PENDAHULUAN
I-1
pola Design and Built serta menggunakan standar gauge (ukuran rel standar 1.435
mm).
Selain itu, Perpres ini langsung menugaskan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) sebagai penyelenggara sarana, meliputi pengadaan sarana,
pengoperasian sarana, perawatan sarana dan pengusahaan sarana,
penyelenggaraan sistem tiket otomatis dan menyelenggarakan pengoperasian dan
perawatan prasarana. Dengan pertimbangan untuk percepatan Penyelenggaraan
Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) terintegrasi diwilayah Jakarta, Bogor,
Depok dan Bekasi (Jabodebek), pemerintah memandang perlu memberikan
alternative pendanaan untuk pelaksanaan pembangunan prasarana dan
penyelenggaraan sarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi di wilayah
Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi itu. Atas pertimbangan tersebut, pada 3 Mei 2017,
Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor:
49 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor: 98 Tahun
2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit
(LRT) terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
I-2
Gambar 1.2 Rencana Pembangunan LRT Jabodebek
I-3
Gambar 1.4 Peta Long
Span proyek Lintas
layanan Cawang-
Kuningan- Dukuh Atas
I-4
Gambar 1.5 Skema hubungan kerja
Pada proyek Pekerjaan Light Rail Transit (LRT) lintas pelayanan Cawang-
Dukuh Atas ini ada beberapa unsur atau pihak yang terlibat di dalam proyek
tersebut. Unsur-unsur tersebut memiliki hubungan kerja satu sama lain di dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya masing – masing.
Adapun Owner atau pemilik proyek adalah Kementrian Perhubungan
Direktorat Jendral Perkeretaapian, Kemudian yang ditunjuk sebagai konsultan
perencana adalah SYSTRA, PT. LAPI Ganeshatama, PT. Cipta Graha , adapun
yang bertindak sebagai sebagai manajemen konstruksi adalah OCG-Jopris dan
PT. Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana.
I-5
Gambar 1.6 Pekerjaan pondasi bored pile pada awal kerja praktek
I-6