Laporan Dfki
Laporan Dfki
LAPORAN
TUGAS GAMBAR
DESAIN FABRIKASI KONSTRUKSI DAN INSPEKSI KAPAL
“INTERMARINE 20 Eco”
Disusun Oleh :
0115040003
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai wilayah laut yang sangat
luas,dan hampir 2/3 dari wilayah Indonesia merupakan perairan. Lebih dari 250
Juta penduduk Indonesia tersebar dari wilayah paling barat (Sabang) sampai
dengan wilayah paling timur (Merauke). Laut merupakan salah satu anugerah
terindah yang dimiliki oleh Bumi. Gelombang laut, ikan, karang, pulau, bahkan
terbit dan terbenamnya matahari di atas cakrawala laut memberi kesan tersendiri
yang tidak akan pernah terjadi di sebuah daratan manapun di Bumi. Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki pesona laut yang sangat menonjol,
ditambah Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia, mencakup
sekitar 50% dari daerah coral triangle ( segitiga terumbu karang ), menjadikannya
banyak tempat wisata bahari di Indonesia.
Nusa Lembongan adalah sebuah pulau kecil yang berada di lepas pantai di
tenggara Pulau Bali. Bisa dibilang pulau ini pernah menjadi tempat wisata baru di
Bali. Namun sekarang pulau ini cukup cepat sudah menjadi salah satu destinasi
liburan populer di Bali. Ada yang menyebutkan kalau pulau ini adalah surga dunia
yang jauh dari keramaian dan sibuknya Bali Selatan. Memang, ini adalah tempat
yang baik untuk bersantai dan rileks. Kegiatan utama yang bisa dilakukan di pulau
tak jauh dari Bali ini meliputi berselancar, menyelam dan snorkeling.
Nusa Lembongan sendiri luasnya sekitar 8km² nomor dua dari dua pulau
lainnya. Pulau yang paling besar adalah Nusa Penida, dan yang satunya adalah
Nusa Ceningan yang terhubung langsung dengan Nusa Lembongan melalui sebuah
jembatan. Jadi kalau liburan ke Nusa Lembongan juga bisa sekalian menjelajah di
Nusa Ceningan yang terkenal dengan Cliff Jump Point-nya itu.
Daya tarik utama dari Nusa Lembongan sendiri adalah banyak titik sekitar
pulau yang baik untuk menyelam dan snorkeling. Apalagi didukung dengan
kehidupan biota laut yang melimpah dan juga karang yang sehat. Surfing juga bisa
dilakukan ketika ombak sedang baik dan bersahabat. Kalaupun ombak sedang
tenang, aktivitas seperti paddle boarding bisa dilakukan sebagai alternatif.
Pulau kecil ini juga mempunyai pantai pasir putih yang berada tidak jauh dari
pusat penginapan yang ada disini. Alternatifnya di Nusa Lembongan juga bisa
melihat budidaya rumput laut yang juga menjadi salah satu mata pencaharian
penduduk pulau ini. Jadi kalian bisa berlibur sekaligus menambah pengetahuan
bukan? Jadi liburan teman – teman traveler bisa lebih bermakna.
Bagaimana Cara Menuju Nusa Lembongan?
Satu-satunya cara yang mudah untuk mencapai Nusa Lembongan Bali adalah dengan
perahu, entah dengan public boat (kapal nelayan) atau fast boat. Karena memang ada
beberapa pilihan sesuai dengan budget dan kecepatan tempuhnya. Sebagian besar
layanan kapal cepat atau fast boat sendiri dijadwalkan berangkat dari Pantai Sanur di
ujung Jalan Hangtuah. Kekurangannya kalau dari sanur keberangkatan dan
kedatangannya tergantung pada kondisi air pasang.
PERSONAL DETAILS
FORMAL EDUCATION
TRAINING/COURSE
materi basic design, yard plan, key plan, shop drawing, piece drawing, (nesting,
cutting plan dan fabrication), assembly sequence, building block construction
dengan uraian kompetensi dasar sebagai berikut :
6. Nesting dan cutting plan : mampu membuat material list dan menentukan
proses fabrikasi (marking, cutting, bending).
1.4 Tujuan
Dengan mengikuti kuliah DFKI Kapal, mahasiswa mampu menggambar dan
menghitung konstruksi ruang muat, konstruksi kamar mesin, konstruksi ceruk
D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal Page 6
INTERMARINE 20 Eco
Alumunium Catamaran and Solar Cell Yacht Promotion
Designed by : Maulana Yoga Pradana - 0115040003
1.6 Batasan
Principal Dimension
LOA = 20 m
LWL = 20 m
LPP = 20 m
B= 5.5 m
H= 1.90 m
T= 0.65 m
VS = 7 knot
b. Rencana Umum
Gerakan kapal di fluida bekerja seperti sistem sumbu orthogonal yaitu 3 (tiga)
buah sumbu x, y, dan z, ditempatkan sedemikian rupa, pusat sumbu berimpit dengan titik berat
kapal. Bidang x, dan y satu bidang dengan permukaan bumi (sejajar).
Gerakan kapal dibebani 4 (empat) gaya yang tidak tergantung satu sama lainnya :
a. Gaya hidrostatik yaitu massa kali percepatan grafitasi bumi (mg).
b. Hambatan hidrostatik (gaya apung) F∆ atau γv. Seperti halnya mg, tekanan atau gaya ini
selalu sejajar dengan Zo.
c. Resultante gaya hidrodinamik (F) yang didesakkan oleh air pada kapal sebagai akibat
gerakan menerjang air tersebut. Gaya F dapat diuraikan dalam 2 (dua) ; komponen gaya
angkat (L) dan komponen tahanan (atau drag) R (atau D). Dimana L tegak lurus terhadap
kecepatan kapal dan R (atau D) sejajar V.
d. Gaya dorong (T), yang di desakkan oleh air pada pendorong kapal, umumnya berlawanan
arah dengan R.
Pada dasarnya tahanan kapal dibagi menjadi dua yaitu tahanan yang berada di atas
permukaan air dan tahanan yang berasal dari bawah permukaan air. Tahanan yang di atas
permukaan air adalah yang bekerja pada bagian badan kapal yang kelihatan di atas
permuakaan air, disini pengaruh adanya udara yang mengakibatkan timbulnya hambatan.
Komponen tahanan yang bekerja pada kapal dalam gerakan mengapung di air
adalah :
a. Tahanan gesek (Friction resistance)
Tahanan Gesek (friction resistance) timbul akibat kapal bergerak melalui fluida yang
memiliki viskositas seperti air laut, fluida yang berhubungan langsung dengan permukaan
D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal Page 15
INTERMARINE 20 Eco
Alumunium Catamaran and Solar Cell Yacht Promotion
Designed by : Maulana Yoga Pradana - 0115040003
badan kapal yang tercelup sewaktu bergerak akan menimbulkan gesekan sepanjang
permukaan tersebut, inilah yang disebut sebagai tahanan gesek. Tahanan gesek terjadi
akibat adanya gesekan permukaan badan kapal dengan media yang di lalulinya. Oleh
semua fluida mempuyai viskositas, dan viskositas inilah yang menimbulkan gesekan
tersebut. Penting tidaknya gesekan ini dalam suatu situasi fisik tergantung pada jenis
fluida dan konfigurasi fisik atau pola alirannya (flow pattern). Viskositas adalah ukuran
tahanan fluida terhadap gesekan bila fluida tersebut bergerak. Jadi tahanan Viskos (RV)
adalah komponen tahanan yang terkait dengan energi yang dikeluarkan akibat pengaruh
viskos.
Tahanan gesek ini dipengaruhi oleh beberapa hal berikut :
1) Angka Renold (Renold’s number, Rn)
Rn = ................................................................. (1)
Dimana L adalah panjang antara garis tegak kapal (length betwen perpendiculare).
3) Tahanan bentuk
Tahanan ini erat kaitannya dengan bentuk badan kapal, dimana bentuk lambung kapal
yang tercelup di bawah air menimbulkan suatu tahanan karena adanya pengaruh dari
bentuk kapal tersebut
Tahanan ini mencakup tahanan untuk korelasi model kapal. Hal ini akibat adanya
pengaruh kekasaran permukaan kapal, mengingat bahwa permukaan kapal tidak akan
pernah semulus permukaan model. Tahanan tambahan juga termasuk tahanan udara,
anggota badan kapal dan kemudi.
Komponen Tahanan tambahan terdiri dari :
1) Tahanan anggota badan (Appendages Resistance)
Tahanan anggota badan adalah tahanan dari bos poros, penyangga poros, lunas bilga,
daun kemudi dan sebagainya.
2) Tahanan kekasaran
Tahanan kekasaran adalah terjadi akibat kekasaran dari korosi air, pengotoran pada
badan kapal, dan tumbuhan laut.
3) Hambatan kemudi (Steering Resistance)
Hambatan kemudi terjadi akibat pemakaian kemudi.
A. Tahanan Model
a. Pembuatan model
Dalam percobaan dengan menggunakan model fisik, ukuran kapal ditransfer ke
skala model, dengan demikian maka harus ada atau harus dinyatakan beberapa hukum
perbandingan untuk keperluan transfer tersebut. Hukum perbandingan yang dipakai harus
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1. Kesamaan geometris
Kesamaan geometris merupakan hal yang sangat sulit untuk dipenuhi
mengingat bahwa dalam pelayaran kapal di laut, permukaan air laut dianggap luas tak
berhingga dan kedalaman yang tak berhingga pula sementara ukuran kolam terbatas
dengan ukuran model kapal harus kecil, sebanding dengan ukuran kolam atau
lainnya. Demikian pula tekanan permukaan pada tangki percobaan yang dianggap
sama dengan tekanan atmosfer, yang seharusnya tekanan tersebut harus diturunkan.
Kondisi geometris yang dapat terpenuhi dalam suatu percobaan model hanya
kesamaan geometris dimensi– dimensi linier model, misalanya :
Hubungan antara kapal dan model dinyatakan dengan λ dimana :
LS BS TS
λ = = = ............................... (8)
Lm Bm Tm
Dimana :
λ = skala perbandingan
Ls = panjang kapal (m)
Lm = panjang model (m)
Bs = lebar kapal (m)
Bm = lebar model (m)
Ts = sarat kapal (m)
Tm = sarat model (m)
Kesamaan geometris juga menunjukkan hubungan antara model dan tangki
percobaan. Percobaan dari berbagai referensi :
1) TOOD :
Lm < T tangki
Lm < ½ B tangki
2) HARVALD:
Bm < 1/10 B tangki
Tm < 1/10 T tangki
3) UNIVERSITY OF NEW CASTLE :
Lm < ½ b tangki
Bm < 1/15 B tangki
Ao m < 0,4 Ao tangki
2. Kesamaan kinematis
Kesamaan kinematis antara model dan kapal lebih menitik beratkan pada
hubungan antara kecepatan model dengan kecepatan kapal sebenarnya. Dengan adanya
skala yang menunjukkan hubungan antara kecepatan model dan kecepatan kapal yang
sebenanya maka dapat dikatakan bahwa kesamaan kinematis bisa terpenuhi.
V
Fr = ................................................ (9)
g .L
Atau :
Vm VS
= .................................. (10)
g.Lm g .L S
Dimana :
Fr = angka froude
Ls = panjang kapal (m)
Lm = panjang model (m)
Vs = kecepatan kapal (m/dt)
Vm = kecepatan model (m/dt)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)
3. Kesamaan Dinamis
Gaya – gaya yang bekerja berkenaan dengan gerakan fluida sekeliling model
dan kapal pada setiap titik atau tempat yang besesuaian harus mempunyai besar dan
arah yang sama, dalam hal ini kesatuan harga Reynold yang menggambarkan
perbandingan gaya – gaya inersia dengan viskositas :
V .L
Rn = ................................................. (11)
Atau :
Vm .Lm VS .LS
= ..................................... (12)
Dimana :
Rn = angka reynold
Ls = panjang kapal (m)
Lm = panjang model (m)
Vs = kecepatan kapal (m/dt)
Vm = kecepatan model (m/dt)
ν = viskositas kinematis fluida (m2/dt)
= 1,1883 x 10-6 (m2/dt)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)
D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal Page 18
INTERMARINE 20 Eco
Alumunium Catamaran and Solar Cell Yacht Promotion
Designed by : Maulana Yoga Pradana - 0115040003
................................. (14)
....................................... (15)
menganggap bahwa harus disesuaikan dengan jenis dan ukuran kapal. Jika
yang dipakai sebagai parameter adalah ukuran kapal maka koefisien penambahan
bervariasi sebagai berikut :
Displacement
1,000 t 0,6 x
10,000 t 0,4 x
100,000 t 0
1000,000 t -0,6 x
4) Pemakaian diagram.
Pada metode ini penentuan tahanan kapal dilakukan dengan pengaplikasian grafik
yang dimana grafik ini telah dipublikasikan oleh penemunya masing-masing sejak
dulu. Adapun grafik tersebut adalah :
Diagram Taylor dan Gertler (1933,1954)
Diagram lap (1959)
Diagram Guldhammer dan Harvald (1965,1974)
Adapun pokok dan langkah – langkah dalam perhitungan tahanan model dan kapal
hasil percobaan laboratorium adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Koefisien tahanan
Tahanan total model merupakan jumlah antara tahanan sisa dan tahanan gesek
Rt = Rf + Rr .......................................................... (21)
Tahanan total berbanding lurus dengan kecepatan dan luas Permukaan Bidang Basah.
Rt = 1/2 . ρm . Vm2 . S . Ctm ................................. (22)
Dimana:
ρm = massa jenis fluida (10,605.103 kg. dt2/m4)
Vm = Kecepatan model ( m/s)
Sm = Luas bidang basah model ( m2)
Rtm = Hambatan total model (kg)
Ctm = koefisien hambatan total
b. Tahanan Gesek
Koefisien tahanan gesek model dan kapal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Cf = 0.075 ..................................... (23)
(Log 10 Re – 2)2
Kesamaan Reynold
Untuk model :
Rem = Vm . Lm ............................................. (24)
vk
Dimana:
Rem = angka Reynolds model
Vm = Kecepatan model ( m/s)
Lm = Kecepatan model ( m/s)
vm = viskositas kinematis fluida (0.8746 . 10-6 m2/dt)
Untuk Kapal :
Rek = Vm .Lm ......................................................... (25)
vk
Dimana:
Rek = angka reynolds kapal
Vk = Kecepatan kapal sampel ( m/s)
Lm = Kecepatan model ( m/s)
Vk = viskositas kinematis fluida (1,187 x 10-6 m2/s)
Jadi koefisien tahanan gesek :
Cfm = 0.075 ................................... (26)
(Log 10 Rem – 2)2
Cfk = 0.075 ................................... (27)
(Log 10 Rek – 2)2
c. Tahanan Sisa
A. Stabilitas
Keterangan:
G = titik berat (centre of gravity), yaitu pusat dari segala gaya berat yang
bekerja vertikal arah ke bawah (pusat dari gaya berat kapal dengan
muatannya).
B = titik daya apung (centre of buoyancy), yaitu pusat dari semua bagian -
bagian air (water portions) yang menekan tubuh kapal yang berada di
dalam air (underwater of the hull).
Besar daya apung atau jumlah semua tekanan bagian-bagian air sama
dengan berat air yang dipindahkan atau didesak oleh bagian benda yang
terbenam di dalam air disebut displacement. Ketentuan ini terkenal dengan
hukum Archimedes yang berbunyi sebagai berikut: Benda yang terbenam
seluruhnya atau sebagian di dalam air mendapat tekanan ke atas oleh
bagian-bagian air dengan jumlah kekuatan yang sama dengan berat air
yang dipindahkan atau didesak oleh benda yang ter- Sudiyono,
Perancangan dan Pembuatan Kapal Wisata 55 benam di dalam air. Titik
pusat dari semua tekanan air (centre of buoyancy) diberi tanda B dengan
arah ke atas (vertikal). Sedangkan titik berat (centre of gravity) diberi tanda
Berat tersebut meliputi berat semua bagian kapal yang berada di bawah
dan yang di atas permukaan air serta semua benda yang berada di bagian
atas dan di dalam kapal. Perubahan berat (penambahan berat, pengurangan
berat, pergeseran letak berat) akan mengakibatkan perubahan posisi G.
Titik M selalu berada vertikal di atas B dan selalu terletak pada bidang
penampang longitudinal yang tegak lurus pada lunas kapal.
Gaya berat (force of gravity) bekerja pada titik berat (center of gravity),
dimana semua berat dari kapal terkonsentrasi. Gaya berat bekerja vertikal
kebawah.
Sekarang bila kapal miring melintang karena sebab pengaruh gaya dari luar
dan gaya apung pindah dari bidang tengah memanjang kapal, terdapat
pemisahan garis kerja pada gaya berat dan gaya apung. Sebelum kapal
miring melintang kedua gaya tersebut satu garis kerja.
Pemisahan garis kerja kedua gaya ini, yang bekerja berlawanan arah dan
besarnya sama, membentuk kopel yang besarnya adalah perkalian salah
satu gaya diatas (yaitu displasemen) dengan jarak garis kerja kedua gaya
tersebut.
Rentang stabilitas.
2
Jarak titik berat segitiga LO L1 terhadap titik O adalah on = 3 * r.
1 2
( 2 * r * ) *
2 3 *r
1 2
( 2 * r * ) * ( 3 * r) * dx
2
1 2
( 2 * r * ) * ( 3 * r) * dx
o 2
L L
1 2 2 * r3
3
* * dx
* r * ) * ( * r) * dx =
2
2o (2 3 o
Momen keseluruhan ini atau kedua momen baji diatas, akan menyebabkan
titik apung berpindah dari B ke B1 . Momen volume badan kapal dibawah
air dengan titik apung baru pada B1 terhadap titik apung awal B adalah V *
B B1 . Besarnya momen ini harus sama dengan momen dari kedua baji
diatas, sehingga :
2 * r3
3
* * dx
V * B B1 = o
B B1 = BM * sin
B B1 = BM *
2 * r3
3
* * dx
V * B B1 = V * BM * = o
23 * r
3
* dx
o
BM V
2 * r3 *
3
dx
Mengupas besarnya o
I x y 2 dA
;
I y x 2 dA
Ly L Ly L
x
2 3
Ix y dy dx 1
3
y dx Iy x 2 dy dx 2
* y dx
oo = o ; oo = o
L y L
2
y dy dx 2 y 3 dx
2 3
I x y dA o y
= = o
L y L
x 2 dy dx
2x
2
* y dx
2
I y x dA o y
= = o
Sehingga :
I x I transverse
BM transverse
V V
D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal Page 32
INTERMARINE 20 Eco
Alumunium Catamaran and Solar Cell Yacht Promotion
Designed by : Maulana Yoga Pradana - 0115040003
Iy I longitudinal
BM longitudinal
V V
Permukaan bebas.
Pengaruhnya akan kelihatan pada saat kapal oleng, cairan akan mengalir
kesisi yang rendah, yaitu kearah kapal oleng dan memperbesar momen
oleng.
Bila kapal oleng membentuk sudut kecil , cairan didalam tangki akan
menyesuaikan diri sedemikian sehingga permukaannya akan horizontal.
Penyesuaian akhir ini akan mengakibatkan pergeseran titik berat dari baji
diatas dan titik berat kapal, besarnya pergeseran :
2b
gg1 transverse gg1T
T 3
1 b 2b tg tg
gg1 vertical gg1V 2 * * * tg * gg1T *
V 3 2 3 2 2
g * b2 * l
W = t * g * (volume) = t * g *
12 * b2 * b2 * tg l = t *
8
* tg
b2 * l 2b
t * g * * tg
W * gg1T 8 3 t b 3 * l tg
* *
GG1T 1 * g * 12 s
= = s s = s
t i
* * tg
GG1T
= s s
b2 * l b
t * g * * tg * tg
W * gg1V 8 3 t b 3 * l tg 2
* *
GG1V s * g * 12 2 s
= = s s = s
t i tg 2 tg
* *
GG1V 2 GG1V GG1T
= s s atau = * 2
Density, dari fluida adalah massanya tiap unit volume, sementara specific
weight, w adalah beratnya tiap unit volume.
W m
*g
V V
w=*g
2. Specific volume.
Specific volume, v suatu fluida adalah volumenya tiap unit berat, jadi
berbalikan dengan specific weight, sehingga :
1 1
v = w *g
3. Specific gravity.
Pergeseran titik berat kapal akan mempunyai arah yang sama dengan arah
pergeseran titik berat baji cairan.
w * gg1
GG1
* GG1 w * gg1
= volume displasemen.
= L * B * T * Cb
t 2
t
*
i
* tg * cos * i * tg * sin
G1 Z1 GM * sin - s s 2
s s
t i tg 2
GM * 1
G1 Z1 sin s s 2
GZ = GM sin
o
Dibatasi pada sudut kemiringan kecil, umumnya kurang dari 7 sampai
10 o , tergantung dari tipe kapal, pada kemiringan sudut 7 o :
tg 2
2 0.0075
o
Dan untuk kemiringan sudut 10 :
tg 2
2 0.0155
t i
GM *
G1 Z1 s s
sin
t i
*
s
Besaran s dapat dilihat sebagai koreksi negatip dari tinggi
metasenter (GM), secara terpisah sebagai kenaikan titik berat kapal,
dimana M tidak berubah, sehingga :
t i
*
GG vertikal s s
t i
*
s
FSC = s
GM efektip
= KM - KG - FSC
Pada kenyataan praktis operasional kapal yang karam dan bocor, tangki
atau kompartemen dapat dianggap bocor dengan air yang mempunyai
density sama dengan saat kapal terapung. Sehingga hubungan persamaan
diatas disederhanakan menjadi :
i
FSC = s
i tg 2
GM t * 1
G1 Z1 sin s s 2
o
Pada sudut oleng lebih besar dari 10 , terdapat suatu pergeseran signifikan
pada posisi vertikal titik apung.
Hal ini disebabkan pada semua sudut kemiringan, lokasi titik berat baji
yang tenggelam (masuk) jauh lebih tinggi terhadap lunas kapal daripada
titik berat baji keluar, seperti diilustrasikan gambar berikut.
I
BB IT tg
= BM tg =
tg tg 2
BB IV BB IT
= * 2 = BM * 2
Besarnya G1 Z1 :
2
BM * tg t i
* * tg
G1 Z1 =GM*sin + 2
*sin - s *cos -
t i tg 2
* *
2
s * sin
tg 2 tg 2
GM BM * FSC1
2 2
G1 Z1 = * sin
B. Trim
1. Kapal secara vertikal dibagi menjadi 4 sarat (minimal), sarat paling atas
adalah sarat kapal muatan penuh (bobot mati/DWT penuh). Sarat air
terbawah adalah sarat kapal saat kosong (bobot mati/DWT kosong).
Sedangkan dua sarat kapal lainnya dibagi rata antara sarat kapal tertinggi
dan sarat kapal terendah.
2. Tiap sarat pada langkah 1. dibuat lima kondisi trim. Trim buritan terbesar
dan trim haluan terbesar disinggungkan dengan garis batas tenggelam
(margin line), yaitu garis lengkung yang sejajar dengan garis geladak
(upper deck side line) yang jaraknya dari garis geladak 76 mm. Sehingga
dengan demikian untuk 4 sarat akan didapatkan 20 kondisi trim.
Semua garis air trim diawali dari titik potong antara garis air pada sarat
rata (tidak trim) dengan bidang tengah kapal (midship). Bentuk garis air
trim dari ketiga garis air dibawah sarat kapal muatan penuh adalah sejajar
dengan bentuk garis air trim pada sarat kapal muatan penuh, jadi bentuk
W L WL W L W1L1aa
garis air trim 2 2 aa , 3 3 aa , 4 4 aa akan sejajar dengan ,
begitu juga untuk garis air trim yang lainnya.
Gerakan kapal terombang – ambing atau naik turun di laut lepas yang
diakibatkan oleh ombak yang besar dan terus menerus dapat mengakibatkan
gejala sakit berupa kepala pusing, mual bahkan muntah yang seringkali
diistilahkan sebagai mabuk laut (sea sickness atau motion sickness). Pada
kapal penumpang(ferry)kondisi ini menjadi suatu persyaratan penting yang
harus dipertimbangkan dalam proses desain. Kenyamanan pada penumpang
dilihat dari indeks jumlah penumpang yang mengalami mabuk laut pada
periode tertentu dengan mengacu pada standard ISO-2631/1997.
Perhitungan dan simulasi dilakukan pada beberapat titik di kapal untuk
melihat percepatan vertikal yang terjadi. Dari hasil simulasi didapatkan
pengaruh dari lokasi pengukuran, durasi dan arah ombak terhadap
persentase jumlah penumpang yang mengalami gejala mabuk laut atau
motion sickness incidence (MSI).
B. Karakteristik
Teknologi fotovoltaik atau sel surya dapat mengubah energy
cahaya menjadi energi listrik. Prinsip dari teknologi fotovoltaik
sendiri adalah sebagai berikut, cahaya terdiri atas foton atau partikel
energy cahaya yang dikonversi menjadi energy listrik. Pada sel
surya terdapat dua sambungan antara dua lapisan tipis yang terbuat
dari bahan semikonduktor, masing-masing lapisan diketahui sebagai
semikonduktor jenis P dan semikonduktor jenis N. Pada saat foton
mengenai permukaan sel surya maka energy yang diserap dari foton
akan diberikan ke electron untuk melepaskan diri dari
semikonduktor N. Terlepasnya electron ini meninggalkan hole pada
daerah yang ditinggalkan oleh electron yang disebut dengan
fotogenerasi electron hole. Karena pada sambungan P-N terdapat
medan listrik E, electron hasil fotogenerasi tertarik ke arah
sambungan N, begitu juga dengan hole yang tertarik ke arah
semikonduktor P. Jika kedua lapisan semikonduktor tersebut
dihubungkan dengan sebuah kabel dan diberi sebuah beban maka
akan timbul arus listrik dan mengalir melalui kabel tersebut dari
semikonduktor P ke semikonduktor N.
Sel surya menerima variasi intensitas cahaya yang berbeda-beda
dan masing-masing sel surya memiliki karakteristik sel surya yang
berbeda pula. Karakteristik sel surya tersebut dapat digambarkan
melalui grafik V-I. Untuk mengetahui kapasitas daya yang
dihasilkan, dilakukanlah pengukuran terhadap arus (I) dan tegangan
(V) pada gugusan sel surya. Untuk mengukur arus maksimum maka
kedua terminal dari sel surya dibuat rangkaian hubung singkat
sehingga tegangannya menjadi nol dan arusnya maksimum dengan
memutar potensiometer dalam kondisi minimum. Dengan
PhotoVoltaic Modul
Modul photo Voltaic atau biasa disebut modul surya adalah perangkat yang
terdiri dari bahan semikonduktor seperti silikon, galium arsenide dan
kadmium telluride, dll yang mengubah sinar matahari langsung menjadi
listrik. Ketika solar cell menyerap sinar matahari, elektron-elektron bebas
dan lubang-lubang membuat sambungan positif / negatif dan ketika
dihubungkan dengan beban DC, maka arus listrik akan mengalir ke beban
tersebut. Jenis-jenis sel surya, dilihat dari bahan pembuatannya terdiri dari:
-Crystalline Silicon PV Module (c-Si)
Terdiri dari single crystalline silicon atau dikenal sebagai silikon mono
crystalline dan multi-criytalline silikon, juga disebut silikon polikristalin.
Module PV The polycrystalline silicon memiliki efisiensi konversi yang
lebih rendah dari module PV single crystalline silicon tetapi keduanya
memiliki efisiensi konversi tinggi yang rata-rata sekitar 10-12%.
-Amorphous Silicon PV Module PV
Module Amorphous Silicon (a-Si) atau modul PV film tipis silikon
menyerap cahaya lebih efektif daripada Module PV crystalline silicon,
sehingga dapat dibuat lebih tipis. Cocok untuk semua aplikasi dengan
efisiensi tinggi dan dengan biaya rendah adalah penting. Efisiensi dari
module PV Amorphous Silicon adalah sekitar 6%
-Hybrid Silicon PV Module
Sebuah kombinasi dari silikon single crystalline yang dikelilingi oleh lapisan
tipis Amorphous Silicon yang memberikan sensitivitas yang sangat baik
untuk tingkat cahaya rendah atau cahaya tidak langsung. Hybrid silicon PV
Module memiliki efisiensi konversi yang tertinggi yaitu sekitar 17%.
Bahan semikonduktor saaat ini paling sering digunakan untuk produksi solar
cell adalah silikon, dimana memiliki beberapa keuntungan diantaranya ;
dapat dengan mudah ditemukan di alam, tidak mencemari, tidak merusak
lingkungan dan dapat dengan mudah mencair ditemukan di alam, tidak
mencemari, tidak merusak lingkungan dan dapat dengan mudah mencair
ditemukan di alam, tidak mencemari, tidak merusak lingkungan dan dapat
dengan mudah mencair, ditangani dan dibentuk menjadi bentuk silikon
monocrystalline, dll. Pada umumnya solar cell dikonfigurasi sebagai
sambungan a large-area p-n daerah yang terbuat dari silikon.
Besaran arus listrik yang dapat dikonversi dari energi matahari menjadi arus
listrik diukur dalam satuan wattpeak (WP), artinya kalau modul surya
berukuran 100WP, maka dalam satu jam akan mengeluarkan arus sebesar
100 watt. Apabila arus yang dibutuhkan leebih besar dari keluaran modul
surya, maka modul surya dipasang beberapa unit membentuk suatu array.
Battery
D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal Page 53
INTERMARINE 20 Eco
Alumunium Catamaran and Solar Cell Yacht Promotion
Designed by : Maulana Yoga Pradana - 0115040003
Inverter
Listrik yang dihasilkan dari solar System adalah listrik arus searah/direct
current (DC), sedangkan peralatan listrik arus tidak searah (alternatting
current (AC), karena itu agar peralatan listrik AC kita dapat tepat beroperasi
menggunakan listrik hasil dari solar system, maka harus menggunakan
inverter, yaitu alat untuk mengubah arus searah menjadi arus searah, dan
tegangannya disesuaikan dengan tegangan yang dibutuhkan.
2.3 Marine Technology
2.3.1 Sumber Tenaga
Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan
semikonduktor bertipe p dan n ( p-n junction semiconductor ) yang jika
tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, aliran electron
inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik.
Gambar 3. Berbagai perlakukan sinar matahari yang sampai pada solar cell
Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang
berasal dari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya,
kemudian memperkecil refleksi dan rekombinasi serta memperbesar
konduktivitas dari bahannya.
2.3.2 Transmisi
Skema kerja dari sestem solar sel dapat digambarkan secara sederhana
sehingga hubungan antara system dapat dilihat sebagai tergambar dibawah
ini Sistem kerja yang demikian ini masukan tegangan dari solar sel surya
adalah 12 volt dengan keluaran tegangan dari baterai 24 volt. Dalam hal ini
arus yang lewat ke beban tidak terlalu besar dengan pemasangan kabel
system penggandaan seperti ini, hal ini supaya tidak terjadi
pengurangan/kehilangan daya pada penghantar/kabel tersebut.
2.3.3 Baling-Baling
D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal Page 58
INTERMARINE 20 Eco
Alumunium Catamaran and Solar Cell Yacht Promotion
Designed by : Maulana Yoga Pradana - 0115040003
Skewback Propeller
Skewback propeller ini adalah jenis baling-baling yang digunakan
pada kapal selam Jerman tipe 212. Baling-baling skewback ini
menyapu kembali ke arah putaran. Pisaunya cenderung miring ke
belakang sepanjang sumbu membujur.
Modular Propeller
Modular Propeller adalah jenis baling-baling yang menggunakan
berbagai jenis material yang memiliki bagian yang dapat diganti.
Tujuan dari baling-baling modular adalah ia akan memberikan
kontrol lebih besar terhadap perahu dengan kecepatan tinggi. Setiap
baling-baling modular itu terbuat dari tiga bagian yang berbeda:
tutup ujung depan, pisau yang bisa diganti, dan poros belakang.
kerugian akibat shafting dengan rotor motor yang terletak sejajar dengan
baling-baling di hub motor; kekurangan lambung penetrasi; instalasi lebih
mudah; dan peningkatan kinerja manuver yang timbul dari kemampuan
untuk mengarahkan dorong. Kekurangan dari motor tempel adalah bahwa
hal itu sedikit lebih mahal daripada sistem penggerak motor listrik inboard,
memiliki estetika non-tradisional, dan membutuhkan rata-rata kenaikan
draft 6 inci.
BAB III
KONSEP PEMILIHAN MARINE SOLAR CELL
3. Konsep Pemilihan Marine Solar Cell
3.1.4 Paten
Paten adalah perlindungan HKI bagi karya intelektual yang bersifat
teknologi, atau dikenal juga dengan istilah invensi, dan mengandung
pemecahan/solusi teknis terhadap masalah yang terdapat pada teknologi
yang telah ada sebelumnya.
a. Apa Saja Yang Dapat Dan Tidak Dapat Dipatenkan
Untuk bisa mendapatkan paten (patentable), suatu invensi harus
memenuhi persyaratan substantif, yaitu:
Baru
Suatu invensi tidak boleh sudah diungkap/dipublikasikan dalam
media manapun - paten/non paten, nasional/internasional - sebelum
permohonan patennya diajukan dan memperoleh Tanggal
Penerimaan. Jika suatu invensi diajukan permohonannya dan
mendapat Tanggal Penerimaan tanggal 2 Januari 2014, maka
publikasi tentang invensi tersebut tanggal 1 Januari 2014 akan
menggagalkan invensi tersebut untuk mendapatkan paten karena
tidak lagi baru;
Mengandung langkah inventif
Paten hanya akan diberikan untuk invensi yang tidak dapat diduga,
atau tidak obvious, bagi orang yang memiliki keahlian di bidang
terkait (person skilled in the art). Sebagai contoh, jika masalah teknis
yang dihadapi adalah tutup bolpen yang kerap hilang saat dilepas,
maka sekadar menyambungkan tutup dan badan bolpen dengan
seutas tali tidak akan dianggap mengandung langkah inventif. Tapi
solusi berupa mata bolpen yang bisa masuk dan keluar dari bagian
dalam badannya dengan menggunakan mekanisme pegas,
mengandung suatu langkah inventif;
Dapat diterapkan secara industri
Suatu invensi harus dapat dilaksanakan berulang-ulang dengan tetap
menghasilkan fungsi yang konsisten dan tidak berubah-rubah.
Formula penangkal flu dengan komposisi air perasan sebuah jeruk
nipis diaduk bersama satu sendok teh madu saja tidak bisa
dikategorikan dapat diterapkan secara industri, melainkan harus
diuraikan terlebih dahulu komposisi kimiawinya, karena antara jeruk
nipis yang berbeda ukuran, varietas, atau asal tanam bisa saja
menghasilkan efek atau khasiat yang berbeda.
f. Pemeliharaan Paten
Pemegang Hak Paten juga berkewajiban untuk membayar biaya
tahunan pemeliharaan paten sampai dengan tahun terakhir masa
perlindungan. Jika Pemegang Hak Paten tidak membayar biaya
pemeliharaan selama tiga tahun berturut-turut, maka paten akan
dianggap batal demi hukum. Besaran biaya pemeliharaan Paten yang
harus dibayarkan setiap tahun oleh Pemegang Hak Paten ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) di lingkup Kementerian Hukum dan HAM. Komponen biaya
terdiri atas biaya pokok dan biaya per klaim. Batas waktu untuk
melakukan pembayaran biaya pemeliharaan tahunan setiap tahunnya
adalah pada tanggal yang sama dengan tanggal pemberian paten. Jika
sistem solar cell dapat lebih cepat rusak jika tidak menggunakan tipe batere
yang sesuai dengan karakteristik ini.
3.3 Kapal Referensi
3.3.1 Pemilihan Kapal Referensi.
Pemilihan kapal refrensi diambil pada sample design yang ada pada maxsurf, dengan
mengambil kapal mana yyang bentuknya paling cocok digunakan untuk kapal pesiar
dengan bahan baku pembangunannnya dari aluminium. Dan juga sesuai untuk dilakukan
pelayaran di wilayah Indonesia.
BAB IV
SIMULASI SOLAR BOAT
4. SIMULASI SOLAR BOAT
4.1 Perhitungan
4.1.1 Propulsi
4.1.2 Tahanan Kapal
Berdasarkan hasil analisa pada maxsurf resistance didapatkan keluaran daya sebesar 22Kw
pada kecepatan kapal yang direncanakan yaitu 7 knots. Dari beberapa metode analisa yang
memenuhi salah satunya adalah metode Wyman. Dengan input range kecepatan 0 knot – 7
knot dan efisiensi 80%, maka didapatkan daya keluaran sebesar 22Kw pada kecepatan 7 knot.
4.1.4 Komponen
Solar Cell
a. Spesifikasi
Battery
a. Spesifikasi
Motor
Diketahui :
Vs = 7 knots ( 1 knots = 1,852 km/jam )
Vs = 12,964 km/jam
Jumlah motor yang dibutuhkan adalah 2 untuk kebutuhan utama
a. Spesifikasi
b. Sistem propulsi
c. Cost
Approximately Rp 2,609,260.50 - 3,341,684.50 / piece
Jadi, biaya yang harus dikeluarkan untuk sistem propulsi
yaitu :
Price = 2 buah x Rp 3.341.648,-
= 2 buah x Rp 3.500.000,-
= Rp 7.500.000,-
BAB V
PEMBANGUNAN SOLAR BOAT ALUMINIUM
5. PEMBANGUNAN SOLAR BOAT ALUMINIUM
5.1 Basic Design
MV. INTERMARINE 20
Principal Dimension
LOA = 20 m
LWL = 20 m
LPP = 20 m
B= 5.5 m
H= 1.90 m
T= 0.65 m
VS = 7 knot
BAB VI
D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal Page 83
INTERMARINE 20 Eco
Alumunium Catamaran and Solar Cell Yacht Promotion
Designed by : Maulana Yoga Pradana - 0115040003
Berdasarkan analisa kebutuhan dana yang akan dikeluarkan untuk membangun yacht
ini adalah mencapai Rp. 2.570.840.000 -,. Namun jumlah tersebut bisa saja tidak tepat
karena pasti ada penambahan sebesar ± 20% .
DAFTAR PUSTAKA
https://informasiplts.wordpress.com/2012/09/13/komponen-solar-system/
http://www3.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/4034-solar-cell-sumber-energi-terbarukan-
masa-depan-.html
https://www.elcomotoryachts.com/quote-request.shtml