Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah matakuliah Teknologi Limbah Cair. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada Ibu Rully Masriatini, S.T., M.T selaku dosen yang telah
memberikan bimbingan, saran, materi pendukung dan masukan kepada penulis dan
kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini sehingga dapat
Makalah ini telah disusun semaksimal mungkin, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, penulis mohon maaf. Demikian dari penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, kritik dan saran kami harapkan agar dapat meningkatkan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PGRI merupakan salah satu elemen masyarakat profesi bidang pendidikan. PGRI
adalah organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang
berfokus pada bidang keguruan yang berperan aktif dalam meningkatkan mutu
pendidikan dengan fokus perhatian pada upaya peningkatkan profesionalisme guru
disertai kesejahteraan yang memadai. PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap
guru dan tenaga kependidikan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi
profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila, bersifat
independen, dan non politik praktis, secara aktif menjaga, memelihara,
mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai
semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta sejahtera lahir batin,
dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional.
Dari perspektif ini, masalah ke-PGRI-an penting untuk diketahui dan didalami.
Bagi peserta didik dan masyarakat dalam memahami sejarah berkembangya
pendidikan dan terbentuknya PGRI.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah yang akan penulis buat adalah sebagai
berikut :
PEMBAHASAN
5) Sekolah Cina
Pada tahun 1737 didirikan untuk keturunan Cina yang miskin, tetapi sempat
vakum karena peristiwa de Chineezenmoord (pembunuhan Cina) tahun 1740.
selanjutnya, sekolah ini berdiri kembali secara swadaya dari masyarakat keturunan
Cina sekitar tahun 1753 dan 1787.
6) Pendidikan Islam
Pendidikan untuk komunitas muslim relatif telah mapan melalui lembaga-
lembaga yang secara tradisional telah berkembang dan mengakar sejak proses awal
masuknya Islam ke Indonesia. VOC tidak ikut campur mengurusi atau mengaturnya.
Pada akhir abad ke-18, setelah VOC mengalami kebangkrutan, kekuasaan Hindia
Belanda akhirnya diserahkan kepada pemerintah kerajaan Belanda langsung. Pada
masa ini, pendidikan mulai memperoleh perhatian relatif maju dari sebelumnya.
Beberapa prinsip yang oleh pemerintah Belanda diambil sebagai dasar kebijakannya
di bidang pendidikan antara lain: (1) Menjaga jarak atau tidak memihak salah satu
agama tertentu; (2) Memperhatikan keselarasan dengan lingkungan sehingga anak
didik kelak mampu mandiri atau mencari penghidupan guna mendukung kepentingan
kolonial; (3) Sistem pendidikan diatur menurut pembedaan lapisan sosial, khususnya
yang ada di Jawa.; (4) Pendidikan diukur dan diarahkan untuk melahirkan kelas elit
masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung supremasi politik dan
ekonomi pemerintah kolonial.
2. Sasaran
· Peningkatan fungsi dan peran PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi dan
ketenagakerjaan yang bersifat independen, unitaristik, dan non partisan
· Restrukturisasi dan penataan organisasi dari tingkat propinsi dibawah yang
meliputi seluruh tatanan kelembagaan organisasi PGRI sehingga tetap memiliki
visi dan misi yang memberikan motivasi, daya pikat dan daya rekat yang
mampu menghimpun para guru dan tenaga kependidikan lainnya di propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam satu wadah PGRI
· Peningkatan kesadaran seluruh pengurus dan anggota PGRI di propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta mengenai perlunya perubahan sikap, perilaku, wawasan
dan rasa tanggung jawab organisasi melalui berbagai forum organisasi, kegiatan
pelatihan, seminar, serta kaderisasi yang bertingkat dan berjenjang
· Peningkatan dan perbaikan citra PGRI, baik dimata masyarakat maupun dimata
anggota, serta peningkatan kinerja dan kebersamaan organisasi agar mampu
mengakomodasikan serta memperjuangkan segenap aspirasi dan kepentingan
anggota sehinga PGRI dapat melaksanakan misi dan tugas dengan baik.
· Peningkatan kemampuan, dedikasi, profesi dan kesejahteraan anggota serta
mengusahakan adanya standarisasi, lisensi, sertifikasi dan akreditasi profesi
guru
· Peningkatan fungsi dan peran PGRI dalam program pembangunan pendidikan
dalam upaya menyukseskan wajib belajar sesuai dengan program
Kabupaten/Kota yang bersangkutan, dan menciptakan masyarakat belajar,
memberatas kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan
· Peningkatan secara optimal dan merata diseluruh propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, fungsi dan peran PGRI sebagai kekuatan pemikir yang
menampilkan gagasan serta konsep peningkatan mutu pendidikan sebagai
pengontrol yang mengoreksi setiap kebijakan pendidikan yang menyimpang
dari prinsip dasar kependidikan dan sebagai penekan yang mengawasi dan
mengontrol berbagai pihak yang melakukan perbuatan dan tindakan yang tidak
sesuai dengan landasan kebijakan organisasi.
Kekeluargaan
PGRI menumbuhkan, mengembangkan rasa senasib dan sepenanggungan,
memiliki jiwa gotong royong, saling asah, asih serta asuh antara sesama anggota.
Kemandirian
Dalam melaksanakan misinya PGRI bertumpu pada kepercayaan, dan
kemampuan diri sendiri, tanpa keterikatan dan ketergantungan pada pihak lain.
Namun demikian PGRI selalu membina hubungan dan kerjasama yang baik
dengan pihak lain.
Non Partai Politik
PGRI tidak mempunyai hubungan organisasi dengan kekuatan sosial politik
manapun.
Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai ‘45
PGRI konsekuen berusaha menegakan dan melestarikan jiwa semangat nilai-nilai
1945 sebagai jiwa kejuangan bangsa kepada generasi penerus.
Selain ciri jati diri PGRI tersebut , ada ciri lain yang menjadi ciri khas PGRI yaitu:
a. PGRI sebagai organisasi kemasyarakatan memiliki ciri sebagai berikut:
PGRI merupakan satu-satunya wadah organisasi guru Indonesia yang
mengemban tugas pendidikan dan pengajaran dalam mengabdi kepada masyarakat,
yang berazaskan perwujudan jati dirinya.
b. PGRI sebagai organisasi yang mandiri berupaya untuk berperan secara berdaya
guna, menigkatkan kesejahteraan anggota, serta sebagai sarana berserikat atau
berorganisasi yang menyalurkan aspirasinya dalam pembangunan Nasional melalui
misi pendidikan dan pengajaran.
c. PGRI sebagai organisasi masyarakat merupakan sarana komunikasi sosial secara
timbal balik antar anggota. Serta anggota dengan organisasi lain baik bersifat lokal,
nasional, regional, ataupun global, antar organisasi dengan pemerintah, antar
organisasi kemasyarakatan dan organisasi lain baik eksekutif maupun legislative yang
relefan.
PGRI sebagai organisasi profesi guru dipandang dari segi profesi mempunyai jati
diri yang terpancar pada empat ranah profesi yaitu:
1. Keahlian, melalui ranah ini PGRI dituntut untuk meningkatkan kualitas
anggotanya, mempertajam visi anggota terahadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Memperluas wawasan keguruan anggotanya,
melaksanakan penelitian pengembangan di bidang pengajaran, pendidikan
dan kebudayaan.
2. Tanggung Jawab, suatu ranah profesi yang berorientasi pada penanaman dan
peningkatan tanggung jawab keahlian. Untuk itu maka perlu diciptakan
perangkat lunak dalam wujud aturan, ketentuan, tata tertib dan kode etik.
3. Kesejawatan (jiwa karsa), ranah ini merupakan wujud dan rasa kebersamaan
antar sesama anggota terhadap misi keguruan yang diemban. Dengan rasa
kebersamaan ini akan tercipta suatu wahana dan dinamika organisasi yang
mampu mengantisipasi kemungkinan arah perkembangan selanjutnya.
4. Pembaruan (inovasi) merupakan sikap organisasi yang dinamis, kreatif,
responsif, adaptif inovatif,permisif selektif,memiliki keterbukaan terhadap
pandangan dan penemuan baru serta keinginan untuk meningkatkan profesi.
Jati Diri PGRI dalam Bidang Pendidikan dan kebudayaan
1. Lingkup system pendidikan nasional, dalam mengemban misinya, PGRI
menjaga agar tetap menjadi organisasi yang besar, kuat dan merupakan satu-
satunya organisasi guru di Indonesia.
2. Menyelenggarakan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas
dan kiantitas tenaga kependidikan.
3. Kebudayaan Nasional, dalam melaksanankan misinya, PGRI
mengakualisasikan dirinya untuk menyelamatkan, memelihara dan
mengembabgkan kebudayaan nasional.
A. Kesetaraan Profesi
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. (UU SPN. 1:1). Guru yang diangkat pemerintah maupun masyarakat, sama
tugas dan kewajibannya, yang membedakan hanya tiga hal, kesejahteraan, pembinaan,
dan jenjang karir.
Berbedanya kesejahteraan, pembinaan, dan jenjang karir ini, menjadi salah
satu faktor penyebab tidak meratanya kualitas pendidikan. Guru-guru berpredikat
PNS, ketika baru diangkat sudah menikmati 80% dari gaji pokok yang besarannya
setara dengan guru berpredikat non-PNS yang sudah bekerja 15 tahun, bahkan kadang
kala gaji guru non-PNS tidak mencapai angka di atas KHL. Selain gaji, mereka juga
secara rutin mendapat pendidikan dan latihan, serta bimbingan teknis profesi guru
secara berkala, sementara guru non PNS menunggu bertahun-tahun untuk
mendapatkan pendidikan dan latihan, serta bimbingan teknis keguruan yang
diselenggarakan pemerintah. Begitu juga masalah karir, guru-guru PNS sangat jelas
jenjang karirnya, sementara guru non-PNS tidak memiliki kejelasan jenjang karir.
Perlakuan ini bertolak belakang dengan UUD NKRI 1945 pasal 27 ayat 1,
yang menegaskan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya. Merujuk pasal ini, kesetaraan profesi guru sangat penting bagi
masa depan pendidikan di negeri ini, oleh karenanya pemerintah pusat dan daerah,
sebagaimana ditetapkan UU RI No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, berbagi
tugas dan wewenang. Untuk guru-guru PNS pengelolaannya dikembalikan kepada
pemerintah pusat, sementara guru-guru non PNS pengelolaannya di tangani
pemerintah provinsi untuk level pendidikan menengah, dan pemerintah kabupaten
kota untuk level pendidikan dasar. Pembagian tugas dan wewenang ini selain akan
meminimalisasi kecemburuan antara guru PNS dan non-PNS, pertumbuhan
pendidikan akan berjalan selaras dengan kepentingan bangsa dan negara.
C. Perjuangan PGRI
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) terus memperjuangkan nasib
semua guru baik PNS maupun Non-PNS (honorer, wiyata bakti, bantu, PTT/GTT).
Hal ini dibuktikan dari hasil rapat kerja PGRI dengan Kementrian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Kepala Badan Kepegawaian Negara
(BKN).
Beberapa hasil perjuangan dalam rapat Kerja dengan Menpan dan Reformasi
Birokrasi serta kepala BKN tanggal 19 Mei 2010 adalah:
i. Tahun 2010/2011 sebanyak 197.678 guru dan tenaga honorer, termasuk CPNS-
Teranulir dari Jawa Tengah dan 5.966 orang guru bantu DKI akan diangkat PNS
ii. Segera diterbitkan PP mengenai Penyelesaian Permasalahan tenaga Honorer.
iii. Segera diterbitkan PP mengenai PTT atau Pagawai Tidak Tetap (termasuk guru)
yang antara lain memuat penghargaan/gaji minimal
iv. Segera diterbitkan Perpres mengenai BUP (Batas Usia Pensiun) Penilik menjadi
60 tahun
v. Segera dibayarkannya tunjangan profesi dan penambahan penghasilan Rp.
250.000/bulan (bagi yang belum dibayarkan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru tidak sekedar menjalankan tugas, namun harus memberikan yang terbaik
bagi dunia pendidikan di tanah air. Tidak sekedar masuk ke kelas dan memberikan
pelajaran kepada murid-muridnya. Tidak juga sekedar melaksanakan tanggung jawab.
Namun lebih dari itu yakninya menjadi guru yang kreatif, berwawasan, professional,
bermoral, kompeten dan pendorong perubahan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://www.duniabelajar.web.id/2011/09/sejarah-berdirinya-pgri.html
http://www.pasarkreasi.com/talk/detail/edutainment/44/
http://pgrikarangtengah.blogspot.com/2010/07/tujuan-organisasi-pgri.html
http://pgridiy.com/index.php?cat=tujuan
http://aguslestiawan17.blogspot.com/2012/10/makalah-ke-pgri-an.html
http://kumpulanskripdanmakalah.blogspot.com/2018/01/makalah-profesi-
keguruanpendidikan_24.html
http://welcometonindiapri.blogspot.com/2016/04/makalah-kepgrian.html
http://novierista93.blogspot.com/2016/10/sejarah-pgri-matakuliah-kepgrian.html