
orang, bisa kemudian memiliki sumber daya air dan menggunakannya
untuk kepentingannya sendiri. Padahal di pasal 33 UUD 1945 disebutkan
bahwa segala macam sumber daya yang menyangkut kepentingan hajat
hidup orang banyak (air, udara, maupu sumber udara alam lainnya)
dikuasai oleh negara dan digunakan untuk kepentingan umum. Dapat
dibayangkan jika nanti kita akan membeli air yang mengalir di sampin
rumah kita, atau bahkan tidak boleh menampung air hujan karena itu
adalah hasil penguapan sebuah danau yang telah dimiliki sekelompok atau
satu orang saja.
Adapun dalam hal kebutuhan pokok kolektif (pelayanan kesehatan,
pendidikan, dan keamanan), semua itu menjadi tanggung jawab negara,
bukan tanggung jawab setiap individu rakyat. Karena itu, tidak selayaknya
Pemerintah membebankan pemenuhan kebutuhan pokok terhadap
pelayanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan kepada rakyat; baik
pengusaha maupun buruh. Pengusaha tidak selayaknya dibebani dengan
kewajiban untuk menyediakan jaminan pelayanan kesehatan, pendidikan,
dan keamanan-meskipun ia boleh melakukannya jika mau, apalagi jika itu
telah menjadi bagian dari akadnya dengan buruh. Yang terjadi saat ini,
pengusaha justru sering dibebani oleh beban-beban seperti di atas yang
seharusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah.

2.3 Asas Kewarganegaraan


Kewarganegaraan yaitu daklam berfikir untuk menentukan masuk
dan tidaknya seseorang menjadi anggota/warga dari suatu negara.
Adapaun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2006
adalah sebagai berikut:

a. Asas Ius Soli (Low of The Soli)


Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran.
b. Asas Ius Sanguinis ( Law of The Blood)
Adalah penentuan kewarganegaraan berdasarkan keturunan/pertalian
darah. Artinya penentuan kewarganegaraan berdasarkan
kewarganegaraan orang tuanya bukan berdasarkan negara tempat
kelahiran.
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas
Adalah asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai
gengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas juga menjadi dasar
penyusunan UndanUndang tentang Kewarganegaraan RI yaitu:
a. Asas kepentingan nasional asalah asas yang menentukan bahwa
peraturan kewarganegaraan mengutamanakn kepentingan nasional
Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatan sebagai negara
kesatuan yang memiliki cita-cita.
b. Asas perlindungan maksimum adalah asas ysng menentukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga
Negara RI dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Asas persamaan si dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang
menentukan bahwa setiap warga Negara RI mendapatkan perlakuan
yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
d. Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang
tidak hanya bersifat administratif, tetapi jiga substansi dan syarat-syarat
permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakanperlakuan
dalam segala hal awal yang berhubungan dengan warga negara atas
dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah
asas yang sama dalam segala hal awal yang berhubungan dengan warga
negara harus menjamin, melindungi dan memuliakan hak asasi
manusia.
g. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan RI diumumkan dalam
Berita Negara RI agar masyarakat mengetahuinya.

2.4 Siapa aja yang dikatakan Warga Negara?


Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan
diberikan Kartu Tanda Penduduk (KTP), berdasarkan kabupaten atau
(khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai
penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang
unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun
dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara
kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam
tata hukum internasional.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006


tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang
yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah

1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI


2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan
ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan
ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal
sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang
WNI
6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah
dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan
12. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:

1. anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing
2. anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah
sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan
3. anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh
kewarganegaraan Indonesia
4. anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara
sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk


dalam situasi sebagai berikut:

1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau
ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat
anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga
negara Indonesia
2.5 Hilangnya Kewarganegaraan
Berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 2006 seseorang warga
negara Indonesia akan kehilangan kewarganegaraannya bila memenuhi
hal-hal berikut:

a. Memilih kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.


b. Tidak menolak dan tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk
itu.
c. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin presiden.
d. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing.
e. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan
untuk suatu negara asing.
BAB III
KESIMPULAN

Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan
oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam
kandungan , sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut . Hak
dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain , sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang .
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut
menjelaskan bahwa setiap individu sebagai anggota warga negara berhak untuk
mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak dalam kehidupan
bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara . Lapangan pekerjaan merupakan
sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak diartikan
sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti :
pangan , sandang , dan papan

Anda mungkin juga menyukai