Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TENTANG PENGATURAN SAKLAR TUNGGAL DAN

STOP KONTAK

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS PRAKTIKUM RANCANGAN INSTALASI


PENERANGAN

DISUSUN OLEH :

AMIRAH KHAIRUNNISAH

KELAS 2 LF

DOSEN PENGAJAR : MOHAMMAD NOER, S.ST., M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PENULISAN

1. Mahasiswa dapat menggambar diagram lokasi pengaturan saklar tunggal


dengan stop kontak
2. Mahasiswa dapat merancang dan memasang rangkaian instalasi pengaturan
saklar tunggal dengan stop kontak
3. Mahasiswa dapat dan menerapkan diagram pengawatn dalam pemasangannya
4. Mahasiswa dapat bekerja secara disiplin dan teliti
5. Mahasiswa dapat mengaplikasikan rangkaian instalasi pengaturan saklar
tunggal dengan stop kontak secara terus menerus

1.2 LANDASAN TEORI

Instalasi listrik adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menyalurkan


daya listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupannya. Dalam
perancangan sistem instalasi listrik sebuah gedung, instalasi listrik dibagi menjadi
2 yaitu:
1. Instalasi pencahayaan buatan
2. Instalasi daya listrik
Instalasi pencahayaan buatan adalah upaya untuk memberikan daya listrik
pada lampu sehingga dapat dijadikan sumber cahaya ketika pencahayaan alami
terkendala waktu dan lingkungan. Pencahayaan buatan ini meliputi lampu,
armatur lampu, kabel/penghantar dan sakelar. Instalasi pencahayaan buatan ini
bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada penghuni sebuah gedung dalam
menjalankan aktivitas keseharian. Instalasi daya listrik merupakan instalasi
untuk menjalankan mesin-mesin listrik yang ada dalam gedung untuk
memeberikan supply daya listrik pada seluruh peralatan yang membutuhkan daya
listrik dalam sebuah gedung. Sebuah rancangan instalasi listrik harus memenuhi
standar dan undangundang yang berlaku di Indonesia.

2
Ketentuan mengenai komponenkomponen instalasi listrik sudah
terangkum dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan ketentuan-
ketentuan lain sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Persyaratn Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman-Pedoman Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit Tahun 2014.
3. SNI 03-0711-2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan fasilitas
kesehatan.
4. SNI 04-7018-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan
siaga.
5. SNI 04-7019-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan
menggunakan energi tersimpan.
6. Kriteria desain konsultan.

1.2.1 JUNCTION BOX

Junction Box atau Kotak sambungan listrik merupakan wadah


untuk sambungan(wiring) listrik, biasanya digunakan untuk
menyembunyikankumpulan jaringan kabel dari pandangan dan
mencegah gangguan dari luar. Sebuah logamkecil atau kotak
persimpangan plastik dapat menjadi bagian dari sistem kabel saluran listrik di
gedung, atau mungkin ditutup dengan plester dinding, tersembunyi di
balik panelakses atau ditempelan ke beton dengan hanya menunjukkan permukaan
tutupnya. Terkadang meliputi terminal untuk sambungan kabel. Sebuah
kontainer yang sama digunakan untuk sambungan kabel ke saklar
listrik atau soket. Sebutan lain Junction Box Distributor alat listrik
murah biasanya dengan istilah Kabinet wiring.

3
1.2.2 Saklar Tunggal
Saklar berfungsi sebagai pemutus aliran listrik, dari sumber / main line
listrik ke titibeban dalam suatu rangkaian terttup. Jika suatu instalasi penerangan
dipasang tanpa saklar, maka lampu akan hidup terus dan biaya listrik jadi boros.
jadi saklar ini memang komponen penting dalam dunia listrik, terutama dalam
instalasi penerangan. Terdapat bermacam-macam sakelar listrik, diantaranya
adalah sakelar tunggal, sakelar deret (seri), sakelar tukar dan lain-lain.

Saklar tunggal adalah saklar yang terdiri dari satu buah tuas. Bisa
mematikan dan menghidupkan lampu dengan sekali tekan.
Bentuknya seperti ini :

Sedangkan cara kerjanya seperti dibawah ini :

Pada gambar diatas garis berwarna merah jambu dan merah adalah kabel
fase / phase nya. Perbedaannya adalah garis berwarna merah jambu artinya adalah
kabel listrik yang belum dialiri arus. Sedangkan yang berwarna merah artinya

4
kabel yang telah dialiri arus listrik. Kabel yang berwarna biru adalah kabel
netralnya. Pemasangan kabel fase adalah dari main line /PLN menuju ke saklar
kemudian menuju lampu. Sedangkan kabel netralnya langsung ke lampu. Yang
terpenting adalah kabel yang melewati saklar haruslah kabel fasanya, bukan kabel
netral. Karena untuk meminimalisir efek kesetrum ketika kita akan maintenance
lampu/ instalasi kabelnya.

Lampu akan menyala jika saklar ditekan, seperti analogi gambar dibawah ini :

Ketika saklar ditekan maka arus mengalir melewati saklar menuju ke


lampu, ini ditandai dengan perubahan warna kabel dari merah jambu menjadi
warna merah. seingga lampu menjadi nyala.

1.2.3 Kabel

Kabel Fasa / Phase atau dikenal juga dengan fase adalah bagian dari
instalasi listrik yang mengandung tegangan dan biasanya selalu dilambangkan
dengan simbol sinusoida " ~ " dan sering menggunakan warna kuning / merah /
hitam. Jika stop kontak / kabel yang merupakan fasa ini kita test dengan testpen
maka indikator lampu testpen akan menyala. Pada banyak instalasi listrik juga
kabel ini banyak dilabeli dengan " L " yang berarti Line. Aliran fasa ini juga yang
bisa menyebabkan tersengat listrik dan akan berakibat fatal jika tersengat listrik di
tempat lembab dengan tanpa alas kaki.

5
Kabel Netral, jika dalam instalasi listrik sering menggunakan warna biru,
kabel netral walaupun tersentuh kita tidak akan tersetrum karena sesuainamanya
adalah netral atau tidak mengandung tegangan, jika kita test dengan sebuah
testpen netral ini tidak akan menyalakan lampu testpen. Pada dasarnya kabel
netral ini adalah kabel acuan / tegangan 0 dalam instalasi listrik, jika di
pembangkin listrik netral ini disambungkan ke tanagh (jika di pembangkit listrik,
bedakan dengan instalasi rumahan ya). Pada instalasi listrik sering dilabeli dengan
" N " yang berarti Netral.

Kabel Ground biasanya menggunakan kabel dengaan warna hijau - kuning


yang hampir disetiap instalasi listrik rumahan sering dilupakan padahal memiliki
fungsi yang vital. Apalagi jika pengguna lstrik beraada di daerah yang rawan
peetir.Tentunya sering melihat pada steker listrik yang biasa digunakan terdapat
seperti logam di sisi atas dan bawah. hampir semua jenis barang yang
memerlukan listrik memiliki steker dengan ground yang dimana fungsi dasarnya
adalah untuk menetralkan barang elektronik tersebut jika terdaapat kebocoran
listrik. Sebagai contohnya jika di rumah terdapat kulkas yang sudah berumur
tentunya terdapat sebagian cat yang sudah mengelupas dan jika secara tidak
sengaja tersentuh maka akan tersa kejutan listrik, itulah yang dimaksud kebocoran
listrik. kebocoran listrik ini tidak akan terjadi jika menggunakan steaker dengaan
ground, dengan catatan di rumah tersebut grounding nya sudah terinstal dengan
baik ke tanah dengan kedalaman tertentu. Berikut merupakan contoh tempat
pemasangan untuk kabel phasa, netral, dan ground.

6
Beberapa jenis kabel yang biasa digunakan dalam instalasi listrik adalah
sebagai berikut:

a. Kabel NYA

Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar atau
kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam sesuai
dengan peraturan PUIL.. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat,
tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman
memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau
saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila
ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang. Gambar berikut
ini merupakan contoh kabel NYA.

Gambar 2.24. Kabel NYA

b. Kabel NYM

Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abuabu),
ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis,
sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal
dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam. Gambar berikut ini merupakan contoh dari kabel
NYM.

Gambar 2.25. Kabel NYM

7
c. Kabel NYAF

Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut
berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibelitas yang tinggi. Gambar berikut ini merupakan contoh dari kabel NYAF.

Gambar 2.26. Kabel NYAF

d. Kabel NYY

Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya berwarna hitam), ada yang
berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel
tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya
lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan
yang tidak disukai tikus. Gambar Berikut ini merupakan contoh dari kabel NYY.

Gambar 2.27. Kabel NYY

e. Kabel NYFGbY

Kabel NYFGbY digunakan untuk keperluan instalasi listrik bawah tanah,


ruangan, saluran-saluran dan pada tempat-tempat yang terbuka yang
membutuhkan perlindungan terhadap gangguan mekanis, atau untuk tekanan
rentangan yang tinggi selama dipasang dan dioperasikan.

8
Gambar 2.28 Kabel NYFGbY

f. Kabel BCC

Kabel Bare Copper Conductor (BCC) merupakan kawat tembaga telanjang yang
biasanya digunakan untuk saluran udara dan kabel tanah. Konduktor jenis BCC
ini digunakan untuk transmisi daya saluran udara. Kabel BCC sering digunakan
dalam instalasi penyalur petir dan pentanahan.

Kawat penghantar adalah penghantar yang tidak diberi isolasi, misalnya


penghantar berlubang (Hollow Conductor), BC (Bare Conductor), ACSR
(Allumunium Conductor Steel Reinforced). Berikut ini merupakan beberapa tipe
kawat penghantar yang sering digunakan dalam instalasi listrik:

a. Kawat Penghantar ACSR (Alluminium Conduct Steel Reinforced) Kawat


penghantar ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium
berinti kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran transmisi tegangan
tinggi, dimana jarak antara menara atau tiang berjauhan, mencapai ratusan meter,
maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat
penghantar ACSR.

Gambar 2.30. Kawat penghantar ACSR

9
b. Kawat Penghantar AAAC (All Alluminium Alloy Conductor)

Kawat penghantar ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran


logam, keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk
memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium
6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya
hantarnya lebih baik.

Gambar 2.31. Gambar Kawat penghantar AAAC

Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar


harus diperhatikan pada saat pemasangan. Hal tersebut di atas diperlukan untuk
mendapatkan kesatuan pengertian mengenai penggunaan sesuatu warna atau
warna loreng yang digunakan untuk mengenal penghantare guna keseragaman dan
mempertingi keamanan.

a. Penggunaan warna loreng Hijau – kuning

Warna hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar


pembumian, pengaman dan penghantar yang menghubungkan ikatan penyama
tegangan ke bumi.

b. Penggunaan warna biru

Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada
instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna
biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna
biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi tersebut tidak
terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak untuk kabel
pentanahan.

c. Penggunaan warna kabel berinti tunggal

10
Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan hanya mengunakan
kabel dengan satu warna., khususnya warna hitam. Jika diperlukan warna lain
untuk penandaan disarankan mengunakan warna cokelat.

d. Pengenal untuk inti atau rel

Untuk kabel dengan isolasi dari bahan polyethylene disingkat dengan PE,
polyvinyl chloride disingkat dengan PVC, cross linked polyethylene disingkat
dengan XLPE. e. Warna untuk kabel berselubung berinti tunggal

Kabel berselubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral, kawat
tengah atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang
terlihat ( bagian yang dikupas selubungnya ) dibalut isolasi khusus yang berwarna.
Untuk instalasi listrik - Fasa R merah - Fasa S kuning - Fasa T hitam - netral
biru Untuk pelengkapan listrik - U / X merah - V / Y kuning - W / Z hitam -
Arde loreng hijau – kuning

f. Warna selubung kabel ditentukan sebagai berikut :

- Kabel berisolasi tegangan pengenal (500 V) putih - Kabel udara berisolasi PE,
PVC, XPLPE (600 – 1000 V) hitam - Kabel tanah berselubung PE dan PVC (600
– 1000 V) hitam - Kabel tanah berselubung PE, PVC > 1000 V merah

1.2.4 STOP KONTAK


Stop Kontak
Stop Kontak terdiri dari dua bagian utama yaitu :
a. Bagian Dasar atau kaki
Terbuat dari porselin, keramik atau bahan isolator lainya dan sekaligus dudukan
stop kontak yang di sekrup pada tembok atau kayu. Pada bagian ini juga terdapat
tiga buah titik kontak hubung untuk, kawat penghantar , fasa, netral, PE.
b. Bagian Penutup
Adalah merupakan pelindung dari bagian dasar/kakinya, selain sebagai pelindung
juga memberikan keindahaan dari stop kontak tersebut. Bagian penutup ini
bisasnya terbuat dari ebonit atau plastik.
Klasifikasi Stop Kontak
Berdasarkan cara pemasangan stop kontak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

11
 pemasangan stop kontak diluar tembok (Outbow), perlu roset, pipa pelindung.
 Pemasangan stop kontak didalam tembok(Inbow) , perlu inbowdus dan pipa.
Selain stop kontak seperti diatas dipasaran banyak tersedia berbagai
macam jenis stop kontak , ada stop kontak yang sudah dikombinasikan dengan
sakelar dan bahkan dilengkapi dengan lampu tanda /indikator, fungsinnya
memberi tanda keberadaan stop kontak dalam keadaan gelap.

1.2.5 FITTING

Fiting adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk memasang atau
menempatkan bola lampu yang digunakan sebagai penerangan untuk menyalakan
dan memadamkan lampu fiting biasanya dihubungkan dengan sakelar.

Fiting terdiri dari dua bagian yaitu :


 Bagian dalam , merupakan penghantar arus listrik yang terdiri dari
hantaran fasa dan hantaran nol. Kedua hantaran tersebut disekat oleh
bahan isoaltor yang ada pada badannya.
 Bagian Luar, Merupakan bahan isolasi yang merupakan penutup dari
fiting, dengan maksud agar sipemakai tidak kena aliran listrik pada waktu
memasang bola lampu.
Konstruksi Fiting
Berdasarkan konstruksinya kita mengenal 2 macam fiting yaitu :
 Fiting Ulir, cara pemasangan Bola lampu dengan cara memutar, fiting
jenis ini banyak disukai karena lebih kuat.
 Fiting Bayonet , cara pemasangan bola lampu dengan cara
ditekan/ditusukan seperti memasang bayonet pada senjata panjang.

12
 Bentuk fiting tusuk ini ada dua sbb :
1. fiting tusuk biasa
2. fiting tusuk putar.
Penggunaan dan Pemasangan Fiting
Berdasarkan pengunaan dan pemasangan dalam instalasi penerangan ,
fiting dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu :
a. Fiting Duduk, pemasangan langsung didudukkan pada tempatnya (
dilangit-langit, dinding-dinding, bangku-bangku ), bahan dari bakelit,
ebonit, porselin.
b. Fiting gantung, pemasangan digantung pada langit-langit, menggunakan
kabel snur yg dilengkapi dengan tali diikat pada cincin fiting sebagai
penahan berat fiting dan armaturnya.
c. Fiting Kombinasi, Fiting yang dilengkapi dengan stop kontak sebagai
tempat pengambilan arus listrik yang dibantu oleh steker.
d. Fiting kedap Air, fiting yang tidak mudah dimasuki air, fiting ini biasanya
dipasang pada tempat yang kedap air( lembab).
1.2.6 Lampu

Menurut SNI 03-6575-2001, dalam pemilihan lampu, ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu tampak warna yang dinyatakan dalam temperatur warna dan
efek warna yang dinyatakan dalam indeks renderasi warna. Temperatur warna
yang lebih besar dari 5300 Kelvin tampak warnanya dingin, 3300 ~ 5300 Kelvin
tampak warnanya sedang dan lebih kecil dari 3300 Kelvin tampak warnanya
hangat. Indeks renderasi warna dinyatakan dengan angka 0 sampai dengan 100,
dimana angka 100 menyatakan warna benda yang dilihat akan sesuai dengan
warna aslinya. Lampu pijar dan lampu halogen mempunyai indeks renderasi
warna mendekati 100. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada butir 4.4 perihal
kualitas warna cahaya.

Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "lampu"


dapat juga berarti bola lampu. Lampu pertama kali ditemukan oleh Sir Joseph
William Swan. Lihat pencahayaan untuk pembahasan lebih lanjut. Lampu Listrik
adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik.
Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang dihasilkan oleh

13
pembangkit listrik terpusat (Centrally Generated Electric Power) seperti PLN dan
Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan Aki.

Di zaman modern ini, Lampu Listrik telah menjadi salah satu alat listrik
yang paling penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya lampu listrik, kita
dapat melakukan berbagai kegiatan pada malam hari, memperindah Interior
maupun Eksterior rumah, penerang ruangan yang gelap ataupun sebagai Indikator
tanda-tanda bahaya. Sebelum ditemukan lampu listrik, manusia pada saat itu
menggunakan lilin, lampu minyak dan api unggun sebagai alat penerang pada
malam hari.

Banyak yang beranggapan bahwa yang paling pertama kali menemukan


Lampu Listrik adalah Thomas Alva Edison (1847-1931) dari Amerika Serikat.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena sebelum Thomas Alva Edison,
telah banyak ilmuwan yang menciptakan berbagai jenis lampu listrik dengan
bermacam-macam bahan dan teknik, akan tetapi penemuan-penemuan mereka
tersebut tidak praktis, tidak bertahan lama, boros listrik dan harganya pun sangat
mahal.

Namun, Thomas Alva Edison merupakan ilmuwan pertama yang


menemukan lampu pijar (Incandescent lamp) komersial yang dapat tahan lama,
penggunaan listrik yang lebih hemat dan juga dengan bahan yang lebih murah.
Lampu Listrik temuan Thomas Alva Edison inilah yang digunakan oleh khalayak
ramai dan hingga saat ini kita masih menikmati hasil penemuannya ini. Lampu
Pijar pertama yang ditemukan oleh Thomas Alva Edison pada tanggal 22 Oktober
1879 hanya dapat bertahan hingga 13,5 jam.

Simbol Lampu Listrik dalam Elektronika

14
Jenis lampu listrik dibedakan menjadi dua yaitu lampu pijar dan lampu
pelepasan gas (SNI 03-6575-2001).
a. Lampu Pijar
Lampu pijar menghasilkan cahayanya dengan pemanasan listrik dari kawat
filamennya pada temperatur yang tinggi. Temperatur ini memberi radiasi dalam
daerah tampak dari spektrum radiasi yang dihasilkan. Komponen utama lampu
pijar terdiri dari : filamen, bola lampu, gas pengisi dan kaki lampu (fitting).
1. Filamen Makin tinggi temperatur filamen, makin besar energi yang
jatuh pada spektrum radiasi tampak dan makin besar efikasi dari lampu. Pada saat
ini jenis filamen yang dipakai adalah tungsten.
2. Bola Lampu Filamen suatu lampu pijar ditutup rapat dengan selubung
gelas yang dinamakan bola lampu. Bentuk bola lampu bermacam-macam dan juga
warna gelasnya. Bentuk bola (bentuk A), jamur (bentuk E), bentuk lilin dan lustre
dengan bola lampu bening, susu atau buram dan dengan warna merah, hijau, biru
atau kuning (SNI No. 04-1704-1989 ).

3. Gas Pengisi
Penguapan filamen dikurangi dengan diisinya bola lampu dengan gas
inert. Gas yang umumnya dipakai adalah Nitrogen dan Argon.
4. Kaki Lampu
Untuk pemakaian umum, tersedia dua jenis yaitu : kaki lampu berulir dan
kaki lampu bayonet, yang diindentifikasikan dengan huruf E (edison) dan B
(Bayonet), selanjutnya diikuti dengan angka yang menyatakan diameter kaki
lampu dalam milimeter (E27, E14dan lain-lain). Bahan kaki lampu dari
alumunium atau kuningan.
Terdapat dua jenis lampu pijar khusus yaitu lampu reflektor dan lampu
halogen:
1. Lampu Reflektor
Lampu pijar yang mempunyai reflektor yang terbuat dari lapisan metal
tipis pada permukaan dalam dari bola lampu yang memberikan arah intensitas
cahaya yang dipilih. Reflektor dalam tidak boleh rusak, korosi atau
terkontaminasi.

15
Ada dua jenis lampu berreflektor yaitu jenis Pressed glass dan jenis Blown
bulb.
1. Lampu Pressed glass, adalah lampu yang kokoh dan gelas tahan panas.
Gelas depan mempunyai beberapa jenis pancaran cahaya seperti spot, flood, wide
flood. Lampu ini dapat dipasang langsung sebagai pasangan instalasi luar, tahan
terhadap cuaca.
2. Lampu Blown bulb, menyerupai lampu pressed glass, tetapi lampu ini
hanya dipasang di dalam ruangan.

2. Lampu Halogen
Lampu Halogen adalah Lampu pijar biasa yang mempunyai filamen
temperatur tinggi dan menyebabkan partikel tungsten akan menguap serta
berkondensasi pada dinding bola lampu yang selanjutnya mengakibatkan
penghitaman. Lampu halogen berisi gas halogen (iodine, chlorine, chromine) yang
dapat mencegah penghitaman lampu.

3. Lampu Pelepasan Gas


Lampu ini tidak sama bekerjanya seperti lampu pijar. Lampu ini bekerja
berdasarkan pelepasan elektron secara terus menerus di dalam uap yang diionisasi.
Kadang-kadang dikombinasikan dengan fosfor yang dapat berpendar. Pada
umumnya lampu ini tidak dapat bekerja tanpa balast sebagai pembatas arus pada
sirkit lampu. Lampu pelepasan gas mempunyai tekanan gas tinggi atau tekanan
gas rendah. Gas yang dipakai adalah merkuri atau natrium. Salah satu lampu
pelepasan gas tekanan rendah dan memakai merkuri adalah lampu fluoresen
tabung atau disebut TL (Tube Lamp). Pada lampu fluoresen tabung, sebagian
besar cahayanya dihasilkan oleh bubuk fluoresen pada dinding bola lampu yang
diaktifkan oleh energi ultraviolet dari pelepasan energi elektron. Umumnya lampu
ini berbentuk panjang yang mempunyai elektroda pada kedua ujungnya, berisi uap
merkuri pada tekanan rendah dengan gas inert untuk penyalaannya. Jenis fosfor
pada permukaan bagian dalam tabung lampu menentukan jumlah dan warna
cahaya yang dihasilkan. Lampu fluoresen mempunyai diameter antara lain 26 mm

16
dan 38 mm, mempunyai bermacam-macam warna; merah, kuning, hijau, putih,
daylight dan lain-lain serta tersedia dalam bentuk bulat (TLE).
Lampu fluoresen mempunyai dua sistem penyalaan, yaitu memakai starter
dan tanpa starter. Starternya dibahas dalam butir 5.2.1. Lampu fluoresen jenis
tanpa starter antara lain TL-RS, TL-X dan TL-M. Ada dua jenis lampu fluoresen
tanpa starter yaitu rapid start dan instant start. Bentuk lampu fluoresen dapat
berbentuk miniatur dan ada yang dilengkapi dengan balast dan starter dalam satu
selungkup gelas dan kaki lampunya sesuai dengan kaki lampu pijar . Lampu ini
memakai balast elektronik atau balast konvensional dan disebut lampu fluoresen
kompak. Lampu ini mengkonsumsi hanya 25% energi dibandingkan dengan
lampu pijar untuk fluks luminus yang sama serta umurnya lebih panjang.

1.2.7. STEKER ATAU STAKER


Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena
memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik
yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik,
ditancapkan pada kanal 1.1 sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan.

Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:
 Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-
alat listrik berdaya rendah, misalnya lampu atau radio kecil, dengan
sumber listrik atau stop kontak.
 Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang
berdaya besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya,
dengan sumber listrik atau stop kontak. Steker jenis ini dilengkapi dengan
lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai pengaman.

17
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ALAT DAN BAHAN

 Lampu 1 buah
 Saklar tunggal 1 buah
 Kotak hubung 1 buah
 Kabel phasa 5 buah
 Kabel grounding 2 buah
 Kabel netral 3 buah
 Fitting 1 buah
 Stop kontak 1 buah
 MCB 1 buah

2.2 DIAGRAM RANGKAIAN

2.2.1 DIAGRAM LOKASI

3 2
L1

S1

18
2.2.2 DIAGRAM PENGAWATAN

2.2.3 CARA KERJA RANGKAIAN

Terdapat 1 saklar tunggal dan 1 lampu sesuai gambar diagram lokasi dan gambar
pengawatan diatas, dimana :
 Apabila saklar ditekan (ON) maka lampu akan hidup
 Apabila saklar ditekan (OFF) maka lampu akan mati

19
2.2.4 LANGKAH KERJA

1. Siapkan semua alat praktikum yang akan digunakan yaitu satu buah sumber
listrik, satu buah kotak hubung, satu buah saklar tunggal, satu buah stop kontak,
satu buah lampu, dan kabel secukupnya.

2. Rangkailah kabel phasa dari sumber arus ke kotak hubung. Pada saklar tunggal
terdapat satu lubang masukan dan keluaran, sambungkan kabel phasa dari kotak
hubung ke lubang masukan saklar tunggal dan sambungkan juga kabel phasa dari
lubang keluaran saklar tunggal ke kotak hubung lalu diteruskan ke lampu.

3. Rangkailah kabel netral dari sumber ke kotak hubung, kemudian sambungkan


kabel netral dari kotak hubung ke lampu dan sambungkan juga kabel netral dari
kotak sambung ke stop kontak.

4. Rangkailah kabel grounding dari sumber ke kotak hubung lalu sambungkan lagi
kabel grounding dari kotak hubung ke stop kontak.

5. Pastikan semua kabel telah terpasang dengan baik dan benar tidak ada kabel
phasa dan netral bergabung, setelah semua kabel sudah terangkai hidupkan MCB
pastikan lampu pada sumber listrik hanya satu yang menyala yang berarti tidak
terjadi kesalahan.

6. Setelah semuanya telah dirasa benar, tekan saklar tunggal untuk menghidupkan
lampu (ON) jika lampu hidup maka berarti instalasi yang kita rangkai telah benar
dan begitu sebaliknya.

20
2.2.4 LAMPIRAN PRATIKUM

Gambar 1 Gambar 2
( Rangkaian Sebelum Saklar di Tekan, ( Rangkaian Setelah Saklar di Tekan,
Lampu Mati dan Stop Kontak Berfungsi ) Lampu Hidup dan Stop Kontak Berfungsi )

21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Mahasiswa dapat memasang instalasi rangkaian saklar tunggal dan stop
kontak dengan baik.
 Dari praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa saat memasang
instalasi rangkaian saklar tunggal dan stop kontak harus diperhatikan kabel
- kabel yang akan disambungkan, sehingga pada saat proses pemasangan
instalasi nanti dapat bekerja dengan baik.

3.2 SARAN
Semoga laporan ini dapat menjadi refrensi bagi semua pihak untuk dapat
lebih mengerti tentang mata kuliah Rancangan Instalasi Penerangan II yang pada
kali ini membahas mengenai “ Instalasi Rangkaian Saklar Tunggal dan Stop
Kontak ”. Selain itu ketika akan menggambar sebaiknya sangat diperhatikan saat
menyambungkan kabel – kabelnya dan saat penyambungan kabel harus benar agar
instalasi dapat bekerja dengan baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://ngelistrik.com/2018/02/17/saklar-tunggal-dan-saklar-ganda-seri/
https://blog.kangmiftah.com/2014/01/cara-pemasangan-saklar-tunggal-dan-saklar-
double.html?m=0
https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-lampu-listrik-simbol-lampu/
http://distributoralatlistrikmurah.blogspot.com/2013/09/sekilas-tentang-junction-
box.html
https://panduanteknisi.com/mengenal-listrik-fasa-netral-dan-ground.html

23

Anda mungkin juga menyukai