Anda di halaman 1dari 6

CANDRA PERWIRA KOMARA

13.7675/K
KALK III B
ANNEX II
PERATURAN UNTUK PENGAWASAN PENCEMARAN OLEH ZAT CAIR
BERACUN
ANNEX II
Peraturan untuk pengawasan pencemaran oleh zat cair beracun

( noxious liquid substances)

REGULASI – REGULASI PADA ANNEX II YAITU :

1. Kapal kapal pengangkut sesudah di survey di berikan sertifikat INTERNATIONAL


POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE FOR THE CARRIAGE OF NOXIOUS LIQUID IN
BULK.
2. Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dengan persyaratan harus diendors setiap tahun.
3. Survey survey yang dilaksanakan sehubungan dengan sertifikat tersebut adalah :
a. Initial survey
b. Annual survey
c. Intermediate survey
d. Renewal survey
e. Additional survey ( bila dibutuhkan)

Bagi kapal yang sudah di survey dan di berikan sertificat berdasarkan international
bulk carrier chemicalcode ( IBC code )tidak perlu di survey lagi untuk mendapatkan NLS
CERT.disamping itu kapal ini juga dilengkapi dengan IOPP CERT.

PERSYARATAN ANGKUTAN MUATAN CAIR BERACUN DALAM JUMLAH BESAR

1. Pembatasan terhadap tempat tempat pembuangan dan prosedur untuk pencucian


tangki serta persyaratan persyaratan untuk hasil pencucian dapat di buang ke
fasilitas fasilitas penampungan (reception facilities)
2. Pembuangan zat zat cair beracun tidak diperkenankan dalam batas 12 mil dari
daratan terdekat.
3. Laut Baltic dan laut hitam sebagai daerah daerah khusus.
4. Persyaratan persyaratan label,tempat penyimpanan dan standard standard lainnya
untuk pengepakan serta penanganan zat zat berbahaya terbungkus.
FASILITAS PENAMPUNGAN ( RECEPTION FACILLITIES)

Negara Negara peserta konvensi MARPOL 1973 menerima kewajiban pengadaan dan
memelihara fasilitas fasilitas penampungan yang cukup untuk menampung sisa sisa minyak
dan zat zat kimia beracun,termasuk kotoran dan sampah dari kapal kapal.negara negara
pantai sekitar batas daerah daerah khusus dikenakan kewajiban tambahan.

TUJUAN ANNEX II

1. Pencegahan pencemaran operasional oleh zat zat cair beracun ( noxious liquid
substances / NLS ) yang diangkut kapal dalam jumlah besar.
2. Mengurangi kemungkinan bahwa zat zat beracun akibat kecelakaan ,akan lepas
kedalam lingkungan laut ( marine environment)

DASAR FALSAFAH DI BALIK KONSEP ANNEX II

Tujuan akan tercapainya dengan baik oleh adanya suatu jami9nan bahwa kapal
kapal, setelah membongkar suatu jenis muatan NLS,tidakdibenarkanberlayar kecuali residu
muatan dalam tangki tangki dan saluran pipa pipa yang berhubungan telah berkurang
hingga jumlah tertentu yang tidak berarti.

KATEGORI ZAT ZAT CAIR BERACUN MENURUT ANNEX II

1. Dibagi dalam 4 kategori yaitu A,B,C,D,sesuai tingkat tingkat bahaya yang dimiliki
terhadap lingkungan laut.
2. Tingkat tingkat bahaya ini di tetapkan oleh kelompok ahli mengenai aspek aspek
ilmiah akan pencemaran laut( the group experts on scientific aspects of marine
pollution )
3. Zat zat kategori A memiliki tingkat bahaya tertinggi dan D memiliki tingkat bahaya
terendah terhadap lingkungan laut.

PEMBAGIAN ZAT CAIR BERACUN

Zat cair beracun di bagi dalam 4 kategori yaitu :

1. Kategori A

Yaitu zat cair beracun yang apabila di buang kelaut dari pencucian tanki muatan atau
dari ballast yang dimuat di tanki muatan akan menimbulkan bahaya yang besar (
major hazard)baik terhadap sumber hayati laut,kesehatan manusia,dan
menimbulkan ancaman harus serius terhadappenggunaan laut secara sah lainnya
sehingga mengharuskan penggunaan alat alat penanggulangan yang lebih kuat untuk
membersihkan. Contohnya yaitu aceton
yanohydrin,acrolein,diciorobenzene,carbonsulphide,cresols,phosphorus.
2. Kategori B

Yaitu zat cair beracun yang apabila di buqng ke laut akan menimbulkan bahaya (
hazard)baik terhadap sumber hayati laut,kesehatan manusia,menimbulkan ancaman
terhadap penggunaan laut secara sah sehingga mengharuskan penggunaan alat anti
polusi khusus.

Contohnya yaitu allyl acohol,ammonia ,benziene chloride,carbon tetra


chloride,chloroform,dll

3. Kategori C

Yaitu zat cair yang apabila di buang dilaut akan menimbulkan bahaya kecil ( minor
hazard)sehingga membutuhkan aperasi khusus untuk penanggulangannya.

Contohnya yaitu : acetic aceid, iso amyl,acetat,ethyl acetat,silicon tetrachloride,dll

4. Kategori D

Yaitu zat cair yang beracun yang apabila di buang ke laut memperhatikan bahaya
yang dapat diketahui (recognized hazard )sehingga memerlukan perhatian.

Contonya yaitu :acetone,benzyl alcohol,calcium hydroxide, ethyl acetate,silicon


tetrachloride.

PERSYARATAN ANNEX II KONVENSI MARPOL 73 /78

Pengawasan pembuangan operasional zat zat cair beracun dan membatasi sekecil mungkin
accidental discharge.

Buangan ada dua macam :

a. Accidental discharge : tumpahan muatan akibat kerusakan muatan atau muatan


yang melimpah keluar kapal.
b. operational discharge :pembuangan sebagai hasil pencucian tangki muatan dan pipa
saluran pembuangan tolak bara atau residu lainnya serta bilga dari ruang pompa
muatan

PENGAWASAN TERHADAP KAPAL PENGANGKUT ZAT CAIR BERACUN KATEGORI A

Setelah selesai pembongkaran sebvelum kapal berangkat,tangki harus diadakan


pencucian terlebih dahulu ( pre wash )dan air pencucian ke di buang reception facility
sampai konsentrasi zat cair beracun dalam aliran kurang dari 0,1 %dalm berat kjemudian di
pompa sampai kosong kecuali untuk jenus fosfor konsentrasi dalam aliran kurang dari 0,01%
dalam berat.bila kemudian air di tambahkan kedalam tangki,air pencucian dapat di buang
ke laut sesuai dengan persyaratan :

a. Kapal berada diluar daerah khusus


b. Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knotuntuk yang di gerakkan mesin, 4 knot
untuk yang tunda
c. Lubang pembuangan berada di bawah garis air
d. Pembuangan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dan daratan dengan kedalaman
kurang dari 25 meter.

PENGAWASAN TERHADAP KAPAL PENGANGKUT ZAT CAIR BERACUN KATEGORI B

Setelah selesai pembongkaran tangki dicuci sampai sisa muatan dalam tangki tidak
lebih dari 1 m kubik atau 1/3000 kapasitas tangk dani di buang reception facility.kemudian
apabila di tambahkan air dapat dibuang ke laut dengan persyaratan :

a. Kapal berada diluar daerah khusus


b. Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knotuntuk yang di gerakkan mesin, 4 knot
untuk yang di gandeng
c. Konsentrasi zat cair beracun tidak melebihi 1ppm
d. Pembuangan dilaksanakan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan dengan
kedalaman tidak kurang dari 25 meter.

PENGAWASAN TERHADAP KAPAL PENGANGKUT ZAT CAIR BERACUN KATEGORI C

Setelah bongkar sebelum meninggalkan pelabuhan tangki harus dicuci (pre


wash)sampai sisa muatan tidak lebih dari 1m kubik atau 1/1000 kapasitas tangki.kemudian
apabila di tambahkan air dapat dibuang kelaut dengan persyaratan :

a. Kapal berada diluar daerah khusus


b. Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knotuntuk yang di gerakkan mesin, 4 knot
untuk yang di gandeng
c. Pembuangan di bawah garis air
d. Kapal berada lebih dari 12 mil dari daratan pada kedalaman 25 meter atau lebih

PENGAWASAN TERHADAP KAPAL PENGANGKUT ZAT CAIR BERACUN KATEGORI D

Untuk kapal kategori D tidak perlu diadakan pre wash dan dapat di buang kelaut dengan
persyaratan :

a. Kapal sedang berlayar di luar daerah khusus


b. Kecepatan tidak kurang dari 7 knot bagi yang bermesin dan 4 knot bagi yang
digandeng
c. Konsentrasi tidak lebih dari 1/10
d. Pembuangan pada jarak 12 mil dengan kedalaman tidak kurang dari 25 meter

Anda mungkin juga menyukai