Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

1. Kasus (Masalah Utama)


2. Proses Terjadinya Masalah (Rentang Respon)
3. Pohon Masalah
4. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Di kaji/ Pemeriksaan Fisik
5. Diagnosa Keperawatan
6. Rencana Tindakan Keperawatan
7. Daftar Pustaka

RESUME KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
4. Intervensi
5. Implementasi
6. Evaluasi

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


A. Landasan Teori
1. Teori TAK
2. Teori Kasus (Isolasi Sosial)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Pengorganisasian
1. Waktu
2. Metode dan Media
3. Setting Tempat
4. Tim Terapis
D. Klien
E. Proses seleksi
F. Strategi pelaksanaan
1. Orientasi
2. Kerja
3. Terminasi
G. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
2. Dokumentasi
3. Laporan hasil TAK

1|Page
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN ISOLASI SOSIAL
No. SPI P

1. Membina hubungan saling percaya


2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
3. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
4. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
6. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang – bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
SPIIP
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian
SPIIIP
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan berkenalan dengan dua orang atau lebih
dalam jadwal kegiatan harian

Nama Pasien : Hari/ Tanggal:


No. Register : Diagnosa Kep : Isolasi Sosial
Ruangan : SP :I

2|Page
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
DS :
DO :
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya ( Khusus Pertemuan Pertama )
b. Pasien dapat menyadari penyebab isolasi sosial
c. Pasien dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
d. Pasien dapat mengetahui kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
e. Pasien mampu berinteraksi secara bertahap

4. Rencana Tindakan Keperawatan :


a. Membina hubungan saling percaya ( Khusus Pertemuan Pertama )
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang – bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“ Selamat Pagi! Saya perawat yang akan merawat bapak Nama saya IB, senang
dipanggil I, nama anda siapa? Senang di panggil apa?”

b. Evaluasi Validasi
“Apa keluhan bapak hari ini?” ( Pada Pertemuan Pertama )
“Masih ingat yang saya ajarkan kemarin, coba sebutkan/ ulangi lagi? Bagus ! ( Pada
pertemuan berikutnya)
c. Kontrak :
 Topik : “ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman

3|Page
teman Bapak?”
 Waktu : “ Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di luar ruangan?”
 Tempat : “ Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 15 Menit?”
2. Kerja :
( Jika Pasien Baru )
“ Siapa saja yang tinggal serumah dengan bapak? Siapa yang paling dekat
dengan bapak? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan dengan bapak? Apa yang
membuat bapak jarang bercakap-cakap dengannya?
( Jika Pasien sudah Lama Di Rawat )
“ Apa yang bapak rasakan selama di rawat di sini? Bapak merasa sendirian? Siapa
Saja yang kenal dengan bapak di ruangan ini?”
“ Apa saja kegiatan yang biasa Bapak lakukan dengan teman yang bapak kenal?”
“ Apa yang menghambat Bapak dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
lain?”
“ Menurut Bapak, apa saja manfaat kalau kita memiliki teman? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi?” ( Sampai Pasien dapat menyebutkan beberapa )
“ Nah sekarang apa kerugiannya kalau bapak tidak memiliki teman? Ya, apa lagi?
( Sampai Pasien dapat menyebutkan beberapa ). Nah, banyak juga ruginya tidak punya
teman ya? Jadi apakah bapak mau belajar bergaul dengan orang lain?”
“Bagus! Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?”
“Begini lho pak, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama
kita, nama panggilan yang kita suka, asal kita, dan hobi kita. Contohnya (Lakukan ke
pasien): Nama saya IL, senang di panggil I, asal saya dari kota kendari, hobi saya
membaca.”
“Ayo bapak di coba! Misalnya saya belum kenal dengan bapak, coba berkenalan
dengan saya? Ya, bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali!”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif :
“ Bagaimana perasan bapak setelah kita latihan berkenalan?”
b. Evaluasi Obyektif :

4|Page
“ Coba sekarang bapak peragakan cara berkenalan yang saya sudah ajarkan tadi? Ya,
Bagus sekali!”
c. Rencana Tindak Lanjut :
“ Selanjutnya bapak dapat mengingat-ingat apa yang telah kita pelajari tadi selama
saya tidak ada sehingga bapak lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain,
bagaimana klo kita buat jadwal latihannya kedalam kegiatan harian bapak? Ya, Bagus
sekali”
d. Kontrak Yang Akan Datang :
 Topik : Bagaimana besok bapak berkenalan dengan teman saya, bapak mau kan?
 Waktu : “ Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di luar ruangan?
 Tempat : “ Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 15 Menit?
“ Baiklah, Sampai Jumpa! “

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik Preceptee

( ................................. ) ( ...........................) ( ..........................)

SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang

pertama [perawat] )

Orientasi

5|Page
“Assalammualaikum bapak/ibu! Bagaimana perasaannya hari ini?”

“Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba sebutkan lagi sambil

bersalaman dengan saya!”

“Bagus sekali, Bapak/Ibu A masih ingat. Nah, seperti janji saya, saya akan mengajak

Bapak/Ibu A mencoba berkenalan dengan teman saya, perawat H. Tidak lama kok,

sekitar 10 menit.”

“Ayo kita temui perawat H di sana!”

Kerja

(Bersama-sama pasien mendekati perawat H)

“Assalammualaikum perawat H, Bapak/Ibu A ini ingin berkenalan dengan H, Baiklah

Bapak/Ibu A bisa berkenalan dengan perawat H seperti yang kita peraktikkan kemarin.”

(Pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat H : Memberi salam,

menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)

“Ada lagi yang Bapak/Ibu A ingin tanyakan kepada perawat H? Coba tanyakan tentang

keluarga perawat H!”

“Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Bapak/Ibu A dapat menyudahi perkenalan

ini, Lalu Bapak/Ibu A bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan perawat H, misalnya

jam 1 siang nanti.”

Baiklah perawat H, karena Bapak/Ibu A sudah selesai berkenalan, saya dan bapak/Ibu A

akan kembali ke ruangan Bapak/Ibu A, Assalammualaikum!” (Bersama pasien perawat I

meninggalkan perawat H untuk melakukan terminasi dengan A di tempat lain)

Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak/ibu A setelah berkenalan dengan perawat H?”

6|Page
“Bapak/Ibu A tampak bagus sekali saat berkenalan tadi.”

“Pertahankan terus apa yang sudah A lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan

keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain? Mari kita

masukan kedalam jadwal. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik, Nanti

A coba sendiri, Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok!”

SP 3 pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap ( berkenalan dengan orang kedua)

Orientasi

“Assalamualaikum, bagaimana perasaan Bapak/Ibu A hari ini?”

“Apakah Bapak/Ibu A bercakap-cakap dengan perawat H kemarin siang? (jika jawaban

pasien, ya, perawat dapat melanjutkan komunikasi berikutnya dengan pasien lain).”

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu A setelah bercakap-cakap dengan perawat H kemarin

siang?”

“Bagus sekali Bapak/Ibu A menjadi senang karena punya teman lagi!”

“Kalau begitu Bapak/Ibu A ingin punya banyak teman lagi?”

“Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan teman seruangan Bapak/Ibu A

yang lain, yaitu B. Seperti biasa, kira-kira 10 menit. Mari kita temui dia di ruang

makan.”

Kerja

(Bersama-sama pasien mendekati pasien lain)

“Assalammualaikum, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan.”

Baiklah Bapak/Ibu A, sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah Bapak/Ibu

7|Page
A lakukan sebelumnya,” (Pasien mendemonstrasikan cara berkenalan : Memberi salam,

menyebutkan nama, nama panggilan, asal, hobi, dan menanyakan hal yang sama.)

“Ada lagi yang Bapak/Ibu A ingin tanyakan kepada B “Jika tidak ada lagi yang ingin

dibicarakan, Bapak/Ibu A bisa menyudahi perkenalan ini, Lalu Bapak/Ibu A bisa buat

janji untuk bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti.” (A membuat janji

untuk bertemu kembali dengan B).”

“Baiklah B, karena Bapak/Ibu A sudah selesai berkenalan, saya dan bapak/Ibu A akan

kembali ke ruangan Bapak/Ibu A, Assalammualaikum!” (Bersama pasien perawat

meninggalkan B untuk melakukan terminasi dengan A di tempat lain)

Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak/ibu A setelah berkenalan dengan B?”

“Dibandingkan kemarin pagi, Bapak/Ibu A tampak lebih baik ketika berkenalan dengan

B, Pertahankan terus apa yang sudah A lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu

kembali dengan B jam 4 sore nanti.

“Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang

lain kita tambahan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari Bapak/Ibu A dapat berbincang-

bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8

malam, Bapak/Ibu A bisa bertemu dengan C, dan tambah dengan pasien yang baru

dikenal. Selanjutya Bapak/Ibu A bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap.

Bagaimana Bapak/Ibu A, setuju kan?”

“Baiklah, besok kita bertemu lagi untuk membicarakan pengalaman Bapak/Ibu A. Pada

jam yang sama dan tempat yang sama ya.” Sampai besok!”

8|Page
Sumber :

Budi Anna Keliat dan Akemat, 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
EGC : Jakarta

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA


Nama Pasien : Tn. A Ruangan : Matahari
No. Register : ...... SP :I
HARI/TGL No.
IMPLEMENTASI EVALUASI
/JAM Diagnosa
Senin, 1. SP I p
01-01-2018 Isolasi 1. Membina hubungan saling percaya ( Khusus S :
Sosial Pertemuan Pertama )

9|Page
09.00 Wita 2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial O:
pasien
3. Berdiskusi dengan pasien tentang A:
keuntungan berinteraksi dengan orang lain
4. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian P:
tidak berinteraksi dengan orang lain Perawat :
5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan
satu orang Klien :
6. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan
latihan berbincang – bincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian.
Selasa, 1. SP II p S:
02-01-2018 Isolasi 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Sosial 2. Memberikan kesempatan kepada pasien O:
09.00 Wita mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang A:
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain P:
sebagai salah satu kegiatan harian
Rabu, 1. SP III p
03-01-2018 Isolasi 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien S:
Sosial 2. Memberikan kesempatan kepada pasien
09.00 Wita berkenalan dengan dua orang atau lebih O:
3. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan
berkenalan dengan dua orang atau lebih A:
dalam jadwal kegiatan harian
P: :

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik Preceptee

( ................................. ) ( ................................. ) ( ..........................)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN HALUSINASI


No. SPI P

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien


2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien

10 | P a g e
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi pasien
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam kegiatan
harian

SPIIP
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SPIIIP
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

SPIVP
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan (kegiatan
yang biasa dilakukan di rumah)
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Nama Pasien : Tn. ... Hari/ Tanggal: .....


No. Register : ...... Dx. Keperawatan : GPS : Halusinasi Pendengaran
Ruangan : SP :I

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
DS :
11 | P a g e
DO :
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien dapat mengenal halusinasinya
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik

4. Tindakan Keperawatan :
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
b. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
h. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan :


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“ Selamat Pagi! Saya perawat yang akan merawat bapak Nama saya IB, senang
dipanggil I, nama anda siapa? Senang di panggil apa?”

b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini, Apa keluhan bapak saat ini?”
“Masih ingat yang saya ajarkan kemarin, coba sebutkan/ ulangi lagi? Bagus ! ( Pada
pertemuan ke dua dan berikutnya)
c. Kontrak :
 Topik : “ Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama
ini bapak dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?
 Waktu : “ Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di luar ruangan?
 Tempat : “ Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 30 Menit?
2. Kerja :
“ Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang di katakan suara itu?”

12 | P a g e
“Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan bapak paling sering
mendengar suara itu? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah waktu sendiri?”
“Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang bapak lakukan saat
mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita
belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
“Pak, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, Pertama, dengan cara
menghardik suara tersebut, Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan merhardik. Caranya adalah
(contohkan ke pasien) saat suara-suara itu muncul, tutup telinga dan katakan, pergi saya
tidak mau dengar.....Saya tidak mau dengar! Kamu suara palsu! Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu,....bagus! Coba
Lagi! Ya bagus, bapak sudah bisa.”

3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif :
“ Bagaimana perasaan bapak setelah memperagakan latihan tadi?”

b. Evaluasi Obyektif :
“ Coba sekarang bapak peragakan cara menghardik halusinasi yang saya sudah ajarkan
tadi? Ya, Bagus sekali!”
c. Rencana Tindak Lanjut :
“ Selanjutnya kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?” ( Anda
masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
pasien )
d. Kontrak Yang Akan Datang :
 Topik : Bagaimana besok kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke dua?

13 | P a g e
 Waktu : “ Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di luar ruangan?
 Tempat : “ Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 30 Menit?

“ Baiklah, Sampai Jumpa! “

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik Preceptee

( ................................. ) ( ...........................) ( ..........................)

SP 2 pasien : Melatih pasien minum obat secara teratur.

Orientasi

“Assalamualaikum Bapak/Ibu D, Bagaimana perasaan Bapak/Ibu siang ini? Apakah suara-

suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih? Apakah

jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah tadi sudah minum obat? Baik, hari ini kita

akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang Bapak/Ibu D minum. Kita akan diskusi

selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Disini saja ya Bapak/Ibu?”

14 | P a g e
Kerja

“Bapak/Ibu D, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara itu

berkurang/hilang? Minum obat sangat penting agar suara-suara yang Bapak/Ibu D dengar

dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Bapak/Ibu minum?

(Perawat menyiapkan obat pasien) “Obat yang warna orange (Chlorpromazine CPZ),

gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Obat yang berwarna putih (Tryhexipenidil, THP)

gunanya agar D merasa rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang berwarna merah jambu

(Haloperidol, HLP) berfungsi untuk menenangkan pikiran. Semua obat ini di minum 3 kali

sehari, setiap jam 7 pagi, 1 siang, dan jam 7 malam “Jika suara-suara sudah hilang, minum

obatnya tidak boleh dihentikan. Nanti konsultasikan dengan Dokter, sebab kalau putus obat,

Bapak/Ibu D akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan pada keadaan semula. Kalau obat

habis, Bapak/Ibu D bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Bapak/Ibu juga harus

teliti saat minum obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Bapak/Ibu harus

memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya Bapak/Ibu. jangan keliru dengan obat

milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan

cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Bapak/Ibu juga harus

perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas perhari.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu D setelah kita bercakap-cakap mengenai obat? Sudah

berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan bagus! (Jika

jawaban benar) “Mari kita masukkan jadwal minum obatnya kedalam jadwal kegiatan

Bapak/Ibu. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di

15 | P a g e
rumah.” Nah, makanan sudah datang, Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara

mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00

sampai jumpa. Assalamualaikum.”

SP 3 pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang

lain.

Orientasi

“Assalamualaikum Bapak/Ibu D. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu D hari ini? Apakah suara-

suaranya masih muncul? Apakah sudah diapakai cara yang telah kita latih? Berkurangkah

suara-suaranya? Bagus! sesuai janji kita tadi, saya akan latih cara kedua untuk mengontrol

halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit.

Mau dimana? Di sini saja?”

Kerja

“Cara ketiga untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-

cakap dengan orang lain. Jadi kalau Bapak/Ibu D mulai mendengar suara-suara, langsung

saja cari teman untuk diajak ngobrol dengan Bapak/Ibu D, Contohnya begini : “Tolong,

saya mulai dengar suara-suara. ayo ngobrol saya!” Atau kalau ada orang dirumah

misalnya kakak Bapak/Ibu D, katakan, “Kak, ayo ngobrol dengan D, D sedang dengar

suara-suara.” Begitu Bapak/Ibu D. Coba Bapak/Ibu D lakukan seperti itu. Ya, begitu.

Bagus! Coba sekali lagi! bagus! Nah latih terus ya Bapak/Ibu D!” Di sini, D dapat

mengajak perawat atau pasien lain untuk bercakap-cakap.

16 | P a g e
Terminasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu D setelah latihan ini? Jadi, sudah ada berapa cara yang

Bapak/Ibu D pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau

Bapak/Ibu mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan kedalam jadwal

kegiatan harian Bapak/Ibu D. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah, nanti lakukan

secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan kesini lagi.

bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam

berapa? Bagaimana kalau jam 10 pagi? mau dimana atau disini lagi? sampai besok ya.

Assalamualaikum.”

SP 4 pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksananakan aktivitas

terjadwal.

Orientasi

“Assalamualaikum Bapak/Ibu D, Bagaimana perasaan Bapak/Ibu D hari ini ?

“Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita

latih? Bagaimana hasilnya? Bagus!”

“Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi

dengan melakukan kegiatan terjadwal.

Mau dimana kita bicara? Baik, kita duduk diruang tamu, Berapa lama kita bicara?

Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

17 | P a g e
Kerja

“Apa saja yang biasa Bapak/Ibu D lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya? terus jam

berikutnya?” (Terus kaji hingga didapatkan kegiatannya sampai malam)

“Wah banyak sekali kegiatannya! Mari kita latih dua kegiatan hari ini!”(latih kegiatan

tersebut) ! Bagus sekali jika Bapak/Ibu D bisa lakukan!” Kegiatan ini dapat Bapak/Ibu D

lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari

pagi sampai malam ada kegiatan”

Terminasi

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk

mencegah suara-suara ? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk

mencegah suara-suara. Bagus sekali! Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian

Bapak/Ibu D. Coba lakukan sesuai jadwal Ya!” (Perawat dapat melatih aktivitas yang lain

pada pertemuan berikutnya sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam).

“Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik

serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi? Diruang makan ya!

Sampai jumpa. Assalamualaikum.”

Sumber :

Budi Anna Keliat dan Akemat, 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
EGC : Jakarta

18 | P a g e
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA
Nama Pasien : Tn. ... Ruangan : ………
No. Register : ...... SP :I
HARI/TGL
No. Diagnosa IMPLEMENTASI EVALUASI
/JAM
Senin, 1. SP I p S:
01-01-2018 Gangguan 1. Mengidentifikasi Jenis halusinasi pasien
Persepsi 2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien O:
09.00 Wita Sensori : 3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
Halusinasi … 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien A:
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi P:
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap Perawat :
halusinasi
Klien :
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian

19 | P a g e
Selasa, 1. SP II p S:
02-01-2018 Gangguan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Persepsi 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang O:
09.00 Wita Sensori : penggunaan obat secara teratur
Halusinasi … 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam A:
jadwal kegiatan harian
P:
Rabu, 1. SP III p S:
03-01-2018 Gangguan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Persepsi 2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi O:
09.00 Wita Sensori : dengan cara bercakap-cakap dengan orang
Halusinasi … A:
lain
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
P:
jadwal kegiatan harian
Kamis, 1. SP IV p S:
04-01-2018 Gangguan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Persepsi 2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi O:
09.00 Wita Sensori : dengan melakukan kegiatan ( kegiatan yang
Halusinasi … A:
biasa dilakukan pasien )
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam
P:
jadwal kegiatan harian

LAPORAN KEGIATAN HARIAN PERAWAT

Nama : Ruangan :

NIM : Hari/ Tanggal :

Kegiatan Di
No. Jam Kegiatan Lakukan Ket.
Ya Tidak
1. 07.30 - Apel Pagi, Absensi
2. 07.45 - Operan
3. 08.00 - Pre Conference
4. 08.15 - Mengarahkan ADL Pasien
5. 08.30 - Mengarahkan Personal Hygiene Pasien

20 | P a g e
6. 09.00 - Interaksi Dengan Pasien : Tn. A
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
Tindakan :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
pasien
3. Berdiskusi dengan pasien tentang
keuntungan berinteraksi dengan orang lain
4. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain
5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan
satu orang
6. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan
latihan berbincang – bincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian.

7. 10.00 - Proses Bimbingan


8. 11.30 - Melayani Makanan Dan Obat Pasien
9. 12.00 - ISHOMA
10. 13.00 - Post Conference
11. 13.45 - Operan
12. 14.00 - Absensi, Pulang
Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik Preceptee

( ................................. ) ( ..........................) ( ..........................)


LEMBAR KONSULTASI

Nama : Ruangan :

NIM : Kelompok :

Paraf
No. Hari/Tgl LP ADL SP Dok. ASKEP TAK CATATAN PRECEPTOR
PK PA

21 | P a g e
22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai